Meskipun Qairun menyebut dirinya seorang pelayan, cara bicaranya menyiratkan keangkuhan.Seolah-olah Ratu harus memberikan apa yang dia minta.Namun, setelah memanggil sekian lama, dia tak kunjung mendapat jawaban dari pintu.Sebaliknya, yang datang justru seorang pelayan senior yang tinggalnya lebih jauh.Wajah pelayan senior itu terlihat letih.Sang majikan tidaklah disukai. Alhasil, sekalipun dia adalah pelayan senior, itu tidaklah berpengaruh di hadapan pelayan rendahan dari Paviliun Dharma Senja.Saat melihat Qairun, dia menundukkan kepala dengan hormat."Qairun, tenang dulu, mungkin Ratu belum bangun. Aku akan coba memanggilnya."Qairun menatapnya dengan sombong seraya menegakkan dagunya."Kalau begitu cepatlah!""Iya, ya, aku akan segera masuk."Pelayan senior itu berlari memasuki ruangan dan melihat bahwa sang Ratu sedang berdandan.Dia pun langsung menghampiri sambil tersenyum lebar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Kalau Anda kasih obatnya sekarang, mungkin Kaisar akan
Bibir Yohan menipis bagaikan pisau, dengan kemarahan yang tertahan dalam matanya.Obat yang sebelumnya Ratu berikan sangat efektif. Jadi, dia meminta tabib istana untuk membuatnya. Hanya saja, ada beberapa bahan yang masih belum diketahui, sehingga masih belum ada hasil sampai sekarang.Awalnya, dia mengira bahwa sang Ratu memang baik hati. Namun, ternyata inilah saat-saat yang ditunggunya.Menggunakan obat untuk mengancamnya!Dia memang sangat "baik"!Wajah Yohan tampak acuh tak acuh."Dia bilang apa lagi?"Dahi Qairun dipenuhi bulir-bulir keringat."Ratu bilang, semakin Anda ragu, maka Selir Utama akan semakin menderita.""Kalau Anda tidak setuju, dia akan menghancurkan obatnya, alih-alih menyerahkan obatnya pada Anda.""Ratu juga mengatakan ... seorang pria terhormat akan memegang janjinya dengan teguh, dekret tetap lebih bisa diandalkan. Janji lisan saja tidak cukup, Anda harus ... mengeluarkan dekret."Tubuh Qairun terasa meluruh.Habislah sudah! Mungkinkah Kaisar akan membunuhnya
Setelah kepergian Kaisar, Cristal sang pelayan seketika merasa gelisah."Nyonya, kalau Ratu benar-benar mendapatkan kasih sayang Kaisar, posisi Anda di istana nanti jadi tidak istimewa lagi."Prang! Terdengar suara keras dari dalam kamar.Sebuah vas bunga di dekat kepala tempat tidur terlempar ke luar tirai dan pecah berkeping-keping.Cristal buru-buru membersihkan pecahan itu dan berlutut di lantai."Nyonya, mohon tenanglah!"Selir Utama duduk miring di tempat tidur sambil mencengkeram kasur. Tatapannya begitu dingin dan menakutkan, membuat orang merasakan ketakutan."Mana mungkin Kaisar akan membagi kasih sayangnya pada dia!"Seorang wanita yang reputasinya telah rusak, bagaimana bisa masih berani menyainginya untuk mendapatkan kasih sayang Kaisar? Benar-benar tak tahu diri!Pada saat ini, beberapa selir yang lain tengah berkumpul di suatu tempat.Mereka belum pernah mendapatkan kasih sayang Kaisar. Amarah mereka memang tak sebesar Selir Utama, tetapi bukan berarti mereka menerimanya
Mata gelap dan tajam Yohan mengeluarkan aura dingin sambil menatap wanita di hadapannya.Julia berlutut di atas kasur dengan gaun tidur ringan dan tipisnya.Entah karena dinginnya malam, atau kemarahan Kaisar yang begitu luar biasa, sehingga membuat Julia menundukkan kepalanya dengan seluruh tubuh yang bergetar hebat."Hamba ... hamba adalah Selir Julia dari Istana selir kekaisaran, hamba menghadap kepada Yang Mulia ...."Julia bersusah payah menyelesaikan ucapannya, tenggorokannya menjadi terasa kering.Wajah Yohan terlihat tampan dan dingin.Sikap dingin Yohan membuat orang-orang takut, karena merasa pria itu seperti Dewa Neraka.Meskipun Yohan berbicara dengan nada tenang."Di mana Ratu?" Yohan bertanya sekali lagi.Udara sekitar Julia semakin menipis, hingga dirinya kesulitan bernapas dengan kekuatan yang begitu mengintimidasinya."Sudah kembali, Ratu yang memerintahkan hamba untuk ... menemani Yang Mulia tidur."Leonard yang baru saja mendengar suara itu, segera berlari masuk tanp
Sifa merasa sangat aneh karena Kaisar tiba-tiba datang ke Istana Rubi."Untuk apa Kaisar ke sini?"Soraya melihat ekspresi Sifa yang seperti sedang melihat orang asing."Kamu benar-benar tidak tahu? Ratu kita bahkan berusaha keras untuk mendapatkan undangan di siang hari, tapi di malam hari malah meminta Selir Julia untuk menggantikannya ke kamar tidur. Bukankah ini jelas-jelas memperlihatkan Ratu sedang mempermainkan Kaisar!""Kaisar adalah penguasa tertinggi! Bagaimana bisa Kaisar mentoleransi kemarahannya ini!""Ratu, mohon segera mengganti pakaian, nyawa kami ada di tangan Anda."Nabila kebingungan."Kapan aku bilang mau melayaninya!"Nabila sudah gila!Soraya juga bingung.Apa pemikiran Soraya salah?Tapi bukan cuma Soraya yang berpikir seperti itu!Bagaimanapun juga, siapa yang tidak berusaha untuk mendapatkan keistimewaan untuk diri sendiri di istana ini? Lalu apa ada orang yang berjuang agar orang lain yang mendapat kesempatan melayani Kaisar di atas kasur? Apa mereka bodoh?Se
Bagaimana bisa itu dia!Ekspresi Nabila membeku, dan telapak tangannya sedikit menghangat.Pria di depan Nabila terlihat persis seperti pria yang bertarung dengannya hari itu!Tidak, lebih tepatnya, mereka adalah orang yang sama!Wajah yang sama-sama tampan, tatapan yang dalam, dan aura membunuh yang tajam.Setelah pertemuan pertama, Nabila berprasangka pria itu adalah pengawal Kaisar.Faktanya pria itu adalah Kaisar Yohan!Tidak disangka Kaisar manja itu ternyata punya kemampuan bela diri yang sangat tinggi.Nabila mengenali Yohan, tapi sepertinya Yohan tidak sadar jika orang di hadapannya, adalah wanita pembunuh yang bertarung melawannya 2 kali."Apa Ratu akan terus menatapku seperti ini?" Suara Yohan terdengar tidak enak.Nabila segera menarik pemikirannya itu dan menundukkan tatapannya."Maafkan ketidaksopanan hamba."Nabila terlihat tenang, namun kenyataannya dia masih dalam kondisi terkejut.Ini pertama kalinya Yohan melihat wajah Nabila dari dekat.Terakhir kali Yohan melihat Na
Wajah Nabila yang dicekik berubah memucat."Semua itu tercantum dalam surat keluarga.""Surat keluarga?" Yohan tidak bisa memercayainya.Kemudian Yohan memerintahkan Nabila untuk mengambil surat keluarga yang disebutkannya itu.Soraya yang berada di luar merasa terperangah.Darimana surat keluarga itu?Soraya membalikkan kepalanya ....Astaga! Mengagetkanku saja!Sejak kapan Sifa kembali?Dan apa yang Sifa pegang di tangannya?Sifa mengabaikan Soraya yang diam terpaku dan segera masuk ke aula dalam."Yang Mulia, ini surat yang dikirimkan tuan hari ini."Yohan melonggarkan tangannya lalu memeriksa surat itu secara pribadi.Surat itu ditulis dengan gaya bahasa seorang ayah untuk putrinya."Anakku Nadine, kamu bilang sebelumnya kalau kamu ingin mengambil tanggung jawab Ratu sepenuhnya dan menjaga para selir layaknya saudarimu. Aku sangat senang sebagai seorang ayah, aku berhasil menemukan beberapa informasi, dan aku harap aku bisa membantumu ...."Isi surat itu tidak hanya menyebutkan ten
Nabila perlahan mengangkat kepalanya, matanya terlihat tenang seperti air yang tidak beriak."Yang Mulia, hamba diam sebelumnya dan melanggar amarah Anda, hamba akan merenung siang dan malam dengan perasaan bersalah, dan hamba benar-benar tidak layak untuk melayani Yang Mulia."Mata Yohan telihat dingin dan dalam, menyembunyikan sedikit bahaya."Akhirnya Ratu punya kesadaran diri.""Ayo ke Paviliun Dharma Senja."...Tubuh Sifa jatuh dan dia menyandarkan tubuhnya pada ujung meja, setelah kepergian Kaisar."Ratu, Anda benar-benar menakuti hamba."Sifa memberi saran dengan khawatir ketika melihat tidak ada siapa pun di sekitarnya."Ratu, Kaisar tidak mengistimewakan Selir Julia, Anda sudah gagal kalau ingin dia memecahkan hak istimewa milik Selir Utama.""Tidak cuma itu, tapi kita juga sudah menyinggung Kaisar dan membuat permusuhan di antara Selir Utama dengan Selir Julia. Bukankah situasi kita lebih buruk?"Nabila tidak berpikir dia gagal.Nabila berkata dengan tenang."Hubungan Selir
Selir Nita adalah orang yang mengurus harem sebelum Kaisar menikah.Sekarang sudah ada Ratu di dalam harem, tapi Ratu harus mengajar di Aula Bela Diri. Jadi Selir Nita masih memiliki kekuasaan untuk mengurus Istana Keenam.Jarang-jarang Selir Nita dipanggil oleh Kaisar. Setelah Ibu Suri mengetahui hal ini, dia segera memanggil Selir Nita.Istana Giok.Selir Nita cemberut pada saat ini.Ibu Suri semakin merasa penasaran, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Selir Nita menatap Ibu Suri dan berkata dengan sedih."Kaisar memintaku untuk mengadakan pertemuan puisi untuk pria dan wanita yang belum menikah .... Bibi! Bukankah aku akan menjadi makcomblang!"Tidak peduli bagaimanapun juga dia adalah selir keluarga kekaisaran, bagaimana mungkin dia melakukan hal ini!Entah apa yang dipikirkan oleh Kaisar!Ibu Suri segera menyangkal."Apa yang kamu bicarakan? Makcomblang sama sekali tidak enak didengar, kamu adalah dewi pencari jodoh."Selir Nita berkata di dalam hati, 'Dewi pencari jodoh?'Hal ini sam
Suasana di dalam ruangan dalam Istana Safir sunyi senyap.Tatapan Yohan yang gelap menatap Nabila yang sedang tidur di atas tempat tidur.Beberapa waktu yang lalu Nabila bahkan masih sedang berkemas dan berkata ingin pergi ke Kerajaan Jaming untuk memeriksa hal ini, tapi dia jatuh pingsan setelah berjalan beberapa langkah ....Baru pada saat itulah Yohan menyadari jika Nabila sama sekali masih belum sadar.Tatapan Nabila begitu tajam sampai membuatnya mengira dia sudah sadar.Orang lain akan membuat masalah, menghancurkan barang, bahkan sampai muntah-muntah saat mabuk.Tapi ratunya malah memedulikan urusan negara saat masih mabuk.Bagaimana Yohan bisa menyalahkannya?Hanya saja, bohong jika Yohan tidak cemburu dengan para wanita yang menyukai Nabila.Ekspresi Yohan gelap dan tidak jelas, kemudian dia berdiri dan menurunkan tirai kelambu.Tidak lama kemudian jubah yang mewah dilempar keluar dari tirai.Suara rendah dan menggoda pria terdengar dari dalam tirai."Nabila, lahirkan anak unt
Nabila mengetahui jika meminum terlalu banyak arak akan menimbulkan masalah.Hanya saja, arak malam ini disiapkan dengan cermat oleh Fiona. Nabila sama sekali tidak merasakan apa pun saat meminum arak ini, seperti sedang meminum air putih. Jadi Nabila meminum beberapa gelas lebih banyak dan tanpa sadar sudah mabuk.Nabila hanya ingin berbaring dan tidur sejenak, tapi telinganya berdengung pada saat ini, entah siapa yang sedang berbicara.Plak!Nabila mengangkat tangannya untuk mengusir suara itu, tapi Nabila tidak mengetahui jika dia sedang menampar Yohan.Meskipun ini hanya tamparan ringan, semua orang merasa terkejut saat melihat hal ini.Terutama para pengawal.Kedua orang di sisi Nabila sudah dibawa pergi. Yohan ingin menggendong Nabila untuk meninggalkan tempat ini, tapi malah ditampar olehnya.Raut wajahnya terlihat buruk saat ini, bahkan menjadi lebih masam saat mendengar Fiona sedang "mengangkat selir" di sisi yang lain."Dafka!""Hadir!""Penjarakan orang yang buat masalah!""
Fiona adalah orang yang pasti akan membalas dendamnya.Dia tidak menyerang Yohan karena Nabila.Karena Nabila benar-benar menyukai Yohan.Tidak disangka sikap mengalahnya malah diganti dengan tuntutan Yohan yang tiada habisnya.Ingin mengusirnya dari Negara Naki?Huh!Tunggu saja!Dia akan mengacaukan harem Yohan!Fiona mengetahui jika orang yang sebelum ini menyukai Yolo telah melepaskan hal ini setelah menikah dengan orang lain. Tapi beberapa orang tersisa yang tidak bisa melepaskan hal ini dan juga tidak memiliki keinginan untuk menikah, bisa menghabiskan kehidupan mereka dengan siapa saja.Fiona kembali berkata."Kehidupan di istana benar-benar sangat indah!""Setiap istana kecil di dalamnya sangat indah dan mewah, kalian tidak perlu memusingkan masalah makanan di masa depan.""Kaisar Yohan hanya menyukai Yang Mulia Ratu. Kalian cuma memenuhi harem dan menambah anggota harem saja.""Hal terpenting adalah, kalau kalian bisa berteman dengan Ratu, kalian bisa menjadi ibu angkat dari a
Semua orang di dalam ruangan menatap Nabila dengan tatapan rumit sambil menyatakan perasaan mereka.Fiona tidak takut masalah ini membesar, dia menarik Nabila ke dalam ruangan, lalu menutup pintu."Sayangku, mereka semua sudah lama ingin bertemu denganmu untuk melepas rindu.""Sekarang kamu sudah menjadi Ratu dan berutang satu penjelasan pada mereka!"Seorang wanita berkata pada saat ini.Wanita itu menggigit bibirnya dan bertanya."Yolo. Salah, Yang Mulia Ratu ... apakah kamu tahu aku masih belum menikah sampai sekarang demi kamu! Kenapa ... kenapa kamu adalah perempuan!"Nabila menatap Fiona dengan kesal.Fiona malah tersenyum dengan lebar.Apa yang ingin dilakukan oleh Fiona?Dulu Fiona akan berusaha keras untuk mengusir mereka saat mereka mendekati dirinya, tapi sekarang Fiona malah mengumpulkan mereka.Ekspresi Nabila terlihat tenang, dia tersenyum tipis pada saat ini."Fiona, baik sekali kamu mengumpulkan mereka semua."Hanya saja, tidak peduli bagaimanapun juga dia berutang satu
Pembelajaran di Aula Bela Diri dimulai. Para murid memperkenalkan diri.Nabila mengenal beberapa jenderal di antaranya.Sementara itu, Nabila tidak mengenal mereka hanyalah rakyat jelata. Mereka memperkenalkan diri satu per satu."Aku Jeremias Permana, warga Kota Senan.""Aku Rendi Kusnadi, sekarang tinggal di Kota Zordo. Mengabdi pada negara dan membunuh musuh adalah cita-citaku!""Aku Kendrian Sumanto. Aku sudah mengagumi Mayor Jenderal dari dulu! Aku khusus membuatkan puisi untukmu ...."...Pada akhirnya, giliran orang terakhir. Orang itu berdiri, tetapi tidak berbicara panjang lebar seperti yang lain. Dia memiliki aura tentara yang penuh kepercayaan diri.Dia berkata dengan tenang, "Aku Keno Anderson."Nabila menatap orang itu. Entah mengapa, ada sedikit rasa familier.Nabila sekali lagi membaca latar belakang keluarga orang itu. Tidak ada kejanggalan.Raut wajah Keno cakap sehingga diledek oleh orang lain."Kalau yang seperti Saudara Keno maju ke medan perang, pasukan musuh mungk
Pangeran Rio tidak tahu bagaimana dirinya meninggalkan penjara.Pangeran Rio linglung sehingga langkahnya sempoyongan.Seperti kehilangan jiwa, seperti mayat berjalan."Pangeran ...." Aldo merasa sangat bersalah.Jika dia menjaga pangeran dengan baik pada malam itu, pangeran tidak akan dianiaya oleh wanita siluman itu!Pangeran Rio mengentakkan tangan Aldo yang ingin memegangnya."Jangan sentuh aku." Suara yang serak itu menunjukkan keputusasaan Pangeran Rio.Di Ruang Kerja Istana.Yohan mengernyit ketika melihat Pangeran Rio berwajah lesu."Ada masalah apa?"Pangeran Rio langsung berlutut di lantai."Kaisar, Fiona ...."Setelah sesaat, Pangeran Rio tidak bisa berbicara secara jelas. Dia hanya menyebut nama Fiona.Yohan menebak, mungkinkah Fiona adalah seorang pria?Jika tidak, mengapa Pangeran Rio begitu putus asa?...Di Istana Rubi."Fiona hamil, hamil anak Pangeran Rio?" Nabila benar-benar terkejut.Yohan juga tercengang ketika baru mendengar hal itu.Lalu, Yohan berpikir. Jika Fio
Nabila dapat mendengar bahwa nada suara Yohan agak aneh.Dia menimang wajah Yohan dan bertanya dengan serius, "Kaisar ingin menangis?"Yohan terkesiap.Nabila sungguh tidak punya hati!Kemudian, Nabila mencium sudut mulut Yohan dengan pelan, seperti dielus menggunakan bulu."Kaisar, bisakah aku memelukmu?"Yohan mengangguk.Detik berikutnya, Nabila berdiri dan membungkukkan badan, lalu mengulurkan tangan ke bagian belakang lutut Yohan. Nabila ... ingin menggendongnya.Yohan bergegas mundur. Saking panik, Yohan tanpa sengaja menjatuhkan kursi. "Ratu! Apa yang ingin kamu lakukan?""Peluk kamu." Nabila memiringkan kepala dengan bingung. Implikasinya adalah, "Kamu sudah setuju, 'kan? Kenapa malah menghindar?".Yohan tercengang."Mana ada yang memeluk pria dengan cara sepertimu?"Nabila menganggapnya apa?Berilah muka padanya!Nabila menjelaskan dengan tenang,"Saat ada orang yang terluka di medan perang, aku juga memeluknya dengan seperti ini."Yohan tidak bisa berkata-kata. Dia berujar de
Begitu Nabila masuk ke Istana Giok, Putri Agung pergi menyambutnya."Ma ...." Putri Agung nyaris salah memanggil. Dia mengoreksi, "Yang Mulia Ratu."Nabila bersikap acuh tak acuh. Dia memberi hormat pada Ibu Suri.Tatapan mata Ibu Suri tampak ramah, juga sedikit kaku."Tidak perlu memberi hormat. Duduklah."Lalu, Ibu Suri berdalih, "Aku lelah. Bibi Asih, antar aku ke dalam untuk istirahat.""Baik."Setelah Ibu Suri pergi, hanya ada Putri Agung di aula luar.Nabila sadar bahwa bukan Ibu Suri yang mencarinya, melainkan Putri Agung.Putri Agung bertanya dengan prihatin."Bagaimana kabar Ratu akhir-akhir ini?"Nabila mengangguk."Baik."Putri Agung tidak bertele-tele. Dia langsung mengungkapkan tujuan kedatangannya."Aku yang meminta Ibu memanggilmu kemari.""Aula Bela Diri dibangun kembali. Aku ingin menjadi murid pendamping. Apakah bisa?"Ekspresi Nabila tenang."Tuan Putri seharusnya menanyakan hal ini pada Kaisar."Putri Agung mendengus."Kaisar? Dia tidak setuju.""Kaisar bilang, aku