Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak
Ruang Kerja Istana.Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin."Ratu menginginkan Cap Emas?"Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran."Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang."Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya.""Hamba mengerti!"....Di luar Ruang Kerja Istana.Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila."Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja.""
Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k
Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega
Ibu Suri kemudian bertanya kepada pelayan yang melaporkan kejadian itu, "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ribut begini? Siapa yang memulai?"Pelayan itu pun menjawab."Beberapa selir ... mereka kesal dengan Selir Nita. Awalnya mereka berdebat, tapi kemudian malah bertengkar secara fisik. Selir Nita dikepung beberapa orang sampai tidak bisa membela diri ....""Begitu rupanya!" Ibu Suri yang hanya menyaksikan dari jauh, langsung merasa cemas setelah mendengar sang keponakan mengalami kesulitan."Di mana Ratu? Apa dia cuma diam saja?"...Istana Rubi.Nita yang lahir di keluarga kaya jelas tidak pernah mendapat penghinaan seperti ini.Sejak masuk istana, Kaisar tak pernah mengasihinya, itu membuat gadis sepertinya begitu menderita.Kini, ada yang berani mengolok-oloknya. Mereka mengatakan bahwa dia tak pantas berada di posisinya, terlebih lagi karena hanya mengandalkan Ibu Suri, yang merupakan bibinya.Tentu saja hal itu membuatnya tak mampu menahan amarahnya.Entah siapa yang mem
Dalam ruang bawah tanah yang gelap dan sempit, mereka bertemu pada saat yang tidak seharusnya.Sebuah pertarungan antara hidup dan mati.Alis pria itu menukik tajam. Mata sipitnya menyiratkan hasrat membunuh yang terasa begitu nyata.Nabila tidak mengenakan jubah untuk menyamar ataupun penutup wajah.Jika tak yakin mampu membunuhnya dalam sekali serangan, ada baiknya dia tak bergerak. Andai terbongkar bahwa dirinya mahir bela diri, maka identitasnya sebagai pembunuh pasti akan terbongkar.Terlebih lagi, dia berbeda dengan Kaisar. Dia tak pernah membunuh seseorang yang tak bersalah.Pria ini bukanlah orang yang kejam dan jahat, dia hanya sekadar menjalankan perintah.Sembari berpacu dengan pikirannya, Nabila mencari celah untuk melarikan diri."Siapa kamu? Kenapa bisa ada di sini?"Yohan menatap dengan tajam.Ternyata sang Ratu tak mengenali dirinya.Wajar saja, mereka hanya pernah bertemu dua kali.Pada malam pernikahan, di dalam tenda yang remang-remang.Lalu, pada malam saat menangka
Tatapan Nabila menjadi dingin.Nabila tidak ingin melakukan banyak penjelasan. Meski dia mau menawarkan racun ini, tidak mungkin semudah itu, dia butuh melakukan akupunktur berkala sesuai kondisi pasien. Pertama-tama, dia tidak mungkin menawar racun dalam sekali pengobatan. Kedua, orang yang terkena racun, juga tidak bisa tahan kalau langsung menawar racun."Beri tahu aku siapa yang memberimu racun ini?"Ancam dia?Nada bicara Yohan juga sangat tegas."Tawar racun ini dulu."Keduanya sangat keras kepala hanya karena tidak percaya.Tatapan Yohan menjadi dingin. "Kalau tidak menawarkan racun ini, kamu tidak perlu keluar dari sini lagi ...."Karena Nabila sudah mengetahui rahasianya, dia tidak berencana membiarkan Nabila hidup.Setelah mendengar ini, tatapan Nabila menjadi dingin.Benar-benar bocah yang tak tahu berterima kasih!Tiba-tiba, tatapan Nabila menatap ke kasur yang putih.Dia menemukan kalau pembuka pintu rahasia itu ada di kasur.Setelah dia tekan, tiba-tiba keluar lubang.Saa
Nabila hanya mengetahui informasi yang disampaikan ibunya pada hari pernikahan saat itu.Kali ini, Yumba mengungkapkan lebih banyak."Setelah nona dikembalikan, dia terus muntah-muntah.""Yang dia muntahkan bukanlah sisa makanan, melainkan sisa kotoran manusia.""Mereka memaksa nona menelan semua itu ....""Bahkan, tidak cuma sekadar menghina nona, mereka juga dengan kejamnya memakai penjepit besi yang dipanaskan buat menyiksa nona ... tabib mengatakan, nona tidak akan bisa punya anak lagi!"Tidak bisa memiliki anak adalah sebuah bencana besar bagi seorang wanita.Yumba tersedak beberapa kali hingga tak mampu melanjutkan perkataannya.Pada akhirnya, dia hanya bisa menutupi wajahnya sambil menangis pilu.Bibir Nabila mengeras hingga membentuk sebuah garis lurus, matanya dipenuhi dengan amarah, yang memancarkan hasrat untuk membunuh.Ruangan yang sempit itu pun dipenuhi aura dingin yang mengerikan.Perlu waktu yang lama sebelum emosi Yumba akhirnya mereda.Lalu, dia kembali berlutut di h
Pangeran Rio tidak tahu bagaimana dirinya meninggalkan penjara.Pangeran Rio linglung sehingga langkahnya sempoyongan.Seperti kehilangan jiwa, seperti mayat berjalan."Pangeran ...." Aldo merasa sangat bersalah.Jika dia menjaga pangeran dengan baik pada malam itu, pangeran tidak akan dianiaya oleh wanita siluman itu!Pangeran Rio mengentakkan tangan Aldo yang ingin memegangnya."Jangan sentuh aku." Suara yang serak itu menunjukkan keputusasaan Pangeran Rio.Di Ruang Kerja Istana.Yohan mengernyit ketika melihat Pangeran Rio berwajah lesu."Ada masalah apa?"Pangeran Rio langsung berlutut di lantai."Kaisar, Fiona ...."Setelah sesaat, Pangeran Rio tidak bisa berbicara secara jelas. Dia hanya menyebut nama Fiona.Yohan menebak, mungkinkah Fiona adalah seorang pria?Jika tidak, mengapa Pangeran Rio begitu putus asa?...Di Istana Rubi."Fiona hamil, hamil anak Pangeran Rio?" Nabila benar-benar terkejut.Yohan juga tercengang ketika baru mendengar hal itu.Lalu, Yohan berpikir. Jika Fio
Nabila dapat mendengar bahwa nada suara Yohan agak aneh.Dia menimang wajah Yohan dan bertanya dengan serius, "Kaisar ingin menangis?"Yohan terkesiap.Nabila sungguh tidak punya hati!Kemudian, Nabila mencium sudut mulut Yohan dengan pelan, seperti dielus menggunakan bulu."Kaisar, bisakah aku memelukmu?"Yohan mengangguk.Detik berikutnya, Nabila berdiri dan membungkukkan badan, lalu mengulurkan tangan ke bagian belakang lutut Yohan. Nabila ... ingin menggendongnya.Yohan bergegas mundur. Saking panik, Yohan tanpa sengaja menjatuhkan kursi. "Ratu! Apa yang ingin kamu lakukan?""Peluk kamu." Nabila memiringkan kepala dengan bingung. Implikasinya adalah, "Kamu sudah setuju, 'kan? Kenapa malah menghindar?".Yohan tercengang."Mana ada yang memeluk pria dengan cara sepertimu?"Nabila menganggapnya apa?Berilah muka padanya!Nabila menjelaskan dengan tenang,"Saat ada orang yang terluka di medan perang, aku juga memeluknya dengan seperti ini."Yohan tidak bisa berkata-kata. Dia berujar de
Begitu Nabila masuk ke Istana Giok, Putri Agung pergi menyambutnya."Ma ...." Putri Agung nyaris salah memanggil. Dia mengoreksi, "Yang Mulia Ratu."Nabila bersikap acuh tak acuh. Dia memberi hormat pada Ibu Suri.Tatapan mata Ibu Suri tampak ramah, juga sedikit kaku."Tidak perlu memberi hormat. Duduklah."Lalu, Ibu Suri berdalih, "Aku lelah. Bibi Asih, antar aku ke dalam untuk istirahat.""Baik."Setelah Ibu Suri pergi, hanya ada Putri Agung di aula luar.Nabila sadar bahwa bukan Ibu Suri yang mencarinya, melainkan Putri Agung.Putri Agung bertanya dengan prihatin."Bagaimana kabar Ratu akhir-akhir ini?"Nabila mengangguk."Baik."Putri Agung tidak bertele-tele. Dia langsung mengungkapkan tujuan kedatangannya."Aku yang meminta Ibu memanggilmu kemari.""Aula Bela Diri dibangun kembali. Aku ingin menjadi murid pendamping. Apakah bisa?"Ekspresi Nabila tenang."Tuan Putri seharusnya menanyakan hal ini pada Kaisar."Putri Agung mendengus."Kaisar? Dia tidak setuju.""Kaisar bilang, aku
Di Istana Rubi.Para selir datang untuk memberi hormat, tetapi memiliki pikiran masing-masing.Mereka tidak tahu apakah ratu baru ini mudah bergaul atau tidak. Para selir sangat berhati-hati.Selir Nita angkat bicara."Dengar-dengar, Yang Mulia Ratu akan mengajar di Aula Bela Diri. Aku bahkan mengira itu adalah kabar angin."Nabila minum teh dengan santai. Setiap gerakannya membawa aura sang pemimpin, penuh wibawa.Usai minum teh, Nabila berkata dengan tenang."Kalau tidak ada urusan lain, kalian bubar saja."Para selir beranjak dari kursi dan serempak memberi hormat."Baik, Yang Mulia Ratu."Selir Nita menatap wajah ratu. Rasanya tidak ada perbedaan dengan mantan ratu."Selir Nita, apakah ada sesuatu di wajahku?" Nabila melirik Selir Nita. Selir Nita langsung ketakutan.Selir Nita panik seperti orang yang tertangkap basah saat melakukan kejahatan.Selir Nita langsung menundukkan kepala."Ti ... tidak. Yang Mulia Ratu, aku mohon pamit."Tidak hanya Selir Nita. Ibu Suri juga mendengar k
Hanya dalam beberapa hari, murid Aula Bela Diri yang telah diseleksi mencapai 30 orang.Ada pejabat yang pernah maju ke medan perang dan menjadi jenderal. Ada juga pelajar yang punya banyak pemahaman tentang seni perang dan ingin berdedikasi kepada negara.Bagaimanapun, itu bertujuan untuk membina jenderal unggul. Rakyat biasa tidak memenuhi kualifikasi.Untuk saat ini, ada tiga guru di Aula Bela Diri.Selain Nabila, ada seseorang yang mengajar tentang strategi sastra seperti letak geografis, kertas rancangan formasi pasukan, dan cara membuat kode rahasia. Guru satunya lagi mengajarkan tentang cara mengidentifikasi orang, mempekerjakan orang, dan perang psikologis.Sebelum pembelajaran di Aula Bela Diri dimulai, Nabila sudah sangat sibuk.Nabila harus memikirkan apa saja yang bisa dia ajarkan dan metode pengajarannya.Pada malam hari, Yohan mendatangi Istana Rubi. Di atas meja Nabila, ada banyak buku perang dan daftar nama murid Aula Bela Diri.Yohan mengambil daftar nama murid Aula Be
"Dalang di balik Derina pasti bukan Kerajaan Jaming," ucap Nabila dengan yakin.Jika bukan Kerajaan Jaming, siapakah dalangnya?Nabila dan Yohan tidak memiliki jawaban untuk itu.Pada saat yang sama.Di dalam penginapan di pinggir kota.Pria yang mengenakan pakaian brokat polos berdiri di sebelah jendela dan menerawangi Istana Kekaisaran Negara Naki di kejauhan.Jika menjadikan dunia sebagai permainan catur, dia harus proaktif.Sayangnya, saingannya telah kehilangan ambisi dan bersedia menjadi seorang istri....Yohan memerintahkan Tobias untuk menyelidiki tentang Derina secara mendalam.Situasi di dunia tidak dapat diprediksi.Apa yang harus Yohan lakukan adalah memperkuat Negara Naki hingga dapat melawan musuh dari luar dan tidak perlu takut pada apa pun.Pada malam ini, Yohan dan Nabila membahas tentang restrukturisasi militer hingga larut malam."Tentang restrukturisasi yang gurumu ajukan, kurasa itu bisa dijalankan, tapi aku tetap ingin mendengar pendapatmu."Nabila telah membaca
Nabila mengernyit seraya menanyai Yohan,"Anakmu?"Yohan merasa itu konyol."Bukan punyaku."Seketika, Yohan kepikiran sesuatu. "Jangan-jangan ...."Dalam kekacauan di kuil leluhur waktu itu, Denia membawa seorang anak yang mirip Yohan dan mengakuinya sebagai keturunan Yohan.Setelah kekalahan Sekte Aziz, anak itu juga dimasukkan ke dalam penjara.Kemudian, menurut hasil penyelidikan Pangeran Rio, anak itu telah dimanfaatkan oleh Sekte Aziz dan direbut dari orang tua kandungnya.Telah dipastikan bahwa keluarga itu tidak memiliki kaitan dengan Sekte Aziz, maka Pangeran Rio mengirim kembali anak itu kepada orang tuanya....Agar anak itu tidak beromong kosong di depan gerbang istana, Dafka membawanya ke dalam istana untuk diinterogasi.Benar seperti dugaan Yohan, memang anak itu.Anak itu mengenakan pakaian yang sama seperti di hari itu, tetapi wajahnya tirus.Begitu bertemu dengan Yohan, anak itu bertanya dengan sedih,"Ayah, kenapa kamu tidak menginginkanku?"Tatapan mata Yohan dingin.
Ada kata-kata yang tidak ingin Yohan pendam di dalam hati. Yohan menginginkan jawaban pasti.Yohan menatap lurus pada Nabila dan bertanya,"Antara aku dan Joseph, mana yang lebih kamu cintai? Kamu bisa bersikap lembut pada Joseph, tapi kenapa selalu bersikap cuek padaku? Nabila, kamu tidak pernah mengatakan apa yang telah kamu katakan pada Joseph kepadaku ...."Kalimat paling mengharukan yang pernah Nabila katakan padanya adalah menyukainya.Walau hanya satu kalimat itu, Yohan sudah sangat puas kala itu.Akan tetapi, sekarang Yohan menginginkan lebih banyak. Yohan tidak sabar ingin mendengar Nabila sangat mencintainya dan tidak dapat berpisah darinya.Terhadap keluhan sebanyak itu dari Yohan, Nabila hanya bertanya,"Apa yang telah kukatakan pada Joseph?"Dia sendiri bahkan tidak tahu. Mengapa Yohan bisa tahu?Yohan berujar dengan serius,"Kamu memanggilnya 'sayang' ...."Nabila mengernyit.Pada akhirnya, Nabila memberi penjelasan dengan sungguh-sungguh."Kalian itu berbeda. Kamu adalah
Kehidupan bahagia selalu singkat.Pada hari ketiga setelah pernikahan, Yohan kembali memimpin pemerintahan.Dulu, Yohan selalu bangun pagi dan tidak pernah lalai.Kini, setelah bersama pujaan hatinya, Yohan enggan bangun.Kemarin malam, Yohan beristirahat di Istana Rubi. Begitu membuka mata, Yohan secara naluriah ingin memeluk orang di sisinya, tetapi tidak ada orang.Yohan tersentak kaget. Yohan langsung bangun dan menyibak tirai."Di mana Ratu?"Leonard yang berjaga di aula luar segera masuk dan melapor,"Kaisar, Yang Mulia Ratu sudah bangun sejak subuh, sedang latihan di luar!"Leonard juga tertakjub-takjub oleh hal itu.Ratu yang dulunya adalah personel militer bahkan bangun lebih pagi dibanding kaisar.Yohan tahu Nabila memiliki kebiasaan untuk bangun pagi dan latihan bela diri, tetapi tidak menyangka Nabila akan bangun sepagi itu.Di luar aula.Nabila memakai pakaian kasual. Rambutnya diikat dengan tinggi dan berayun sesuai gerakannya. Dari jauh, Nabila tampak seperti pemuda gaga