Share

Bab 10

Penulis: Shana
Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat.

"Salam hormat, Kakak Ipar!"

Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.

Sifa tercengang saat melihat Rio.

Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!

Andai saja Nabila menikah dengannya ....

Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.

Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.

Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara.

"Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"

Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak."

"Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi suatu saat nanti Kaisar akan menyukai Anda."

Rio berkata dengan lembut, seolah telah mengenal Nabila sejak lama.

Nabila mempunyai kesan baik terhadap Rio. Melihat dia memakai pakaian putih, ingatan yang telah lama terkunci itu terlintas di benaknya. Rasa cinta dan sakit hati bergumul di hatinya.

"Terima kasih banyak."

Nabila tidak membutuhkan cinta dari Yohan.

Dia belajar bela diri bukan untuk menyenangkan hati laki-laki.

Di dalam Istana Giok.

Ibu Suri sedang memberi arahan pada Nabila.

"Sebagai Ratu, kamu harus bertanggung jawab atas semua selir di Istana Harem, bahkan pelayan."

"Selain itu kamu juga berkewajiban menegur hal-hal yang kurang pantas."

"Misalnya, saat ini Kaisar hanya mencintai Selir Utama, seorang Ratu harus menegurnya agar Kaisar bisa membagi kasih sayangnya kepada seluruh selirnya secara merata. Dengan begitu, hak dan kewajiban semua pihak bisa berjalan seimbang."

"Jangan meremehkan Istana Harem, di balik para selir itu ada dinasti sebelumnya."

Nabila terlihat menyimak nasihat Ibu Suri dengan serius, tapi sebenarnya dia sedang memikirkan hal lain.

Dia sudah tinggal di istana selama dua hari, tentu saja dia tidak lupa dengan dendam yang dibawanya.

Malam ini, Nabila berniat menyelidiki Paviliun Dharma Senja.

Sementara itu di Paviliun Dharma Senja.

Pembordir istana mengirimkan gaun baru, permukaan gaun yang terbuat dari satin itu berkilau dengan mewah.

Seorang pelayan berkata dengan nada bicara memuji.

"Selir Utama, Kaisar begitu mencintai Anda. Kaisar mempersembahkan kain satin berkilau terbaik dari Daerah Binta khusus untuk anda. Kalau anda memakainya malam ini saat melayani Kaisar, beliau pasti tidak bisa mengalihkan pandangannya dari anda!"

Cindy tersenyum dengan menawan.

Tapi tiba-tiba senyumannya memudar. Dia menatap ke arah bordiran bunga bakung di pakaian itu. Ekspresinya terlihat marah.

"Apa-apaan bordiran itu?!"

"Selir Utama, tolong jangan marah."

"Bunga bakung itu berjumlah 80 kuntum, bawa pergi benda ini dari sini!" Selir Utama berkata dengan pelan, dia membuang gaun baru itu tanpa meliriknya sedikit pun.

Pelayan itu juga merasa bahwa ini terlalu kejam, bunga bakung berjumlah 80 kuntum, itu ada hubungannya dengan kematian.

Hari ini, ada 30 orang lebih penjahit di pembordir istana mati secara misterius. Orang-orang di istana panik, mereka takut hal ini bisa memantik kemarahan Cindy.

Malam harinya, Kaisar mendatangi Paviliun Dharma Senja. Terdengar suara manja tiada henti dari dalam tempat itu.

"Yang Mulia, bordiran itu terlalu jelek, bagaimana mungkin aku memakainya ke luar istana? Apa menurut Kaisar, aku bersalah?"

"Kamu tidak salah, pembordir itu layak dibunuh." Kaisar memang sangat memanjakan Selir Utama.

Tiba-tiba, Kaisar melihat ke arah langit-langit. Dia mengayunkan jubah panjangnya, sebuah senjata rahasia yang keluar dari jubah panjangnya terbang melesat ke arah langit-langit.

Senjata tersembunyi itu melesat terbang menembus langit-langit, sesosok bayangan hitam terlihat di atas atap.

Pada saat ini, penjaga paviliun baru menyadari kalau ternyata ada pembunuh yang mencoba menyusup ke Paviliun Dharma Senja. Mereka mengeluarkan senjata mereka dan bersiap menyerang penyusup itu.

Mereka naik ke atap dan mencoba mengepung si penyusup. Tapi ternyata penyusup itu menghilang menjadi kepulan asap dengan cepat dan tanpa jejak. Sepertinya penyusup itu sudah sangat terlatih.

Para pengawal itu belum pernah melihat keanehan ini sebelumnya, mereka semua bertatapan dengan bingung.

Sebenarnya itu adalah salah satu keahlian Nabila.

Bahkan gurunya juga memuji bakat Nabila yang langka ini.

Malam ini, Nabila berhasil menyelinap ke Paviliun Dharma Senja, bahkan berhasil mengelabui pengawal dan menghindari mekanisme jebakan rahasia. Tapi sayangnya dia tidak bisa menghindari Kaisar Tiran itu.

Sepertinya tenaga dalam yang dikuasai Kaisar sudah sangat tinggi, dia bisa merasakan keberadaan orang lain.

Sepertinya Nabila sudah terlalu meremehkan musuhnya.

Saat dirinya hendak meninggalkan Paviliun Dharma Senja, tiba-tiba sesosok bayangan menghalangi jalannya.

Rambut hitam laki-laki itu terlihat acak-acakan. Bagian depan jubah hitam yang dikenakannya sedikit terbuka. Jakun yang terlihat di lehernya memanjang sampai otot dan tulang bagian bawah lehernya. Aura kejam dan suram memancar dari tubuhnya.

Laki-laki itu tidak membawa senjata apa-apa, dia menyerang Nabila dengan tangan kosong.

Nabila bisa merasakan bahwa orang yang berada di hadapannya itu sangat kuat.

Tapi Nabila tidak mau menyerah begitu saja. Dengan menggunakan pakaian yang praktis, dia bisa bergerak di kegelapan malam dengan cekatan. Gadis itu berhasil menghindari setiap serangan laki-laki itu dan mampu melakukan gerakan jungkir balik di udara dengan luwes. Dia mendarat di belakang laki-laki itu seperti ikan kecil yang melompati gerbang naga.

Pada saat ini, Nabila mengeluarkan panah pendek dari dalam lengan bajunya.

Yohan mengerutkan keningnya.

Penyusup ini sangat kuat!

Kecepatannya saja lebih hebat darinya.

Tapi bukan berarti penyusup itu tidak mempunyai kekurangan.

Dia memiringkan badannya untuk menghindari panah itu dan meletakkan telapak tangannya di pinggang Nabila pada saat bersamaan.

Tubuh Nabila terhuyung ke arah depan, dia lantas menggertakkan telapak kakinya dan membalikkan badannya dengan cepat.

Rambut panjangnya tergerai dan membentuk lengkungan indah di udara.

Yohan menyipitkan matanya.

Wanita?

Nabila mengerutkan keningnya.

Ada bekas luka di belakang pinggangnya.

Tidak disangka pria itu bisa melihatnya dan menyerang bagian itu.

Nabila penasaran, siapa sebenarnya laki-laki itu?

Apa dia pengawal rahasia Kaisar?

Para pengawal berkumpul dari segala arah.

Nabila harus mengakhiri pertarungan ini, dia mengeluarkan bom asap sekali lagi dan melarikan diri secepat kilat.

Namun, penglihatan Yohan sangat tajam. Dia mampu menangkap pergerakan sosok misterius yang melarikan diri dengan kecepatan tinggi itu.

Istana Rubi.

Begitu Nabila tiba, Sifa langsung membantunya berganti pakaian dan menyembunyikan baju yang dikenakannya tadi.

"Ratu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja." Nabila mengerutkan alisnya dengan kuat.

Luka lama di pinggangnya kembali kambuh karena serangan laki-laki tadi.

Nabila mandi dengan menggunakan air hangat. Begitu Sifa keluar dari aula dalam, dia bertemu seseorang.

Laki-laki itu berjalan keluar dari cahaya dan bayangan, wajahnya tampan, dia mengenakan jubah naga untuk menunjukkan statusnya yang tinggi. Rambutnya diikat, dia mengenakan mahkota yang dihiasi batu giok berwarna ungu.

Sepertinya dia Kaisar.

Sifa tercengang saat melihat wajah Kaisar untuk pertama kalinya.

Dia tidak menyangka bahwa ternyata Kaisar setampan itu. Kaisar terlihat seperti iblis yang diceritakan di buku bergambar, begitu tampan dan menawan.

Tapi ... dia juga terlihat menyeramkan, seperti Dewa Neraka yang siap mencabut nyawa!

"Hamba memberi hormat pada Kaisar!"

Yohan berjalan masuk menuju aula dalam.

Dia yakin kalau penyusup itu masuk ke Istana Rubi.

Ada luka di bagian belakang pinggangnya, Kaisar hanya perlu memeriksanya.

Saat Nabila masih berendam di bak mandi, seseorang tiba-tiba menerobos masuk.

Dia membelakangi laki-laki itu dan berkata, "Kaisar, tolong maafkan Hamba yang tidak bisa berdiri untuk memberi hormat."

Tatapan Yohan terlihat tajam.

Untuk apa dia mandi tengah malam begini?

"Ratu, berdirilah!"

Nabila menggenggam tangannya dengan kuat.

Apa Kaisar menaruh curiga padanya?

"Ratu, apa kamu tidak dengar?" Kaisar berjalan mendekat.

Nabila duduk di dalam bak mandi tanpa mengenakan sehelai pakaian pun.

Dia bisa merasakan tatapan tajam laki-laki yang berdiri di belakangnya.

Tatapannya bagaikan panah yang menusuknya.

Kalau dia berdiri, bekas luka di pinggangnya akan terlihat.

Pada saat ini, tatapan Yohan terlihat dingin.

Dilihat dari sudut ini, siluet tubuh Ratu dan penyusup tadi terlihat mirip.

Kaisar melangkah dengan langkah besar, dia mencengkeram pundak Nabila dan memaksanya keluar dari bak mandi.

Zrasss!

Komen (111)
goodnovel comment avatar
Arsen Kamil
kurang bgus PKI uang segala
goodnovel comment avatar
Andrea Lovely
tolong kasih masukan apa yg harus aku lakukan bab yg aku baca sdh 380 tiba tiba kembali ke bab 1
goodnovel comment avatar
Amor Fati
mana iklannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 11

    Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 12

    Ruang Kerja Istana.Kaisar yang sedang melakukan evaluasi itu menghentikan gerakannya, tatapannya terlihat dingin."Ratu menginginkan Cap Emas?"Kasim yang menyampaikan pesan itu terlihat gemetaran."Benar, Yang Mulia. Ratu menunggu di luar untuk meminta Cap Emas."Saat ini, Cap Emas itu berada di tangan Cindy.Bukankah Ratu sengaja mencari masalah?!Kasim itu ketakutan dan berkeringat dingin, dia takut Kaisar akan melampiaskan kemarahan padanya.Sesosok bayangan terlihat dari jendela di belakang takhta berukir naga.Cahaya terang dan gelap terlihat di wajah Kaisar, mata panjangnya yang sipit itu terlihat tajam dan berbahaya seperti mata elang."Katakan padanya, kalau dia terus merasa gelisah, aku akan membuangnya.""Hamba mengerti!"....Di luar Ruang Kerja Istana.Tatapan Nabila terlihat tenang, ekspresinya datar, dia terlihat seperti tidak peduli dengan urusan dunia.Kasim itu menyampaikan pesan kasar dan mencoba membujuk Nabila."Ratu, sebaiknya anda kembali ke Istana Rubi saja.""

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 13

    Di Paviliun Dharma Senja, Cindy merasakan sakit kepala yang tak tertahankan.Di aula dalam, tabib sedang memberikan akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.Di kursi kayu cendana di aula luar, Kaisar duduk dengan penuh wibawa seraya mengerutkan alisnya."Mana orang yang dikirimkan ke Istana Rubi?""Begitu selesai mengatakannya, seorang pelayan istana pun datang dengan tergopoh-gopoh."Yang Mulia! Ratu bilang kalau obatnya hanya sedikit, jadi tidak bisa diberikan ...."Tatapan Yohan yang setajam bilah pedang membuat sang lawan bicara menjadi gelisah."Suruh Ratu segera ke sini!"Kemarahan sang Kaisar membuat tak seorang pun berani menunda perintahnya.Tidak lama kemudian, kasim yang dikirim untuk kedua kalinya ke Istana Rubi telah kembali.Kasim itu menyampaikan laporan sambil berlutut di tanah dengan gemetaran."Yang Mulia, Ratu ... Ratu sudah istirahat."Prang!Yohan mengibaskan lengan rampingnya, cangkir kaca yang berada di atas meja seketika hancur berkeping-keping karenanya.Dia k

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 14

    Istana Giok.Ibu Suri tampak penuh kasih sayang, tetapi perkataannya penuh dengan pertimbangan."Ratu, kamu sudah memegang Cap Emas sekarang. Jadi, mengatur urusan harem pasti menjadi jauh lebih mudah.""Misalnya, memperjelas aturan jadwal tidur para selir.""Tidak masalah buat selir yang baru masuk. Tapi yang sudah lama tentu saja tidak boleh diabaikan.""Terutama yang sudah senior seperti Selir Felicia dan Selir Nita. Mereka tidak boleh sampai kecewa.""Apalagi kalau kamu bisa memastikan agar Kaisar memperlakukan semua selir dengan adil. Mereka pasti akan menghormati dan menghargaimu, juga mendukungmu.""Dengan begitu, kamu juga bisa mengelola harem dengan lebih baik ...."Nabila mengangguk menandakan persetujuan."Yang Ibu Suri katakan memanglah benar.""Saat di rumah, ibuku juga selalu mengajarkan bahwa ketenangan dalam rumah tangga sangat penting. Dengan begitu, kepala keluarga bisa fokus dengan urusan luar. Itulah kewajiban seorang wanita."Ibu Suri pun mengangguk puas."Aku lega

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 15

    Ibu Suri kemudian bertanya kepada pelayan yang melaporkan kejadian itu, "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa tiba-tiba ribut begini? Siapa yang memulai?"Pelayan itu pun menjawab."Beberapa selir ... mereka kesal dengan Selir Nita. Awalnya mereka berdebat, tapi kemudian malah bertengkar secara fisik. Selir Nita dikepung beberapa orang sampai tidak bisa membela diri ....""Begitu rupanya!" Ibu Suri yang hanya menyaksikan dari jauh, langsung merasa cemas setelah mendengar sang keponakan mengalami kesulitan."Di mana Ratu? Apa dia cuma diam saja?"...Istana Rubi.Nita yang lahir di keluarga kaya jelas tidak pernah mendapat penghinaan seperti ini.Sejak masuk istana, Kaisar tak pernah mengasihinya, itu membuat gadis sepertinya begitu menderita.Kini, ada yang berani mengolok-oloknya. Mereka mengatakan bahwa dia tak pantas berada di posisinya, terlebih lagi karena hanya mengandalkan Ibu Suri, yang merupakan bibinya.Tentu saja hal itu membuatnya tak mampu menahan amarahnya.Entah siapa yang mem

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 16

    Dalam ruang bawah tanah yang gelap dan sempit, mereka bertemu pada saat yang tidak seharusnya.Sebuah pertarungan antara hidup dan mati.Alis pria itu menukik tajam. Mata sipitnya menyiratkan hasrat membunuh yang terasa begitu nyata.Nabila tidak mengenakan jubah untuk menyamar ataupun penutup wajah.Jika tak yakin mampu membunuhnya dalam sekali serangan, ada baiknya dia tak bergerak. Andai terbongkar bahwa dirinya mahir bela diri, maka identitasnya sebagai pembunuh pasti akan terbongkar.Terlebih lagi, dia berbeda dengan Kaisar. Dia tak pernah membunuh seseorang yang tak bersalah.Pria ini bukanlah orang yang kejam dan jahat, dia hanya sekadar menjalankan perintah.Sembari berpacu dengan pikirannya, Nabila mencari celah untuk melarikan diri."Siapa kamu? Kenapa bisa ada di sini?"Yohan menatap dengan tajam.Ternyata sang Ratu tak mengenali dirinya.Wajar saja, mereka hanya pernah bertemu dua kali.Pada malam pernikahan, di dalam tenda yang remang-remang.Lalu, pada malam saat menangka

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 17

    Tatapan Nabila menjadi dingin.Nabila tidak ingin melakukan banyak penjelasan. Meski dia mau menawarkan racun ini, tidak mungkin semudah itu, dia butuh melakukan akupunktur berkala sesuai kondisi pasien. Pertama-tama, dia tidak mungkin menawar racun dalam sekali pengobatan. Kedua, orang yang terkena racun, juga tidak bisa tahan kalau langsung menawar racun."Beri tahu aku siapa yang memberimu racun ini?"Ancam dia?Nada bicara Yohan juga sangat tegas."Tawar racun ini dulu."Keduanya sangat keras kepala hanya karena tidak percaya.Tatapan Yohan menjadi dingin. "Kalau tidak menawarkan racun ini, kamu tidak perlu keluar dari sini lagi ...."Karena Nabila sudah mengetahui rahasianya, dia tidak berencana membiarkan Nabila hidup.Setelah mendengar ini, tatapan Nabila menjadi dingin.Benar-benar bocah yang tak tahu berterima kasih!Tiba-tiba, tatapan Nabila menatap ke kasur yang putih.Dia menemukan kalau pembuka pintu rahasia itu ada di kasur.Setelah dia tekan, tiba-tiba keluar lubang.Saa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 18

    Nabila hanya mengetahui informasi yang disampaikan ibunya pada hari pernikahan saat itu.Kali ini, Yumba mengungkapkan lebih banyak."Setelah nona dikembalikan, dia terus muntah-muntah.""Yang dia muntahkan bukanlah sisa makanan, melainkan sisa kotoran manusia.""Mereka memaksa nona menelan semua itu ....""Bahkan, tidak cuma sekadar menghina nona, mereka juga dengan kejamnya memakai penjepit besi yang dipanaskan buat menyiksa nona ... tabib mengatakan, nona tidak akan bisa punya anak lagi!"Tidak bisa memiliki anak adalah sebuah bencana besar bagi seorang wanita.Yumba tersedak beberapa kali hingga tak mampu melanjutkan perkataannya.Pada akhirnya, dia hanya bisa menutupi wajahnya sambil menangis pilu.Bibir Nabila mengeras hingga membentuk sebuah garis lurus, matanya dipenuhi dengan amarah, yang memancarkan hasrat untuk membunuh.Ruangan yang sempit itu pun dipenuhi aura dingin yang mengerikan.Perlu waktu yang lama sebelum emosi Yumba akhirnya mereda.Lalu, dia kembali berlutut di h

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 980

    Mirna buru-buru memberi penjelasan pada Marisa yang salah paham."Tidak, tidak, kamu salah paham. Bukan aku, tapi Ratu. Aku menginginkan obat itu untuk Ratu."Mustahil Nadine dapat mempunyai anak.Akan tetapi, Nabila masih memiliki harapan.Sebagai ibu, Mirna tidak dapat melakukan sesuatu untuknya di saat Nabila masih kecil. Sekarang, Mirna sudah terbebas dari segala belenggu dan akhirnya dapat melakukan sesuatu untuk putri-putrinya.Meskipun Mirna hanya sendiri, tidak punya pemahaman tentang ilmu pengobatan, dan bertenaga kecil, Mirna punya sepasang kaki yang dapat berkelana di seluruh negara, juga punya mulut yang bisa menanyai semua tabib genius.Warga Provinsi Zenas juga mendengar kabar bahwa ratu keguguran selama perang berlangsung dan tidak dapat hamil lagi.Marisa merenung sejenak, lalu berucap dengan waswas."Fisik setiap orang berbeda. Harus didiagnosis dulu untuk bisa mengobati penyakit Yang Mulia Ratu secara akurat.""Jadi, aku tidak bisa memberi kepastian untuk saat ini.""

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 979

    Meskipun Meisi berhasil menemukan konde giok, dia tidak tahu apa rahasia yang ada di baliknya.Meisi hanya ingat bahwa ayah dan ibu mengatakan konde giok itu sangat penting.Jika tidak, Meisi pasti sudah membuangnya sejak lama.Sekarang, pemerintah mengadakan pencarian berhadiah untuk konde giok itu. Itu pasti bukan barang biasa.Meisi pun berangan-angan ....Di sampingnya, Jaila menggerutu.Apa gunanya konde giok itu? Itu tidak dapat membantunya menjadi selir kaisar."Kita kembali ke Kota Zordo besok!" Meisi sangat mementingkan separuh konde giok itu. Dia secara khusus menyimpannya ke dalam kotak cantik.Jaila sudah tidak sabar ingin kembali ke Kota Zordo.Jaila bertanya dengan cemberut,"Ibu sudah menemukan cara untuk berbaikan dengan Ayah?"...Di Kota Zordo.Perjamuan Musim Gugur sedang diadakan di istana.Kaisar dan ratu duduk di atas panggung, memandangi semua pejabat.Perjamuan Musim Gugur kali ini sangat ramai. Kaisar secara resmi memberi penghargaan pada para pejabat yang tela

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 978

    Di Ruang Kerja Istana.Usai memberi laporan, Pangeran Rio mengutarakan kekhawatirannya."Kaisar, Kerajaan Jaming dengan spontan setuju untuk memberikan kompensasi berupa tanah. Pasti ada motif tersembunyi. Dengar-dengar, ada sejumlah besar pengungsi dari Kerajaan Jaming yang sedang menuju ke wilayah selatan akhir-akhir ini. Itu adalah kota baru yang akan menjadi wilayah Negara Naki.""Kalau Kerajaan Jaming sengaja melakukannya, Negara Naki akan menemui banyak kesulitan dalam mengelola kota-kota itu di masa mendatang."Yohan mengangguk dengan tenang.Yohan juga sudah mendengar tentang itu.Tidak hanya Kerajaan Jaming, kerajaan-kerajaan lain juga menirunya.Mereka mengungkapkan motif mereka secara terbuka.Akan tetapi, itu lebih baik daripada mereka mengambil tindakan secara diam-diam sehingga tidak dapat diantisipasi.Masalah-masalah yang dihadapi Negara Naki saat ini adalah masalah yang terlihat, yaitu migrasi pengungsi.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Ada banyak hambatan dalam

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 977

    Nadif keluar dari istana dengan linglung. Wajahnya pucat dan kakinya lemas.Nadif ingin memohon ratu untuk jangan menugaskannya ke daerah.Akan tetapi, ratu menolak untuk menemui Nadif.Sepulangnya ke Kediaman Feno, Nadif jatuh sakit."Aku ayah kandungnya! Kenapa dia bisa begitu kejam?"Pengurus kediaman mengusulkan, "Tuan, Yang Mulia Ratu mungkin akan patuh pada omongan Nyonya."Nyonya yang dimaksud adalah Mirna yang telah bercerai dengan Nadif.Meskipun Mirna sudah bukan nyonya majikan Keluarga Feno, Mirna yang adalah ibu ratu tetap memegang gelar kehormatan. Oleh karena itu, Mirna dihormati dengan panggilan "nyonya".Mendengar itu, mata Nadif berbinar.Benar.Dia bisa pergi mencari Mirna dan menyuruh Mirna memohon belas kasihan untuknya.Akan tetapi, sekarang Mirna sudah dikirim ke Provinsi Zenas, sedangkan dia akan segera berangkat ke kota lain untuk menjalankan tugas dinas ....Berpikir demikian, hati Nadif menegang."Jangan menunda waktu lagi. Siapkan kuas dan tinta!"...Sehari

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 976

    "Begitu pulang ke Kota Zordo, aku akan mengajukan perceraian pada Kaisar!" Pangeran Rio membulatkan hati.Dia bahkan tidak bisa menghabiskan waktu satu hari pun bersamanya!Ekspresi Fiona berubah dari "lembut dan pengertian" menjadi ganas."Apa katamu? Cerai?"Pangeran Rio benar-benar berani memiliki niat seperti itu!"Tidak bisa! Aku tidak setuju!" Tebersit kedinginan di mata Fiona.Bagi Fiona, tidak ada perceraian, hanya ada menjadi janda karena ditinggal mati!Fiona ingin membunuh Pangeran Rio. Muncul seekor kalajengking beracun di mansetnya.Pangeran Rio tidak gentar ketika menyadari niat membunuh Fiona."Kamu ingin membunuh suamimu? Kamu pikir semua prajuritku buta?"Mendengar itu, ekspresi Fiona berubah seketika.Fiona tiba-tiba menangkap kalajengking beracun itu dan memperlihatkannya pada Pangeran Rio sembari tersenyum."Kamu salah paham. Mana mungkin aku membunuhmu? Aku sangat menyayangimu.""Kalajengking banyak nutrisi. Aku ingin memasaknya untukmu."Kalajengking beracun itu m

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 975

    Meisi sama sekali tidak tergiur oleh hadiah yang ditawarkan.Pada poster pencarian berhadiah, tidak dicantumkan siapa pemilik konde giok itu.Akan tetapi, Meisi yang telah berbisnis selama bertahun-tahun dengan peka menyadari bahwa ada rahasia besar di balik pencarian berhadiah tersebut.Oleh karena itu, Meisi segera kembali ke penginapan."Kita pulang ke Kota Gido sekarang juga!"Setelah kematian orang tua dan adiknya, Meisi telah mengirim semua barang peninggalan mereka ke rumahnya di Kota Gido.Meisi hanya membawa harta uang dalam perjalanan ke Kota Zordo kali ini.Dengan demikian, Meisi harus kembali ke Kota Gido untuk menemukan separuh konde giok itu.Jaila kebingungan. Dia bertanya dengan cemas,"Ibu, kenapa harus pulang ke Kota Gido? Kita baru pergi dari Kota Gido .... Apakah karena Ayah? Apakah Ayah tidak menginginkan aku? Apakah Ayah memaksa kita pergi?"Meisi ingin berbicara dengan Jaila di luar karena khawatir ada yang menguping.Akan tetapi, Jaila menangis dengan sedih."Ya

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 974

    Tak terpikir oleh Yohan bahwa Meisi dan Jaila berani mengincarnya!Yohan berpikir, dia terlalu baik hanya menyuruh pengawal mengusir mereka dari istana!Berpikir demikian, Yohan merasa kesal terhadap Nabila."Kenapa kamu tidak beritahukan hal sepenting ini padaku dari awal?"Yohan khawatir Meisi dan Jaila akan mencoba segala cara untuk mencelakai Nabila.Nabila berujar dengan cuek, "Dibanding dengan urusan pemerintah, ini tidak penting."Apalagi dia bisa mengatasinya sendiri.Yohan duduk di sebelah Nabila dan merangkul bahunya. Lalu, dia mengecup kening Nabila."Jadi, aku terlindungi dari jebakan mereka berkat kepintaranmu."Nabila tersenyum. "Baguslah kalau kamu tahu.""Tidak heran kamu mengusulkan agar ayahmu menjadi sekretaris daerah Kota Gido. Ternyata, saat itu kamu sudah tahu dua wanita itu menyusun rencana jahat." Yohan baru sadar.Awalnya, Yohan mengira Nabila tidak senang Nadif menikah lagi, bahkan dengan bibinya.Pada saat yang sama, Yohan juga bingung. "Apa yang ayahmu pikir

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 973

    Wajah Meisi dan Jaila menjadi pucat.Mereka tidak tahu bahwa ada mata-mata ratu di penginapan yang mereka tinggali!Tidak heran ratu mengetahui segalanya.Tidak heran ratu tidak memercayai mereka.Mampus!Jaila teringat akan apa yang telah dia katakan. Napasnya menjadi cepat, telapak tangan dibasahi keringat, dan punggungnya kedinginan.Jaila menggandeng lengan Meisi."Ibu, apa yang harus kita lakukan ...."Meisi juga ingin tahu apa yang bisa mereka lakukan untuk membalikkan keadaan.Dia terlalu ceroboh. Tak terpikir olehnya bahwa ratu memiliki banyak orang berbakat dan dapat menyadap percakapan mereka dengan mudah!Mengapa dia bisa lupa? Ini Kota Zordo, bukan kota kecil seperti Kota Gido!Persaingan antar wanita di Kota Gido sama sekali tidak sebanding dengan kemampuan ratu!Meisi telah meremehkan ratu. Tidak, dia telah meremehkan keluarga kekaisaran!Meisi terlalu buru-buru dan tidak cukup berhati-hati.Sekarang, semuanya sudah terlambat.Nadif menatap Meisi dan Jaila, lalu menoleh p

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 972

    Meisi cerdik dan berpengalaman. Dibanding dengan Jaila jelas tampak panik, dia sangat tenang.Meisi menatap Nabila dan bertanya dengan tenang,"Yang Mulia Ratu, Kakak tahu tentang masalahku dan Nadif kala itu. Kakak juga sudah memberitahukannya padamu. Itu hanya salah paham .... Aku terlalu muda saat itu.""Tapi, apa yang Ratu maksud dengan 'mengikuti jejak' aku? Aku tidak paham apa maksudmu!""Jangan-jangan Ratu mengira kami ingin menghadiri Perjamuan Musim Gugur untuk mendekati Kaisar? Ini terlalu konyol!""Yang Mulia Ratu, semua orang tahu Kaisar hanya mencintaimu. Siapa yang bisa menggantikanmu? Jaila sudah pernah menikah di Kota Gido. Sayangnya, Jaila bernasib malang sepertiku. Suami Jaila mati muda. Jaila punya dua anak laki-laki dan satu anak perempuan, tapi semuanya direbut oleh keluarga suaminya. Mereka bahkan mengusir Jaila.""Kami datang ke Kota Zordo hanya untuk mencari orang yang dapat diandalkan!"Jaila menundukkan kepala. Matanya melirik ke mana-mana karena gugup.Tiba-t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status