Share

Bab 3

Penulis: Shana
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.

Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya.

"Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti."

"Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas."

"Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."

Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri.

"Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."

Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menganggap bahwa Ratu tidak memiliki kemampuan apa-apa.

Senyuman di wajah Ibu Suri memudar.

"Apa yang kamu katakan memang benar, aku masih ingat saat Nita mulai tinggal di istana. Awalnya Kaisar berniat untuk menghabiskan malam dengannya, tapi siapa sangka Cindy malah menghalanginya dan meminta Kaisar datang ke kamarnya."

"Kasihan sekali Nita, aku sebagai bibinya merasa sedih karena tidak bisa bantu apa-apa."

Asih menghela napas.

"Kaisar bisa menunjukkan rasa cinta dan benci dengan jelas, Kaisar sangat menyukai Selir Utama, tidak ada selir lain yang bisa menandinginya. Sepertinya malam ini Ratu harus tidur sendirian."

Ibu Suri juga berpikir demikian.

Dia memang bukan ibu kandung Kaisar, tapi dia sudah merawatnya sejak kecil, tentu saja wanita tua itu paham betul dengan sifat Kaisar.

Kaisar sudah memindahkan seluruh cintanya pada Cindy. Benar, Kaisar hanya menganggapnya sebagai pengganti Selir Kehormatan.

Jika bukan karena mematuhi mendiang Kaisar sebelumnya, pasti Kaisar saat ini sudah menjadikan Cindy sebagai Ratu.

...

Waktu yang tepat pun tiba. Nabila mengenakan gaun pengantin sutra warna-warni dan mahkota dengan tepian giok hijau di kepalanya. Di iringi oleh iringan pengantin serba merah yang sangat panjang dan megah. Dia berjalan di jalan utama yang dilapisi giok.

Di ujung jalan utama terdapat tangga giok putih berukiran sembilan naga.

Setiap Nabila berjalan sebanyak 10 langkah, para pengawal menabuh drum.

Nabila tidak bisa melihat ke depan, dia berjalan dengan dituntun para pelayan.

Dia berdiri tegak dan memberi hormat.

Saat mempelai pria dan wanita saling memberi hormat, tudung yang dikenakan Nabila lepas tertiup angin. Dia pun bisa melihat wajah Kaisar tiran itu.

Wajahnya tampan, kulitnya putih, alisnya lembut. Dia tidak terlihat seperti raja neraka yang digosipkan orang-orang.

Ekspresi Nabila terlihat tenang, tapi sebenarnya dia merasa bingung.

Mempelai pria juga memandangnya sekilas, setelah itu dia memalingkan wajahnya.

Dalam pernikahan Kaisar, mempelai pria dan wanita tidak hanya harus memberi hormat langit dan bumi, tapi juga memberi hormat pada leluhur.

Nabila mampu bertahan selama dua jam, sementara itu kaki Sifa sudah mati rasa.

Kedua mempelai pun masuk ke kamar pengantin.

Saat semua pelayan sudah pergi ke aula luar, Sifa berkata pada Nabila dengan tidak sabar. "Nona, ternyata Kaisar tidak seseram yang kubayangkan!"

Sifa pikir, Yohan adalah seorang Kaisar berwajah jelek dan dingin.

Baru saja Sifa selesai berbicara, tiba-tiba ibu inang berjalan mendekat. Dia mendengar perkataan Sifa, ekspresinya terlihat dingin dan mengoreksi.

"Dasar buta! Dia itu Pangeran Rio yang ditugaskan untuk menggantikan Kaisar di upacara pernikahan!"

"Apa?!" Sifa menganga lebar dan langsung terdiam.

Apa dia tidak salah dengar?

Dalam pernikahan sebesar ini, bisa-bisanya Kaisar meminta orang lain untuk menggantikannya?

Nabila juga merasa bahwa itu adalah hal yang konyol.

Sifa bertanya pada ibu inang itu dengan cepat. "Kenapa harus digantikan Pangeran Rio? Mana Kaisar?"

Setelah merapikan barang-barang di tangannya, ibu inang itu pun menjawab dengan tidak sabar.

"Hari ini adalah peringatan kematian Selir Kehormatan, Kaisar pergi berziarah."

Selesai berbicara, ibu inang itu pergi meninggalkan aula dalam.

Mendengar hal itu, kepala Sifa rasanya mau meledak.

"Nona ... bagaimana bisa Kaisar memperlakukan Nona seperti ini?!"

Peringatan kematian bisa diperingati setiap tahun, tapi pernikahan hanya dilaksanakan sekali seumur hidup!

Lagi pula, apa tidak ada penasihat istana yang menasihati Kaisar saat dia berbuat seperti itu?

Tapi reaksi Nabila jauh lebih tenang dari Sifa.

Dia tidak berniat bersaing dengan para selir untuk mendapat cinta Kaisar, dia menikah hanya karena terpaksa dan demi menjaga nama baik Keluarga Feno. Selain itu dia juga ingin mempertahankan posisinya sebagai Ratu dan membalaskan dendam untuk Nadine.

Dia tidak peduli bagaimana Kaisar akan memperlakukannya seperti apa.

"Kaisar tidak akan datang malam ini, sebaiknya kita rapikan barang-barang di kamar dulu saja," perintah Nabila.

"Baik."

Setelah Sifa melucuti perhiasan yang dikenakan Nabila, tiba-tiba seorang pelayan istana datang dan menyampaikan pesan.

"Ratu, Kaisar sudah kembali, beliau akan segera datang ke sini."

Nabila mengerutkan alisnya, tatapannya tertuju pada hiasan jepit rambut yang tergeletak di atas meja rias.

Jangan-jangan Kaisar hanya berpura-pura?

Kalau Kaisar memang sedang mengunjungi makam selirnya, kenapa tidak sekalian menginap saja?

Apa dia buru-buru kembali ke istana untuk menghabiskan malam pertama dengannya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (42)
goodnovel comment avatar
Mawarni Syahrull
ceritanya bagus dan menantang
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
ky ny ada yg nyampaiin kko kamu cantik
goodnovel comment avatar
budiubaidi83
sungguh pemimpin yg arogan kasim.kaya gituh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 4

    Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 5

    Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 6

    Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 7

    Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 8

    Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat waja

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 9

    Rio merasa sedikit kesal dan mencoba menasihatinya."Apa yang Kaisar lakukan terhadap Ratu itu kejam."Yohan sudah pergi, hanya punggungnya yang terlihat. Meski demikian, wibawanya tetap terasa.Ujung pakaian Yohan tertiup angin, dia menuruni tangga dan melihat ke arah yang jauh. Dia dapat melihat pemandangan seluruh taman istana dan peternakan kuda, termasuk Ratu yang berhasil menaklukkan kuda.Nabila yang menunggangi kuda itu terlihat seperti gadis dalam ingatannya....Karena masih merasa syok, Ibu Suri kembali ke Istana Giok terlebih dulu.Sementara Nabila kembali ke istananya sendiri, Istana Rubi.Menurut aturan kerajaan, para selir harus memberi hormat pada Ratu.Tapi selir yang datang untuk memberi hormat pada Nabila hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit atau sedang mempunyai urusan lain.Nabila juga tidak mau berbasa-basi dengan mereka. Setelah menyapa sebentar, dia lantas menyuruh mereka untuk pergi.Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyampai

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 10

    Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat."Salam hormat, Kakak Ipar!"Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.Sifa tercengang saat melihat Rio.Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!Andai saja Nabila menikah dengannya ....Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara."Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak.""Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 11

    Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1176

    Nia sangat terperanjat.Tak terpikir olehnya bahwa Kaisar Negara Naki akan datang ke Kerajaan Puanin.Kaisar Negara Naki bahkan menjadi suami permaisuri.Nia memerintahkan pelayannya, "Minta Jenderal Yukina ke sini!"Satu jam kemudian, Yukina datang.Yukina juga terkejut setelah mengetahui identitas asli Yohan.Barulah Yukina paham."Kalau Tuan Yohan bukan Kaisar Negara Naki, berarti Yang Mulia memiliki kekasih baru dan tentu tidak akan berpikiran untuk kembali Negara Naki. Kita tidak memikirkan kemungkinan ini."Nia pun tersadarkan dan memahaminya."Tidak heran, tidak heran!""Yang Mulia sangat mencintai Kaisar Yohan, bahkan membawanya pulang ke Kerajaan Puanin. Dengan begitu, kita tidak akan bisa menahan Yang Mulia."Yukina sangat kecewa."Jangankan Yang Mulia tidak ingin tinggal, Kaisar Yohan juga tidak akan memberinya kesempatan untuk tinggal. Kaisar Yohan pasti akan membawa Yang Mulia pergi."Tidak peduli seberapa banyak rencana yang mereka buat, mereka tidak dapat menggoyahkan ci

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1175

    Azriel ditangkap atas perintah Yohan.Yohan menduga bahwa Azriel masih berada di Kerajaan Puanin. Jadi, Yohan memerintahkan para pengawal rahasia untuk menyelidiki.Tak disangka, Azriel berada di Kediaman Yusda.Nia tidak dapat menghentikan pemimpin kerajaan untuk menemui seseorang.Apalagi, Nia sendiri juga berada dalam masalah.Nia tahu betul bahwa Azriel ditangkap karena masalah Toni.Sepertinya dia yang berikutnya.Dengan demikian, Nia hanya bisa melihat dengan tak berdaya saat Azriel dibawa pergi.Azriel dibawa ke dalam istana. Azriel sama sekali tidak kecut hati saat menghadapi Nabila.Nabila duduk di kursinya dengan ekspresi dingin."Apa kamu tahu apa kesalahanmu?"Azriel adalah orang yang keras kepala."Ini bukan ideku, tapi mereka yang ingin melakukannya. Aku hanya berkata apa adanya. Kamu tidak melarangku untuk menceritakan masa lalumu dengan kakakku pada orang lain."Azriel mengeyel.Ekspresi Nabila menjadi dingin."Seret keluar dan beri tiga puluh pukulan!"Azriel merinding

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1174

    Hanya dalam beberapa jam, Toni mengalami kegembiraan dan kepanikan besar.Pemimpin negara yang sebelumnya menunjukkan rasa suka padanya sedang menginterogasinya bak seorang penjahat.Tenggorokan Toni terasa kering, seperti tersumbat sesuatu."Aku ... aku mengagumi Yang Mulia. Sudah lama aku ingin ...."Yohan mencibir."Tampaknya kamu masih belum sadar. Kalau begitu, masuklah ke dalam air biar sadar."Detik berikutnya, Dafka menyeret Toni ke luar.Tindakan Dafka sangat kasar.Toni berteriak panik dan segera berpegangan pada kusen pintu kereta kuda. "Yang Mulia! Jangan! Aku tidak berani membahayakan Yang Mulia! Itu Nyonya Nia .... Nyonya Nia menyuruhku melayani Yang Mulia ...."Nabila melambaikan tangan agar Dafka berhenti.Matahari di bulan Agustus sangat terik.Saking panas, bibir Toni kering dan tubuhnya berkeringat.Toni berlutut di tanah dan mendongak pada orang di dalam kereta kuda."Yang Mulia, aku benar-benar tidak punya motif. Dapat melayani Yang Mulia adalah kehormatanku. Nyony

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1173

    Ekspresi mata Nabila berubah.Akal sehat memberi tahu Nabila bahwa bertemu seseorang yang mirip Joseph di perayaan ulang tahun Nia pasti bukan suatu kebetulan.Nabila menoleh pada Nia.Nia mengangguk padanya dengan acuh tak acuh.Pada saat ini, Yohan menatap pria yang menari dengan pedang itu. Tangan kanannya memegang gelas bir dengan erat. Tatapan mata Yohan dingin.Mengapa wajah itu selalu muncul?Yohan bukan cemburu, tetapi khawatir hati Nabila akan goyah.Yohan ingin mencari tahu siapa dalangnya.Dilihat dari taktik ini, dalangnya jelas telah mencari tahu masa lalu antara Nabila dan Joseph.Para pemuda mempersembahkan tarian pedang dengan energik. Setiap gerakan mereka begitu anggun dan elegan.Pemuda di tengah sangat tampan, dengan kelembutan yang terpancar di matanya.Nabila berpikir dalam hati, butuh banyak usaha untuk menemukan orang yang begitu mirip dengan Joseph.Nabila berpura-pura asyik menonton."Beri hadiah."Melihat itu, Nia merasa menghela napas lega.Kelihatannya, apa

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1172

    Di Kerajaan Jaming.Kaisar Jaming marah besar di Ruang Kerja Istana."Anak durhaka itu! Negara Naki malah mengangkatnya menjadi pejabat di kota perbatasan!"Seorang menteri berujar, "Kaisar, tenanglah. Kerajaan Jaming sudah menaklukkan Kerajaan Suari. Setelah merebut Sahara juga, kita bisa melawan Kerajaan Puanin. Beberapa kota di selatan sudah diberikan kepada Negara Naki. Itu tidak berdampak besar pada kita."Ekspresi Kaisar Jaming menyeramkan."Aku khawatir anak durhaka itu masih berniat untuk memberontak. Negara Naki pasti membebaskannya dengan maksud mengacaukan Kerajaan Jaming.""Sampaikan perintahku, informasi apa pun tentang anak durhaka itu harus dilaporkan padaku."Kaisar Jaming tidak akan membiarkan anak durhaka itu kembali ke Kerajaan Jaming.Menteri mengangguk dengan hormat. "Baik, Kaisar."Kemudian, menteri itu bertanya lagi."Kaisar, Pangeran Hans sudah memberi kontribusi besar kali ini dan seharusnya akan segera kembali ke Kerajaan Jaming. Menurutku, Kaisar harus menunj

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1171

    Pangeran Rio menatap lurus pada Fiona."Bukankah kamu yang ingin tidur seranjang?"Fiona berpikir dalam hati, Pangeran Rio hanya mendengar kata "tidur seranjang" dari kalimat panjang tadi?Fiona menepuk lengan Pangeran Rio."Siapa yang mau tidur bersamamu? Jangan pikir kamu bisa mengambil keuntungan dariku!"Pangeran Rio mengambil kesempatan untuk memegang tangan Fiona. Itu adalah tindakan yang sangat berani.Fiona termangu."Apa, apa yang kamu lakukan?"Apakah Pangeran Rio linglung karena sakit?Pangeran Rio bersikap serius. "Kita ini suami istri. Sekalipun tidur seranjang, tidak berarti ada yang mengambil keuntungan dari yang lain."Sudut mulut Fiona berkedut.Kemudian, Fiona menggunakan tangan satunya untuk menampar kepala Pangeran Rio.Aldo masuk dan melihat Pangeran Rio dipukul.Anehnya, Pangeran Rio malah terkekeh setelah dipukul.Apakah Pangeran Rio menjadi tidak waras karena dipukul?Fiona berdiri dan berteriak pada Aldo."Cepat carikan tabib untuk periksa pangeran kalian."Set

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1170

    Yohan berada di harem, tetapi informasi yang dia terima cukup banyak.Hanya saja dia masih tidak mengerti apa maksud ucapan Nabila.Kerajaan Jaming telah menduduki Kerajaan Suari, siapa yang lebih cemas dari mereka berdua?Nabila menjelaskan."Hari ini aku bertemu Pangeran Hans dari Kerajaan Jaming. Ucapannya setengah benar dan salah, tapi juga membuatku mengetahui beberapa hal.""Kaisar Jaming ingin mengangkat seorang Putra Mahkota, tapi tidak bisa membuat keputusan.""Pangeran Hans ini pergi ke Kerajaan Suari untuk bertugas sebagai penasihat di perkemahan militer Kerajaan Suari. Tujuan sebenarnya adalah membantu Kerajaan Jaming merebut kota Kerajaan Suari dan dengan menggunakan ini sebagai cara untuk melakukan prestasi besar.""Sekarang Kerajaan Jaming sangat kuat dan telah menaklukkan Kerajaan Suari, siapa yang akan mendapat prestasi?"Yohan mengerti."Sepertinya Pangeran Hans telah mencapai prestasi besar dan posisi Putra Mahkota adalah miliknya."Nabila menggelengkan kepalanya lag

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1169

    Pangeran Hans terlihat serius, tidak setenang sebelumnya."Saat itu kakakku dihasut oleh Kerajaan Verto dan bergabung dengan negara lain untuk mengepung Negara Naki.""Saat pertempuran terjadi, Kerajaan Verto tidak mengutus satu pun pasukan yang jauh lebih menjengkelkan daripada Kerajaan Puanin yang mengkhianati aliansi.""Kerajaan Verto menggunakan negara lain untuk menaklukkan dunia.""Kalau bukan karena Negara Naki mengandalkan 'jaring laba-laba' untuk melakukan serangan balik dan membantu, rencana berbahaya Kerajaan Verto akan berhasil.""Sekarang ayahku ingin mengangkat seorang Putra Mahkota, Kerajaan Verto diam-diam membantu semua saudaraku untuk mengendalikan Kerajaan Jaming.""Aku tidak tega melihat semua saudaraku saling bertengkar dan pada saat yang sama demi melindungi diriku sendiri, aku meminta diri untuk meninggalkan Kerajaan Jaming dan membantu Kerajaan Jaming bersekongkol dalam merebut Kerajaan Sahara serta Kerajaan Suari."Nabila mengetahui ambisi Kerajaan Verto.Akan

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1168

    Di dalam penjara.Yang disebut mata-mata Kerajaan Jaming dipenjara dan tidak ada yang diizinkan mengunjunginya tanpa izin pemimpin kerajaan.Baron diperintahkan untuk menginterogasi orang ini.Orang tersebut santai dan langsung menjelaskan."Aku Pangeran Ketujuh Kerajaan Jaming, namaku Hans, entah kenapa negaramu memenjarakanku?"Dia tidak memiliki sikap seorang pangeran, tetapi ucapannya penuh dengan keraguan.Kalau hanya mata-mata biasa, tidak masalah apabila tertangkap. Meskipun dibunuh, Kerajaan Jaming tidak akan meminta pertanggungjawaban Kerajaan Puanin.Akan tetapi dia adalah putra Kaisar Jaming, jadi masalah ini agak rumit.Baron segera melaporkan hal itu kepada pemimpin kerajaan.Setelah Nabila mengetahui hal itu, raut wajahnya menjadi datar."Kirim dia kembali ke Kerajaan Jaming."Membiarkan orang ini tinggal akan menjadi masalah bagi Kerajaan Puanin dan hanya akan memberi Kerajaan Jaming alasan untuk menyerang Kerajaan Puanin.Baron merasa tidak nyaman dan mengingatkannya."

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status