Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it
Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam
Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat waja
Rio merasa sedikit kesal dan mencoba menasihatinya."Apa yang Kaisar lakukan terhadap Ratu itu kejam."Yohan sudah pergi, hanya punggungnya yang terlihat. Meski demikian, wibawanya tetap terasa.Ujung pakaian Yohan tertiup angin, dia menuruni tangga dan melihat ke arah yang jauh. Dia dapat melihat pemandangan seluruh taman istana dan peternakan kuda, termasuk Ratu yang berhasil menaklukkan kuda.Nabila yang menunggangi kuda itu terlihat seperti gadis dalam ingatannya....Karena masih merasa syok, Ibu Suri kembali ke Istana Giok terlebih dulu.Sementara Nabila kembali ke istananya sendiri, Istana Rubi.Menurut aturan kerajaan, para selir harus memberi hormat pada Ratu.Tapi selir yang datang untuk memberi hormat pada Nabila hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit atau sedang mempunyai urusan lain.Nabila juga tidak mau berbasa-basi dengan mereka. Setelah menyapa sebentar, dia lantas menyuruh mereka untuk pergi.Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyampai
Sepertinya dia baru saja keluar dari Istana Giok. Saat berpapasan dengan Ratu, dia langsung memberi hormat."Salam hormat, Kakak Ipar!"Rio memanggil Nabila dengan sebutan Kakak Ipar, bukan Ratu. Sepertinya dia cukup akrab dengan Kaisar.Sifa tercengang saat melihat Rio.Pangeran Rio tampan sekali! Kulitnya putih, sikapnya sopan dan elegan! Sifatnya ini jauh lebih baik dari si Kaisar Tiran yang tidak berperasaan itu!Andai saja Nabila menikah dengannya ....Saat memikirkan hal itu, Sifa langsung menghentikan pemikiran konyolnya.Aturan istana sangat ketat, tidak seperti di kamp militer di mana dirinya bisa berbicara bebas dengan laki-laki.Saat Nabila hendak pergi, Rio kembali berbicara."Saat menyaksikan eksekusi kemarin, apa Ratu merasa terkejut?"Nabila terlihat fokus, dia lantas menjawab dengan cuek. "Tidak.""Kebetulan aku melihat langsung saat kakak Ipar berhasil menaklukkan kuda itu, Kakak Ipar memang hebat! Sebenarnya Kaisar menyukai wanita yang bisa menaklukkan kuda. Bisa jadi
Saat Kaisar mengangkat tubuh Nabila dengan paksa, percikan air di dalam bak mandi itu menimbulkan riak.Nabila dengan refleks menutup bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya.Bagian belakang tubuhnya terlihat.Tanpa memikirkan apa-apa, tatapan Kaisar tertuju pada bagian belakang pinggang Nabila.Tidak ada bekas luka di pinggangnya.Pinggangnya terlihat bersih dan kencang.Yohan mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin dalam waktu yang lama.Telapak tangan Nabila terasa panas, dahinya sedikit berkeringat.Baru saja dia mengalihkan kekuatannya untuk melenyapkan bekas lukanya dengan sangat cepat.Namun karena dia melakukannya dengan sangat cepat, tenaga dalamnya banyak terkuras.Saat ini dia sangat lemah.Kaisar Tiran itu tidak lantas percaya begitu saja.Setelah itu, Kaisar memegang pinggang Nabila dari samping dengan telapak tangannya yang besar. Dia lantas menekan ujung ibu jarinya dengan keras ke arah belakang pinggang Nabila."Aarrgghh!!!" Nabila tidak bisa menahan teriak
Di dalam kamar tidur.Chelsea sudah melepaskan jubah pemimpinnya dan mengenakan pakaian biasa.Jaila berjalan masuk dan bertanya dengan penasaran."Bibi, Anda mau pergi ke mana?"Chelsea berkata dengan tenang, "Aku mau pergi memeriksa saluran air setempat."Jaila berjalan maju sambil memeluk lengan Chelsea dan berkata dengan manja padanya."Bibi benar-benar sangat memperhatikan rakyatnya!""Tidak terdapat banyak kaisar yang sama seperti Anda.""Bibi, tadi aku bertemu dengan Ratu Negara Naki, untuk apa dia datang ke sini?"Chelsea berkata dengan nada bicara yang sangat tenang."Dia menemani Kaisar Yohan untuk bepergian ke berbagai kota. Dia sengaja datang ke Kerajaan Puanin untuk membahas aliansi antara dua kerajaan.""Ternyata seperti itu. A ... apakah Kaisar Yohan datang?" Jaila lebih memedulikan Kaisar Yohan daripada bibinya sendiri. Dia sama sekali tidak memperhatikan jika bibir Chelsea sangat pucat pada saat ini.Dayang Meriana melangkah maju di saat yang tepat."Yang Mulia, kereta
"Kalian semua keluarlah," ujar Chelsea pada beberapa pejabat. Lalu memberi isyarat pada Dayang Meriana untuk memanggil Nabila masuk.Setengah jam kemudian, Nabila memasuki kamar tidur.Nabila mengenakan gaun berwarna hijau dengan lengan sempit, raut wajahnya terlihat dingin dan tegas pada saat ini.Pemimpin Kerajaan Puanin meminta semua pelayan untuk keluar dan hanya meninggalkan Dayang Meriana di sisinya."Di mana ibuku?" tanya Nabila dengan lugas.Chelsea berkata dengan tenang, "Duduklah lebih dulu."Nabila berdiri di sana tanpa bergerak.Dia menatap Chelsea yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan lekat-lekat.Mereka baru tidak bertemu selama beberapa bulan, tapi kondisi pemimpin Kerajaan Puanin semakin memburuk.Nabila berkata dengan tenang."Aku bisa mengerti kalau Anda mau menemukan Teresia. Tapi ibuku ...."Chelsea sedikit mengangkat sudut bibirnya."Apakah kamu tahu ibumu mirip dengan ... uhuk ... uhuk!"Dia tiba-tiba terbatuk pada saat ini.Dayang Meriana segera melangkah
Saat Dayang Meriana melihat Mirna terjatuh dengan ekspresi kesakitan di wajahnya, dia segera membantu Mirna untuk berdiri."Nyonya Mirna, apa yang terjadi pada Anda!"Meisi segera berdiri dan berkata, "Meriana, cepat panggil tabib kekaisaran. Entah kenapa dia tiba-tiba tidak bisa bernapas."Tabib kekaisaran datang tidak lama kemudian.Kondisi Mirna sudah membaik setelah ditusuk dengan beberapa jarum.Hanya saja, pandangan Mirna mengosong, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.Jaila berdiri di samping Meisi dengan tatapan peringatan di matanya.Coba saja kalau wanita ini berani sembarangan bicara!Lalu kenapa kalau Bibi mengetahui hal ini? Dia dan Ibu adalah keluarga Bibi, sedangkan wanita tua ini bukanlah siapa-siapa.Entah sudah berapa lama waktu berlalu, Mirna baru berkata dengan perlahan."Aku mau kembali ke Negara Naki."Dayang Meriana berkata dengan tenang, "Hamba akan bertanya pada Yang Mulia lebih dulu."Meisi merasa kebingungan.Tidak disangka pemimpin kerajaan mengutus Day
Mirna tertegun di tempat.Jaila menginginkan Kaisar dan juga ingin mengandung anaknya!Pantas saja Nabila mengusir mereka."Meisi, apakah kamu mengetahui hal ini?" Sudah tidak terdapat ekspresi bersalah di wajah Mirna, dia mulai menanyai mereka dengan ekspresi serius.Meisi tidak menyangkal hal ini."Kakak, kita adalah keluarga. Anak Jaila adalah keponakan Ratu. Daripada membiarkan Kaisar melahirkan anak dengan selir lain, lebih baik ....""Meisi, ini adalah sebuah kesalahan yang besar!" ucap Mirna dengan tegas.Tidak disangka Meisi akan berpikir seperti ini!Mirna kembali berkata."Ba ... bagaimana kalian bisa berpikir seperti ini! Nabila sama sekali tidak akan menoleransi hal-hal yang merugikannya. Kalian menggoda Kaisar di bawah hidungnya, bagaimana mungkin dia tidak marah?"Jaila tidak berpura-pura lagi dan berkata sambil mendengus."Menggoda? Jelas-jelas putrimu yang tidak bisa mengandung, tapi malah memonopoli Kaisar! Meskipun tidak ada aku, cepat atau lambat Kaisar pasti akan me
Mirna mulai mencurigai identitas Meisi.Hanya saja, tidak baik baginya untuk mengatakannya pada saat ini.Meisi bisa berkenalan dengan pemimpin Kerajaan Puanin karena memiliki bukti yang kuat.Selain itu, Mirna juga tidak yakin jika Meisi adalah anak kandung ibunya meskipun wajah Meisi sangat mirip dengan Ibu.Mungkin Meisi benar-benar adalah adik perempuan pemimpin Kerajaan Puanin ....Hati Mirna sangat kacau, jadi dia memilih untuk diam.Pemimpin Kerajaan Puanin menatap Mirna lekat-lekat dengan tatapan yang dalam.Nia tersenyum dengan ramah pada saat ini."Nyonya Mirna, terima kasih karena sudah merawat Teresia selama beberapa tahun ini. Kami tiba-tiba membawamu ke sini tanpa maksud jahat, kami hanya ingin berterima kasih pada Anda. Bagaimana kalau Anda tinggal selama beberapa hari di Kerajaan Puanin?""Anda tidak perlu khawatir, Yang Mulia sudah mengirim surat pada Kaisar Yohan dan Ratu. Mereka mengetahui jika Anda sedang berada di sini."Mirna terlihat kebingungan, dia tiba-tiba be
Subad memberi sebuah surat rahasia pada Nabila.Nabila segera membuka surat dan melihat tulisan tangan pemimpin Kerajaan Puanin."Teresia berutang budi pada ibumu, jadi aku mengundangnya untuk berkumpul bersama kami di Kerajaan Puanin. Aku pasti akan mengembalikannya dengan selamat.""Bagaimana?" tanya Yohan dengan perhatian.Nabila mengangkat kepalanya untuk menatap Yohan dengan tatapan yang dingin."Pelakunya adalah Kerajaan Puanin."Yohan mengerutkan keningnya, "Untuk apa mereka menculik Ibu mertua?"Nabila membuka bibir tipisnya."Mungkin pemimpin Kerajaan Puanin curiga ibuku adalah Teresia."Hal yang bisa ditebak oleh Nabila pasti juga bisa ditebak oleh pemimpin Kerajaan Puanin.Hanya saja Nabila sama sekali tidak menyangka jika pihak lain akan langsung membawa ibunya pergi.Hanya saja, ibunya seharusnya tidak berada dalam bahaya jika hanya untuk memastikan identitasnya sebagai Teresia.Nabila menatap ke arah timur.Nabila lebih memedulikan siapa Teresia yang sebenarnya jika diban
...Pertengahan bulan Oktober.Cuaca di Gunung Westine semakin mendingin, seolah-olah sudah memasuki musim dingin.Nabila tetap berlatih meskipun berada di Gunung Westine.Nabila juga tetap bangun pagi meskipun cuacanya sangat dingin.Hari ini Nabila bertemu dengan Karso, dia sedang duduk bersila di tengah angin dingin sambil mengenakan pakaian yang tipis, tapi dia sama sekali tidak terlihat mengenaskan. Sebaliknya malah terlihat seperti seorang dewa yang turun ke bumi dan memancarkan aura yang cerah.Pada awalnya Nabila ingin berlatih ke tempat lain, tapi dia tiba-tiba mendengar Karso berkata dengan misterius."Takdir tidak dapat diubah."Nabila mengerutkan keningnya.Apa maksudnya?Apakah maksud Karso adalah dia ditakdirkan tidak bisa memiliki anak dan tidak perlu memaksakan diri?Yohan datang tidak lama kemudian.Pagi ini Yohan menerima laporan rahasia dari Kota Zordo, jadi dia datang lebih telat.Yohan berjalan dengan cepat saat melihat Nabila berdiri diam di tengah angin dingin."
Kerajaan Puanin.Pada beberapa hari ini, terdapat seorang tabib yang datang untuk mengobati Chelsea yang membuat kondisinya semakin membaik.Orang-orang mengatakan jika hal bahagia bisa menyembuhkan penyakit. Pemimpin kerajaan akhirnya bertemu dengan adiknya, tentu saja penyakitnya semakin membaik.Di dalam istana samping.Raut wajah Meisi terlihat sangat masam.Pada awalnya dia mengira pemimpin kerajaan akan segera mati.Tidak disangka kondisinya tiba-tiba membaik lagi!Sialan, dari mana munculnya tabib itu!Sepertinya pemimpin kerajaan tidak akan mati dalam waktu dekat.Kalau seperti itu, kapan dia baru bisa menjadi pemimpin kerajaan?Tatapan ambisius di mata Meisi semakin menguat.Tidak bisa seperti ini!Dia tidak bisa terus menunggu, harus segera membuat rencana.Meisi segera berdiri dan memohon untuk bertemu dengan Chelsea.Di dalam kamar tidur.Chelsea baru saja selesai meminum obat.Meisi berjalan mendekati tempat tidur, lalu memberi hormat pada pemimpin kerajaan."Kakak."Chels
Pangeran Rio segera berbalik dan pergi setelah menyadari situasi tubuhnya yang tidak normal lagi.Fiona segera berteriak padanya."Pangeran ... jangan pergi."Raut wajah Pangeran Rio menjadi masam.Wanita ini benar-benar sangat tidak tahu malu!Dia harus mengeluarkan parasit cinta ini!...Kediaman Letnan Jenderal.Mirna sudah kembali dari Provinsi Zenas.Tidak disangka terdapat banyak hal yang terjadi setelah dia meninggalkan Kota Zordo selama dua bulan.Pada awalnya Mirna mengira Meisi akan menikah dengan Nadif.Hanya saja, siapa sangka Nabila begitu keras kepala dan bersikeras untuk mengacaukan masalah ini.Keluarga Feno tidak ingin menikahi Meisi dan Meisi juga menghilang."Meisi pergi ke mana? Di mana Ratu? Kapan aku baru bisa bertemu dengannya?"Hannah membantu Mirna untuk duduk dan menjelaskan dengan sabar padanya."Ibu, jangan khawatir. Bibi pasti sudah kembali ke Kota Gido dengan selamat, sedangkan Yang Mulia Ratu mengelilingi beberapa kota bersama Kaisar dan tidak tahu kapan