Share

Bab 2

Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.

Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.

Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.

Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.

Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!

Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.

Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.

Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.

Nabila mempunyai ambisi yang tinggi, dia tidak mau mengurus rumah tangga atau hanya menjadi istri yang berdiam diri di rumah dan dituntut untuk selalu patuh pada suaminya.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.

Di luar ruangan.

Kasim berdiri di depan pintu dengan sikap mengancam, di belakangnya ada pelayan wanita yang siap memeriksa tubuh Nabila.

"Nyonya, ini perintah Selir Utama, apa kalian mau membangkang?"

Mirna mengadang di depan pintu, dia tidak mau membiarkan mereka masuk sejengkal pun.

"Meskipun ini perintah Selir Utama, tapi dia juga tidak boleh berbuat seenaknya! Kalian sudah merendahkan putri Keluarga Feno!"

Kasim itu mengangkat alisnya, tatapannya terlihat mengejek.

Ternyata Keluarga Feno begitu menyayangi putri mereka dan menganggapnya sebagai burung phoenix?

Tapi apa artinya burung phoenix yang sudah kehilangan bulu indahnya?

"Kalian tidak mau mengikuti aturan kerajaan? Kalian sudah melanggar hukum!" Kasim itu menaikkan suaranya, ekspresinya terlihat garang.

Dia melambaikan tangannya dan memberi perintah pada pelayan di belakangnya.

Mirna tercengang.

Saat ini mereka sedang berada di kediaman Keluarga Feno.

Apa yang mereka lakukan benar-benar sudah melewati batas!

Saat utusan istana hendak menahan Mirna, tiba-tiba sebuah suara lembut namun tegas terdengar dari dalam ruangan.

"Keluarga Feno sudah menghasilkan 13 orang Ratu, semuanya punya reputasi yg baik.

"Tapi ternyata kalian meragukan kesucianku, aku juga punya alasan untuk curiga. Sebenarnya apa yang membuat kalian meragukanku?"

"Ini masalahku, aku tidak mau melibatkan Keluarga Feno. Cara membuktikan tekadku hanya dengan mati."

"Ibu, tolong siapkan kain sutra putih setinggi tiga kaki untukku. Tunggu sampai aku mati dan biarkan mereka memeriksa mayatku. Saat itu mereka akan tahu bahwa tubuhku masih sangat terjaga."

"Dengan cara ini, nama baik Keluarga Feno tidak akan tercoreng!"

Wajah Mirna memucat, dia berkata, "Jangan lakukan itu!"

Kasim yang sedari tadi memperlihatkan keangkuhannya itu saat ini mulai merasa ragu. Dia kembali melambaikan tangannya dan meminta pelayan untuk berhenti.

Dia maju beberapa langkah dan berpura-pura hormat pada orang yang berada dalam ruangan.

"Nona, tidak perlu berbuat begitu."

"Kalau nona memang tidak bersalah, tidak perlu takut untuk diperiksa."

"Dua pelayan istana ini sudah sangat berpengalaman, mereka pasti akan memperlakukan nona dengan baik."

Perkataan kasim itu menunjukkan bahwa jika Nabila tidak mau menjalani pemeriksaan, itu artinya ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan.

Tepat saat kasim itu mengira dirinya berhasil mendesak Nabila, tiba-tiba dia mendengar pertanyaan dari dalam ruangan.

"Kasim, sebenarnya siapa yang meragukan kesucianku? Selir Utama atau Kaisar sendiri?"

Kasim itu mengerutkan keningnya.

Dia belum sempat menjawab, tapi Nabila tiba-tiba menjawab pertanyaannya sendiri.

"Tapi sepertinya ini bukan keinginan Selir Utama.

"Dia cuma selir, bagaimana mungkin dia berani melakukan sesuatu di luar batas? Mana mungkin dia curiga padaku yang merupakan Ratu sekaligus istri sah Kaisar?"

"Mungkin saja yang menaruh curiga itu Kaisar atau Ibu Suri, mereka hanya meminjam nama Selir Utama untuk menjalankan perintah ini."

Punggung kasim itu langsung berkeringat dingin setelah mendengar perkataan Nabila.

Dia langsung membantah.

"Kenapa Nona lancang sekali!"

Nabila terlihat tenang, dia sama sekali tidak terkejut.

"Kalau keluarga kerajaan mencurigaiku, aku sebagai putri dari Keluarga Feno tidak akan menerima alasan tidak masuk akal ini."

"Kalau pernikahan ini dibatalkan, aku harus pergi ke makam Kaisar Gunung Yunda untuk mengeluh tentang kejadian hari ini!"

Kasim yang mendengarnya pun mulai panik, kelopak matanya berkedut.

Bisa gawat kalau masalah ini menjadi semakin besar!

Dia berpikir, sejak kapan Nadine menjadi pemberani seperti ini?

Istana Kekaisaran.

Paviliun Dharma Senja.

Selir Utama Kaisar menyandarkan tubuhnya dengan malas di kursi empuk, beberapa pelayan istana sedang memijat pundak dan kakinya.

Mendengar laporan kasim, mata menawannya yang seperti rubah itu terlihat sedikit dingin.

"Si Nadine jalang itu benar-benar berkata seperti itu?"

Kasim mengangguk berkali-kali.

Tatapan selir itu terlihat dingin, dia menendang pelayan yang sedang memijati kakinya dan berdiri.

"Dia berani masuk istana tanpa takut ketahuan kalau dia sudah tidak perawan di saat malam pertama, apa jangan-jangan aku sudah salah menerima informasi? Apa dia memang masih perawan?"

Kasim segera berlutut dan berkata, "Hamba juga tidak tahu."

....

Tandu pengantin memasuki istana. Sesuai aturan kerajaan, tandu yang ditumpangi Nabila diletakkan di samping istana. Dia akan memasuki istana utama di waktu yang tepat untuk memberi penghormatan.

Pelayan Keluarga Feno yang bernama Sifa jauh lebih gugup daripada Nabila, dia hanya berdiri mematung di samping.

"Nona, orang-orang bilang kalau Kaisar sangat kejam. Dia pernah membunuh belasan menteri dalam sehari. Wanita-wanita di harem yang menawarkan diri untuk melayani Kaisar juga dihukum mati dengan cara yang kejam.

Bahkan ada mengatakan kalau Kaisar adalah reinkarnasi dari Dewa Kematian yang kejam dan haus darah!"

Nabila memang pernah mendengar rumor itu dari orang-orang di daerah perbatasan.

Kaisar Yohan adalah seorang Kaisar yang lalim dan sewenang-wenang.

Sifa masih terus berbicara.

"Tapi awalnya Kaisar tidak kejam seperti ini. Sifatnya berubah total setelah Selir Kehormatan yang sangat dicintainya meninggal.

"Apa Nona tahu alasan Kaisar begitu mencintai Selir Utama karena wajahnya mirip sekali dengan Selir Kehormatan. Wajah selir-selir lain di istana harem juga kurang lebih mirip dengannya."

"Tapi kalau Kaisar tidak suka dengan salah satu wanita di istana harem, dia akan ...."

Sifa melihat ke arah Nabila dengan penuh kekhawatiran.

Nabila sama sekali tidak mirip dengan Selir Kehormatan, Sifa khawatir Kaisar tidak menyukai Nabila dan mungkin akan dicampakkan oleh Kaisar bengis itu.

Dia khawatir malam pertama yang akan dijalani Nabila tidak akan berjalan sesuai keinginan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status