Share

Aduh Jenderal Tak Tahan
Aduh Jenderal Tak Tahan
Penulis: Shana

Bab 1

Penulis: Shana
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"

Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.

Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.

Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.

Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.

Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.

Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangnya dan memberikan dagingnya pada anjing yang kelaparan!

Pengawal itu lantas berteriak saat kudanya tidak mampu mengimbangi kecepatan kuda yang ditumpangi Nabila.

"Mayor Jenderal, dua kuda kita sudah mati karena kelelahan, di depan sana ada penginapan, bagaimana kalau kita istirahat dulu ...."

Nabila mengayunkan cambuknya.

"Kalau kamu tidak mampu mengikutiku, kembali saja ke kamp!"

Bodoh!

Sekarang bukan waktunya istirahat!

Saat ini dia bertanggung jawab atas 100 lebih nyawa Keluarga Feno!

Pengawal itu berusaha mengejarnya dengan susah payah.

Tapi Nabila adalah penunggang kuda tercepat di Perkemahan Utara! Kecepatannya secepat angin dan bayangan.

....

Seminggu kemudian, Kota Zordo.

Putri dari Keluarga Feno akan menjadi Ratu, ini merupakan penghormatan besar bagi keluarga tersebut.

Orang-orang berhenti dan menonton, mereka ingin melihat betapa megahnya pernikahan keluarga kerajaan.

Penjemput pengantin sudah tiba, tapi pengantin wanita belum terlihat.

Orang-orang mulai berdesas-desus.

"Dengar-dengar, nona besar Keluarga Feno pernah diculik sekelompok bandit dan disiksa habis-habisan. Keluarga Feno sudah kirim utusan untuk menyelamatkan putri mereka. Tapi sepertinya dia sudah tidak perawan, apa dia masih bisa jadi Ratu?"

"Putri dari Keluarga Feno punya nasib bagus, sudah menjadi pilihan calon Ratu terbaik di setiap dinasti. Mereka bisa melindungi Negara Naki dan kita semua bisa hidup sejahtera!"

"Apa benar pengantin wanitanya baik-baik saja? Kok belum kelihatan?"

Semua orang berjinjit dan melihat ke arah pintu kediaman Keluarga Feno.

Aula utama Keluarga Feno.

Ibu inang yang bertugas menyambut pengantin telah meminum beberapa cangkir teh. Dia sudah tidak sanggup meminumnya lagi dan melambaikan tangannya berkali-kali saat kepala Keluarga Feno menawarkan teh untuknya.

"Tuan Nadif, di mana putrimu? Apa aku perlu pergi ke kamar pengantin untuk melihat? Cuma menunggu begini bukan pilihan yang baik! Bisa gawat kalau semua ini tidak berjalan tepat waktu!"

Rakyat biasa begitu memedulikan tanggal dan waktu yang baik saat menikah. Ditambah lagi hari ini adalah pernikahan kerajaan, orang yang paling dihormati di Negara Naki.

Kenapa Keluarga Feno terkesan menunda-nunda waktu? Apa mereka ingin menarik perhatian masyarakat? Keluarga Feno benar-benar tidak tahu diri sekali!

Saat mendengar ibu inang yang berkata bahwa dia hendak pergi ke kamar pengantin, raut wajah Nadif langsung berubah.

Dia mencoba menstabilkan ekspresinya, lalu berdiri dan dengan berpura-pura tenang berkata, "Mungkin istriku masih enggan membiarkan putrinya menikah, sifatnya memang begitu. Biar aku suruh seseorang untuk mendesaknya, ibu inang tunggu di sini saja. Aku yakin mereka tidak akan terlambat!"

Selesai berbicara, Nadif memberi isyarat mata pada pelayan.

Pelayan itu langsung mengerti dan segera pergi menjalankan tugas.

Setelah sampai di kamar pengantin, pelayan itu mengetuk pintu dengan sopan.

"Nyonya, Nona! Orang-orang dari istana kembali mendesak!"

Di kamar pengantin itu tidak ada pengantin wanita.

Nyonya Keluarga Feno, Mirna terlihat cemas, dia berkali-kali mengambil sapu tangan dan menyeka keringat di dahinya.

"Pergilah dan katakan kalau ... ada masalah di gaun pengantin putriku, saat ini gaunnya sedang diperbaiki oleh penyulam."

Pelayan melihat sekeliling dan berkata dari luar pintu.

"Tidak bisa, nyonya! Ibu inang sudah mendesak berkali-kali, kalau belum diberikan kepastian, mungkin mereka akan menyuruh orang untuk mendobrak pintu ini!"

Mirna menggertakkan giginya.

Apa yang harus dia lakukan?

Saat Mirna merasa cemas, seseorang tiba-tiba masuk dari jendela, gerakannya begitu lembut seperti angin.

Mirna yang melihatnya pun langsung waspada dan mundur selangkah.

"Si ... siapa kamu?!"

"Ibu, ini aku."

Nabila melepas topengnya dan memperlihatkan kecantikan wajahnya yang tiada tara. Mirna yang melihatnya merasa sangat bahagia, air matanya mengalir tanpa disadari.

"Nabila, anakku! Akhirnya kamu kembali juga!" Mirna mendekat dan memeluk Nabila, dia seperti menemukan secercah harapan, kegelisahan di hatinya langsung hilang seketika.

"Salam hormat, ibu!" Ibu dan anak yang sudah lama tidak bertemu itu pun akhirnya bisa berkumpul kembali. Nabila bahkan tidak tahu bagaimana harus menyapa ibunya, dia juga merasa sedikit canggung.

Gadis itu tahu bahwa dirinya harus bergegas, dia melepas pakaian luarnya dan menggerai rambut panjangnya.

Mirna pun langsung memakaikan gaun pengantin untuknya.

"Maaf sudah merepotkanmu, Nabila. Ibu tahu kamu suka hidup bebas, tapi sekarang kamu harus menggantikan adikmu menikah dengan Kaisar ...."

Nabila mengangkat gaunnya dan duduk di depan meja rias.

"Ibu tidak perlu sungkan begitu. Aku tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini. Saat ini tidak ada yang lebih penting dari menyelamatkan Keluarga Feno."

Kalau Keluarga Feno tidak bisa menyerahkan putri mereka dan merusak pernikahan kerajaan, keluarga mereka pasti akan dieksekusi.

Mirna menghela napas dengan lega.

"Ibu senang kamu kembali, selama bertahun-tahun, ibu selalu merindukanmu ...."

"Ibu, bagaimana keadaan Nadine?" Nabila bertanya dengan tenang, bahkan terlalu tenang. Membuat siapa pun yang mendengarnya menjadi takut.

Jika dilihat dengan seksama, Nabila mengepalkan tangannya dengan erat, dia berharap Tuhan masih memberikan kesempatan hidup untuk adiknya. Dia berharap percobaan bunuh diri Nadine gagal. Dia tiba-tiba teringat kenangan masa kecil mereka saat adiknya itu berkata, "Kak Nabila, aku datang untuk melihat keadaanmu ...."

Tapi Mirna tidak bisa menahan ekspresi sedihnya, hal itu membuat harapan Nabila sirna.

"Nadine ... sudah dikubur."

"Sebenarnya itu tidak buruk juga, hidupnya terlalu berat. Daripada hidup dengan penuh penderitaan, lebih baik dia beristirahat dengan tenang."

"Malam itu, dia ditelantarkan di depan pintu kediaman Keluarga Feno. Tubuhnya penuh luka, pakaiannya terbuka dan di dadanya diberi stempel yang dicap dengan besi panas ...."

Mirna tidak bisa meneruskan kata-katanya, air matanya mengalir deras.

Dia kembali melihat ke arah Nabila yang tidak bergerak dan hanya berdiri mematung.

Nabila bertanya dengan penasaran.

"Siapa yang sudah menyakitinya? Apa ibu punya petunjuk?"

"Orang itu adalah ... Selir Utama Kaisar! Wanita jalang itu yang sudah mencelakai Nadine!"

Krak!

Nabila mencatat utang ini dalam benaknya, tangannya menggenggam kotak bedak dengan keras sampai kotak itu pecah.

Mirna mengerutkan alisnya dengan kuat, kemudian meletakkan tangannya di pundak Nabila.

"Nabila, ibu tahu kamu sudah berlatih bela diri dengan keras di kamp militer. Aku tahu kemampuan bela dirimu sangat hebat, tapi istana harem berbeda dengan medan perang, kamu harus jaga dirimu baik-baik. Selir laknat itu begitu kejam, dia sudah mencelakai banyak orang. Meski begitu, Kaisar masih saja menyukainya. Kamu jangan berbuat macam-macam dengannya."

Nadine sudah tiada, Mirna tidak mau Nabila juga mengalami hal yang sama.

Meski Mirna sudah mencoba mengikhlaskan kepergian putrinya, hal tak terduga tiba-tiba datang kembali dengan cepat.

Saat Nabila sudah mengenakan tudung merah dan bersiap meninggalkan rumah pengantin, tiba-tiba suara yang memekikkan telinga terdengar dari luar pintu.

"Pernikahan ini harus ditunda! Kami datang ke sini untuk menjalankan perintah dari Selir Utama!"

Mirna menghentikan Nabila dan berkata, "Aku akan keluar melihat."

Kasim kerajaan yang menunggu di luar itu luar biasa sombong.

"Aku dengar, putrimu diculik oleh bandit. Demi menjaga reputasi kerajaan, Selir Utama mengutus pelayan wanita istana untuk memeriksa tubuh putrimu."

"Memeriksa apa?" tanya Mirna dengan wajah pucat.

Kasim itu tersenyum dingin, lalu berkata, "Kami mau memeriksa keperawanan putrimu."

"Apa?"

Memeriksa tubuh pengantin di hari pernikahan merupakan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya!

Komen (41)
goodnovel comment avatar
Djunaedi Sudradjat
bagus banget
goodnovel comment avatar
Zurra Zurrahmah
Bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Ettydia Sulemana
ceritanya sangat baguusss harus dilanjuksn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 2

    Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 3

    Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 4

    Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 5

    Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 6

    Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 7

    Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 8

    Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat waja

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 9

    Rio merasa sedikit kesal dan mencoba menasihatinya."Apa yang Kaisar lakukan terhadap Ratu itu kejam."Yohan sudah pergi, hanya punggungnya yang terlihat. Meski demikian, wibawanya tetap terasa.Ujung pakaian Yohan tertiup angin, dia menuruni tangga dan melihat ke arah yang jauh. Dia dapat melihat pemandangan seluruh taman istana dan peternakan kuda, termasuk Ratu yang berhasil menaklukkan kuda.Nabila yang menunggangi kuda itu terlihat seperti gadis dalam ingatannya....Karena masih merasa syok, Ibu Suri kembali ke Istana Giok terlebih dulu.Sementara Nabila kembali ke istananya sendiri, Istana Rubi.Menurut aturan kerajaan, para selir harus memberi hormat pada Ratu.Tapi selir yang datang untuk memberi hormat pada Nabila hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka mengeluh sakit atau sedang mempunyai urusan lain.Nabila juga tidak mau berbasa-basi dengan mereka. Setelah menyapa sebentar, dia lantas menyuruh mereka untuk pergi.Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyampai

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 798

    Nabila mengernyit seraya menanyai Yohan,"Anakmu?"Yohan merasa itu konyol."Bukan punyaku."Seketika, Yohan kepikiran sesuatu. "Jangan-jangan ...."Dalam kekacauan di kuil leluhur waktu itu, Denia membawa seorang anak yang mirip Yohan dan mengakuinya sebagai keturunan Yohan.Setelah kekalahan Sekte Aziz, anak itu juga dimasukkan ke dalam penjara.Kemudian, menurut hasil penyelidikan Pangeran Rio, anak itu telah dimanfaatkan oleh Sekte Aziz dan direbut dari orang tua kandungnya.Telah dipastikan bahwa keluarga itu tidak memiliki kaitan dengan Sekte Aziz, maka Pangeran Rio mengirim kembali anak itu kepada orang tuanya....Agar anak itu tidak beromong kosong di depan gerbang istana, Dafka membawanya ke dalam istana untuk diinterogasi.Benar seperti dugaan Yohan, memang anak itu.Anak itu mengenakan pakaian yang sama seperti di hari itu, tetapi wajahnya tirus.Begitu bertemu dengan Yohan, anak itu bertanya dengan sedih,"Ayah, kenapa kamu tidak menginginkanku?"Tatapan mata Yohan dingin.

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 797

    Ada kata-kata yang tidak ingin Yohan pendam di dalam hati. Yohan menginginkan jawaban pasti.Yohan menatap lurus pada Nabila dan bertanya,"Antara aku dan Joseph, mana yang lebih kamu cintai? Kamu bisa bersikap lembut pada Joseph, tapi kenapa selalu bersikap cuek padaku? Nabila, kamu tidak pernah mengatakan apa yang telah kamu katakan pada Joseph kepadaku ...."Kalimat paling mengharukan yang pernah Nabila katakan padanya adalah menyukainya.Walau hanya satu kalimat itu, Yohan sudah sangat puas kala itu.Akan tetapi, sekarang Yohan menginginkan lebih banyak. Yohan tidak sabar ingin mendengar Nabila sangat mencintainya dan tidak dapat berpisah darinya.Terhadap keluhan sebanyak itu dari Yohan, Nabila hanya bertanya,"Apa yang telah kukatakan pada Joseph?"Dia sendiri bahkan tidak tahu. Mengapa Yohan bisa tahu?Yohan berujar dengan serius,"Kamu memanggilnya 'sayang' ...."Nabila mengernyit.Pada akhirnya, Nabila memberi penjelasan dengan sungguh-sungguh."Kalian itu berbeda. Kamu adalah

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 796

    Kehidupan bahagia selalu singkat.Pada hari ketiga setelah pernikahan, Yohan kembali memimpin pemerintahan.Dulu, Yohan selalu bangun pagi dan tidak pernah lalai.Kini, setelah bersama pujaan hatinya, Yohan enggan bangun.Kemarin malam, Yohan beristirahat di Istana Rubi. Begitu membuka mata, Yohan secara naluriah ingin memeluk orang di sisinya, tetapi tidak ada orang.Yohan tersentak kaget. Yohan langsung bangun dan menyibak tirai."Di mana Ratu?"Leonard yang berjaga di aula luar segera masuk dan melapor,"Kaisar, Yang Mulia Ratu sudah bangun sejak subuh, sedang latihan di luar!"Leonard juga tertakjub-takjub oleh hal itu.Ratu yang dulunya adalah personel militer bahkan bangun lebih pagi dibanding kaisar.Yohan tahu Nabila memiliki kebiasaan untuk bangun pagi dan latihan bela diri, tetapi tidak menyangka Nabila akan bangun sepagi itu.Di luar aula.Nabila memakai pakaian kasual. Rambutnya diikat dengan tinggi dan berayun sesuai gerakannya. Dari jauh, Nabila tampak seperti pemuda gaga

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 795

    Fiona mencengkeram pintu sel dengan kedua tangan. Berbeda dengan tahanan lain, gerakan Fiona sangat menggoda, seperti ular yang meliliti pintu.Fiona tertawa di depan Pangeran Rio."Kamu menyukai Kaisar, 'kan?"Mata Pangeran Rio hitam kelam.Fiona meletakkan sebuah jari di depan bibir sambil menyeringai."Aduh! Tebakanku benar?"Pangeran Rio menganggapnya bodoh?Sejak sampai di Kota Zordo, Fiona sudah menyelidiki Pangeran Rio.Selama bertahun-tahun, tidak ada wanita yang mencurigakan di sisi Pangeran Rio. Pangeran Rio justru bersama Kaisar Bajingan sepanjang waktu. Mereka juga sering bertemu di lapangan pacuan kuda kekaisaran.Dengan demikian, bukankah jelas siapa pujaan hati Pangeran Rio?Pangeran Rio merasa suara tawa Fiona penuh ejekan.Pangeran Rio tidak tahan lagi. Dia berbalik badan dan pergi.Fiona buru-buru menghentikannya."Eh! Tunggu! Pangeran, kenapa kamu marah?""Malu-malu sekali?""Apa perlu aku bantu sebarluaskan hal ini?"Pangeran Rio langsung berjalan kembali. Dia mengu

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 794

    Di dalam Ruang Kerja Istana.Pangeran Rio menyerahkan surat pengakuan Derina.Yohan membacanya sekilas. Tatapan mata Yohan berhenti pada kata "Kerajaan Jaming".Mata Pangeran Rio kering dan banyak garis merah.Pangeran Rio berkata dengan tenang,"Kaisar, menurut pengakuan Derina, dia adalah mata-mata dari Kerajaan Jaming. Dulu, dia mendapat perintah untuk membunuh mendiang kaisar, guna menimbulkan kekacauan di Negara Naki.""Kini, Kerajaan Jaming tidak bisa tinggal diam lagi. Kerajaan Jaming menyuruh Derina untuk membunuhmu."Yohan membaca surat pengakuan itu berulang kali secara saksama."Menurutmu, berapa banyak omongannya yang dapat dipercayai?"Nada suara Yohan dingin. Dia memiliki prinsip yang sangat ketat.Pangeran Rio berterus terang."Tahanan cenderung akan jujur di bawah siksaan berat.""Tapi kalau Derina adalah mata-mata, dia jelas bukan orang biasa.""Aku tidak tahu seberapa banyak omongannya yang dapat dipercayai.""Adapun mendiang kaisar dibunuh olehnya, itu mungkin benar.

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 793

    Yohan tidak akan pernah lupa tentang hari ulang tahun ibunya ketika dia berumur 6 tahun.Pada malam itu, mendiang kaisar datang ke Istana Welia. Ibu sangat bergembira. Ibu memasak sup pagi-pagi sekali dan menunggu mendiang kaisar.Dayang senior membawanya keluar dan tersenyum seraya berkata, "Pangeran, Nyonya akan menemani Kaisar malam ini. Pangeran cepat pulang dan tidur."Yohan memahami apa maksud dayang senior, ibu akan kembali dimuliakan. Dengan begitu, kehidupan di Istana Welia akan menjadi sejahtera lagi.Yohan juga berharap ibu dan ayahnya dapat berbaikan sehingga ibu tidak bersedih hati sepanjang hari."Aku ingat, bulan di malam itu sangat indah."Yohan berkata dengan suara serak, "Mendiang kaisar lelah sehingga beristirahat di kasur. Ibu pergi memasak sup penghilang mabuk karena mencemaskannya. Saat ibu kembali ke aula utama, ibu melihat mendiang kaisar sedang bersetubuh dengan dayang itu ...."Nabila memeluk Yohan dan menenangkannya tanpa bersuara.Semua hal itu sudah terpend

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 792

    Nabila tidak menceritakannya, dia hanya menjawab Yohan."Ibu Guru akan pulang ke Perbatasan Utara."Yohan mengira mereka sedih karena enggan berpisah dengan satu sama lain.Yohan merangkul Nabila, lalu berujar pada Windi,"Jangan khawatir, Nabila sudah menikah denganku, tidak akan dirundung. Kalau Nabila ingin pergi mengunjungi kalian, aku tidak akan melarang. Ibu Guru juga bebas masuk ke istana untuk menengok Nabila."Tentu saja, hanya Windi yang boleh.Jordi yang menjaga perbatasan negara tidak boleh meninggalkan pos.Windi menundukkan kepala dan mengucap terima kasih."Terima kasih, Kaisar. Dengan begitu, aku bisa pergi dengan tenang."Pas sudah waktunya makan malam. Yohan memberi usulan."Ayo makan bersama, anggap sebagai perpisahan."Windi melirik Nabila, lalu menggelengkan kepala."Tidak perlu. Kaisar dan Yang Mulia Ratu baru menikah. Aku tidak mau mengganggu."...Setelah Windi pergi, dayang menyajikan makan malam.Nabila dan Yohan memiliki beban pikiran masing-masing.Saat maka

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 791

    Ekspresi Derina suram saat melihat wajah yang tampak lemah gemulai itu.Derina menatap punggung Yohan dan tertawa karena marah."Kalian tidak menyangka, 'kan? Kalian semua berpikir mendiang kaisar meninggal karena sakit. Dia sendiri pun berpikir begitu. Nyatanya, aku! Aku meracuni mendiang kaisar!""Kaisar, aku harus berterima kasih banyak padamu.""mendiang kaisar sangat berwaspada. Jika bukan karena Kaisar mengasihaniku dan meminta Nyonya Silvia memindahkanku ke Istana Welia, aku tidak akan berkesempatan untuk mendekati mendiang kaisar .... Hahaha!"Ekspresi mata Yohan cuek.Derina jelas ingin memprovokasinya.Akan tetapi ....Yohan sama sekali tidak peduli mengapa mendiang kaisar meninggal!Meskipun pria yang telah mencampakkan ibunya itu adalah seorang kaisar yang baik, sebagai seorang suami dan ayah, pria itu pantas mati!"Aku mau dia menderita sengsara, tapi tidak bisa mati!" Yohan pergi tanpa menoleh ke belakang, seolah-olah melihat Derina akan mengotori matanya."Baik!" sahut p

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 790

    Ruang Kerja Istana.Tatapan Yohan mendingin setelah mendengar cerita Pangeran Rio.Tiba-tiba Yohan mengangkat matanya, tatapannya setajam pisau pada saat ini."Di mana dia? Di mana wanita itu!"Pangeran Rio menyadari tatapan penuh kebencian di mata Kaisar saat membicarakan wanita itu."Di penjara. Hamba sudah mengutus orang untuk mengawasinya."Terdapat ekspresi dingin di wajah Yohan yang agung, dia memerintah dengan dingin."Pindahkan dia ke penjara kekaisaran.""Baik."Di penjara kekaisaran.Terdapat banyak tahanan di dalam penjara, beberapa dari mereka adalah pejabat yang melakukan kesalahan serta kerabat keluarga kekaisaran.Mereka segera memohon sambil berlutut saat melihat Kaisar."Kaisar, tolong ampuni aku!""Kaisar, tolong lepaskan aku!""Kaisar, Hamba tidak berani melakukan hal itu lagi!"Yohan mengabaikan teriakan ini, dia terus berjalan ke depan dengan tatapan dingin.Benak Yohan dipenuhi dengan sosok ibunya. Kesedihannya, penderitaan yang dialami, ekspresi patah hati dan so

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status