Semua Bab Kebangkitan Kaisar Iblis: Bab 1 - Bab 10

50 Bab

Bab 1

Di puncak Gunung Demon, seorang pria berjubah hitam sedang duduk bersila sambil bermeditasi.Di atas langit yang berawan, matahari dan bulan bergerak berdampingan. Cahaya matahari yang hangat dan cahaya bulan yang dingin menyinari bumi secara bersamaan.Pria itu menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kedua tangannya ke langit. Kedua cahaya itu seketika berkumpul dan menembus kedua telapak tangannya. Seluruh langit menjadi suram dalam sekejap.Tiba-tiba, angin dingin bertiup kencang dan mengeluarkan jeritan yang memilukan, seakan-akan ribuan iblis sedang meraung. Rambut panjang pria itu berkibar tertiup angin dan memperlihatkan wajahnya yang jahat dan mengerikan.Setelah dua cahaya dari langit menyerap ke dalam tubuhnya, cahaya matahari dan bulan perlahan-lahan menjadi makin redup. Namun, aura pria itu justru makin kuat. Sekujur tubuhnya mulai dikelilingi kabut hitam.Begitu merasakan angin yang sangat dingin berembus di pipinya, kabut hitam yang pekat sudah menyelimuti dirinya. Pr
Baca selengkapnya

Bab 2

Malam begitu gelap. Sinar rembulan ditutupi awan hitam, tidak menyisakan cahaya sedikit pun.Hutan yang sunyi dipenuhi mayat-mayat yang berserakan. Ini adalah pemandangan tragis usai perang. Udara di sekeliling penuh dengan bau darah yang amis. Hal ini menarik perhatian kawanan binatang buas untuk berdatangan untuk berpesta daging."Ugh ...."Di antara suara binatang buas yang sedang mengunyah, tiba-tiba terdengar suara rintihan seorang pemuda di tengah tumpukan mayat.Pendengaran yang tajam membuat telinga para binatang buas bergerak. Semuanya serentak menoleh ke arah sumber suara dan perlahan mendekat.Bam!Terdengar sebuah suara keras. Dua mayat dilempar hingga terhempas menjauh. Sebuah sosok muncul dari balik tumpukan mayat dan duduk. Sekujur tubuhnya berlumuran darah.Kawanan binatang buas sontak terkejut dan buru-buru mundur dua langkah. Ketika melihat orang itu masih hidup,, sorot mata mereka menjadi penuh nafsu. Mereka perlahan-lahan berjalan mendekat.Kemudian, pemuda itu just
Baca selengkapnya

Bab 3

Plak!Ketika pengawal itu sedang menatap Hugo dengan ketakutan, Hugo langsung menepuk ubun-ubun pengawal itu dan mulai mengaktifkan teknik bela diri.Seketika, energi berwarna hitam keluar dari tangan Hugo dan menjalar ke dalam tubuh pengawal itu seperti cacing kecil. Begitu energi hitam ini masuk ke tubuhnya, ekspresi pengawal itu langsung berubah drastis.Wajah yang tadinya dipenuhi ketakutan seketika berkerut kesakitan. Wajahnya yang pucat karena kehilangan banyak darah pun mulai menghitam.Tak lama kemudian, seluruh tubuh pengawal itu menghitam seperti arang. Di bawah langit malam yang gelap, tidak ada yang bisa melihat sosoknya jika tidak diperhatikan dengan saksama.Melihat ini, Hugo menyunggingkan senyuman. Tatapannya terlihat sangat puas.Teknik Transformasi Agung Iblis memang bisa mengubah basis kultivasi orang lain menjadi kekuatan sendiri. Namun, apakah energi primordial yang susah payah dilatih orang lain bisa dirampas begitu saja?Kalaupun berhasil diserap, kemungkinan jug
Baca selengkapnya

Bab 4

Lantaran terkejut, Hugo memegang dadanya dengan erat dan merasa kesakitan sampai terjatuh ke tanah. Dia bergumam, "Apa yang terjadi? Apa aku berkultivasi sampai kehilangan kendali?"Memikirkan ini, Hugo mulai merasa panik. Jika Teknik Transformasi Agung Iblis sudah membuatnya kehilangan kendali dan ketidakstabilan fondasi sejak awal, bukan hanya usahanya yang akan sia-sia. Takutnya, dia tidak akan pernah bisa berkultivasi lagi di kehidupan ini dan menjadi orang lumpuh.Namun, rasa sakit di dadanya hanya sebentar dan segera menghilang.Hugo berdiri, lalu menghela napas panjang dan mengelus dadanya sambil mengernyit. Dia bingung dengan apa yang terjadi. Ketika dia hendak melangkah lagi, rasa sakit di dadanya kembali muncul."Aneh. Ini sama sekali bukan kehilangan kendali, tapi .... Iblis Hati!" kata Hugo.Kali ini, Hugo sudah menyadari penyebabnya. Jadi, dia segera menenangkan pikirannya dan mencari tahu asal-usul Iblis Hati. Bagi para kultivator, jika mengabaikan Iblis Hati begitu saja,
Baca selengkapnya

Bab 5

Sudut bibir Hugo sedikit terangkat. Dia sudah mengerti maksud Tiana. Tiana mungkin juga mengira Hugo sudah gila. Namun, dia tidak tega membiarkan Hugo terbunuh di tengah pertempuran. Itu sebabnya, dia mencari kesempatan agar Hugo bisa bersembunyi di balik perlindungan para pengawal."Kenapa kalian masih diam? Cepat seret dia kemari! Jangan biarkan dia buat malu di sana!" perintah Tiana pada pengawal.Sebelum pengawal sempat bertindak, sebilah pedang perak yang dipenuhi niat membunuh sudah  ditodong ke leher Hugo."Tunggu!" pekik Tiana.Ondo tertawa dingin. Dia menatap lurus ke mata Tiana, seolah-olah bisa membaca semua pikirannya. Katanya, "Hehehe .... Nona Tiana memang selalu baik hati. Budak yang sudah gila pun masih mau ditolong.Tiana mengernyit sembari berteriak marah, "Paman Ondo, apa kamu bahkan nggak mau melepaskan orang gila?""Hehehe .... Aku ulangi sekali lagi. Kalau kamu nggak mau melibatkan orang yang nggak bersalah, cepat serahkan Telapak Naga. Kalau nggak, kami nggak ak
Baca selengkapnya

Bab 6

Hugo berlari sambil menggendong Daren dan menggenggam tangan Tiana. Di belakang mereka, terdengar teriakan pembunuhan dan jeritan pilu antara pengawal Keluarga Garjita dengan para bandit."Tunggu. Kita nggak bisa tinggalkan mereka begitu saja," tutur Tiana dengan buru-buru. Setelah dibawa lari oleh Hugo sejauh ratusan meter, dia baru sadar.Hugo terus berlari ke depan tanpa menghiraukan Tiana."Lepaskan aku!" pekik Tiana.Melihat Hugo yang tidak mendengarkan perintah, Tiana langsung mengibaskan tangan untuk melepaskan diri dari genggaman Hugo. Hal ini membuat Hugo menghentikan langkahnya, lalu berbalik menatap Tiana dengan dingin."Kita harus kembali. Kita nggak bisa biarkan para pengawal Keluarga Garjita mati sia-sia demi kita," tegas Tiana."Kalau kamu kembali, apa kamu bisa mengalahkan para bandit itu?" tanya Hugo dengan nada datar.Tiana menggigit bibirnya. Dia mengernyit dan menghela napas berat sebelum menimpali, "Mungkin yang lain masih bisa dihadapi. Tapi, Paman Ondo memiliki k
Baca selengkapnya

Bab 7

Empat jam kemudian, ketiganya tiba di pinggiran sebuah hutan yang diselimuti kabut tebal. Melihat pemandangan putih membentang yang seolah menelan seluruh hutan, sorot mata Hugo memancarkan cahaya yang dalam dan penuh pertimbangan."Inilah hutan berkabut. Sepanjang tahun, tempat ini selalu diselimuti kabut. Orang yang masuk ke dalamnya sangat jarang bisa keluar lagi," ucap Tiana sambil memandang ke depan.Tatapan Tiana terlihat ragu ketika melanjutkan, "Kalau kita bersembunyi di dalam sana, mungkin bisa menghindari bahaya untuk sementara. Tapi, bisa jadi kita nggak akan pernah keluar lagi."Sementara itu, Hugo sama sekali tidak memperhatikan ucapannya. Tatapannya terus menyapu ke segala arah. Ketika melihat sebuah gunung tinggi menjulang ke langit di arah timur, matanya memancarkan cahaya yang berbeda.Hugo menunjuk ke arah gunung itu sembari bertanya, "Itu Gunung Artam ya?"Tiana mengangguk pelan sebelum menjawab dengan sedikit waspada, "Kata ayahku, penguasa Gunung Artam sangat kuat,
Baca selengkapnya

Bab 8

Tiana bertanya, "Gi ... gimana kamu bisa ...."Hugo menyela, "Jangan pikirkan itu dulu. Sekarang, ikuti gerakanku. Ini gerakan tangan dari Formasi Pengelabuan untuk mengacaukan pikiran musuh. Ini gerakan tangan dari Formasi Pembunuh untuk mengendalikan bayangan hitam dan menghabisi musuh ...."Tiana terdiam dan hanya bisa mengikuti Hugo untuk membentuk gerakan tangan satu per satu. Hanya saja, gerakan Hugo terlalu cepat. Satu set gerakan tangan langsung diselesaikannya tanpa henti.Tiana sempat melirik sekilas, tetapi sama sekali tak bisa mengingatnya apalagi menirukannya dengan benar.Hugo sangat emosi karena wanita itu tak kunjung bisa mengikutinya. Dia pun memarahi, "Aduh, kenapa kamu bodoh banget? Padahal ini cuma dua set gerakan tangan paling dasar! Kalau begini terus, mending kamu langsung menyerah saja saat Ondo dan yang lainnya datang! Sungguh bodoh!"Seumur hidupnya, Tiana selalu diperlakukan seperti tuan putri. Dia dimanja dan disayang oleh semua orang. Mana pernah dia meneri
Baca selengkapnya

Bab 9

Kelompok itu berjalan dalam barisan seperti tusukan sate dan menyusuri kabut putih tebal di dalam hutan. Masing-masing dari mereka memegang erat tali merah di tangan.Hugo berada di barisan paling depan, sementara Ondo berada tepat di belakangnya. Dia mencengkeram erat bajunya agar Hugo tidak bisa melarikan diri.Lantaran kabutnya sangat tebal, bahkan dua orang yang berdiri berdekatan pun tak bisa saling melihat bayangannya. Mereka hanya bisa saling menempel berdasarkan sentuhan agar tidak tersesat dan terpisah.Saat mereka tiba di tengah hutan berkabut, Hugo tiba-tiba berhenti di tempat yang bahkan mustahil untuk melarikan diri."Ada apa?" tanya Ondo yang agak terkejut dan mulai merasa gelisah. Dia pun refleks mencengkeram baju Hugo dengan makin erat.Hugo tersenyum aneh, lalu berucap datar, "Ondo, cukup sampai di sini saja aku mengantar kalian. Jalan menuju akhirat, silakan kalian tempuh sendiri."Perkataan itu langsung membuat Ondo merinding. Baru saat itulah dia sadar bahwa mereka
Baca selengkapnya

Bab 10

"Debu kembali menjadi debu, tanah kembali menjadi tanah. Semua kekuatan iblis dari Sembilan Alam Bawah jadi milikku," seru Hugo sambil membentuk rangkaian gerakan tangan dengan cepat.Seketika itu juga, kendali atas Formasi Bayangan Hitam yang sebelumnya dipegang oleh Tiana langsung terlepas darinya. Pada saat yang sama, gambaran jelas tentang apa yang terjadi pada Ondo dan yang lainnya pun langsung menghilang.Tiana merasa sedikit heran. Dia kembali membentuk gerakan tangan, tetapi tak bisa lagi mengendalikan satu bagian pun dari formasi besar itu."Aahhh ...." Tiba-tiba dari berbagai sudut hutan berkabut, terdengar jeritan menyayat hati.Tubuh Ondo dan yang lainnya sudah berubah menjadi hitam legam saat ini, tetapi mereka masih memiliki sedikit kesadaran. Bayangan-bayangan hitam terlihat terus-menerus keluar dari tubuh mereka.Setiap kali satu bayangan keluar, mereka akan menjerit seolah-olah sepotong daging mereka dicabik. Jeritan memilukan itu terus berlanjut sampai semua bayangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status