"Dua ratus ribu? Hehehe ...," ujar Hugo sambil tertawa kecil. Pemuda itu mengusap dagunya sambil menggeleng. Kemudian, dia langsung mengulurkan tangan hendak mengambil gulungan itu seraya berkata, "Karena Nona Agnia nggak tulus, kita akhiri saja transaksi hari ini."Agnia memundurkan tubuh ke belakang sambil memeluk gulungan itu erat-erat. Seolah-olah dia takut Hugo akan mengambilnya kembali."Tuan Hugo, ini hanya lukisan formasi tingkat pertama. Dua ratus ribu sudah sangat tinggi. Lagi pula, lukisan ini digambar dengan tangan, nggak disimpan dalam slip giok. Aku sudah cukup adil dengan menawarkan dua ratus ribu batu spiritual," protes Agnia."Hehehe ... Nona Agnia, biarpun aku bukan orang terpelajar, kamu nggak bisa membodohiku seperti ini. Cepat kembalikan lukisan itu padaku," ujar Hugo sambil mengulurkan tangannya lagi. Namun, dia tidak langsung merebutnya, melainkan hanya menatap mata Agnia lekat-lekat.Masih sambil memeluk erat lukisan itu, Agnia menggertakkan giginya dan berseru,
Read more