Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 51 - Bab 60

98 Bab

51. Kedatangan Tamu

“Duduk!” titah Kai begitu Kira menutup pintu di belakangnya. “Temani aku makan.” “A-Apa?” Kira terperangah. Ia menatap Kai dengan tatapan tak percaya, lalu menatap makanan dari warteg yang sudah dihidangkan di atas piring. “Makan siang bersama Anda?” Kai mengempaskan bokongnya di sofa. “Ya. Kenapa? Keberatan?” tanyanya dengan suara yang terdengar jauh lebih rendah. Tentu saja Kira keberatan. Berada di dekat Kai saja sudah membuatnya jengkel dan lelah, apalagi jika harus makan bersama? Namun, sebagai asisten pribadi yang ingin mempertahankan profesionalitasnya, Kira lantas menjawab, “Tentu saja tidak, Tuan.” “Duduklah. Mau sampai kapan terus berdiri di situ?” Satu alis Kai terangkat sambil menatap Kira. “Itu makanan untukmu.” Kira akhirnya duduk di hadapan Kai. Ia sempat tertegun karena ternyata makanan yang ia pesan dari warteg itu adalah untuk dirinya. ‘Pantas saja dia nggak protes tadi,’ batin Kira sembari meraih sendok. Perutnya sudah keroncongan sejak tadi. Lantas keduanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

52. Sesuatu Terjadi

Kira menaruh ponselnya di atas meja, lalu ia menuangkan air ke dalam gelas dan meneguknya hingga habis.Ia baru saja pulang dari rumah Violet setelah menyusui Luna, oleh karena itu Kira merasa haus.Pada saat yang sama, Kai pun tiba di rumah. Pria itu baru saja pulang, entah dari mana. Sebab sore tadi Kai dan Kira tidak pulang bersama dari kantor.Kira pulang bersama sopir pukul empat sore. Sementara Kai pergi sendiri dan sempat berkata pada Kira bahwa ia akan pergi ke suatu tempat terlebih dulu. Namun, Kira yakin Kai bukan bertemu dengan Violet. Sebab Violet barusan ada di rumahnya.Kai mendekati Kira.Tanpa perlu menoleh, Kira sudah tahu Kai tengah menghampirinya dan menatap punggungnya.“Kamu baru saja pulang dari rumah Violet?” Suara bariton Kai terdengar di arah belakang.“Iya,” jawab Kira sebelum meneguk air putihnya lagi.“Bagaimana Luna?”“Kamu nggak tanya ke kekasihmu langsung, Mas?”Kai berdecak lidah. Ia berdiri menjulang di samping Kira. Mata elangnya menatap Kira dengan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

53. Pergi

“Ini semua gara-gara kamu. Kalau sesuatu terjadi pada anakku, kamu harus bertanggung jawab!”Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kai pun pergi bersama Violet dan Rina yang tengah menggendong Luna. Meninggalkan Kira yang tercenung sendirian. Dengan menggunakan mobil Violet, mereka pergi ke rumah sakit.Sementara itu, Kira masih berdiri membeku di tempatnya dengan perasaan nyeri saat melihat bagaimana Kai khawatir dan panik pada Luna.Tanpa sadar, kepalan tangan Kira mengepal kuat. Ingatannya kembali terbayang ke masa lalu, saat ia berjuang sendirian melahirkan Aksa dan Kai sama sekali tidak peduli di saat Aksa akan dimakamkan. Mengingat hal itu, mata Kira berkaca-kaca.‘Apa ini salahku?’ batin Kira dengan dada yang bergemuruh hebat. ‘Luna sakit karena aku?’Kira jadi menyalahkan diri sendiri. Ia melihat ke sekeliling dan rumah itu terasa sepi. Kai bahkan mengabaikannya.Kira lantas keluar dari rumah tersebut, tapi ia tidak ingin pulang ke rumah Kai.Dengan mata yang menggenang, Kira p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

54. Seseorang Datang

Kira baru menyadari bahwa dirinya tidak membawa ponsel dan dompet saat ia sudah meninggalkan area pemakaman.Kira juga tidak tahu saat ini sudah pukul berapa, tapi kondisi di sekitar yang sepi membuatnya yakin bahwa saat ini sudah hampir tengah malam.Kaki Kira kembali melangkah di trotoar jalan. Kakinya sudah terasa pegal dan keringat bercucuran karena sudah berjalan kaki cukup jauh.Beberapa taksi melintas, tapi Kira tidak berniat menghentikannya. Kira masih belum ingin pulang ke rumah Kaisar. Atau lebih tepatnya, Kira tidak ingin bertemu dengan lelaki itu.‘Bisa aja dia lagi di rumah kekasihnya sekarang,’ batin Kira sambil tersenyum kecut.Hati Kira masih terasa perih saat teringat lelaki itu menyalahkannya, tadi.‘Aku harus pergi ke mana sekarang?’ batin Kira lagi sambil duduk di kursi kayu yang tersedia di trotoar.Ia memperhatikan lalu lintas kota yang tidak pernah sepi dengan tatapan menerawang. Jauh di lubuk hati, ia teringat pada Luna, khawatir bayi mungil itu kenapa-napa.Ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

55. Pulang Bersama

Pukul sebelas malam, Julian baru keluar dari kantornya. Hampir setiap hari ia memang selalu lembur. Hidupnya ia dedikasikan untuk pekerjaan. Karena toh ia belum memiliki seseorang yang akan menunggunya di rumah. Hujan turun cukup deras saat ia keluar dari lobi. Ryan–sang sekretaris, membuka payung besar dan memayungi atasannya itu menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan lobi. “Aku akan nyetir sendiri,” kata Julian sambil meminta kunci mobil. Ryan tampak khawatir. “Tapi, Pak. Ini sudah tengah malam dan hujan, Anda pasti lelah juga setelah seharian bekerja.” “Fisikku nggak selemah itu, Ryan.” Julian berdecak lidah, ia menengadahkan telapak tangan, meminta kunci mobil. Akhirnya Ryan pun menyerahkan kunci mobil pada bosnya. Julian melajukan kendaraan itu di bawah hujan yang cukup deras, dengan kecepatan sedang. Karena ia juga belum ingin pulang ke rumah. Saat Julian sedang fokus mengemudi, tiba-tiba seekor kucing melintas di hadapannya, membuat Julian sontak menginjak rem. Ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

56. Maaf

Kira berjalan melewati gang sempit tersebut. Jas Julian yang dikenakannya membuat tubuhnya terasa sedikit hangat.Hingga tak lama kemudian ia keluar dari gang samping pos satpam komplek perumahan. Lantas Kira menyeret kakinya yang sudah terasa pegal menuju rumah Kai.Bagaimana kabar Luna?Itu yang terlintas dalam benak Kira selama dalam perjalanan tersebut. Begitu melewati rumah Violet, Kira sempat terdiam dan memandangi rumah tersebut dengan perasaan campur aduk.‘Luna sudah pulang belum, ya? Apa jangan-jangan dia dirawat?’ batin Kira sambil menghela napas panjang.Ia melanjutkan langkahnya dan tak sampai lima menit kemudian Kira sudah tiba di depan rumah Kai. Satpam membukakan pintu untuknya dan terkejut kala melihat kondisi Kira yang pulang sendiri tengah malam.“Non Kira baik-baik saja?” tanya salah seorang satpam dengan tatapan khawatir.Kira tersenyum kecil, mengangguk. “Saya baik-baik saja, Pak. Terima kasih.”“Sepertinya ada yang khawatir sama Non Kira.” Satpam itu menoleh ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

57. Mengusik Pikiran

Kai tidak bisa memejamkan matanya. Ia berguling ke kiri dan kanan demi mendapatkan kenyamanan. Namun, ia seolah-olah tidak bisa menemukan ketenangan dalam tidurnya. Kebersamaan Kira dan Julian memenuhi benak Kai, membuat Kai akhirnya bangkit sambil mengumpat, “Sialan! Apa yang mereka lakukan?” Kai berusaha mengabaikan perasaan marahnya saat teringat dengan bagaimana Julian menyentuh Kira. Toh, ia tidak peduli Kira mau pergi dengan siapapun, akan tetapi hatinya berkata lain. Kai tidak bisa mengabaikannya. Mendengus kasar, Kai akhirnya turun dari ranjang. Ia berjalan mondar-mandir di tengah kamar, sambil sesekali mengusap tengkuk. Lalu mengumpat ketika bayangan Kira bersama dengan Julian kembali melintas di benaknya. Sial. Sial. Sial. “Apa yang aku pikirkan?” keluh Kai sambil duduk di tepian ranjang dan memijat pelipis. Seharusnya ia tidak peduli pada Kira dan Julian. Namun, entah mengapa kebersamaan mereka berdua yang singkat itu sangat mengusik pikirannya? Sementara itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

58. Mood Yang Buruk

Kai mengetuk pintu kamar Kira, tapi ia tak mendapat sahutan. Ia memutar knop pintu itu. Tidak terkunci. Namun, Kai tidak menemukan Kira di dalam sana. Tempat tidurnya pun sudah rapi. Kai sempat berpikir bahwa Kira ada di dapur. Ia pun turun ke lantai satu, tapi ia hanya menemukan Ani yang tengah menata makanan di atas meja. “Ke mana Kira?” tanya Kai dengan kening berkerut. Ani menghentikan aktifitasnya sesaat, ia menatap majikannya yang belum berpakaian rapi. Ani menahan senyum karena biasanya Kira yang merapikan pakaian tersebut. “Non Kira sudah pergi tadi sebelum jam enam, Tuan.” “Sudah pergi?” Alis Kai saling bertaut. “Kenapa pagi-pagi sekali?” “Saya nggak tahu, Tuan. Tadi pagi Non Kira belum sempat sarapan karena buru-buru.” Kai mengembuskan napas kasar. Ia kembali ke kamar dan meraih ponsel dari nakas, lalu menghubungi nomor telepon Kira. Namun, panggilannya tidak diangkat. Sial. Akhirnya Kai mengancingkan kemejanya seorang diri sambil berdiri di depan cermin. Ia juga meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

59. Kejadian Tak Terduga

“Setiap kali aku bertemu Julian, kamu tidak boleh ikut. Tugasmu akan digantikan Lia.”Sontak, Kira mengerutkan keningnya bingung. Ia tak mengerti kenapa Kai tiba-tiba memberi keputusan seperti itu.“Tuan, apa ada yang salah dengan kinerja saya?” tanya Kira sambil mundur satu langkah.Kai maju satu langkah, membuat jarak di antara mereka semakin terkikis. “Tidak ada,” jawab Kai seraya menatap wajah Kira lamat-lamat dengan tatapan sulit diartikan.“Lalu? Kenapa saya tidak diperbolehkan menemani Anda saat bertemu dengan Pak Julian?” Kira mendongak, balas menatap Kai. Ia terus mundur karena tidak ingin dekat dengan pria itu.Namun, Kai terus maju mendekati Kira. Hingga akhirnya bokong Kira membentur bagian belakang punggung sofa. Mata Kira terbelalak karena ia tak punya ruang lagi untuk menghindar.“Tuan Kaisar, apa yang Anda lakukan?” tanya Kira dengan nada tenang, berusaha menyembunyikan kepanikan yang menguasai dirinya.Satu sudut bibir Kai terangkat. “Kamu tanya kenapa aku nggak membo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

60. Pesan Dari Julian

“Honey, apa yang kamu lakukan pada wanita itu?” tanya Violet dengan bibir bergetar sesaat setelah Kira pergi dari ruangan tersebut.Kai mengusap wajahnya dengan kasar, satu tangannya yang lain berkacak pinggang. Namun, pria itu tampaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut alasan ia dan Kira tiba-tiba berciuman.“Kenapa kamu datang tanpa memberitahuku, Vi? Bagaimana kondisi Luna sekarang? Kenapa kamu malah meninggalkannya?” tanya Kai, mengalihkan topik pembicaraan mereka.Mendengar pertanyaan tersebut, Violet pun tersenyum sinis. “Kenapa memangnya kalau aku datang tanpa memberitahumu? Kamu akan menyembunyikan aktifitasmu dengan asisten pribadimu barusan dariku?”“Vi, apa yang kamu lihat nggak seperti apa yang kamu pikirkan!” tegas Kai dengan tatapan serius, membuat Violet seketika terdiam.Violet selalu tidak ingin membuat Kai marah, jadi ia lebih memilih diam daripada menimpali ucapan lelaki itu.Kai menghampiri kursi kebesarannya dan duduk di sana. Sementara Violet datang menghampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status