Share

60. Pesan Dari Julian

last update Last Updated: 2025-04-03 14:40:07

“Honey, apa yang kamu lakukan pada wanita itu?” tanya Violet dengan bibir bergetar sesaat setelah Kira pergi dari ruangan tersebut.

Kai mengusap wajahnya dengan kasar, satu tangannya yang lain berkacak pinggang. Namun, pria itu tampaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut alasan ia dan Kira tiba-tiba berciuman.

“Kenapa kamu datang tanpa memberitahuku, Vi? Bagaimana kondisi Luna sekarang? Kenapa kamu malah meninggalkannya?” tanya Kai, mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Mendengar pertanyaan tersebut, Violet pun tersenyum sinis. “Kenapa memangnya kalau aku datang tanpa memberitahumu? Kamu akan menyembunyikan aktifitasmu dengan asisten pribadimu barusan dariku?”

“Vi, apa yang kamu lihat nggak seperti apa yang kamu pikirkan!” tegas Kai dengan tatapan serius, membuat Violet seketika terdiam.

Violet selalu tidak ingin membuat Kai marah, jadi ia lebih memilih diam daripada menimpali ucapan lelaki itu.

Kai menghampiri kursi kebesarannya dan duduk di sana. Sementara Violet datang menghampi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
~kho~
azeeekkk.... kai kelamaan sadarnya keburu ditikung sama Julian loh, wkwkwk
goodnovel comment avatar
Maranta Karoshi
sblm Kira nnt endingnya sm Kai, dia hrs balas smua perlakuan Kai dn Violet thdp dia dn Aska.. Kai hrs berjuang mati”an utk dptin hatinya Kira.. jgn gampang bgt nanti Kira nerima Kai lg.. hrs ada effort yg besar serta penyesalan yg buat dia jera nyakitin Kira ke dpnnya..
goodnovel comment avatar
Suci Wulantica
uwoooooow prok prok prok mantab Julian abaikan saja tetangga yg kebakaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   61. Makan Siang Berdua

    Setelah membaca pesan dari Julian tersebut, tanpa sadar Kai mengetatkan rahangnya. Ia kembali masuk ke ruangannya sambil melonggarkan ikatan dasinya yang terasa mencekik leher. ‘Brengsek!’ maki Kai dalam hati sambil melempar ponsel ke atas sofa. ‘Kenapa juga aku harus marah?’ Kai mengembuskan napas kasar. Ia duduk di kursinya, fokus pada pekerjaan dan berusaha mengabaikan pesan dari Julian. Namun, sial! Bayangan saat ia berciuman dengan Kira dan pesan dari Julian datang silih berganti memenuhi benaknya, membuat Kai menggeram kesal sambil mengusap wajah dengan kasar. Ia bangkit dari kursinya, mondar-mandir di tengah ruangan seperti beruang kebingungan. Sesekali ia mengumpat. Kai sendiri bingung kenapa dirinya ingin marah saat ini? Tak bisa begini terus, Kai pun mengambil ponselnya dari sofa dan menghubungi nomor telepon Kira. Akan tetapi panggilannya tidak diangkat. Sial! Sial! Sial! Di sisi lain, Kira yang baru selesai memesan makanan pun terkejut kala ponselnya bergetar. Ia m

    Last Updated : 2025-04-03
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   62. Hubungan Khusus

    Tanpa membuang-buang waktu, detik itu juga Kai melangkahkan kakinya lebar-lebar menghampiri meja Julian dan Kira.“Kira!” panggil Kai dengan suara baritonnya yang dalam.Mendengar namanya dipanggil dan menyadari kehadiran seseorang di samping meja, sontak Kira menoleh, ia terkejut kala melihat Kai sudah berada di sampingnya.“Tuan Kaisar?” gumam Kira sambil menarik tangannya yang semula ditepuk-tepuk pelan oleh Julian. Kira segera berdiri. “Ada apa Anda datang kemari?”Kai tidak menjawab, ia hanya menatap Kira dan Julian bergantian.Julian pun tak kalah terkejutnya. Julian tak menyangka Kai akan datang setelah ia menyebutkan tempat ia dan Kira makan siang.“Hey, Bung!” Julian berdiri dan meninju pelan lengan atas Kaisar. “Ada apa? Kamu benar-benar khawatir aku akan menculik asisten pribadimu?” candanya sambil terkekeh-kekeh.Kai mendengus kecil, kalau bukan temannya, Kai pasti sudah melayangkan tatapan tajam pada Julian. “Aku tidak takut, karena dia juga nggak akan berani pergi dariku

    Last Updated : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   63. Mengawasi Kira

    “Sampai jumpa lagi, terima kasih sudah bersedia makan siang denganku.” Julian tersenyum manis ke arah Kira. Kira balas tersenyum, mengangguk. “Sama-sama. Hati-hati dijalan.” Julian ikut mengangguk, ia menatap ke arah Kai dengan tatapan curiga, sebab sejak tadi temannya itu tampak berbeda setiap kali menatap Kira. Namun, Julian tidak menunjukkan kecurigaannya. Pria itu langsung naik ke dalam mobil begitu sopirnya tiba. “Ikut naik mobil bersamaku,” ucap Kai sesaat setelah kepergian Julian. “Nggak perlu, Tuan, saya jalan kaki saja. Lagipula jarak dari sini ke kantor tidak terlalu jauh,” tolak Kira dengan halus sambil tersenyum. Melihat senyuman itu, Kai pun membuang muka dan menelan salivanya. Lalu berkata dengan nada tegas, “Naik! Jangan menolak!” Kira mengembuskan napas sepelan mungkin, lalu akhirnya mengangguk karena tidak ingin membuat keributan di tempat umum. Ia pun naik ke dalam mobil Kai. Kai mengemudikan mobilnya sendiri. Suasana di dalam mobil terasa canggung. Bayangan s

    Last Updated : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   64. Istri Kaisar

    “Laki-laki barusan–maksud saya Kaisar Antariksa, apa yang dia lakukan di sini?”Sang kasir yang mengetahui bahwa yang berbicara di hadapannya adalah CEO Nusantara Hospital, langsung terkejut dan berdiri. “Pak Julian, selamat siang,” sapanya kemudian sambil tersenyum. “Apa maksud Anda laki-laki yang memakai jas barusan?”“Benar. Dia teman saya,” ucap Julian, “apa yang dia lakukan di sini?” tanyanya sekali lagi dengan penuh rasa ingin tahu. Apakah ada saudaranya yang sakit? Jika iya, maka Julian berniat untuk menjenguknya, pikir Julian.“Oh, itu… Pak Kaisar baru saja membayar tagihan rumah sakit, Pak.”“Tagihan rumah sakit?” Kening Julian berkerut bingung. “Untuk siapa?” Sebenarnya ia tidak ingin ikut campur, tapi entah mengapa Julian tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.Kasir itu tampak ragu sejenak, tapi karena yang bertanya adalah Julian, CEO rumah sakit ini, ia akhirnya menjawab dengan hati-hati, “Untuk pasien bernama Indah, Pak.”Mendengar nama Indah disebut-sebut, Julian pun ter

    Last Updated : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   65. Tergoda

    Kira mengempaskan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah. Entah mengapa akhir-akhir ini Kai selalu memberinya banyak pekerjaan yang menurut Kira tak masuk akal. Sehingga seharian Kira hanya duduk di depan komputer.Untuk makan siang saja ia harus pesan online. Bahkan untuk membalas pesan singkat pun Kira nyaris tidak sempat.Kini, Kira duduk di sofa ruang keluarga. Baru saja selesai memompa ASI untuk Luna. Setelah memasukan ASIP ke freezer dan merapikan alat pompa ASI, Kira duduk kembali di sofa sambil menonton televisi.Berkali-kali Kira menguap. Hingga perlahan-lahan matanya mulai terpejam dan remote di tangannya terjatuh ke sofa.Sementara itu di sisi lain, di dalam sebuah kamar, Kai tidak bisa memejamkan matanya. Ia berguling ke kiri dan kanan, berusaha mencari kenyamanan dalam tidurnya. Namun Kai tidak mendapatkannya.Setiap kali Kai memejamkan mata, bayangan ia sedang berciuman dengan Kira selalu melintas di benaknya. Datang silih berganti dengan bayangan Julian yang memegang tangan

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   66. Kagum

    Kira mencuci bibirnya di wastafel dan menggosok-gosoknya dengan penuh rasa kesal, berharap bisa menghilangkan jejak bibir Kai dari sana. “Bisa-bisanya dia menciumku tanpa persetujuanku!” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil kembali mencuci bibirnya. Kira merasakan hatinya campur aduk. Ciuman Kai tadi sempat membuat ia terbuai karena ia berpikir itu hanyalah mimpi. Namun, saat menyadari itu kenyataan dan membayangkan Kai sering mencium Violet, entah mengapa Kira jadi merasa jijik. Napas Kira tak beraturan, ia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Kira lalu memejamkan mata, berusaha melupakan kejadian tadi, tapi entah mengapa ia tak berhasil. Tangan Kira mengepal kuat. Lantas tiba-tiba Kira teringat dengan kepergian Kai ke rumah Violet. Ia merasa khawatir karena sempat mendengar Luna demam. Namun, seharusnya Kira tidak perlu merasa khawatir, toh ada Kai dan Violet yang mengurus bayi tak berdosa itu. Saat Kira sedang melamun menatap wajahnya di cermin, ia mendengar pintu kamar

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   67. Sekakmat

    Kai terdiam. Ia terlihat menelan saliva berulang kali. Raut mukanya tampak menegang kala mendengar pertanyaan dari Kira yang membuatnya tertohok.Hening. Kamar itu terasa sunyi selama beberapa saat.Lalu, dengan suara serak, Kai membuka suaranya, “Aku–”“Jangan menjawab kalau cuma akan menyakitiku lebih dalam, Mas,” sela Kira, yang membuat Kai bungkam seribu bahasa.Kira tersenyum perih melihat keterdiaman Kai. “Aku mau tidur. Bisa tolong tinggalkan kamar ini? Jangan khawatir, Luna akan baik-baik saja.”Kai masih terpaku di tempatnya berdiri, pria itu seolah kehilangan kata-katanya.Kira membalikkan tubuhnya membelakangi Kai, lalu menyelimuti dirinya hingga menutupi kepala. Ia berusaha memejamkan matanya, tapi tidak bisa.Hatinya kepalang nyeri karena teringat dengan Aksa yang bernasib malang, bahkan mendiang bayi itu tak pernah mendapat pengakuan dari Kai semasa berada dalam kandungan Kira.Kai cukup lama berdiri membeku

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   68. Tertampar

    “Di mana Kira? Kenapa akhir-akhir ini dia jarang ikut bersamamu?” tanya Julian pada Kai, Julian sempat melirik Lia yang selama dua pertemuan terakhir selalu ikut bersama Kai, menggantikan Kira.Kai membuka lembaran berkas di tangannya. Tanpa menatap Julian ia bertanya, “Kenapa? Kamu kecewa karena Kira nggak ikut bersamaku?”Julian tersenyum kecil, ia menyeruput americano-nya sesaat sambil memperhatikan ekspresi Kai yang tenang. Pertemuan hari ini diadakan di sebuah restoran, seperti yang lalu-lalu.“Iya, aku sangat kecewa karena nggak bisa bertemu dengannya,” ucap Julian, berusaha memancing Kai.Sontak, Kai menaikkan pandangannya dari berkas di tangannya, ke arah wajah Julian dengan alis saling bertaut. “Dia sedang sibuk dengan pekerjaan yang lain, sayang sekali untuk beberapa waktu ke depan kamu nggak bisa bertemu dengan Kira.”Julian terdiam sesaat, ia bisa melihat raut muka Kai berubah tajam saat mendengar ucapan Julian barusan. Namun

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   98. Kamu cantik

    Kira terdiam sejenak. Lantas ditatapnya Kai yang sedang menatap lurus ke arah jalanan. Tatapan Kira kembali pada layar ponsel Kai dalam genggamannya yang masih bergetar. Genggaman tangan Kira pada ponsel itu menguat, sebelum akhirnya ia memasukkan kembali ponsel Kai ke dalam jaket denim suaminya itu, tanpa memberitahu Kai bahwa Violet menelepon. Untuk kali ini saja, Kira ingin egois. Ia tidak mau membiarkan kekasih Kai itu merenggut kebersamaan mereka hari ini. Kabut tipis mulai turun saat Kira dan Kai melangkah pelan menyusuri jalur kayu di tengah rimbunnya pepohonan pinus. Angin berhembus lembut, lampu-lampu kecil di sepanjang jalur mulai menyala. Kira menarik napas dalam-dalam. “Tempat ini tenang sekali,” gumamnya, yang membuat Kai seketika menoleh. “Kamu suka?” tanya Kai. Kira balas menatap Kai, mengangguk. “Suka,” jawabnya, lalu melepaskan tangan dari genggaman Kai dan berjalan lebih dulu di depan pria itu. Raut muka Kira tampak berseri-seri saat kakinya menapaki jembatan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   97. Tidak Punya Rasa Suka atau Cinta

    “Ini namanya Jalan Braga,” ucap Kai ketika mereka sudah turun dari mobil.Kira menatap sekeliling dengan pandangan takjub. Trotoar khas bergaya kolonial, kafe-kafe kecil berjajar rapi di sepanjang jalan, dan bangunan-bangunan tua yang memiliki nuansa sejarah membuat suasana terasa romantis dan hangat.“Kamu sering datang kesini sebelumnya?” tanya Kira sambil menatap Kai penuh tanya.“Pernah, tapi nggak sering.” Kai mengedikkan bahunya cuek.“Dengan kekasihmu?”Kai berdecak lidah dan seketika menoleh pada Kira dengan alis saling bertaut. Tanpa berkata-kata. Hanya menatap Kira dengan tatapan dalam, yang membuat Kira mengerjapkan matanya berkali-kali.“Kenapa menatapku seperti itu?” sergah Kira sambil membuang pandangan ke arah lain, selain pada Kaisar.“Kira….” Kai menarik wajah Kira agar menatapnya. “Kamu sengaja bertanya seperti itu apa karena cemburu pada Violet?” tanyanya dengan mata disipitkan.“A-apa? Cemburu?!” Seketika itu juga Kira tertawa. Tawa yang terdengar sinis. “Cemburu i

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   96. Haruskah Merebutnya?

    Mata Kira seketika membulat, menatap Kai dengan tajam sambil berkata tanpa suara, “Apa yang kamu lakukan?”Kai hanya menatap Kira, sebelum akhirnya menempelkan ponsel Kira di telinganya. “Ini aku,” katanya pada Julian di seberang sana.“Kai?” Julian terdengar terkekeh kecil. “Sepertinya kamu nggak terima aku mengganggu asisten pribadimu, ya.”“Ya, Kira sedang dalam perjalanan bisnis dan dia harus profesional. Kalau kamu ada sesuatu yang ingin dibicarakan terkait pekerjaan, hubungi saja aku," ujar Kai dengan tatapan datar.Kira menggigit bibir bawahnya sambil mendelik tajam pada Kai, ia kesal karena pria itu selalu berbuat seenak perut.“Ah… ini memang bukan tentang pekerjaan. Tapi aku benar-benar merindukan asisten pribadimu itu. Bagaimana ini? Sudah lama kami nggak bertemu.”Sial!Tangan Kai seketika mengepal hingga ponsel Kira dalam genggamannya ikut bergetar. “Urus saja urusan pribadi kalian di luar jadwal kerja!” Seketika itu juga, Kai mematikan sambungan telepon secara sepihak.K

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   95. Tiba-tiba Menginginkannya

    “Kira,” bisik Kai dengan suara beratnya. “Kenapa kamu selalu membuatku kehilangan kendali, hm?”Kira mengepalkan tangannya saat wajah Kai semakin mendekat, hingga Kira bisa merasakan napas hangat pria itu menerpa wajahnya.“Aku sama sekali nggak pernah menggodamu, Mas!” tukas Kira, ia mengerti ke mana arah pembicaraan Kai.Mata Kai menatap bibir Kira yang terlihat seperti tengah memanggil-manggilnya. Ia tahu Kira tidak pernah menggodanya, tapi entah mengapa saat Kira sedang terdiam pun dirinya malah tergoda. Sial.“Kamu nggak perlu menggodaku untuk aku menginginkanmu,” bisik Kai lagi dengan dalam seraya menatap mata dan bibir Kira bergantian.Terang saja ucapan Kai tersebut membuat Kira kebingungan. Sebenarnya apa yang Kai lihat darinya? “Bukankah selama ini kamu membenci aku, Mas?” lirih Kira tiba-tiba tanpa dapat ia cegah. “Lalu kenapa sekarang, kamu memperlakukanku seolah-olah aku ini istri sungguhan buatmu?”Pertanyaan Kira membuat Kai seketika terdiam. Ia ingat bagaimana kejam di

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   94. Kira itu Istriku

    Kira terbangun pagi itu dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya. Matanya mengerjap pelan saat cahaya matahari yang menembus tirai tipis kamar itu menerpa wajah. Kira membuka mata. Sejenak ia lupa di mana ia berada. Sampai akhirnya kasur yang kosong di sebelahnya menyadarkan Kira bahwa saat ini ia berada di kamar hotel. ‘Kai? Di mana dia?’ Kira bertanya-tanya dalam hati saat tidak menemukan pria itu di kasur sebelahnya. Lantas, karena teringat dengan kejadian pagi kemarin, Kira seketika menoleh ke belakang dengan perasaan waspada. Akan tetapi di belakangnya pun ia tidak menemukan Kaisar. Kira terdiam sejenak, mungkin pria itu sedang di ruang TV, pikirnya. Kira bangkit dari tidur hingga selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh. Di saat itu Kira mendapati dirinya tengah mengenakan pakaian tidur berbahan satin warna navy. Kening Kira berkerut bingung. “Bukannya semalam aku ketiduran di ruang TV, ya?” gumam Kira sambil berusaha mengumpulkan kepingan memori malam tadi. Dan jelas-je

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   93. Memberi Perhatian Lebih

    “Aku mau mandi, kalau kamu mau tetap di sini, aku nggak masalah,” ucap Kai dengan satu sudut bibir terangkat, membuat Kira yang duduk di tepian ranjang seketika berdiri. “Nggak! Aku nunggu di ruang TV aja,” tukas Kira dengan cepat. Kira buru-buru keluar dari kamar saat itu juga, meninggalkan Kai yang tersenyum samar melihat kepergiannya. Kini Kira merebahkan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah hari ini, tapi entah mengapa ada perasaan puas yang menyelimuti hatinya, entah karena apa. Tangan Kira terulur, meraih remote dari meja dan menyalakan televisi. Ia memindah-mindahkan saluran, berharap bisa menemukan tayangan yang menyenangkan untuknya. Namun, saat Kira baru saja menikmati film kartun yang baru ia temukan, bel kamar tiba-tiba berbunyi. Kening Kira berkerut bingung. Siapa yang datang malam-malam begini? Apakah mungkin staf hotel? pikirnya. Dengan malas Kira bangkit dari sofa dan membukakan pintu. “Surprise…!” Begitu pintu terbuka, tiba-tiba saja Kira dikejutkan oleh se

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   92. Tidak Peduli

    “Honey! Kamu juga di sini?!”Mendengar seruan Violet yang entah dari mana datangnya itu, sontak Kira dan Kai menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Violet tengah membawa barang belanjaan di kedua tangannya, bersama Rina yang menggendong Luna.Kai tidak begitu terkejut melihat Violet, karena sebelumnya ia sudah tahu kekasihnya itu sedang ada di mall ini.Sementara itu, Kira mengerutkan kening, heran kenapa bisa mereka bertemu Violet di Bandung? Untuk apa wanita itu datang ke kota ini? Apakah untuk menyusul Kai? Mengingat hal itu, tangan Kira yang terbebas pun mengepal.“Oh? Vi, iya kami juga lagi ada di sini,” jawab Kai dengan ekspresi tenang.“Sedang apa?” Violet menatap satu tangan Kai yang dipenuhi barang belanjaan, sedangkan satu tangan yang lain menggenggam tangan Kira, lantas pandangan Violet tertuju pada outlet underwear yang baru saja mereka masuki. Melihat semua pemandangan itu membuat raut muka Violet berubah muram. “Kira… kamu?”

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   91. Izinkan Aku Menjadi Suami

    Kai mengembuskan napas panjang. Belum sempat ia membalas pesannya, wanita itu tiba-tiba menelepon. Kai sempat melirik Kira yang masih memilih-milih sepatu, sebelum akhirnya ia keluar dari toko untuk mengangkat panggilan tersebut.“Honey,” rengek Violet di seberang sana. “Bisa ‘kan transfer sekarang? Aku mau belanja keperluanku sama Luna di PVJ, tolong–”“Berapa yang kamu perlukan?” sela Kai dengan cepat.“Seratus juta boleh?”Kai sempat melirik Kira di dalam, dan entah mengapa ia tidak mau membuat Kira menunggu, maka dari itu ia berkata pada Violet supaya semuanya kelar cepat. “Oke. Aku transfer sekarang.”“Yeay!” Violet berseru riang. “Terima kasih, Honey, kamu memang–”“Aku tutup teleponnya, ya. Lagi ada urusan penting,” sela Kai lagi, membuat seruan Violet seketika terhenti.Tanpa menunggu persetujuan Violet, Kai langsung memutus sambungan telepon dan mentransfer sejumlah uang yang wanita itu minta. Setelah itu Kai kembali ke dalam outlet, menghampiri Kira.Saat itu Kira tengah men

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   90. Jalan-jalan

    Hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Kira. Sejak pagi ia menemani Kai yang bertemu dengan beberapa kliennya dan datang ke salah satu anak usaha Milard Corp yang ada di Bandung.Hari sudah sore saat mereka keluar dari sebuah gedung. Kaki Kira menjerit ingin dilepaskan segera dari heels yang memeluknya sejak pagi. Selain itu, Kira juga merasakan ASI-nya nyaris merembes keluar karena siang tadi ia tidak sempat memompa ASI.“Mas, aku mau pompa ASI,” ucap Kira saat mereka berjalan menuju parkiran.Kai mengangguk. “Kamu bisa melakukannya di kursi belakang.” Lalu ia membukakan pintu belakang untuk Kira. Sementara Kai sendiri duduk di kursi kemudi karena hari ini sengaja ia tidak pergi bersama sopir.Di kursi belakang, Kira memompa ASI-nya. Ia duduk tepat di belakang Kai. Suasana di antara mereka terasa hening, hanya terdengar deru mesin mobil yang halus dan suara alat pompa ASI yang berdenyut pelan, mengisi keheningan di dalam mobil yang mulai terasa sejuk karena pendingin udar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status