Share

59. Kejadian Tak Terduga

Penulis: Rosa Uchiyamana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-03 14:30:21

“Setiap kali aku bertemu Julian, kamu tidak boleh ikut. Tugasmu akan digantikan Lia.”

Sontak, Kira mengerutkan keningnya bingung. Ia tak mengerti kenapa Kai tiba-tiba memberi keputusan seperti itu.

“Tuan, apa ada yang salah dengan kinerja saya?” tanya Kira sambil mundur satu langkah.

Kai maju satu langkah, membuat jarak di antara mereka semakin terkikis. “Tidak ada,” jawab Kai seraya menatap wajah Kira lamat-lamat dengan tatapan sulit diartikan.

“Lalu? Kenapa saya tidak diperbolehkan menemani Anda saat bertemu dengan Pak Julian?” Kira mendongak, balas menatap Kai. Ia terus mundur karena tidak ingin dekat dengan pria itu.

Namun, Kai terus maju mendekati Kira. Hingga akhirnya bokong Kira membentur bagian belakang punggung sofa. Mata Kira terbelalak karena ia tak punya ruang lagi untuk menghindar.

“Tuan Kaisar, apa yang Anda lakukan?” tanya Kira dengan nada tenang, berusaha menyembunyikan kepanikan yang menguasai dirinya.

Satu sudut bibir Kai terangkat. “Kamu tanya kenapa aku nggak membo
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
~kho~
yiiihaaaaa.... menyala istri sah
goodnovel comment avatar
Ms. Re
asiiik.. gitu dong kira..
goodnovel comment avatar
Ami Lee
tak perlu merasa bersalah kira... ingat kamu istri sah nya kai bukan selingkuhan nya kai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   60. Pesan Dari Julian

    “Honey, apa yang kamu lakukan pada wanita itu?” tanya Violet dengan bibir bergetar sesaat setelah Kira pergi dari ruangan tersebut.Kai mengusap wajahnya dengan kasar, satu tangannya yang lain berkacak pinggang. Namun, pria itu tampaknya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut alasan ia dan Kira tiba-tiba berciuman.“Kenapa kamu datang tanpa memberitahuku, Vi? Bagaimana kondisi Luna sekarang? Kenapa kamu malah meninggalkannya?” tanya Kai, mengalihkan topik pembicaraan mereka.Mendengar pertanyaan tersebut, Violet pun tersenyum sinis. “Kenapa memangnya kalau aku datang tanpa memberitahumu? Kamu akan menyembunyikan aktifitasmu dengan asisten pribadimu barusan dariku?”“Vi, apa yang kamu lihat nggak seperti apa yang kamu pikirkan!” tegas Kai dengan tatapan serius, membuat Violet seketika terdiam.Violet selalu tidak ingin membuat Kai marah, jadi ia lebih memilih diam daripada menimpali ucapan lelaki itu.Kai menghampiri kursi kebesarannya dan duduk di sana. Sementara Violet datang menghampi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   61. Makan Siang Berdua

    Setelah membaca pesan dari Julian tersebut, tanpa sadar Kai mengetatkan rahangnya. Ia kembali masuk ke ruangannya sambil melonggarkan ikatan dasinya yang terasa mencekik leher. ‘Brengsek!’ maki Kai dalam hati sambil melempar ponsel ke atas sofa. ‘Kenapa juga aku harus marah?’ Kai mengembuskan napas kasar. Ia duduk di kursinya, fokus pada pekerjaan dan berusaha mengabaikan pesan dari Julian. Namun, sial! Bayangan saat ia berciuman dengan Kira dan pesan dari Julian datang silih berganti memenuhi benaknya, membuat Kai menggeram kesal sambil mengusap wajah dengan kasar. Ia bangkit dari kursinya, mondar-mandir di tengah ruangan seperti beruang kebingungan. Sesekali ia mengumpat. Kai sendiri bingung kenapa dirinya ingin marah saat ini? Tak bisa begini terus, Kai pun mengambil ponselnya dari sofa dan menghubungi nomor telepon Kira. Akan tetapi panggilannya tidak diangkat. Sial! Sial! Sial! Di sisi lain, Kira yang baru selesai memesan makanan pun terkejut kala ponselnya bergetar. Ia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   62. Hubungan Khusus

    Tanpa membuang-buang waktu, detik itu juga Kai melangkahkan kakinya lebar-lebar menghampiri meja Julian dan Kira.“Kira!” panggil Kai dengan suara baritonnya yang dalam.Mendengar namanya dipanggil dan menyadari kehadiran seseorang di samping meja, sontak Kira menoleh, ia terkejut kala melihat Kai sudah berada di sampingnya.“Tuan Kaisar?” gumam Kira sambil menarik tangannya yang semula ditepuk-tepuk pelan oleh Julian. Kira segera berdiri. “Ada apa Anda datang kemari?”Kai tidak menjawab, ia hanya menatap Kira dan Julian bergantian.Julian pun tak kalah terkejutnya. Julian tak menyangka Kai akan datang setelah ia menyebutkan tempat ia dan Kira makan siang.“Hey, Bung!” Julian berdiri dan meninju pelan lengan atas Kaisar. “Ada apa? Kamu benar-benar khawatir aku akan menculik asisten pribadimu?” candanya sambil terkekeh-kekeh.Kai mendengus kecil, kalau bukan temannya, Kai pasti sudah melayangkan tatapan tajam pada Julian. “Aku tidak takut, karena dia juga nggak akan berani pergi dariku

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   63. Mengawasi Kira

    “Sampai jumpa lagi, terima kasih sudah bersedia makan siang denganku.” Julian tersenyum manis ke arah Kira. Kira balas tersenyum, mengangguk. “Sama-sama. Hati-hati dijalan.” Julian ikut mengangguk, ia menatap ke arah Kai dengan tatapan curiga, sebab sejak tadi temannya itu tampak berbeda setiap kali menatap Kira. Namun, Julian tidak menunjukkan kecurigaannya. Pria itu langsung naik ke dalam mobil begitu sopirnya tiba. “Ikut naik mobil bersamaku,” ucap Kai sesaat setelah kepergian Julian. “Nggak perlu, Tuan, saya jalan kaki saja. Lagipula jarak dari sini ke kantor tidak terlalu jauh,” tolak Kira dengan halus sambil tersenyum. Melihat senyuman itu, Kai pun membuang muka dan menelan salivanya. Lalu berkata dengan nada tegas, “Naik! Jangan menolak!” Kira mengembuskan napas sepelan mungkin, lalu akhirnya mengangguk karena tidak ingin membuat keributan di tempat umum. Ia pun naik ke dalam mobil Kai. Kai mengemudikan mobilnya sendiri. Suasana di dalam mobil terasa canggung. Bayangan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   64. Istri Kaisar

    “Laki-laki barusan–maksud saya Kaisar Antariksa, apa yang dia lakukan di sini?”Sang kasir yang mengetahui bahwa yang berbicara di hadapannya adalah CEO Nusantara Hospital, langsung terkejut dan berdiri. “Pak Julian, selamat siang,” sapanya kemudian sambil tersenyum. “Apa maksud Anda laki-laki yang memakai jas barusan?”“Benar. Dia teman saya,” ucap Julian, “apa yang dia lakukan di sini?” tanyanya sekali lagi dengan penuh rasa ingin tahu. Apakah ada saudaranya yang sakit? Jika iya, maka Julian berniat untuk menjenguknya, pikir Julian.“Oh, itu… Pak Kaisar baru saja membayar tagihan rumah sakit, Pak.”“Tagihan rumah sakit?” Kening Julian berkerut bingung. “Untuk siapa?” Sebenarnya ia tidak ingin ikut campur, tapi entah mengapa Julian tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.Kasir itu tampak ragu sejenak, tapi karena yang bertanya adalah Julian, CEO rumah sakit ini, ia akhirnya menjawab dengan hati-hati, “Untuk pasien bernama Indah, Pak.”Mendengar nama Indah disebut-sebut, Julian pun ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   65. Tergoda

    Kira mengempaskan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah. Entah mengapa akhir-akhir ini Kai selalu memberinya banyak pekerjaan yang menurut Kira tak masuk akal. Sehingga seharian Kira hanya duduk di depan komputer.Untuk makan siang saja ia harus pesan online. Bahkan untuk membalas pesan singkat pun Kira nyaris tidak sempat.Kini, Kira duduk di sofa ruang keluarga. Baru saja selesai memompa ASI untuk Luna. Setelah memasukan ASIP ke freezer dan merapikan alat pompa ASI, Kira duduk kembali di sofa sambil menonton televisi.Berkali-kali Kira menguap. Hingga perlahan-lahan matanya mulai terpejam dan remote di tangannya terjatuh ke sofa.Sementara itu di sisi lain, di dalam sebuah kamar, Kai tidak bisa memejamkan matanya. Ia berguling ke kiri dan kanan, berusaha mencari kenyamanan dalam tidurnya. Namun Kai tidak mendapatkannya.Setiap kali Kai memejamkan mata, bayangan ia sedang berciuman dengan Kira selalu melintas di benaknya. Datang silih berganti dengan bayangan Julian yang memegang tangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   66. Kagum

    Kira mencuci bibirnya di wastafel dan menggosok-gosoknya dengan penuh rasa kesal, berharap bisa menghilangkan jejak bibir Kai dari sana. “Bisa-bisanya dia menciumku tanpa persetujuanku!” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil kembali mencuci bibirnya. Kira merasakan hatinya campur aduk. Ciuman Kai tadi sempat membuat ia terbuai karena ia berpikir itu hanyalah mimpi. Namun, saat menyadari itu kenyataan dan membayangkan Kai sering mencium Violet, entah mengapa Kira jadi merasa jijik. Napas Kira tak beraturan, ia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Kira lalu memejamkan mata, berusaha melupakan kejadian tadi, tapi entah mengapa ia tak berhasil. Tangan Kira mengepal kuat. Lantas tiba-tiba Kira teringat dengan kepergian Kai ke rumah Violet. Ia merasa khawatir karena sempat mendengar Luna demam. Namun, seharusnya Kira tidak perlu merasa khawatir, toh ada Kai dan Violet yang mengurus bayi tak berdosa itu. Saat Kira sedang melamun menatap wajahnya di cermin, ia mendengar pintu kamar

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   67. Sekakmat

    Kai terdiam. Ia terlihat menelan saliva berulang kali. Raut mukanya tampak menegang kala mendengar pertanyaan dari Kira yang membuatnya tertohok.Hening. Kamar itu terasa sunyi selama beberapa saat.Lalu, dengan suara serak, Kai membuka suaranya, “Aku–”“Jangan menjawab kalau cuma akan menyakitiku lebih dalam, Mas,” sela Kira, yang membuat Kai bungkam seribu bahasa.Kira tersenyum perih melihat keterdiaman Kai. “Aku mau tidur. Bisa tolong tinggalkan kamar ini? Jangan khawatir, Luna akan baik-baik saja.”Kai masih terpaku di tempatnya berdiri, pria itu seolah kehilangan kata-katanya.Kira membalikkan tubuhnya membelakangi Kai, lalu menyelimuti dirinya hingga menutupi kepala. Ia berusaha memejamkan matanya, tapi tidak bisa.Hatinya kepalang nyeri karena teringat dengan Aksa yang bernasib malang, bahkan mendiang bayi itu tak pernah mendapat pengakuan dari Kai semasa berada dalam kandungan Kira.Kai cukup lama berdiri membeku

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06

Bab terbaru

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   121. Istriku

    “Kira… kalau kamu butuh tempat untuk berlindung, berdirilah di belakangku. Aku siap melindungimu dan membantumu. Kapanpun,” ucap Julian sungguh-sungguh.Kira tertegun. Kata-kata Julian membuat lidahnya mendadak terasa kelu. Ia menunduk, menatap tangannya yang ada dalam genggaman Julian. Tangan itu terasa hangat, tapi entah mengapa Kira merasa ada yang salah. Ia cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman pria itu.“Julian…,” gumam Kira akhirnya. “Kamu orang baik. Sangat baik bahkan, tapi aku nggak bisa mempermainkan perasaanmu.”“Aku tahu, Kira,” sahut Julian dengan tenang, ada kekecewaan yang terdengar dalam nada suaranya. “Aku tahu kamu belum siap, tapi aku cuma ingin kamu tahu bahwa kamu nggak sendirian, Kira. Ada aku yang selalu siap membantumu.”Kira mengangguk, akan tetapi ia tak tahu harus berkata apa untuk menanggapi ucapan Julian yang terlalu baik untuknya itu.Belum sempat Kira berkata-kata, ponselnya–yang sejak tadi ia abaikan, kembali bergetar. Sejujurnya sejak tadi ponse

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   120. Siap Menjadi Tempat Pelarianmu

    “Aku… nggak bisa bersamamu lagi.”Sontak, Violet terhenyak mendengarnya. Raut wajah wanita itu seketika berubah menegang. Kepalanya menggeleng cepat, seolah-olah tak ingin mempercayai apa yang barusan ia dengar.“Honey, a-apa yang kamu bicarakan?” Violet tertawa kering, matanya menatap Kaisar lurus-lurus dengan mata yang tiba-tiba menggenang. “Kamu… ingin meninggalkanku?”Kai mengembuskan napas berat. “Maafkan aku, Vi,” ucapnya dengan tenggorokan tercekat. “Aku rasa ini yang terbaik buat kita.”Sekali lagi, Violet menggelengkan kepalanya cepat. “Nggak! Kamu nggak serius, ‘kan?! Kamu pasti cuma bercanda, Honey.” Ia duduk dengan punggung menegang.Kai menatap mata wanita yang tampak berkaca-kaca itu. Ada rasa bersalah yang menghantam jiwanya, tapi bayangan wajah Kira pun terus berputar-putar dalam benaknya, membawa Kai pada posisi yang sulit.Kai akhirnya berdiri, menatap Violet dengan tegas. “Aku serius, Vi,” ucapnya, “aku sudah t

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   119. Pilihan Sulit

    “....Tapi jangan berharap lebih, Mas. Aku sudah kehabisan alasan untuk bertahan... selain ibuku.”Kata-kata yang diucapkan Kira membuat Kai tertegun. Tangan Kai mengepal. Rahangnya berkedut. Ada salah satu bagian dari dalam dirinya yang merasa sakit mendengar ucapan Kira.Kira pergi meninggalkan Kai yang membeku di tempatnya berdiri. Ia berjalan cepat menaiki tangga dengan perasaan nyeri yang tiba-tiba menyerang dada. Ia memang sudah kehabisan alasan untuk bersama Kai, selain karena ibunya yang butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit.Saat Kira akan membuka pintu kamarnya, tiba-tiba saja sebuah tangan menarik tangannya, hingga badan Kira berputar dan berakhir berhadapan dengan Kai.Pria itu menatap Kira dengan tatapan kusut. “Aku serius saat mengatakan akan memperbaiki semuanya, Kira,” ucap Kai dengan suara rendah. “Aku tidak bercanda.”Kira melihat ada keseriusan yang tergambar dalam sorot mata suami di atas kertasnya itu. Lalu Kira tersenyum kecut. “Bukannya aku sudah tanya bagaim

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   118. Memperbaiki Semuanya

    ‘Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Kira.’Kai tidak bisa memejamkan matanya malam itu. Peringatan dari Julian sore tadi terus terngiang-ngiang di telinga.Sial!Kenapa dirinya harus merasa terancam dengan kehadiran sosok Julian?Apalagi setelah Julian mengatakan secara terang-terangan bahwa dia menyukai Kira.Kai duduk di tepian ranjang, tangannya mengepal kuat-kuat. Ia tidak mengerti kenapa harus peduli pada hubungan Kira dan laki-laki itu? Padahal jika itu dulu, Kai mungkin tidak akan peduli sedikit pun pada apa yang dilakukan Kira.Lamunan Kai buyar tatkala ia mendengar ponselnya berdering. Siapa yang menghubunginya malam-malam begini? Kai bertanya-tanya dalam hati.Dengan terpaksa Kai meraih ponselnya yang tergeletak di nakas. Ia terdiam saat melihat nama Violet terpampang di layar.Saat itu juga, Kai mengusap wajahnya gusar. Benar. Seharusnya ia memperdulikan kekasihnya saja. Wanita yang lebih dulu ia cintai bahkan jauh sebelum pernikahannya dengan Kira berlangsung.Namun, en

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   117. Bisa Tanpa Kamu

    “Apapun hubunganku dengan wanita itu, itu bukan urusanmu, Julian.” “Tapi Kira adalah urusanku!” “Aku suaminya!” “Suami?” Julian mendengus kasar. Ia maju satu langkah, mendekati Kai sambil menatapnya tajam. “Suami mana yang tega membiarkan istrinya melahirkan sendirian demi wanita lain, Kai?” Mata Kai kembali membulat mendengar kata-kata itu. Ucapan Julian bagai batu yang menghantam dadanya begitu kuat, mengingatkan Kai akan kesalahannya di masa lalu. Sementara itu, Kira yang sejak tadi tampak syok setelah mendengar Julian yang tahu mengenai pernikahannya dengan Kai, kini semakin terkejut dengan fakta yang diketahui Julian. Padahal Kira sama sekali tidak pernah mengatakan apapun pada Julian terkait hubungannya dengan Kai. Kira menatap Julian dengan tatapan penuh kebingungan. Julian menoleh ke arah Kira, lalu tersenyum lembut, berbanding terbalik dengan nada tajamnya barusan. “Maaf, aku

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   116. Pengakuan Kai

    “Kai? Sedang apa kamu di sini?” Julian maju mendekati Kai dengan satu alis terangkat.Kira masih membeku di tempatnya berdiri, ia tidak menyangka bahwa suaminya itu akan menepati janjinya untuk kembali kepadanya.Kai lantas menatap Julian dengan tajam. “Aku ada urusan dengan Kira,” ujarnya, dingin, lalu menghampiri Kira dan meraih tangannya, yang membuat Kira terkejut dengan sikap Kai yang tiba-tiba itu.Kira menatap kedua lelaki itu bergantian. Seolah-olah ingin menyadarkan Kai bahwa saat ini mereka ada di hadapan Julian, dan Kai harus menjaga sikap jika tidak ingin Julian curiga.“Tu-Tuan, ada urusan apa?”Panggilan ‘tuan’ yang disematkan Kira membuat rahang Kai semakin mengeras. Kai menggenggam pergelangan tangan Kira dengan erat. “Kita bicara!”“Maaf, Tuan Kaisar.” Julian menahan tangan Kai yang menggenggam tangan Kira. Ia menatap Kai dengan sama tajamnya. “Hari ini Kira adalah pendampingku. Lagi pula… hari ini hari libur, kamu nggak berhak mengganggu Kira dengan urusan pekerjaan.

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   115. Mengabaikannya

    Kai melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Fokusnya terbagi antara jalanan di depannya, dan ponsel yang terus memanggil nomor telepon Kira. Akan tetapi, tidak ada satupun panggilannya yang Kira angkat. Ke mana wanita itu? Kai bertanya-tanya dalam hati. Ya, pada akhirnya ia memutuskan untuk memilih pergi, setelah memastikan Violet aman bersama Livia. Kai tidak bisa mengabaikan perasaannya, yang terus menerus gelisah karena teringat Kira. Mobil akhirnya berhenti di parkiran Dufan. Sementara itu ponselnya masih memanggil nomor telepon Kira. Namun, lagi-lagi panggilannya berakhir dengan sia-sia. Kini Kai berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk sambil menempelkan ponselnya di telinga. Kali ini ia menghubungi Ani, menanyakan apakah Kira sudah tiba di rumah atau belum? “Belum ada, Tuan. Non Kira belum pulang,” jawab Ani di seberang sana. Kai mengusap wajah dengan gusar. Ia menyesal karena tidak meminta orang suruhannya untuk mengikuti Kira hari ini. Sebab, tadinya Kai ber

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   114. Teringat Kira

    ‘Aku bisa tanpa kamu.’Kata-kata Kira yang diucapkan beberapa saat yang lalu, terus terngiang-ngiang di telinga Kai.Kai tidak mengerti, entah mengapa kata-kata itu mampu menusuk jantungnya, membuat Kai tidak fokus mengemudi dan beberapa kali ia hampir menabrak mobil di hadapannya ketika berhenti di lampu merah.Kekecewaan yang tergambar di wajah Kira–yang sempat Kai lihat saat ia berbalik meninggalkannya, membuat dada Kai terasa sesak. Namun, Kai juga tidak bisa mengabaikan rasa khawatirnya pada Violet yang saat ini dilarikan ke UGD.Setibanya di rumah sakit beberapa saat kemudian, Kai langsung berlari menuju UGD sesuai lokasi yang disebutkan manajer Violet.Seorang wanita berambut pendek menghampiri Kai begitu Kai tiba. “Tuan? Mbak Violet lagi diperiksa oleh dokter,” ucap Livia–manajer Violet.“Apa yang terjadi? Kenapa bisa Violet kecelakaan waktu pemotretan?” tanya Kai dengan raut muka khawatir yang tak disembunyikan.“Violet jatuh dari tebing buatan di lokasi pemotretan outdoor, T

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   113. Malaikat Penolong

    ‘Kira, aku janji, aku akan datang menemuimu lagi. Jadi, tunggu aku di dalam, hm? Aku akan pergi sebentar saja. Tiketnya sudah aku kirimkan ke handphone kamu.’Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Kai sebelum pria itu pergi dari hadapan Kira.Kira tercenung. Ia masih membeku di tempatnya berdiri. Tanpa sadar, matanya menggenang dan memanas. Hatinya dirundung perasaan nyeri karena pria itu lebih memilih menemui kekasihnya ketimbang menemaninya masuk ke dalam tempat wisata itu.Pada akhirnya… tetap saja Violet yang menjadi prioritas utama Kai, dibanding Kira.Kira tersenyum kecut. Ia terlalu banyak berharap sehingga akhirnya merasa kecewa.Kira menarik napas dalam-dalam dan mendongakkan kepala sembari mengerjapkan matanya berkali-kali, menghalau air mata yang mendesak keluar.Ia lantas memeriksa pesan dari Kai. Pria itu telah mengirimkan e-tiket ke nomor ponselnya. Kira mengunduh e-tiket tersebut dan kembali tercenung karena mel

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status