Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 31 - Bab 40

98 Bab

31. Urung-uringan

Julian menepati janjinya untuk ‘menculik’ Kira sebentar saja. Setelah menerima kartu nama Julian, mereka pun mengobrol ringan sebentar sebelum akhirnya mereka berpisah. Kira menumpangi taksi online untuk pulang ke rumah. Lebih tepatnya rumah Kai. Siang ini Reno—mantan asisten pribadi Kai, akan datang lagi ke rumah untuk mengajari Kira cara menjadi asisten pribadi. Saat taksi yang ditumpangi Kira masuk ke komplek dan melewati rumah Violet, tiba-tiba Kira menegakkan punggung saat ia melihat mobil yang sangat ia kenali berhenti di depan rumah Violet. Itu mobil Kai. Taksi terus maju. Kira menoleh ke belakang, ia melihat Kai turun dari sana, disusul dengan Violet dan seorang wanita muda yang menggendong bayi. “Itu pasti Luna,” gumam Kira nyaris tak terdengar. Ia tersenyum karena Luna akhirnya dibawa pulang. Namun, senyumannya perlahan lenyap kala mengingat Kai dan Violet yang tampak seperti suami istri sungguhan. Sejak awal, Kira hanyalah orang ketiga di antara mereka. Entah mengapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

32. Pandangan Yang Berbeda

Rumah sakit? Mengobrol?Kira bertanya-tanya dalam hati dengan kening berkerut. Lalu dengan polosnya ia menjawab, “Aku cuma ngobrol sama perawat di rumah sakit.”Rahang Kai berkedut, matanya menatap Kira lurus-lurus. “Maksudku di luar rumah sakit.”Di luar rumah sakit?Lalu Kira teringat akan pertemuannya dengan Julian. Namun, haruskah ia cerita pada Kai? Lagi pula kenapa pria itu bertanya? Apa mungkin Kai melihatnya.“Oh, itu. Bukan urusan kamu, Mas,” jawab Kira akhirnya dengan berani.Wajah Kai semakin mengeras. “Tentu itu urusanku, Kira,” desisnya, “kamu istriku dan aku berhak tahu.”Kira tersenyum kecut. “Kamu lupa dengan perjanjian baru kita, Mas?” tanyanya sambil menatap Kai tanpa ragu. “Dengan siapa aku pergi atau bertemu, kamu nggak berhak ikut campur, Mas, sebagaimana aku nggak boleh ikut campur urusan kamu sama kekasihmu! Jangan lupakan itu!”Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kira pun memilih pergi dari hadapan Kai sebelum emosinya meluap-luap.Sementara itu, Kai seketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

33. Selalu Salah

“Aku juga harus pulang, Vi. Untuk memastikan Kira aman sampai rumah,” ujar Kai pada Violet, yang membuat Kira cukup terkejut mendengarnya.Kira mengepalkan kedua belah telapak tangannya. “Nggak usah, Mas. Aku bisa pulang sendiri. Kamu di sini aja temani Violet,” ucapnya dengan tenang, akan tetapi jauh di lubuk hati Kira merasakan sakit yang teramat perih.Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kira pun pergi meninggalkan mereka berdua.“Tunggu, Kira!” ucap Kai dengan suara baritonnya, akan tetapi Kira tidak menghiraukan.Kai akan pergi menyusul Kira, akan tetapi Violet menahan tangan Kai.“Honey, kamu dengar ‘kan apa kata Kira? Dia bisa pulang sendiri,” ucap Violet dengan lembut. “Lagi pula sekarang sudah mulai siang, kok.”Violet benar, pikir Kai. Kira bukan anak kecil lagi yang perlu ditemani pulang. Dan untuk apa juga Kai peduli pada Kira?Namun, ada satu bagian dari dalam diri Kai yang merasa khawatir, dan Kai tidak bisa mengabaikan hal itu. Sial. Entah apa yang terjadi pada dirinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

34. Perhatian Kai

Kai mengembuskan napas berat. Lalu berjalan sambil memandangi punggung Kira yang berjalan cepat di hadapannya dengan tatapan sulit diterjemahkan.Kira sampai di rumah lebih dulu. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya, berusaha meredakan emosi yang menguasai dada. Kai selalu menyalahkannya, meskipun itu bukan kesalahan Kira.Seperti di masa lalu, saat Kira meminta pertanggungjawaban Kai atas kehamilannya, Kai malah menyalahkan Kira yang—menurut Kai, seharusnya Kira menggugurkan kandungannya.Setelah emosinya mereda, Kira lantas memompa ASI untuk stok yang akan ia berikan pada Luna hari ini.Selesai memompa dan mendapatkan beberapa kantong ASI perah, Kira turun ke dapur dan menaruhnya di freezer.Pada saat yang sama terdengar langkah kaki berat yang sedang menghampirinya.“Aku ingin sarapan,” ucap Kai dengan nada suara yang agak rendah.Kira menoleh dan mendapati pria itu sudah mandi. “Minta Ani yang buatkan saja, atau minta Violet sekalian.”Rahang Kai seketika mengeras, tapi alih-alih m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

35. Mulai Posesif?

“Aku sudah selesai mengajari Violet, dan sepertinya dia langsung paham,” ujar Kira pada Kai. “Sekarang aku akan pulang. Dan mulai besok, aku sudah mulai bekerja, jadi setiap pagi aku akan menyerahkan ASI perah, lalu sorenya aku akan menyusui Luna secara langsung.”Kai menatap Kira lama dengan tatapan sulit diartikan. Lalu mengangguk. “Baiklah.”Violet tiba-tiba datang, menghampiri Kai dan duduk di sampingnya. “Honey, anak kita bangun? Ya ampun... makin hari dia makin mirip kamu aja,” ujar Violet sambil tersenyum lebar, kata-katanya seolah ingin menunjukkan dominasinya atas diri Kai.Kai menatap Kira lagi, tatapan mereka bertemu, lalu Kai sedikit menjauhkan dirinya dari Violet.Kira tersenyum kecut. Lalu ia pergi saat itu juga tanpa mengatakan apa-apa lagi.Kai menatap kepergian Kira. Violet melihat tatapan Kai tampak lain saat menatap punggung Kira yang sudah pergi menjauh. Lagi-lagi Violet merasa terancam dengan tatapan Kai tersebut.“Honey, mulai besok aku akan bekerja lagi, ya?” Vi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

36. Hari Pertama Bekerja

Kira mengembuskan napas berkali-kali untuk menghalau perasaan gugup. Pagi ini hari pertamanya bekerja sebagai asisten pribadi Kaisar Antariksa Milard, seorang CEO dari Milard Corp.Kira menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengenakan celana hitam dan kemeja putih, lalu dilapisi blazer hitam. Sementara rambut panjangnya ia ikat ala ponytail.Pakaian ini adalah pakaian yang dipilihkan oleh Kai kemarin, setelah Kira bergonta-ganti pakaian dan ditolak semua oleh Kai, hingga akhirnya ke lima setel pakaian formal yang Kira beli merupakan celana panjang, tidak ada rok sama sekali.Blazer itu memeluk tubuh Kira begitu pas, dan celana hitamnya menampilkan siluet kaki jenjangnya.Ani membantu merias wajah Kira dengan riasan sederhana, sekaligus Kira belajar bagaimana cara ber-make up.“Non cantik sekali, Tuan Kai—maksud saya, orang-orang di kantor akan terpesona oleh penampilan Non Kira,” ucap Ani sambil merapikan peralatan make up.Kira hanya tersenyum kecil menanggapi pujian Ani yang menuru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

37. Asisten Pribadi Baru

Kira sempat terdiam sejenak, sebelum kemudian mengangguk penuh keyakinan. “Baik, Tuan. Saya mengerti.” “Bagus.” Kai melanjutkan langkahnya, Kira mengekorinya di belakang. Saat tiba di depan rumah, sebuah mobil hitam sudah menunggu mereka. Seorang sopir membukakan pintu untuk Kai di kursi belakang, dan pintu depan untuk Kira. Mobil melaju. Kai tidak berbicara lagi setelah itu. Melihat bosnya hanya diam di belakang, Kira memilih memainkan ponselnya untuk membaca jadwal Kai hari ini yang dikirimkan sekretarisnya. Mobil berhenti di depan gedung Milard Corp. Kira sedikit ternganga melihat betapa megahnya gedung itu daripada yang ia bayangkan. Pintu kaca tinggi dan logo perusahaan yang berkilauan membuatnya sadar bahwa ia sekarang memasuki dunia yang sama sekali berbeda dari kehidupannya sebelumnya. Kai keluar lebih dulu, sementara Kira segera menyusul. Begitu ia melangkah masuk ke lobi, tatapan orang-orang langsung tertuju padanya. Bisikan-bisikan terdengar di sekitar. “Siapa wani
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

38. Pusat Perhatian

Kira mengikuti rapat pagi itu, ia hanya duduk di samping Lia sambil memperhatikan Lia yang menyiapkan segala kebutuhan Kaisar. Kira belum berpengalaman, jadi ia harus banyak belajar dari Lia. Saat rapat berlangsung, Lia menyadari tatapan para audiens rapat yang didominasi laki-laki itu sesekali mencuri pandang ke arah Kira. “Orang-orang kayaknya penasaran dan tertarik sama kamu,” bisik Lia di dekat telinga Kira, membuat Kira secara spontan mengalihkan tatapannya ke arah orang-orang yang ternyata sebagian besar sedang memperhatikannya. Kira memberikan senyuman canggung pada mereka, yang langsung dibalas senyuman oleh mereka, sebagian ada yang langsung membuang muka karena malu tertangkap basah oleh Kira. Kai yang menyadari hal tersebut sejak tadi tampak berusaha untuk tidak peduli, tapi tangannya yang mencengkeram pulpen berkata lain. Pulpen di tangannya nyaris patah. “Selesai untuk rapat hari ini!” ucap Kai dengan suara dingin, membuat audiens rapat terkejut karena rapat berakhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

39. Terusik

“Kalian… saling kenal?”“Tentu saja!” Julian tertawa sambil menghampiri Kira.“Hm!” jawab Kira sembari tersenyum lebar sementara tatapannya tertuju pada Julian.“Apa kabar, Kira? Wow! Aku nggak nyangka kita akan bertemu di sini.” Julian mengulurkan tangan kanannya ke arah Kira.Dan secara spontan Kira menerima jabatan tangan tersebut. “Ternyata klien kami yang sebelumnya sempat dibahas oleh Tuan Kaisar itu ternyata Anda, Pak Julian. Senang bertemu lagi.” Kira bersikap profesional, menaruh tangan di perut dan mengangguk hormat.“Astaga, Kira! Aku dan Kai ini teman, jangan bersikap formal begitu padaku.” Julian terkekeh-kekeh, membuat pipi Kira tersipu malu.Sementara itu, Kai hanya menatap Kira dan Julian bergantian dengan tatapan tak percaya. Lalu ia berdehem dan berkata, “Sebaiknya kita duduk. Waktuku nggak banyak.”“Oh, baiklah, Tuan Kaisar yang terhormat. Kamu memang selalu sibuk.” Julian tersenyum.Kai duduk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

40. Sikap Aneh Kai

Kira tidak mengerti kenapa seharian ini CEO-nya itu selalu merengut dan marah-marah tidak jelas. Apakah mungkin Kai sehari-harinya memang seperti itu saat di kantor? Setelah semua agenda terselesaikan hari ini, Kira masuk ke ruangan Kai dan merapikan meja kerjanya. Sementara Kai tetap diam di kursinya sambil menatap Kira tajam. Kira menaruh barang-barang Kai ke tempat semula, sesuai dengan instruksi Reno tempo hari. Lalu Kira meraih jas hitam milik Kai dari standing hanger, dan menghampiri Kai yang masih menatapnya. Namun, Kira berusaha menghiraukan tatapan tersebut. “Tuan, waktunya Anda pulang. Saya pakaikan jasnya,” ucap Kira sambil memegangi jas Kaisar. “Nggak perlu. Aku bisa sendiri!” tukas Kai tajam, membuat Kira mengerutkan keningnya bingung. Kai merampas jasnya dari tangan Kira dan mengenakannya sendiri. “Tuan, apa saya berbuat sesuatu yang salah? Kenapa Anda marah-marah sama saya?” tanya Kira dengan berani. Kai menghembuskan napas kasar. Pria itu tidak menjawab dan memi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status