Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 11 - Bab 20

98 Bab

11. Perasaan Asing

Kai melangkah lebar-lebar di lorong rumah sakit. Ia menuju ruang NICU dan menghampiri inkubator Luna. Mata elangnya meredup, menatap lembut bayi mungil itu dengan tatapan penuh kasih.Tangan Kai terulur, menyentuh celah kecil di dinding inkubator itu sambil berbisik pada bayi yang tengah memejamkan matanya, “Halo, Cantik. Daddy datang lagi. Tidur kamu nyenyak sekali.”Kai tersenyum kecil, ia berharap bisa secepatnya menggendong Luna. Namun ia harus menahan diri karena Luna belum saatnya keluar dari inkubator.Setelah cukup lama memandangi putrinya dari sang kekasih itu, Kai pun keluar dari NICU dan secara kebetulan berpapasan dengan Dokter Ratna sesaat setelah Kai menutup pintu.“Selamat sore, Pak Kaisar,” sapa sang dokter.Baik dokter maupun perawat di NICU sudah tahu bahwa Kaisar adalah ayahnya Luna.“Selamat sore, Dok. Bagaimana kondisi Luna?” tanya Kai tanpa basa-basi.Dokter Ratna tersenyum. “Perkembangan Luna sudah cukup baik, beberapa hari terakhir ini berat badan Luna sudah be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

12. Ingin Dilayani (1)

“Berikan barang itu padaku.”Kira terhenyak. Namun, dengan cepat ia menggeleng. “Kenapa aku harus memberikan barang-barang anakku ke kamu, Mas?”Kai berdehem pelan sambil mengusap tengkuknya. Tatapannya yang semula tajam seketika menjadi sulit diartikan.“Biar aku yang memberikannya ke panti asuhan. Kamu nggak perlu pergi,” ucap Kai, membuat Kira ternganga.“Untuk apa kamu peduli padaku?” Kira kembali menggeleng cepat. “Nggak. Aku nggak akan menyerahkan barang-barang anakku ke kamu begitu aja.”Kira tidak mempercayai Kai, bisa saja Kai membuang barang-barang ini di jalan karena saking bencinya Kai pada Aksa, bukan?Kai melangkah maju, mendekati Kira, hingga jarak di antara mereka semakin menipis. Kai menunduk menatap Kira saat berkata, “Aku suamimu, Kira. Jadi nggak ada alasan untuk membantah ucapanku!”“Suami kamu bilang?” Kira membuang muka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

13. Ingin Dilayani (2)

“Tugasmu belum selesai, Kira!” “Apa lagi sekarang?” “Lepas pakaianku!” Lagi-lagi Kira terperangah mendengar permintaan aneh dari pria kejam—yang sayangnya tampan itu. Hari ini Kai kembali berubah aneh, seperti bukan Kai yang selama ini Kira kenal. Hati Kira ingin menolak permintaan Kai, tapi ia teringat dengan ancaman lelaki itu. Alhasil, Kira melangkah mendekati Kai dan membantu melepaskan kancing kemeja hitamnya satu persatu dari deretan teratas. Jarak mereka yang terlalu dekat membuat Kira bisa merasakan napas hangat Kai menerpa wajahnya. Kalau Kira tidak salah ingat, ini adalah pertemuan terlama mereka semenjak menikah. Sebab biasanya Kai jarang mengajak ngobrol Kira, Kai selalu mengabaikan Kira dan menganggap Kira tidak ada di rumah ini. “Minggu ini ada acara makan malam di rumah orang tuaku,” ucap Kai tiba-tiba. Kira tidak tahu harus memberi respons seperti apa, sebab ia pikir Kai hanya memberitahunya saja. Dan selama ini pula Kira tidak pernah diajak ke pertemuan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

14. Terpana

Kai nyaris tidak pernah menatap wajah Kira lebih dari lima detik sebelumnya. Setiap tatapan yang Kai layangkan pada wanita itu adalah tatapan penuh kebencian. Namun, malam ini, Kai dengan leluasa memandangi wajah Kira yang sedang terlelap tidur dengan napas teratur. Wajah Kira terlalu polos untuk Kai tatap dengan benci. Kai merasakan ada sensasi aneh di dadanya kala menatap Kira, dan... ia terpana. Kai tidak bisa membohongi dirinya lagi bahwa Kira sebenarnya memiliki wajah yang cantik meski tanpa riasan. “Sial! Apa yang aku pikirkan?” desis Kai pada dirinya sendiri dengan suara nyaris tak terdengar. Ia berusaha menepis pikirannya yang menganggap bahwa Kira itu cantik. Namun, alih-alih mengalihkan pandangannya ke arah lain, mata Kai justru terus tertuju pada wajah Kira. Hingga bunyi dentingan ponsel mengejutkan Kai, mengeluarkan Kai dari keterpakuannya. Kai mengalihkan tatapannya dari wajah Kira ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja. Ada pesan masuk ke ponsel Kira. Dan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

15. Teringat Aksa

Kai seakan-akan tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Kira. Meski ia enggan mengakui, tapi gaun itu sangat cocok di tubuh wanita itu.Kai mengalihkan pandangannya dengan cepat, berusaha menyembunyikan keterpakuannya. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya terpesona oleh Kira—wanita yang selama ini hanya ia pandang dengan penuh kebencian.“Kita bayar dan pergi,” ucapnya singkat, berusaha menjaga nadanya tetap datar.Kira mengangguk tanpa ekspresi, kembali ke ruang ganti untuk berganti pakaian.Di saat Kira sedang mengganti pakaiannya, Kai membayar di kasir. Tepat setelah ia menerima struk pembayaran, ponselnya berdering. Ia merogoh saku jas dan mengerutkan kening kala mendapati nama sang kekasih di layar.“Halo, Sayang? Ada apa meneleponku?” tanya Kai sambil berlalu meninggalkan kasir.“Honey, aku sakit. Bisa tolong datang ke sini sekarang juga? Aku butuh kamu.” S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

16. Tidur Di Sini

Pukul sembilan malam, tapi Kai tak kunjung pulang. Kira tidak ingin peduli pada apa yang dilakukan Kai saat ini. Sebab ia tahu Kai sedang berada di rumah kekasihnya. Dan Kira yakin sekali, malam ini pria itu akan menginap di sana. Namun, ada satu bagian dari diri Kira yang merasa kecewa dan marah. Andai ia tidak butuh Kai untuk membantu biaya pengobatan ibunya, mungkin saat ini Kira sudah pergi dari kehidupan pria itu. Kini, Kira tidak bisa memejamkan matanya. Ada banyak hal yang ia pikirkan. Tentang bagaimana ia harus bersikap nanti di acara keluarga Kai, Kira yakin orang tua dan saudara-saudara Kai tidak akan menerimanya begitu saja.Dan Kira juga memikirkan putranya, ia rindu pada Aksa, rindu pada bayi yang selama hampir sembilan bulan menemaninya dalam kandungannya. Karena merasa dadanya penuh dan nyeri, Kira pun memompa ASI-nya. Ia menaruh beberapa kantong ASI perah di freezer. ASI-ny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

17. Tujuan Yang Sesungguhnya

“Aku akan tidur di sini!”“A-apa?” Kira ternganga mendengarnya. Matanya menatap Kai dengan tatapan tak percaya. Apa ia tidak salah dengar? Kai ingin tidur di kamarnya?Kai mengembuskan napas pelan. “Aku bilang, aku akan tidur di sini.” Kali ini suara Kai terdengar lebih rendah.“Kenapa?” tanya Kira datar. “Kenapa kamu ingin tidur di kamarku, Mas?”Kai berdehem dan mengusap tengkuk, seperti tengah kebingungan mencari alasan. “AC di kamarku rusak,” dustanya secara spontan.“Kamu bisa tidur di kamar lain, Mas,” timpal Kira, “kamar di rumah ini bukan cuma kamar aku aja. Masih ada kamar tamu.”Kira hendak menutup pintu, tapi Kai segera menahannya dengan satu tangan. “Kamu istriku! Aku berhak tidur di kamar istriku sendiri!”Lagi-lagi Kira ternganga. Istriku dia bilang?Kira mendengus pelan. “Setelah apa yang kamu lakukan padaku selama ini, kamu baru mengakui kalau aku istrimu, Mas?” Kira tersenyum getir, menggeleng. “Maaf, Mas. Tapi alasan kamu nggak membuat hati aku terketuk. Kamu bisa ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

18. Genggaman Tangan

“Aksa... Aksa...,” igau Kira yang diiringi isak tangis.Kai terhenyak. Ia mengalihkan tatapannya dari layar ponsel Kira—yang sudah lama ia pandangi dengan dada sesak, ke arah Kira yang tengah mengigau sambil menangis.Kai tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia hanya terpaku sambil memandangi Kira dengan tatapan yang sulit ditebak.“Mama kangen Aksa...,” igau Kira lagi, air matanya menetes membasahi pelipis.Tangan Kai terulur, hendak mengusap air mata Kira. Namun, sedetik kemudian Kai menarik kembali tangannya dan menaruh ponsel Kira di atas nakas.Tidak. Ini tidak benar, pikir Kai. Ia tidak boleh terenyuh oleh wanita yang selama ini ia benci itu.Cepat-cepat Kai mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana, lalu memotret foto Aksa yang terpampang di layar ponsel Kira.Merasa kepentingannya sudah selesai di kamar ini, Kai pun berdiri dan hendak pergi.“Aksa....” Tangisan Kira semakin terdengar menyayat hati, membuat Kai akhirnya urung untuk pergi.Sial. Kai tidak ingin melakukan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

19. Kebahagiaan yang Hilang

Kai Antariksa Milard. Pria menawan itu sudah membukakan pintu mobil saat Kira keluar rumah.“Masuklah!” titah Kai dengan nada tak ingin dibantah.“Aku bisa pergi sendiri, Mas.” Kira berlalu pergi begitu saja, mengabaikan Kai. Kira masih ingat ucapan Kai pada Violet di telepon tadi, bahwa mereka berdua akan pergi ke rumah sakit menjenguk Luna bersama. Kira tidak ingin peduli pada mereka.Namun kenapa sekarang Kai malah mengajaknya pergi bersama? Kira akan mengantarkan ASIP ke rumah sakit pagi ini.Kai berdecak lidah, ia menyusul Kira dan menggenggam lengan atasnya, menariknya menuju mobil. “Aku bilang naik ke mobilku, Kira!”“Aku nggak mau, Mas!” tolak Kira mentah-mentah. “Kamu pergi ke kantor aja, aku bisa berangkat sendiri.”Namun, Kai tampaknya hilang kesabaran. Pria itu menarik Kira menuju mobilnya sekali lagi.“Mas, lepasin! Kamu apa-apaan, sih?”Kai tidak menjawab, rahangnya mengeras. Ia mendudukkan Kira di kursi penumpang tepat di samping kursi kemudi.“Aku akan mengantarmu,” uc
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

20. Cantik dan Anggun

“Aku rasa begini sudah cukup,” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Sore ini ia dan Kai akan pergi ke acara makan malam keluarga besar Milard. Kira sudah mengenakan gaun hitam yang dibeli tempo hari. Ia memakai riasan sederhana, hanya BB cream dan lipstik tipis berwarna natural. Sementara rambutnya ia ikat ala ponytail. Kira memang tidak pandai merias diri. Karena selama ini ia jarang menghadiri acara-acara penting maupun pesta. Kira keluar kamar, dan pada saat yang sama ia berpapasan dengan Ani—asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah Kai. “Non Kira mau ke mana? Apa butuh sesuatu?” tanya Ani, yang berpikir bahwa Kira belum selesai merias dirinya. Dengan polos Kira menjawab, “Aku mau pergi sekarang, Bik. Mas Kai di mana, ya?” Ani ternganga mendengarnya, ia menatap Kira dari atas sampai bawah dengan tatapan tak percaya. “Tuan Kai masih di kamarnya sepertinya,” jawab Ani, “Non Kira yakin mau pergi dengan penampilan seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status