Share

18. Genggaman Tangan

last update Last Updated: 2025-03-12 17:08:17

“Aksa... Aksa...,” igau Kira yang diiringi isak tangis.

Kai terhenyak. Ia mengalihkan tatapannya dari layar ponsel Kira—yang sudah lama ia pandangi dengan dada sesak, ke arah Kira yang tengah mengigau sambil menangis.

Kai tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia hanya terpaku sambil memandangi Kira dengan tatapan yang sulit ditebak.

“Mama kangen Aksa...,” igau Kira lagi, air matanya menetes membasahi pelipis.

Tangan Kai terulur, hendak mengusap air mata Kira. Namun, sedetik kemudian Kai menarik kembali tangannya dan menaruh ponsel Kira di atas nakas.

Tidak. Ini tidak benar, pikir Kai. Ia tidak boleh terenyuh oleh wanita yang selama ini ia benci itu.

Cepat-cepat Kai mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana, lalu memotret foto Aksa yang terpampang di layar ponsel Kira.

Merasa kepentingannya sudah selesai di kamar ini, Kai pun berdiri dan hendak pergi.

“Aksa....” Tangisan Kira semakin terdengar menyayat hati, membuat Kai akhirnya urung untuk pergi.

Sial. Kai tidak ingin melakukan in
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
eksa viera
Kira emang kereenn.. kai itu sesekali emang harus di lawan, biarin ah dia marah bila perlu tinggal dirumah piaraannya dan gosah ganggu Kira lagi.
goodnovel comment avatar
Ami Lee
tertohok gak tuh sama kata kata kira
goodnovel comment avatar
Suci Wulantica
yaaaas kira... kok aku malah berharap dpt kbr dr ibunya kira ya entah jd ubi atau mungkin mendadak sehat biar tu laki stop pk ibunya kira buat jd senjata biar kira bs merdeka dan ketemu laki laen buat lawan tu bangke
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   19. Kebahagiaan yang Hilang

    Kai Antariksa Milard. Pria menawan itu sudah membukakan pintu mobil saat Kira keluar rumah.“Masuklah!” titah Kai dengan nada tak ingin dibantah.“Aku bisa pergi sendiri, Mas.” Kira berlalu pergi begitu saja, mengabaikan Kai. Kira masih ingat ucapan Kai pada Violet di telepon tadi, bahwa mereka berdua akan pergi ke rumah sakit menjenguk Luna bersama. Kira tidak ingin peduli pada mereka.Namun kenapa sekarang Kai malah mengajaknya pergi bersama? Kira akan mengantarkan ASIP ke rumah sakit pagi ini.Kai berdecak lidah, ia menyusul Kira dan menggenggam lengan atasnya, menariknya menuju mobil. “Aku bilang naik ke mobilku, Kira!”“Aku nggak mau, Mas!” tolak Kira mentah-mentah. “Kamu pergi ke kantor aja, aku bisa berangkat sendiri.”Namun, Kai tampaknya hilang kesabaran. Pria itu menarik Kira menuju mobilnya sekali lagi.“Mas, lepasin! Kamu apa-apaan, sih?”Kai tidak menjawab, rahangnya mengeras. Ia mendudukkan Kira di kursi penumpang tepat di samping kursi kemudi.“Aku akan mengantarmu,” uc

    Last Updated : 2025-03-13
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   20. Cantik dan Anggun

    “Aku rasa begini sudah cukup,” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Sore ini ia dan Kai akan pergi ke acara makan malam keluarga besar Milard. Kira sudah mengenakan gaun hitam yang dibeli tempo hari. Ia memakai riasan sederhana, hanya BB cream dan lipstik tipis berwarna natural. Sementara rambutnya ia ikat ala ponytail. Kira memang tidak pandai merias diri. Karena selama ini ia jarang menghadiri acara-acara penting maupun pesta. Kira keluar kamar, dan pada saat yang sama ia berpapasan dengan Ani—asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah Kai. “Non Kira mau ke mana? Apa butuh sesuatu?” tanya Ani, yang berpikir bahwa Kira belum selesai merias dirinya. Dengan polos Kira menjawab, “Aku mau pergi sekarang, Bik. Mas Kai di mana, ya?” Ani ternganga mendengarnya, ia menatap Kira dari atas sampai bawah dengan tatapan tak percaya. “Tuan Kai masih di kamarnya sepertinya,” jawab Ani, “Non Kira yakin mau pergi dengan penampilan seper

    Last Updated : 2025-03-13
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   21. Cemburu?

    “Kai, bukannya kamu mau datang sendiri? Kenapa malah mengajak wanita ini?” Grace menatap putra semata wayangnya dengan tatapan heran.Kira terdiam, menunggu jawaban yang akan dilontarkan Kai. Kira sendiri bingung, kenapa Kai tiba-tiba mengajaknya ke acara ini? Padahal biasanya Kai enggan membawanya.Apakah pria itu ingin mempermalukan Kira di depan keluarga besarnya? Apa selama ini Kai belum puas menyakiti Kira?Kira bertanya-tanya dalam hati dengan tangan yang dikepalkan di sisi tubuhnya.“Mulai sekarang Kira akan selalu ikut bersamaku kalau ada acara, Mi,” jawab Kai dengan tenang, membuat Kira sontak menoleh pada Kai dengan kening berkerut.“Mami nggak setuju!” Grace menolak mentah-mentah. “Mami nggak mau ada anak pembantu di keluarga kita.”Hati Kira terasa berdenyut nyeri mendengarnya. Padahal dulu, ibunya sangat setia pada keluarga ini, bekerja puluhan tahun sebagai ART keluarga Kai. Namun kasta yang berbeda membuat Grace tidak menyukai dan tidak menganggap Kira sebagai menantuny

    Last Updated : 2025-03-13
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   22. Marah

    Selesai bicara dengan Samuel, Kai dihampiri sepupunya yang lain dan menyapanya. Di antara cucu-cucu Kakek Cakra Milard, memang Kai-lah yang memiliki posisi tertinggi di perusahaan. Kai merupakan CEO Milard Corp, dan para sepupunya sangat segan padanya. Saat sedang mengobrol dengan salah seorang sepupunya, Kai melirik arloji, ia merasa Kira sudah pergi terlalu lama. Entah mengapa ia memiliki keyakinan kalau Kira berusaha kabur dari acara ini. Tak ingin hal itu terjadi, Kai pun pamit pada sepupunya itu, lalu bergegas menuju arah rumah tempat toilet berada. Namun, sebelum Kai menghampiri pintu, ia melihat Kira sedang bicara dengan Samuel di dekat pintu tersebut. Posisi Samuel terlalu dekat. Dan tanpa sadar rahang Kai mengeras. Kai mendekat, berdiri tak jauh di belakang Samuel. Saat Samuel mendekatkan bibirnya ke telinga Kira, tangan Kai mengepal kuat. “Kamu cantik sekali malam ini. Dan, wow! Dadamu besar, tubuhmu juga sangat menarik, Kai itu bodoh dan—“ Mendengar ucapan Samuel ter

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   23. Kontrak Pernikahan

    Kai menghentikan laju kendaraannya di depan sebuah rumah. Bukan rumah dirinya. Ia menghela napas panjang. Berharap di sini bisa menenangkan diri. Kai masih tidak tahu kenapa dirinya bisa semarah itu pada Samuel dan Kira. Ia mengeluarkan ponsel dari saku jas dan menelepon sang kekasih. “Sayang, aku di luar. Bisa tolong bukakan pintu untukku?” ucapnya setelah panggilannya terangkat di dering pertama. Tak lama, seorang wanita cantik keluar dari rumah tersebut dan membuka pintu gerbang untuk Kai. Rumah ini memang tidak difasilitasi satpam, tidak seperti di rumah Kai sendiri. Setelah memarkir mobil di halaman rumah, Kai pun turun dan disambut oleh senyuman lembut Violet. Wanita itu langsung menghambur ke pelukannya. “Honey, aku senang akhirnya kamu ke sini,” ujar Violet dengan manja. Kai berusaha menyunggingkan senyumannya meski amarah masih menguasai dada. “Aku ingin tidur di sini.” Mendengar hal itu, sontak Violet memekik senang dan menjauhkan pelukannya supaya bisa menatap wajah

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   24. Perjanjian Baru

    Ada apa dengan kontrak pernikahan mereka? Apakah Kai ingin mengakhirinya? Lalu mereka akan bercerai? Dulu sekali, waktu awal-awal menikah, Kai dan Kira sempat membuat kontrak pernikahan yang berisi beberapa poin perjanjian. Salah satunya yaitu mereka akan bercerai setelah anak yang dikandung Kira lahir dan dengan begitu pengobatan ibunya Kira pun akan berakhir. Kira bukannya lupa pada kontrak tersebut, ia hanya belum siap jika harus bercerai karena itu artinya pengobatan ibunya pun akan dihentikan oleh Kai. Ibunya mengalami koma akibat pecahnya aneurisma otak, yang menyebabkan pendarahan otak dan koma berbulan-bulan. “Apa kamu akan menceraikanku sesuai dengan perjanjian itu, Mas?” tanya Kira sembari menatap amplop coklat di tangan Kai. Kai tidak menjawab. Pria itu menarik salah satu kursi dan mendaratkan bokongnya di sana. “Duduklah!” perintah Kai. Kira menurut. Ia mengambil tempat duduk di hadapan Kai, keduanya hanya terpisahkan oleh meja makan. Sejujurnya Kira takut jika Kai

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   25. Menabrak Seseorang

    Kira merindukan Aksa, jadi siang ini ia pergi ke makam putra malangnya itu. Namun, alangkah terkejutnya Kira saat ia melihat ada bucket bunga lili putih yang bersandar di batu nisan Aksa. “Siapa yang datang ke sini?” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil meraih bunga tersebut. Bunga itu masih segar, seolah-olah baru hari ini diletakkan di sana. Kira merasa bingung, sebab tidak ada yang tahu pemakaman Aksa selain dirinya, Ani dan beberapa orang yang dulu bertugas menguburkan Aksa. “Apa mungkin orang salah menaruh bunganya?” gumam Kira lagi, mencari berbagai kemungkinan yang masuk akal. Namun rasanya tidak mungkin orang salah menaruh bunga di makam orang lain, pikir Kira. Atau mungkin Ani yang melakukannya? Ah, tidak mungkin, jelas-jelas Ani ada di rumah hari ini. Asisten rumah tangga Kai itu tidak pergi ke mana-mana. Kira menghela napas berat. Ia menaruh kembali bunga lili putih itu ke tempat semula. Kira berpikir, siapapun orang yang sudah memberi bunga untuk Aksa, orang itu

    Last Updated : 2025-03-15
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   26. Bertemu Teman Lama

    “Ju-Julian?” gumam Kira dengan tatapan tak percaya saat ia mendongak dan melihat wajah seorang pria—yang ia tabrak barusan, yang cukup familiar. Pria itu tengah menatap Kira dengan kening berkerut. “Kamu Julian, ‘kan? Aku nggak salah mengenali orang, ‘kan?” tanya Kira lagi memastikan bahwa ia tak salah mengenali orang. “Hey! Apa kamu bilang? Jaga bicaramu! Yang sopan pada CEO kami!” Kira terhenyak kala mendengar seseorang yang semula berdiri di belakang pria yang ia kenali sebagai Julian, maju menghampiri Kira. CEO? Mata Kira mengerjap, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan baru menyadari bahwa ada sekitar lima orang berjas hitam di hadapannya, dengan pria yang ia kenali sebagai Julian yang ada di barisan terdepan. Jadi... Julian adalah seorang CEO? Kira jelas-jelas masih mengenali wajah Julian yang tampak semakin dewasa itu. “Ma-maaf,” ucap Kira dengan tergagap-gagap, sepertinya keempat orang di belakang Julian itu merupakan orang penting di rumah sakit ini.

    Last Updated : 2025-03-15

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   98. Kamu cantik

    Kira terdiam sejenak. Lantas ditatapnya Kai yang sedang menatap lurus ke arah jalanan. Tatapan Kira kembali pada layar ponsel Kai dalam genggamannya yang masih bergetar. Genggaman tangan Kira pada ponsel itu menguat, sebelum akhirnya ia memasukkan kembali ponsel Kai ke dalam jaket denim suaminya itu, tanpa memberitahu Kai bahwa Violet menelepon. Untuk kali ini saja, Kira ingin egois. Ia tidak mau membiarkan kekasih Kai itu merenggut kebersamaan mereka hari ini. Kabut tipis mulai turun saat Kira dan Kai melangkah pelan menyusuri jalur kayu di tengah rimbunnya pepohonan pinus. Angin berhembus lembut, lampu-lampu kecil di sepanjang jalur mulai menyala. Kira menarik napas dalam-dalam. “Tempat ini tenang sekali,” gumamnya, yang membuat Kai seketika menoleh. “Kamu suka?” tanya Kai. Kira balas menatap Kai, mengangguk. “Suka,” jawabnya, lalu melepaskan tangan dari genggaman Kai dan berjalan lebih dulu di depan pria itu. Raut muka Kira tampak berseri-seri saat kakinya menapaki jembatan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   97. Tidak Punya Rasa Suka atau Cinta

    “Ini namanya Jalan Braga,” ucap Kai ketika mereka sudah turun dari mobil.Kira menatap sekeliling dengan pandangan takjub. Trotoar khas bergaya kolonial, kafe-kafe kecil berjajar rapi di sepanjang jalan, dan bangunan-bangunan tua yang memiliki nuansa sejarah membuat suasana terasa romantis dan hangat.“Kamu sering datang kesini sebelumnya?” tanya Kira sambil menatap Kai penuh tanya.“Pernah, tapi nggak sering.” Kai mengedikkan bahunya cuek.“Dengan kekasihmu?”Kai berdecak lidah dan seketika menoleh pada Kira dengan alis saling bertaut. Tanpa berkata-kata. Hanya menatap Kira dengan tatapan dalam, yang membuat Kira mengerjapkan matanya berkali-kali.“Kenapa menatapku seperti itu?” sergah Kira sambil membuang pandangan ke arah lain, selain pada Kaisar.“Kira….” Kai menarik wajah Kira agar menatapnya. “Kamu sengaja bertanya seperti itu apa karena cemburu pada Violet?” tanyanya dengan mata disipitkan.“A-apa? Cemburu?!” Seketika itu juga Kira tertawa. Tawa yang terdengar sinis. “Cemburu i

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   96. Haruskah Merebutnya?

    Mata Kira seketika membulat, menatap Kai dengan tajam sambil berkata tanpa suara, “Apa yang kamu lakukan?”Kai hanya menatap Kira, sebelum akhirnya menempelkan ponsel Kira di telinganya. “Ini aku,” katanya pada Julian di seberang sana.“Kai?” Julian terdengar terkekeh kecil. “Sepertinya kamu nggak terima aku mengganggu asisten pribadimu, ya.”“Ya, Kira sedang dalam perjalanan bisnis dan dia harus profesional. Kalau kamu ada sesuatu yang ingin dibicarakan terkait pekerjaan, hubungi saja aku," ujar Kai dengan tatapan datar.Kira menggigit bibir bawahnya sambil mendelik tajam pada Kai, ia kesal karena pria itu selalu berbuat seenak perut.“Ah… ini memang bukan tentang pekerjaan. Tapi aku benar-benar merindukan asisten pribadimu itu. Bagaimana ini? Sudah lama kami nggak bertemu.”Sial!Tangan Kai seketika mengepal hingga ponsel Kira dalam genggamannya ikut bergetar. “Urus saja urusan pribadi kalian di luar jadwal kerja!” Seketika itu juga, Kai mematikan sambungan telepon secara sepihak.K

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   95. Tiba-tiba Menginginkannya

    “Kira,” bisik Kai dengan suara beratnya. “Kenapa kamu selalu membuatku kehilangan kendali, hm?”Kira mengepalkan tangannya saat wajah Kai semakin mendekat, hingga Kira bisa merasakan napas hangat pria itu menerpa wajahnya.“Aku sama sekali nggak pernah menggodamu, Mas!” tukas Kira, ia mengerti ke mana arah pembicaraan Kai.Mata Kai menatap bibir Kira yang terlihat seperti tengah memanggil-manggilnya. Ia tahu Kira tidak pernah menggodanya, tapi entah mengapa saat Kira sedang terdiam pun dirinya malah tergoda. Sial.“Kamu nggak perlu menggodaku untuk aku menginginkanmu,” bisik Kai lagi dengan dalam seraya menatap mata dan bibir Kira bergantian.Terang saja ucapan Kai tersebut membuat Kira kebingungan. Sebenarnya apa yang Kai lihat darinya? “Bukankah selama ini kamu membenci aku, Mas?” lirih Kira tiba-tiba tanpa dapat ia cegah. “Lalu kenapa sekarang, kamu memperlakukanku seolah-olah aku ini istri sungguhan buatmu?”Pertanyaan Kira membuat Kai seketika terdiam. Ia ingat bagaimana kejam di

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   94. Kira itu Istriku

    Kira terbangun pagi itu dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya. Matanya mengerjap pelan saat cahaya matahari yang menembus tirai tipis kamar itu menerpa wajah. Kira membuka mata. Sejenak ia lupa di mana ia berada. Sampai akhirnya kasur yang kosong di sebelahnya menyadarkan Kira bahwa saat ini ia berada di kamar hotel. ‘Kai? Di mana dia?’ Kira bertanya-tanya dalam hati saat tidak menemukan pria itu di kasur sebelahnya. Lantas, karena teringat dengan kejadian pagi kemarin, Kira seketika menoleh ke belakang dengan perasaan waspada. Akan tetapi di belakangnya pun ia tidak menemukan Kaisar. Kira terdiam sejenak, mungkin pria itu sedang di ruang TV, pikirnya. Kira bangkit dari tidur hingga selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh. Di saat itu Kira mendapati dirinya tengah mengenakan pakaian tidur berbahan satin warna navy. Kening Kira berkerut bingung. “Bukannya semalam aku ketiduran di ruang TV, ya?” gumam Kira sambil berusaha mengumpulkan kepingan memori malam tadi. Dan jelas-je

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   93. Memberi Perhatian Lebih

    “Aku mau mandi, kalau kamu mau tetap di sini, aku nggak masalah,” ucap Kai dengan satu sudut bibir terangkat, membuat Kira yang duduk di tepian ranjang seketika berdiri. “Nggak! Aku nunggu di ruang TV aja,” tukas Kira dengan cepat. Kira buru-buru keluar dari kamar saat itu juga, meninggalkan Kai yang tersenyum samar melihat kepergiannya. Kini Kira merebahkan tubuhnya di sofa. Ia merasa lelah hari ini, tapi entah mengapa ada perasaan puas yang menyelimuti hatinya, entah karena apa. Tangan Kira terulur, meraih remote dari meja dan menyalakan televisi. Ia memindah-mindahkan saluran, berharap bisa menemukan tayangan yang menyenangkan untuknya. Namun, saat Kira baru saja menikmati film kartun yang baru ia temukan, bel kamar tiba-tiba berbunyi. Kening Kira berkerut bingung. Siapa yang datang malam-malam begini? Apakah mungkin staf hotel? pikirnya. Dengan malas Kira bangkit dari sofa dan membukakan pintu. “Surprise…!” Begitu pintu terbuka, tiba-tiba saja Kira dikejutkan oleh se

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   92. Tidak Peduli

    “Honey! Kamu juga di sini?!”Mendengar seruan Violet yang entah dari mana datangnya itu, sontak Kira dan Kai menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Violet tengah membawa barang belanjaan di kedua tangannya, bersama Rina yang menggendong Luna.Kai tidak begitu terkejut melihat Violet, karena sebelumnya ia sudah tahu kekasihnya itu sedang ada di mall ini.Sementara itu, Kira mengerutkan kening, heran kenapa bisa mereka bertemu Violet di Bandung? Untuk apa wanita itu datang ke kota ini? Apakah untuk menyusul Kai? Mengingat hal itu, tangan Kira yang terbebas pun mengepal.“Oh? Vi, iya kami juga lagi ada di sini,” jawab Kai dengan ekspresi tenang.“Sedang apa?” Violet menatap satu tangan Kai yang dipenuhi barang belanjaan, sedangkan satu tangan yang lain menggenggam tangan Kira, lantas pandangan Violet tertuju pada outlet underwear yang baru saja mereka masuki. Melihat semua pemandangan itu membuat raut muka Violet berubah muram. “Kira… kamu?”

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   91. Izinkan Aku Menjadi Suami

    Kai mengembuskan napas panjang. Belum sempat ia membalas pesannya, wanita itu tiba-tiba menelepon. Kai sempat melirik Kira yang masih memilih-milih sepatu, sebelum akhirnya ia keluar dari toko untuk mengangkat panggilan tersebut.“Honey,” rengek Violet di seberang sana. “Bisa ‘kan transfer sekarang? Aku mau belanja keperluanku sama Luna di PVJ, tolong–”“Berapa yang kamu perlukan?” sela Kai dengan cepat.“Seratus juta boleh?”Kai sempat melirik Kira di dalam, dan entah mengapa ia tidak mau membuat Kira menunggu, maka dari itu ia berkata pada Violet supaya semuanya kelar cepat. “Oke. Aku transfer sekarang.”“Yeay!” Violet berseru riang. “Terima kasih, Honey, kamu memang–”“Aku tutup teleponnya, ya. Lagi ada urusan penting,” sela Kai lagi, membuat seruan Violet seketika terhenti.Tanpa menunggu persetujuan Violet, Kai langsung memutus sambungan telepon dan mentransfer sejumlah uang yang wanita itu minta. Setelah itu Kai kembali ke dalam outlet, menghampiri Kira.Saat itu Kira tengah men

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   90. Jalan-jalan

    Hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Kira. Sejak pagi ia menemani Kai yang bertemu dengan beberapa kliennya dan datang ke salah satu anak usaha Milard Corp yang ada di Bandung.Hari sudah sore saat mereka keluar dari sebuah gedung. Kaki Kira menjerit ingin dilepaskan segera dari heels yang memeluknya sejak pagi. Selain itu, Kira juga merasakan ASI-nya nyaris merembes keluar karena siang tadi ia tidak sempat memompa ASI.“Mas, aku mau pompa ASI,” ucap Kira saat mereka berjalan menuju parkiran.Kai mengangguk. “Kamu bisa melakukannya di kursi belakang.” Lalu ia membukakan pintu belakang untuk Kira. Sementara Kai sendiri duduk di kursi kemudi karena hari ini sengaja ia tidak pergi bersama sopir.Di kursi belakang, Kira memompa ASI-nya. Ia duduk tepat di belakang Kai. Suasana di antara mereka terasa hening, hanya terdengar deru mesin mobil yang halus dan suara alat pompa ASI yang berdenyut pelan, mengisi keheningan di dalam mobil yang mulai terasa sejuk karena pendingin udar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status