Share

22. Marah

last update Last Updated: 2025-03-14 16:52:05

Selesai bicara dengan Samuel, Kai dihampiri sepupunya yang lain dan menyapanya. Di antara cucu-cucu Kakek Cakra Milard, memang Kai-lah yang memiliki posisi tertinggi di perusahaan. Kai merupakan CEO Milard Corp, dan para sepupunya sangat segan padanya.

Saat sedang mengobrol dengan salah seorang sepupunya, Kai melirik arloji, ia merasa Kira sudah pergi terlalu lama. Entah mengapa ia memiliki keyakinan kalau Kira berusaha kabur dari acara ini.

Tak ingin hal itu terjadi, Kai pun pamit pada sepupunya itu, lalu bergegas menuju arah rumah tempat toilet berada.

Namun, sebelum Kai menghampiri pintu, ia melihat Kira sedang bicara dengan Samuel di dekat pintu tersebut. Posisi Samuel terlalu dekat. Dan tanpa sadar rahang Kai mengeras.

Kai mendekat, berdiri tak jauh di belakang Samuel. Saat Samuel mendekatkan bibirnya ke telinga Kira, tangan Kai mengepal kuat.

“Kamu cantik sekali malam ini. Dan, wow! Dadamu besar, tubuhmu juga sangat menarik, Kai itu bodoh dan—“

Mendengar ucapan Samuel ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Inah Ariffin
Waduhhh si buaya lagi bingung dgn dirinya sendiri!
goodnovel comment avatar
eksa viera
gih noh Kai menenangkan diri kerumah piaraan mu.. gosah ah sok peduli ma Kira. keluarga besar mu jadi pandang rendah ma Kira juga krn ketidakpedulian mu itu
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
lagi² kiralah yang di salahkan. cemburu ya bos
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   23. Kontrak Pernikahan

    Kai menghentikan laju kendaraannya di depan sebuah rumah. Bukan rumah dirinya. Ia menghela napas panjang. Berharap di sini bisa menenangkan diri. Kai masih tidak tahu kenapa dirinya bisa semarah itu pada Samuel dan Kira. Ia mengeluarkan ponsel dari saku jas dan menelepon sang kekasih. “Sayang, aku di luar. Bisa tolong bukakan pintu untukku?” ucapnya setelah panggilannya terangkat di dering pertama. Tak lama, seorang wanita cantik keluar dari rumah tersebut dan membuka pintu gerbang untuk Kai. Rumah ini memang tidak difasilitasi satpam, tidak seperti di rumah Kai sendiri. Setelah memarkir mobil di halaman rumah, Kai pun turun dan disambut oleh senyuman lembut Violet. Wanita itu langsung menghambur ke pelukannya. “Honey, aku senang akhirnya kamu ke sini,” ujar Violet dengan manja. Kai berusaha menyunggingkan senyumannya meski amarah masih menguasai dada. “Aku ingin tidur di sini.” Mendengar hal itu, sontak Violet memekik senang dan menjauhkan pelukannya supaya bisa menatap wajah

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   24. Perjanjian Baru

    Ada apa dengan kontrak pernikahan mereka? Apakah Kai ingin mengakhirinya? Lalu mereka akan bercerai? Dulu sekali, waktu awal-awal menikah, Kai dan Kira sempat membuat kontrak pernikahan yang berisi beberapa poin perjanjian. Salah satunya yaitu mereka akan bercerai setelah anak yang dikandung Kira lahir dan dengan begitu pengobatan ibunya Kira pun akan berakhir. Kira bukannya lupa pada kontrak tersebut, ia hanya belum siap jika harus bercerai karena itu artinya pengobatan ibunya pun akan dihentikan oleh Kai. Ibunya mengalami koma akibat pecahnya aneurisma otak, yang menyebabkan pendarahan otak dan koma berbulan-bulan. “Apa kamu akan menceraikanku sesuai dengan perjanjian itu, Mas?” tanya Kira sembari menatap amplop coklat di tangan Kai. Kai tidak menjawab. Pria itu menarik salah satu kursi dan mendaratkan bokongnya di sana. “Duduklah!” perintah Kai. Kira menurut. Ia mengambil tempat duduk di hadapan Kai, keduanya hanya terpisahkan oleh meja makan. Sejujurnya Kira takut jika Kai

    Last Updated : 2025-03-14
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   25. Menabrak Seseorang

    Kira merindukan Aksa, jadi siang ini ia pergi ke makam putra malangnya itu. Namun, alangkah terkejutnya Kira saat ia melihat ada bucket bunga lili putih yang bersandar di batu nisan Aksa. “Siapa yang datang ke sini?” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil meraih bunga tersebut. Bunga itu masih segar, seolah-olah baru hari ini diletakkan di sana. Kira merasa bingung, sebab tidak ada yang tahu pemakaman Aksa selain dirinya, Ani dan beberapa orang yang dulu bertugas menguburkan Aksa. “Apa mungkin orang salah menaruh bunganya?” gumam Kira lagi, mencari berbagai kemungkinan yang masuk akal. Namun rasanya tidak mungkin orang salah menaruh bunga di makam orang lain, pikir Kira. Atau mungkin Ani yang melakukannya? Ah, tidak mungkin, jelas-jelas Ani ada di rumah hari ini. Asisten rumah tangga Kai itu tidak pergi ke mana-mana. Kira menghela napas berat. Ia menaruh kembali bunga lili putih itu ke tempat semula. Kira berpikir, siapapun orang yang sudah memberi bunga untuk Aksa, orang itu

    Last Updated : 2025-03-15
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   26. Bertemu Teman Lama

    “Ju-Julian?” gumam Kira dengan tatapan tak percaya saat ia mendongak dan melihat wajah seorang pria—yang ia tabrak barusan, yang cukup familiar. Pria itu tengah menatap Kira dengan kening berkerut. “Kamu Julian, ‘kan? Aku nggak salah mengenali orang, ‘kan?” tanya Kira lagi memastikan bahwa ia tak salah mengenali orang. “Hey! Apa kamu bilang? Jaga bicaramu! Yang sopan pada CEO kami!” Kira terhenyak kala mendengar seseorang yang semula berdiri di belakang pria yang ia kenali sebagai Julian, maju menghampiri Kira. CEO? Mata Kira mengerjap, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan baru menyadari bahwa ada sekitar lima orang berjas hitam di hadapannya, dengan pria yang ia kenali sebagai Julian yang ada di barisan terdepan. Jadi... Julian adalah seorang CEO? Kira jelas-jelas masih mengenali wajah Julian yang tampak semakin dewasa itu. “Ma-maaf,” ucap Kira dengan tergagap-gagap, sepertinya keempat orang di belakang Julian itu merupakan orang penting di rumah sakit ini.

    Last Updated : 2025-03-15
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   27. Tawaran Pekerjaan

    “Kenapa? Ada sesuatu?” tanya Julian saat melihat Kira mengernyitkan keningnya.Kira mendongak, mengalihkan tatapannya dari layar ponsel pada pria berkemeja putih itu. “Em... sepertinya aku harus pulang sekarang.”“Benarkah? Sayang sekali, padahal aku ingin mengobrol banyak sama kamu.” Julian tampak kecewa. Lalu mengangguk. “Baiklah, nggak apa-apa. Semoga kita bisa bertemu lagi.”Kira berdiri dan menganggukkan kepalanya. “Senang bertemu denganmu lagi, Julian. Kalau begitu, aku permisi.”Kira keluar dari ruangan Julian, ia bergegas memesan taksi online karena pria tidak sabaran seperti Kai sudah menyuruhnya pulang. Kira juga penasaran, apa gerangan yang akan dibicarakan Kai dengannya?Tak sampai satu jam kemudian, Kira sudah sampai di rumah. Dan ia melihat Kai sedang duduk di ruang keluarga dengan kaki kanan menyilang di atas kaki kiri, sementara tangannya bersedekap.“Kenapa jam segini sudah pulang, Mas?” tanya Kira sambil menghampiri pria itu.“Kenapa memangnya?” Kai balik bertanya de

    Last Updated : 2025-03-15
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   28. Setuju Atau Tidak?

    Kira terhenyak, matanya sedikit terbelalak, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. “Jadi apa, Mas?” tanya Kira sekali lagi, hanya untuk memastikan dirinya salah dengar. Dengan tenang Kai menjawab tegas, “Kamu nggak dengar? Jadi asisten pribadiku, Audy Saskirana!” Bahu Kira terkulai lesu, ternyata tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Menjadi asisten pribadi Kai? Itu artinya ia harus berada di sisi pria itu seharian, mengurusi segala kebutuhannya. Tidak. Kira tidak mau. Berada di dekat Kaisar sebentar saja sudah membuat dadanya sesak, apalagi jika harus seharian? Setiap hari? “Mas, pendidikanku cuma sampai SMA. Aku rasa aku nggak memenuhi kriteria untuk jadi asisten pribadi. Aku juga belum punya pengalaman,” ujar Kira, berusaha menolak secara halus dengan alasan yang masuk akal. Kai mengedikkan bahu, matanya menatap Kira lurus-lurus. “Bagiku itu tidak masalah. Mantan asisten pribadiku, Reno, akan mengajari kamu bagaimana cara menjadi asisten pribadi.”

    Last Updated : 2025-03-16
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   29. Terciduk

    Setelah Luna dipindahkan ke box terbuka, kini rutinitas Kira setiap hari adalah datang ke rumah sakit untuk memberikan ASI-nya, karena kebutuhan ASI untuk Luna semakin meningkat.Kini, Kira sedang menatap bayi mungil itu dengan tatapan sendu. Mata Luna terbuka sedikit, menatap Kira sambil mengerjap pelan.“Halo, Luna,” bisik Kira sambil menjulurkan tangannya, mengenggam tangan mungil Luna yang semakin hari semakin berisi. “Aku datang lagi.”Kira tersenyum kecil saat jari-jari mungil Luna menggenggam satu jarinya dengan erat. Bayi itu masih tampak rapuh, tetapi perkembangannya sangat pesat dibandingkan saat pertama kali Kira melihatnya.“Kamu semakin kuat, ya?” bisik Kira lagi, suaranya terdengar lembut. Ia menunduk, menatap bayi itu dengan perasaan campur aduk. “Mama bangga padamu.”Namun, setelah kata-kata itu keluar, Kira terdiam. Ia menatap Luna dengan tatapan kosong, menyadari kekeliruannya sendiri. Luna bukan anaknya. Luna adalah putri Kai dan Violet. Bukan putrinya.“Semoga kamu

    Last Updated : 2025-03-16
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   30. Mengganggu Pikiran

    Kai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Kira yang tersenyum pada pria itu. Senyum yang terlihat begitu tulus dan lepas, sesuatu yang hampir tidak pernah ia lihat sejak pernikahan mereka.“Siapa pria itu?” gumam Kai tanpa sadar.Violet yang masih menempel di bahunya ikut melirik ke arah coffee shop, mencoba melihat lebih jelas siapa lelaki yang sedang bersama Kira. “Aku juga nggak tahu. Tapi sepertinya mereka akrab. Lihat saja cara Kira tersenyum padanya.”Rahang Kai semakin mengeras. Violet mengalihkan tatapannya dari Kira, ke arah Kai. Lantas Violet mengerutkan kening melihat Kai tampak tegang.“Kenapa kamu peduli, Honey?” tanya Violet dengan nada menggoda sambil menyusuri dada Kai dengan jemarinya. “Bukannya kamu nggak menganggap dia istrimu?”Kai mengerjap. Seolah baru tersadar bahwa ekspresi wajahnya menegang. Ia cepat-cepat menetralkan kembali ekspresinya dan melajukan kendaraan karena klakson mobil di belakangnya sudah ‘berteriak’ nyaring.“Aku nggak peduli, Sayang,” ucap K

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   118. Memperbaiki Semuanya

    ‘Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Kira.’Kai tidak bisa memejamkan matanya malam itu. Peringatan dari Julian sore tadi terus terngiang-ngiang di telinga.Sial!Kenapa dirinya harus merasa terancam dengan kehadiran sosok Julian?Apalagi setelah Julian mengatakan secara terang-terangan bahwa dia menyukai Kira.Kai duduk di tepian ranjang, tangannya mengepal kuat-kuat. Ia tidak mengerti kenapa harus peduli pada hubungan Kira dan laki-laki itu? Padahal jika itu dulu, Kai mungkin tidak akan peduli sedikit pun pada apa yang dilakukan Kira.Lamunan Kai buyar tatkala ia mendengar ponselnya berdering. Siapa yang menghubunginya malam-malam begini? Kai bertanya-tanya dalam hati.Dengan terpaksa Kai meraih ponselnya yang tergeletak di nakas. Ia terdiam saat melihat nama Violet terpampang di layar.Saat itu juga, Kai mengusap wajahnya gusar. Benar. Seharusnya ia memperdulikan kekasihnya saja. Wanita yang lebih dulu ia cintai bahkan jauh sebelum pernikahannya dengan Kira berlangsung.Namun, en

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   117. Bisa Tanpa Kamu

    “Apapun hubunganku dengan wanita itu, itu bukan urusanmu, Julian.” “Tapi Kira adalah urusanku!” “Aku suaminya!” “Suami?” Julian mendengus kasar. Ia maju satu langkah, mendekati Kai sambil menatapnya tajam. “Suami mana yang tega membiarkan istrinya melahirkan sendirian demi wanita lain, Kai?” Mata Kai kembali membulat mendengar kata-kata itu. Ucapan Julian bagai batu yang menghantam dadanya begitu kuat, mengingatkan Kai akan kesalahannya di masa lalu. Sementara itu, Kira yang sejak tadi tampak syok setelah mendengar Julian yang tahu mengenai pernikahannya dengan Kai, kini semakin terkejut dengan fakta yang diketahui Julian. Padahal Kira sama sekali tidak pernah mengatakan apapun pada Julian terkait hubungannya dengan Kai. Kira menatap Julian dengan tatapan penuh kebingungan. Julian menoleh ke arah Kira, lalu tersenyum lembut, berbanding terbalik dengan nada tajamnya barusan. “Maaf, aku

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   116. Pengakuan Kai

    “Kai? Sedang apa kamu di sini?” Julian maju mendekati Kai dengan satu alis terangkat.Kira masih membeku di tempatnya berdiri, ia tidak menyangka bahwa suaminya itu akan menepati janjinya untuk kembali kepadanya.Kai lantas menatap Julian dengan tajam. “Aku ada urusan dengan Kira,” ujarnya, dingin, lalu menghampiri Kira dan meraih tangannya, yang membuat Kira terkejut dengan sikap Kai yang tiba-tiba itu.Kira menatap kedua lelaki itu bergantian. Seolah-olah ingin menyadarkan Kai bahwa saat ini mereka ada di hadapan Julian, dan Kai harus menjaga sikap jika tidak ingin Julian curiga.“Tu-Tuan, ada urusan apa?”Panggilan ‘tuan’ yang disematkan Kira membuat rahang Kai semakin mengeras. Kai menggenggam pergelangan tangan Kira dengan erat. “Kita bicara!”“Maaf, Tuan Kaisar.” Julian menahan tangan Kai yang menggenggam tangan Kira. Ia menatap Kai dengan sama tajamnya. “Hari ini Kira adalah pendampingku. Lagi pula… hari ini hari libur, kamu nggak berhak mengganggu Kira dengan urusan pekerjaan.

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   115. Mengabaikannya

    Kai melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Fokusnya terbagi antara jalanan di depannya, dan ponsel yang terus memanggil nomor telepon Kira. Akan tetapi, tidak ada satupun panggilannya yang Kira angkat. Ke mana wanita itu? Kai bertanya-tanya dalam hati. Ya, pada akhirnya ia memutuskan untuk memilih pergi, setelah memastikan Violet aman bersama Livia. Kai tidak bisa mengabaikan perasaannya, yang terus menerus gelisah karena teringat Kira. Mobil akhirnya berhenti di parkiran Dufan. Sementara itu ponselnya masih memanggil nomor telepon Kira. Namun, lagi-lagi panggilannya berakhir dengan sia-sia. Kini Kai berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk sambil menempelkan ponselnya di telinga. Kali ini ia menghubungi Ani, menanyakan apakah Kira sudah tiba di rumah atau belum? “Belum ada, Tuan. Non Kira belum pulang,” jawab Ani di seberang sana. Kai mengusap wajah dengan gusar. Ia menyesal karena tidak meminta orang suruhannya untuk mengikuti Kira hari ini. Sebab, tadinya Kai ber

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   114. Teringat Kira

    ‘Aku bisa tanpa kamu.’Kata-kata Kira yang diucapkan beberapa saat yang lalu, terus terngiang-ngiang di telinga Kai.Kai tidak mengerti, entah mengapa kata-kata itu mampu menusuk jantungnya, membuat Kai tidak fokus mengemudi dan beberapa kali ia hampir menabrak mobil di hadapannya ketika berhenti di lampu merah.Kekecewaan yang tergambar di wajah Kira–yang sempat Kai lihat saat ia berbalik meninggalkannya, membuat dada Kai terasa sesak. Namun, Kai juga tidak bisa mengabaikan rasa khawatirnya pada Violet yang saat ini dilarikan ke UGD.Setibanya di rumah sakit beberapa saat kemudian, Kai langsung berlari menuju UGD sesuai lokasi yang disebutkan manajer Violet.Seorang wanita berambut pendek menghampiri Kai begitu Kai tiba. “Tuan? Mbak Violet lagi diperiksa oleh dokter,” ucap Livia–manajer Violet.“Apa yang terjadi? Kenapa bisa Violet kecelakaan waktu pemotretan?” tanya Kai dengan raut muka khawatir yang tak disembunyikan.“Violet jatuh dari tebing buatan di lokasi pemotretan outdoor, T

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   113. Malaikat Penolong

    ‘Kira, aku janji, aku akan datang menemuimu lagi. Jadi, tunggu aku di dalam, hm? Aku akan pergi sebentar saja. Tiketnya sudah aku kirimkan ke handphone kamu.’Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Kai sebelum pria itu pergi dari hadapan Kira.Kira tercenung. Ia masih membeku di tempatnya berdiri. Tanpa sadar, matanya menggenang dan memanas. Hatinya dirundung perasaan nyeri karena pria itu lebih memilih menemui kekasihnya ketimbang menemaninya masuk ke dalam tempat wisata itu.Pada akhirnya… tetap saja Violet yang menjadi prioritas utama Kai, dibanding Kira.Kira tersenyum kecut. Ia terlalu banyak berharap sehingga akhirnya merasa kecewa.Kira menarik napas dalam-dalam dan mendongakkan kepala sembari mengerjapkan matanya berkali-kali, menghalau air mata yang mendesak keluar.Ia lantas memeriksa pesan dari Kai. Pria itu telah mengirimkan e-tiket ke nomor ponselnya. Kira mengunduh e-tiket tersebut dan kembali tercenung karena mel

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   112. Pergi ke Dufan

    Kai mengulum senyum sambil memainkan remote mobil di tangannya. Ia berdiri, bersandar pada pintu mobil, tatapannya lurus ke arah pintu rumah. Entah mengapa jantungnya kembali berdebar-debar saat menantikan Kira keluar dari dalam sana.Tak berapa lama, sosok yang ditunggu-tunggunya akhirnya keluar. Wanita itu mengenakan celana jeans dipadukan dengan kaos oversize warna hitam. Rambutnya dikuncir kuda dan mengenakan sling bag. Penampilannya persis seperti anak kuliahan. Kira tidak terlihat seperti seorang wanita yang sudah pernah melahirkan.“Sudah siap?” tanya Kai, “nggak ada yang tertinggal?”Kira menggelengkan kepalanya. “Nggak ada, Mas.”Kai mengangguk. Pria itu berdiri tegak saat Kira sudah berdiri di hadapannya. Lantas ditariknya ikatan rambut Kira hingga rambutnya tergerai panjang. Kira sempat terkejut dengan ulah Kai tersebut.“Bukannya sudah kubilang jangan mengikat rambutmu seperti ini?” omel Kai sambil berdecak lidah.“Mas, tapi gerah!” protes Kira.“Aku sudah menyiapkan ini u

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   111. Olahraga Bareng

    Kira tidak mengharapkan Kai datang secepatnya.Jadi, daripada menunggu sesuatu yang tidak pasti, pagi itu Kira memilih mengenakan pakaian olahraga dan bersiap untuk jogging di sekitaran komplek. Ia memakai outfit yang pas di tubuhnya, hingga mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna.Namun, baru saja Kira akan memakai sepatu di ruangan keluarga, tiba-tiba saja ia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat. Kira menoleh karena penasaran siapa yang datang. Saat ia melihat sosok Kai, saat itu juga Kira tertegun.“Mas?” panggilnya dengan tatapan tak percaya. Ia tak menyangka Kai akan menepati janjinya untuk pulang lebih cepat dari rumah Violet.Kai menatap penampilan Kira dari atas sampai bawah, lalu tanpa sadar ia menelan saliva kala melihat lekukan tubuh Kira yang ternyata lebih sempurna daripada bentuk biola.“Kamu mau ke mana?” tanya Kai dengan suara berat seraya menatap mata Kira dengan dalam dan tajam.“Mau jogging, Mas. Udah lama aku nggak menggerakkan tubuh aku,” jawab Kira ap

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   110. Berdebar-Debar

    Kai berdiri di depan pintu rumah Violet. Saat ia akan memutar handle pintu, tiba-tiba saja wajah Kira memenuhi benaknya.Ia menghela napas panjang sambil memejamkan matanya sejenak. Kai tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini pikirannya selalu dipenuhi Kira, Kira dan Kira?Rasanya… ia tidak ingin jauh dari wanita itu.Bahkan untuk pergi ke rumah Violet seperti saat ini saja, Kai butuh usaha keras untuk meyakinkan dirinya sendiri.“Oh? Honey! Kamu di sini?!”Keterdiaman Kai buyar manakala pintu di hadapannya tiba-tiba terbuka dan muncul sosok Violet di sana.Mata Violet langsung berbinar cerah melihat kehadiran sang kekasih. Ia menarik tangan Kai dan membawanya masuk.“Ayo, masuk! Ngapain diam di pintu terus?” kekeh Violet, lalu ia mengambil cooler bag dari tangan Kai berisi ASIP untuk Luna.“Mana Luna? Dia sudah bangun?” tanya Kai sambil berjalan menuju pintu kamar Luna.“Anak kita lagi dimandiin sama Rina, Honey. Sebentar lagi selesai.” Violet memasukkan beberapa kantong ASIP ke dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status