All Chapters of Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

103 Chapters

21. Cemburu?

“Kai, bukannya kamu mau datang sendiri? Kenapa malah mengajak wanita ini?” Grace menatap putra semata wayangnya dengan tatapan heran.Kira terdiam, menunggu jawaban yang akan dilontarkan Kai. Kira sendiri bingung, kenapa Kai tiba-tiba mengajaknya ke acara ini? Padahal biasanya Kai enggan membawanya.Apakah pria itu ingin mempermalukan Kira di depan keluarga besarnya? Apa selama ini Kai belum puas menyakiti Kira?Kira bertanya-tanya dalam hati dengan tangan yang dikepalkan di sisi tubuhnya.“Mulai sekarang Kira akan selalu ikut bersamaku kalau ada acara, Mi,” jawab Kai dengan tenang, membuat Kira sontak menoleh pada Kai dengan kening berkerut.“Mami nggak setuju!” Grace menolak mentah-mentah. “Mami nggak mau ada anak pembantu di keluarga kita.”Hati Kira terasa berdenyut nyeri mendengarnya. Padahal dulu, ibunya sangat setia pada keluarga ini, bekerja puluhan tahun sebagai ART keluarga Kai. Namun kasta yang berbeda membuat Grace tidak menyukai dan tidak menganggap Kira sebagai menantuny
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

22. Marah

Selesai bicara dengan Samuel, Kai dihampiri sepupunya yang lain dan menyapanya. Di antara cucu-cucu Kakek Cakra Milard, memang Kai-lah yang memiliki posisi tertinggi di perusahaan. Kai merupakan CEO Milard Corp, dan para sepupunya sangat segan padanya. Saat sedang mengobrol dengan salah seorang sepupunya, Kai melirik arloji, ia merasa Kira sudah pergi terlalu lama. Entah mengapa ia memiliki keyakinan kalau Kira berusaha kabur dari acara ini. Tak ingin hal itu terjadi, Kai pun pamit pada sepupunya itu, lalu bergegas menuju arah rumah tempat toilet berada. Namun, sebelum Kai menghampiri pintu, ia melihat Kira sedang bicara dengan Samuel di dekat pintu tersebut. Posisi Samuel terlalu dekat. Dan tanpa sadar rahang Kai mengeras. Kai mendekat, berdiri tak jauh di belakang Samuel. Saat Samuel mendekatkan bibirnya ke telinga Kira, tangan Kai mengepal kuat. “Kamu cantik sekali malam ini. Dan, wow! Dadamu besar, tubuhmu juga sangat menarik, Kai itu bodoh dan—“ Mendengar ucapan Samuel ter
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

23. Kontrak Pernikahan

Kai menghentikan laju kendaraannya di depan sebuah rumah. Bukan rumah dirinya. Ia menghela napas panjang. Berharap di sini bisa menenangkan diri. Kai masih tidak tahu kenapa dirinya bisa semarah itu pada Samuel dan Kira. Ia mengeluarkan ponsel dari saku jas dan menelepon sang kekasih. “Sayang, aku di luar. Bisa tolong bukakan pintu untukku?” ucapnya setelah panggilannya terangkat di dering pertama. Tak lama, seorang wanita cantik keluar dari rumah tersebut dan membuka pintu gerbang untuk Kai. Rumah ini memang tidak difasilitasi satpam, tidak seperti di rumah Kai sendiri. Setelah memarkir mobil di halaman rumah, Kai pun turun dan disambut oleh senyuman lembut Violet. Wanita itu langsung menghambur ke pelukannya. “Honey, aku senang akhirnya kamu ke sini,” ujar Violet dengan manja. Kai berusaha menyunggingkan senyumannya meski amarah masih menguasai dada. “Aku ingin tidur di sini.” Mendengar hal itu, sontak Violet memekik senang dan menjauhkan pelukannya supaya bisa menatap wajah
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

24. Perjanjian Baru

Ada apa dengan kontrak pernikahan mereka? Apakah Kai ingin mengakhirinya? Lalu mereka akan bercerai? Dulu sekali, waktu awal-awal menikah, Kai dan Kira sempat membuat kontrak pernikahan yang berisi beberapa poin perjanjian. Salah satunya yaitu mereka akan bercerai setelah anak yang dikandung Kira lahir dan dengan begitu pengobatan ibunya Kira pun akan berakhir. Kira bukannya lupa pada kontrak tersebut, ia hanya belum siap jika harus bercerai karena itu artinya pengobatan ibunya pun akan dihentikan oleh Kai. Ibunya mengalami koma akibat pecahnya aneurisma otak, yang menyebabkan pendarahan otak dan koma berbulan-bulan. “Apa kamu akan menceraikanku sesuai dengan perjanjian itu, Mas?” tanya Kira sembari menatap amplop coklat di tangan Kai. Kai tidak menjawab. Pria itu menarik salah satu kursi dan mendaratkan bokongnya di sana. “Duduklah!” perintah Kai. Kira menurut. Ia mengambil tempat duduk di hadapan Kai, keduanya hanya terpisahkan oleh meja makan. Sejujurnya Kira takut jika Kai
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

25. Menabrak Seseorang

Kira merindukan Aksa, jadi siang ini ia pergi ke makam putra malangnya itu. Namun, alangkah terkejutnya Kira saat ia melihat ada bucket bunga lili putih yang bersandar di batu nisan Aksa. “Siapa yang datang ke sini?” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil meraih bunga tersebut. Bunga itu masih segar, seolah-olah baru hari ini diletakkan di sana. Kira merasa bingung, sebab tidak ada yang tahu pemakaman Aksa selain dirinya, Ani dan beberapa orang yang dulu bertugas menguburkan Aksa. “Apa mungkin orang salah menaruh bunganya?” gumam Kira lagi, mencari berbagai kemungkinan yang masuk akal. Namun rasanya tidak mungkin orang salah menaruh bunga di makam orang lain, pikir Kira. Atau mungkin Ani yang melakukannya? Ah, tidak mungkin, jelas-jelas Ani ada di rumah hari ini. Asisten rumah tangga Kai itu tidak pergi ke mana-mana. Kira menghela napas berat. Ia menaruh kembali bunga lili putih itu ke tempat semula. Kira berpikir, siapapun orang yang sudah memberi bunga untuk Aksa, orang itu
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

26. Bertemu Teman Lama

“Ju-Julian?” gumam Kira dengan tatapan tak percaya saat ia mendongak dan melihat wajah seorang pria—yang ia tabrak barusan, yang cukup familiar. Pria itu tengah menatap Kira dengan kening berkerut. “Kamu Julian, ‘kan? Aku nggak salah mengenali orang, ‘kan?” tanya Kira lagi memastikan bahwa ia tak salah mengenali orang. “Hey! Apa kamu bilang? Jaga bicaramu! Yang sopan pada CEO kami!” Kira terhenyak kala mendengar seseorang yang semula berdiri di belakang pria yang ia kenali sebagai Julian, maju menghampiri Kira. CEO? Mata Kira mengerjap, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan baru menyadari bahwa ada sekitar lima orang berjas hitam di hadapannya, dengan pria yang ia kenali sebagai Julian yang ada di barisan terdepan. Jadi... Julian adalah seorang CEO? Kira jelas-jelas masih mengenali wajah Julian yang tampak semakin dewasa itu. “Ma-maaf,” ucap Kira dengan tergagap-gagap, sepertinya keempat orang di belakang Julian itu merupakan orang penting di rumah sakit ini.
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

27. Tawaran Pekerjaan

“Kenapa? Ada sesuatu?” tanya Julian saat melihat Kira mengernyitkan keningnya.Kira mendongak, mengalihkan tatapannya dari layar ponsel pada pria berkemeja putih itu. “Em... sepertinya aku harus pulang sekarang.”“Benarkah? Sayang sekali, padahal aku ingin mengobrol banyak sama kamu.” Julian tampak kecewa. Lalu mengangguk. “Baiklah, nggak apa-apa. Semoga kita bisa bertemu lagi.”Kira berdiri dan menganggukkan kepalanya. “Senang bertemu denganmu lagi, Julian. Kalau begitu, aku permisi.”Kira keluar dari ruangan Julian, ia bergegas memesan taksi online karena pria tidak sabaran seperti Kai sudah menyuruhnya pulang. Kira juga penasaran, apa gerangan yang akan dibicarakan Kai dengannya?Tak sampai satu jam kemudian, Kira sudah sampai di rumah. Dan ia melihat Kai sedang duduk di ruang keluarga dengan kaki kanan menyilang di atas kaki kiri, sementara tangannya bersedekap.“Kenapa jam segini sudah pulang, Mas?” tanya Kira sambil menghampiri pria itu.“Kenapa memangnya?” Kai balik bertanya de
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

28. Setuju Atau Tidak?

Kira terhenyak, matanya sedikit terbelalak, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. “Jadi apa, Mas?” tanya Kira sekali lagi, hanya untuk memastikan dirinya salah dengar. Dengan tenang Kai menjawab tegas, “Kamu nggak dengar? Jadi asisten pribadiku, Audy Saskirana!” Bahu Kira terkulai lesu, ternyata tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Menjadi asisten pribadi Kai? Itu artinya ia harus berada di sisi pria itu seharian, mengurusi segala kebutuhannya. Tidak. Kira tidak mau. Berada di dekat Kaisar sebentar saja sudah membuat dadanya sesak, apalagi jika harus seharian? Setiap hari? “Mas, pendidikanku cuma sampai SMA. Aku rasa aku nggak memenuhi kriteria untuk jadi asisten pribadi. Aku juga belum punya pengalaman,” ujar Kira, berusaha menolak secara halus dengan alasan yang masuk akal. Kai mengedikkan bahu, matanya menatap Kira lurus-lurus. “Bagiku itu tidak masalah. Mantan asisten pribadiku, Reno, akan mengajari kamu bagaimana cara menjadi asisten pribadi.”
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

29. Terciduk

Setelah Luna dipindahkan ke box terbuka, kini rutinitas Kira setiap hari adalah datang ke rumah sakit untuk memberikan ASI-nya, karena kebutuhan ASI untuk Luna semakin meningkat.Kini, Kira sedang menatap bayi mungil itu dengan tatapan sendu. Mata Luna terbuka sedikit, menatap Kira sambil mengerjap pelan.“Halo, Luna,” bisik Kira sambil menjulurkan tangannya, mengenggam tangan mungil Luna yang semakin hari semakin berisi. “Aku datang lagi.”Kira tersenyum kecil saat jari-jari mungil Luna menggenggam satu jarinya dengan erat. Bayi itu masih tampak rapuh, tetapi perkembangannya sangat pesat dibandingkan saat pertama kali Kira melihatnya.“Kamu semakin kuat, ya?” bisik Kira lagi, suaranya terdengar lembut. Ia menunduk, menatap bayi itu dengan perasaan campur aduk. “Mama bangga padamu.”Namun, setelah kata-kata itu keluar, Kira terdiam. Ia menatap Luna dengan tatapan kosong, menyadari kekeliruannya sendiri. Luna bukan anaknya. Luna adalah putri Kai dan Violet. Bukan putrinya.“Semoga kamu
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

30. Mengganggu Pikiran

Kai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Kira yang tersenyum pada pria itu. Senyum yang terlihat begitu tulus dan lepas, sesuatu yang hampir tidak pernah ia lihat sejak pernikahan mereka.“Siapa pria itu?” gumam Kai tanpa sadar.Violet yang masih menempel di bahunya ikut melirik ke arah coffee shop, mencoba melihat lebih jelas siapa lelaki yang sedang bersama Kira. “Aku juga nggak tahu. Tapi sepertinya mereka akrab. Lihat saja cara Kira tersenyum padanya.”Rahang Kai semakin mengeras. Violet mengalihkan tatapannya dari Kira, ke arah Kai. Lantas Violet mengerutkan kening melihat Kai tampak tegang.“Kenapa kamu peduli, Honey?” tanya Violet dengan nada menggoda sambil menyusuri dada Kai dengan jemarinya. “Bukannya kamu nggak menganggap dia istrimu?”Kai mengerjap. Seolah baru tersadar bahwa ekspresi wajahnya menegang. Ia cepat-cepat menetralkan kembali ekspresinya dan melajukan kendaraan karena klakson mobil di belakangnya sudah ‘berteriak’ nyaring.“Aku nggak peduli, Sayang,” ucap K
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
123456
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status