Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 101 - Bab 109

109 Bab

101. Andai Masih Ada

“Kalau kamu ingin marah, besok saja. Sekarang aku lelah,” tambah Kira lagi sambil menatap Kai yang tengah terdiam.Kira kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur, membelakangi Kai dan berusaha memejamkan mata.Ia pikir, Kai sedang marah dan siap menyemburkan amarahnya karena Kira menyembunyikan panggilan Violet siang tadi.Sejujurnya tadi Kira tidak benar-benar terlelap. Ia bisa mendengar Kai yang menelepon Violet, lalu Kai pergi menemui kekasihnya itu. Kira sempat berpikir bahwa Kai tidak akan kembali, tapi di luar dugaan, Kai justru kembali ke suite dengan cepat.“Kenapa kamu melakukannya?”Kira terkesiap saat Kai tiba-tiba bertanya sambil memeluknya dari belakang. Alih-alih marah, pria itu justru bertanya dengan suara rendah.Kira membuka matanya kembali, menatap kasur kosong di sebelahnya–yang seharusnya ditiduri Kai. Ia merasakan tangan pria itu memeluk perutnya semakin erat.“Karena aku nggak mau dia mengganggu kebersamaan kita,” ujar Kira dengan jujur.Tanpa Kira sadari, Kai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

102. Kembali Ke Rutinitas

Kai menopang dagunya dengan satu tangan yang dikepalkan. Mata elangnya menatap Kira yang tengah berdiri di hadapannya. Netra hitam itu memandangi bagaimana bibir mungil kira bergerak-gerak, Kira sedang menyampaikan jadwal sang CEO untuk hari ini. “Jam sepuluh pagi, meeting dengan investor dari Jepang. Lalu jam satu siang ada makan siang bisnis dengan Mr. Diego bersama putranya, setelah itu….” Kira melanjutkan ucapannya tanpa terganggu sedikit pun oleh tatapan Kai yang tak lepas darinya. Ya, mereka sudah pulang dari Bandung kemarin. Dan hari ini, Kira kembali menjadi asisten pribadi yang profesional di hadapan Kai. Saat Kira masih berbicara dan sesekali menunduk pada iPad-nya, Kai beranjak dari kursinya. Lalu berdiri di hadapan Kira sambil bersandar di tepian meja, kedua tangannya terlipat di dada. “Kira…,” panggil Kai sambil mencapit dagu Kira, membuat Kira terkejut dan sontak menghentikan ucapannya. “Ya, Tuan?” sahut Kira, berusaha tetap profesional meski sikap Kai saat ini memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

103. Suamiku Bukan Orang Ramah

Kai tengah makan siang bersama Mr. Diego saat ia mendapat pesan dari orang suruhannya. Pesan itu berupa foto Kira dan Julian yang sedang makan siang bersama. Sontak, Kai mengepalkan tangan. Apalagi saat ia melihat dalam foto itu Julian dan Kira sedang sama-sama tersenyum. “Maaf, saya ke toilet dulu,” ucap Kai pada Mr. Diego. Kai berjalan menuju toilet dengan langkah-langkah lebar sembari memainkan ponsel di tangannya. Ia menghubungi nomor telepon Kira, menempelkan ponselnya di telinga. Namun, panggilannya tidak diangkat. Sial! Sementara itu di sisi lain, Julian tersenyum samar sambil memperhatikan Kira yang sedang lahap makan. Mereka tengah makan siang di kantin Milard Corp. Julian memesan makan siangnya dari kantin, sementara Kira membawa bekal makan siang dari rumah tadi pagi. Pagi-pagi sekali, Kira sempat membuat nasi goreng rumahan lengkap dengan telur mata sapi dan irisan sosis, lalu menyimpannya dalam kotak makan kesukaannya. Itu nasi goreng yang tidak akan dimakan Kai karen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

104. Diam-Diam Cemburu

Beberapa saat yang lalu, Kai berdiri di depan cermin toilet restoran sambil menatap pantulan dirinya dengan rahang mengeras. Ia masih menghubungi nomor telepon Kira, akan tetapi sejak tadi panggilannya tidak ada yang diangkat. Sial!Kai kesal. Saat itu juga ia keluar dari toilet dan menghampiri Mr. Diego.“Saya minta maaf Mr. Diego, sepertinya saya harus kembali ke kantor. Ada urusan mendesak yang mengharuskan saya ke kantor secepatnya,” ucap Kai dalam bahasa Inggris yang fasih.Mr. Diego mengangguk sopan meski sebelumnya ia sempat terkejut. “Baiklah, Mr. Kaisar. Kita lanjutkan diskusi kita di lain waktu.”Kai kemudian memberi perintah pada Lia untuk tetap menemani Mr. Diego menghabiskan makan siangnya. Sebelum akhirnya Kai pergi seorang diri, mengemudikan mobilnya menuju gedung Milard Corp.Beruntung, restoran tempat pertemuannya dengan Mr. Diego jaraknya tidak terlalu jauh dari kantornya.Beberapa menit kemudian, Kai sudah berada di kantin Milard Corp. Mata elangnya mencari sosok Ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

105. Temani Aku

Tanpa sadar, kedua sudut bibir Kai terangkat melihat nasi goreng, yang menjadi bekal makan siang pertamanya selama pernikahannya dengan Kira.Nasi goreng itu dikemas di dalam tempat makan siang berbentuk kotak warna hitam. Tadi pagi, Kai menagih nasi goreng itu pada Kira, hingga Kira memasak dua porsi, untuk dirinya sendiri dan untuk Kai.Kai ragu sejenak, ia tidak suka makan sembarangan, ia lebih suka makanan yang rendah lemak dan kalori.Namun, saat teringat bagaimana cerianya Kira ketika Julian melahap nasi gorengnya kemarin, rahang Kai pun berkedut.Detik itu juga, Kai melahap nasi gorengnya. Saat ia mengunyah makanan itu di dalam mulutnya, seketika itu juga Kai tertegun.Sekarang, Kai mengerti kenapa kemarin Julian terlihat lahap dan memuji masakan Kira, karena ternyata nasi gorengnya memang enak.Kai memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulutnya, lagi dan lagi, tanpa memedulikan kalori yang ada dalam makanan itu.Hingga akhirnya ia tak sadar bahwa nasi gorengnya telah habis. K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

106. Terpesona Untuk Ke Sekian Kali

‘Aku mengajakmu ke pameran itu bukan sebagai asisten pribadiku, tapi sebagai istriku.’ Itu kata-kata Kai yang diucapkan kemarin sore pada Kira, membuat Kira tertegun. Maka dari itu, Kira tidak ingin mengecewakan suaminya. Setelah jam kerja habis hari ini, Kira pergi ke salon untuk merias dirinya, sebab jika Kira merias diri oleh dirinya sendiri, ia tidak punya banyak waktu. Ia ingin terlihat pantas. Bukan sebagai asisten Kai yang selalu tampil rapi dan formal, tapi sebagai wanita yang berdampingan dengannya—sebagai istri. “Potong sedikit ujung rambut, blow lembut, dan makeup natural ya, Kak,” kata Kira pada stylist yang menyambutnya ramah. Stylist itu tersenyum sumringah, ia tidak perlu effort lebih untuk membuat Kira menjadi seperti bidadari, karena wajah kliennya itu sudah terlihat cantik meski tanpa riasan. Satu jam berlalu, Kira keluar dari salon dengan penampilan yang tak lagi sama. Rambutnya yang biasanya dikuncir kuda kini digerai lembut, membingkai wajahnya yang dihias d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

107. Jawaban Kaisar

Tanpa Kai dan Kira sadari, sejak kedatangan mereka, ada sepasang mata yang menyadari kehadiran mereka dan selalu mengawasi dari kejauhan. Tangannya mengepal. Raut mukanya tampak muram.“Jadi… kamu menolak aku cuma karena wanita itu, Kai?” gumam Violet nyaris tak terdengar dengan napas yang memburu karena cemburu.Ya, akhirnya Violet datang ke acara pameran ini setelah bersusah payah mendapatkan tiket. Dan tak ia sangka, ternyata ia melihat Kai datang bersama Kira. Padahal kemarin Kai menolak ajakan Violet, karena Kai bilang bahwa dirinya akan pergi bersama rekan kerja. Mengingat hal itu, kepalan tangan Violet pun menguat.Violet melihat Kai dan Kira mendekat ke arah kerumunan orang yang mengerumuni sang seniman. Penasaran, Violet ikut menghampiri dan berdiri di antara kerumunan itu.Sang seniman tersenyum ramah dengan mata berbinar kala melihat Kaisar. “Kai!” serunya antusias. “Senang sekali kamu datang. Dan ini…?” Tatapan sang seniman langsung beralih ke arah Kira.Kai tidak langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

108. Kembali Tidur Bersama

Kira tidak bisa memejamkan matanya. Ia berguling ke kiri dan kanan untuk mencari kenyamanan dalam tidurnya. Kata-kata Kai yang mengakui Kira sebagai istrinya di pameran tadi terus terngiang di telinga.“Nggak, Kira, kamu gak boleh terlena,” gumam Kira pada dirinya sendiri sambil memejamkan mata dengan erat.Bagaimanapun juga, masih ada Violet di hati dan hidup Kai. Kira tidak boleh merasa bangga dulu karena telah diakui istri oleh pria itu.Menyadari ada Violet dan Luna dalam kehidupan suaminya, entah mengapa rasa kecewa tiba-tiba menyelimuti relung hati Kira. Apalagi saat ia teringat pada Aksa yang malang, rasa sakit itu kembali menyerang dadanya.Saat Kira tengah bergelut dengan pikirannya, pintu kamar tiba-tiba terdengar diketuk. Kira membuka mata. Siapa yang datang malam-malam begini? Tidak mungkin Ani, bukan? Asisten rumah tangganya itu tidak akan berani mengganggu waktu malam Kira kalau tidak ada hal penting.“Siapa?!” seru Kira sambil bangkit dari tempat tidur.“Ini aku.”Seket
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

109. Kecupan Pagi Hari

“Karena Kai tidur di kamarku.”“A-APA?!!”Seruan Violet di seberang sana membuat Kira sontak menjauhkan ponsel karena suaranya mampu menyakiti telinganya. Setelah menghela napas pelan, berusaha menahan emosinya, Kira kembali menempelkan ponsel di telinga.“Jangan ngadi-ngadi kamu, ya! Kamu pikir, aku akan percaya?” Violet berdesis sinis.Satu sudut bibir Kira kembali terangkat. “Perlu bukti?”Di sisi lain, Violet terdiam dengan kepalan tangan yang bergetar mendengar pertanyaan Kira barusan.Pertanyaan itu terlalu percaya diri, sehingga membuat Violet semakin yakin bahwa saat ini Kai tengah tidur di kamar Kira.Mengingat bagaimana sikap Kai tadi malam di pameran–yang mengakui Kira sebagai istri secara terang-terangan, Violet percaya bahwa Kai bisa saja melakukan hal yang lebih dari sekadar tidur bersama. Mata Violet tampak berair, berusaha menahan marah.“Nggak perlu!” desis Violet pada akhirnya, sebelum ia mematikan sambungan telepon secara sepihak. “Arrrghh! Kira, Sialan. Berani-bera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status