Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 71 - Bab 80

98 Bab

71. Sikap Impulsif Kai

Kira baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk saat ia mendengar deru mesin mobil yang berhenti di depan rumah.Dari suara mesinnya yang halus, Kira bisa menebak kalau itu adalah mobil Kai. Namun, kenapa pria itu sudah pulang jam segini? Bukankah tadi Kai bilang akan lembur?Kira mengenyahkan rasa penasarannya. Ia memilih pakaian kasual yang busui friendly dari lemari, setelah makan malam nanti rencananya ia akan pergi menemui Luna.Sesaat setelah Kira mengenakan pakaiannya dan menyisir rambut, ia pun turun ke lantai bawah untuk makan malam.Begitu tiba di anak tangga terbawah, ia melihat Kai sedang berjalan menghampirinya dengan raut muka tak ramah. Tatapan pria itu begitu tajam, menatap Kira tanpa mengalihkan tatapannya ke arah lain sedetik pun.“Mas, kamu sudah pulang?” tanya Kira basa-basi. “Nggak jadi lemburnya, ya?”“Kamu pulang dengan siapa tadi?” tanya Kai tiba-tiba dengan suara dingin, tanpa menghiraukan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

72. Temani Aku

Keesokan paginya, Kira berangkat pagi-pagi sekali. Ia tidak ingin satu mobil dengan Kai setelah pertengkaran mereka tadi malam.Namun, saat Kira tiba di luar rumah, ia terkejut kala mendapati Kai tengah berdiri bersandar pada pintu mobil yang terparkir di halaman. Pria itu sudah rapi dengan setelan kerjanya.“Sudah kuduga, kamu akan berangkat pagi-pagi sekali,” komentar Kai sembari melirik arloji.Kira mendengus dan membuang muka. Ia pikir, Kai masih tidur sebab saat ini belum genap pukul enam. Namun ternyata ia kecele. Pria itu justru sudah siap pergi lebih dulu ketimbang dirinya.Tanpa banyak bicara, Kira berjalan melewati Kai, hendak pergi. Namun, Kai berhasil meraih tangan Kira dan menahannya.“Mau ke mana kamu?” tanya Kai dengan santai, seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka malam tadi.Kira menarik tangannya dari genggaman Kai. Ia menatap pria itu dengan datar. “Aku mau pergi ke kantor, sendiri,” jawabny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

73. Pergi Ke Pesta

[Kira, jangan lupa sore ini jam 5 aku jemput.]Kira membaca pesan yang dikirimkan Julian lima menit yang lalu. Ia tersenyum kecil.Pandangan Kira lalu bergeser ke arah kotak berbentuk persegi panjang dan paper bag yang tergeletak di atas kasur. Kotak itu berisi gaun berwarna peach, sementara paper bag berisi high heels. Keduanya pemberian Julian–yang dikirimkan ke kantor dua hari yang lalu.Kira menggigit bibir bawahnya dengan ragu. Apakah ia harus mengenakan pakaian pemberian Julian tersebut atau tidak?Namun jika tidak, Kira tidak punya pilihan gaun lain, selain gaun yang pernah ia gunakan waktu acara makan malam di rumah keluarga Kai tempo hari. Akan tetapi ia tidak mungkin mengenakan pakaian yang sama dua kali ke pesta.Setelah berpikir cukup lama, Kira akhirnya memutuskan untuk menggunakan pakaian pemberian Julian, sebagai bentuk penghargaan darinya.Pukul tiga sore, Kira mulai bersiap-siap mandi, lalu mengenakan gaun berwarna peach tersebut. Kira mematut dirinya di cermin, dan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

74. Pendamping

Pria yang mengenakan tuksedo hitam itu berjalan dengan penuh percaya diri dan berkharisma. Setiap wanita yang melihatnya akan kembali menoleh untuk yang kedua kali dan terpana.Namun, ia tidak sendirian. Ia datang bersama sang kekasih yang menemaninya sore ini.“Honey, aku nggak suka banyak cewek yang tertarik sama kamu,” gerutu Violet yang menggandeng lengan Kai di sampingnya. Namun, bibir merahnya tetap menyunggingkan senyuman dengan manis.“Jangan cemburu,” timpal Kai sambil menatap ke depan lurus-lurus. “Wanita yang memilikiku cuma kamu.”Terang saja ucapan itu membuat mata Violet berbinar-binar. Mereka baru saja memasuki ballroom dan sudah disambut oleh sapaan dari klien yang mengenali Kai. Acara sore itu termasuk acara privat, sehingga mereka bebas dari wartawan. Dan yang datang hanyalah orang-orang penting.Setelah orang yang menyapanya pergi, Kai pun mengedarkan pandangan ke sekeliling ballroom, mencari keberadaan sang pemilik acara.Namun, tatapan Kai justru berakhir pada seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

75. Dua Pria

Kira terhenyak.Ia menghentikan langkahnya, lalu ia mendongakkan wajah. Seorang pria bertubuh jangkung berdiri menjulang di hadapannya, menatap Kira dengan tatapan tajam. Rahang pria itu mengeras.“Akh!” pekik Kira dengan pelan saat Kai tiba-tiba menarik tangannya, lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi. “Apa yang kamu lakukan, Mas?!” protesnya sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Kai.Namun cekalan tangan pria itu begitu kuat. Hingga akhirnya, Kai melepaskan tangan Kira dan memenjarakan Kira di dinding.Dengan sekuat tenaga, Kai menaruh satu telapak tangannya di dinding, tepat di samping kepala Kira, membuat Kira sempat tersentak kaget.“Jadi, ini urusan kamu malam ini?” bisik Kai sambil mencapit dagu Kira dengan jemarinya, hingga wajah Kira mendongak. Kai menundukkan wajahnya ke wajah Kira. “Menjadi pendamping laki-laki lain dengan berpenampilan seperti ini?” Kai menatap tajam mata Kira, lalu tatapan tajamnya turun ke lekuk bahu Kira yang terbuka, membuat rahangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

76. Amarah

“Maaf ya, gara-gara aku… kita jadi pulang lebih cepat,” ucap Kira penuh sesal pada Julian.Julian yang tengah menyetir pun menoleh, tersenyum menenangkan. “Nggak apa-apa. Lagian aku juga nggak terlalu betah berlama-lama di acara seperti itu.”Kira tersenyum kecil, lalu menghela napas berat. Perasaannya campur aduk. Di satu sisi ia tidak enak pada Julian, tapi di sisi lain ia lega bisa pulang lebih awal demi menghindari Kai dan Violet, yang mungkin saat ini masih menikmati acara.Suasana di antara mereka terasa hening sesaat. Julian sesekali menoleh ke arah Kira yang menjadi pendiam.Sekarang, Julian bisa mengambil kesimpulan bahwa Kai dan Kira memang pasangan suami istri, tapi tampaknya hubungan mereka tidak baik. Di belakang Kira, Kai memiliki hubungan gelap dengan wanita bernama Violet tadi.‘Kamu juga punya hubungan dengan wanita lain selama ini, lalu kenapa aku tidak boleh?’‘Sudahlah, Mas. Jangan begini. Kita lagi ada di tempat umum, gimana kalau ada yang lihat? Bukannya kamu sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

77. Amarah (2)

Kai menatap Kira yang terjatuh di atas kasur dengan napas yang memburu, penuh emosi. Dadanya naik turun, berusaha menahan amarah yang sudah ada di ambang batas.Tatapan tajamnya menyusuri tubuh Kira yang masih dibalut dress satin berwarna peach, yang menampilkan lekuk tubuh indahnya dan bahunya yang polos.“Kamu pikir, aku tidak marah melihat kamu bersama laki-laki lain, berpakaian seperti itu dan tertawa bebas seolah-olah kamu tidak punya suami?!!” bentak Kai dengan mata yang menyala-nyala seperti bara, suaranya bergema di ruangan, membuat Kira berjengit dan jantungnya berdegup kencang.Kira menatap Kai dengan tatapan terluka. Ia tahu, sebagai seorang wanita yang sudah bersuami memang tidak pantas pergi bersama lelaki lain. Namun, ia tak mengerti kenapa Kai bisa sampai semurka ini? Padahal sejak awal, Kai-lah yang menetapkan jarak di antara mereka.“Lalu kamu pikir, aku nggak marah melihat kamu dan Violet berhubungan selama ini?!” tukas Kira dengan tajam sambil mundur, menghindari Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

78. Terbayang-Bayang

Kai merebahkan tubuhnya di samping Kira setelah mendapat pelepasannya. Napas Kai masih terdengar memburu.Seketika itu juga Kira berbalik, membelakangi Kai. Hatinya kembali terasa hancur untuk ke sekian kali.Kira tidak bisa menghentikan air matanya. Ia terisak pelan sambil mencengkram bantal dengan erat hingga tangannya bergetar.Kai yang mendengar isakan Kira, seketika tertegun. Hatinya dirundung perasaan bersalah, tapi di sisi lain ada perasaan puas yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.Kai bangkit, menarik selimut untuk menyelimuti tubuh polos mereka berdua. Dari belakang, tanpa dapat dicegah, Kai mengulurkan tangan memeluk Kira.Kira yang sudah merasa lelah tidak memberontak sedikit pun. Ia terlalu lelah, baik jiwa maupun raganya. Ia hanya diam, berusaha memejamkan mata dan menghentikan isak tangisnya.“Maaf,” bisik Kai dengan tenggorokan tercekat. Kai sendiri bingung kenapa ia mudah sekali mengucapkan satu kata itu. “Maafkan aku.”Kira tidak memberi tanggapan apapun, entahlah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

79. Merawatnya

Kai bergegas menghampiri Kira. Wanita itu terlihat menggigil dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Tak bisa dipungkiri, Kai merasa khawatir dan terkejut melihat kondisi Kira seperti itu.“Kira,” panggil Kai sambil mengelus pelan pipi Kira, ia duduk di tepian ranjang tepat di samping wanita itu. “Kamu dengar suaraku?”Mata Kira bergetar, lalu perlahan-lahan terbuka. Ia menatap Kai dengan tatapan lemah, tapi tersirat kebencian di sana. “Jangan menyentuhku, Mas,” lirihnya sembari menepis tangan Kai dari pipinya.Kai tertegun dengan penolakan itu. Ia tahu, dirinya sudah berbuat jahat pada Kira tadi malam, tapi ia tak menyangka Kira akan sakit pagi ini.“Kamu demam, Kira,” ucap Kai lagi sambil mengecek suhu tubuh dengan menempelkan tangan di dahi Kira.Namun, lagi-lagi wanita itu menepis tangannya dengan lemah. “Pergi dari sini. Jangan pedulikan aku. Aku baik-baik saja.”“Baik-baik saja gimana maksudmu?” Rahang Kai mengeras. Andai saja ia tidak nekat masuk ke kamar Kira, ia tidak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

80. Menyelidiki Seseorang

“Maaf, Sayang, sepertinya aku nggak bisa menemani kamu hari ini,” ucap Kai pada Violet di seberang sana.“Kenapa?” rengek Violet, manja. “Padahal dari tadi aku nungguin kamu, lho.”Kai mengembuskan napas panjang. Ia melihat ke arah Kira yang terlelap di atas kasur dengan kondisi yang masih menggigil. “Kira sakit. Aku nggak bisa pergi meninggalkannya.”Di sisi lain, Violet tertegun mendengar ucapan Kai. Nada suara pria itu terdengar begitu khawatir. Untuk apa Kai peduli pada Kira? Bukankah biasanya Kai tidak akan peduli sekalipun Kira melahirkan dan bayinya meninggal? pikir Violet dengan perasaan cemburu yang mulai menguasai dada.Namun, Violet tahu, Kai bukan orang yang suka didesak, atau pria itu akan marah. Jadi, ia memilih menjawab, “Oh? Kira sakit? Ya udah, Honey, kamu tungguin dia aja. Kasihan. Aku nggak apa-apa, kok. Ada Rina ini yang nemenin.”Kai tersenyum samar mendengarnya. Kekasihnya itu memang pengertian dan mau berbagi. “Terima kasih, Vi.”Setelah sambungan telepon berakh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status