"Kau masih marah padaku?" tanya Alaric dari atas sofa. Sementara orang yang ia beri pertanyaan tengah berbaring di atas ranjang bersama sang putra.Beberapa saat menunggu, tak ada satu jawaban pun yang keluar dari bibir Isadora, membuat Alaric serba salah rasanya. Memang, mungkin ia tadi sudah keterlaluan karena membela Liona. Tetapi, semua itu ia lakukan karena sangat yakin jika memang putranyalah yang bersalah. Lagipula, untuk apa Liona berbohong pada mereka?Setelah menghabiskan secangkir kopi, gegas Alaric beranjak dan berjalan menuju ranjang sang putra. Ia duduk di bagian kosong, tepat di belakang punggung Isadora. "Maafkan aku, Sayang."Sepi. Masih tak ada jawaban yang keluar dari bibir istrinya. Dan sungguh itu membuat Alaric sangat lelah. Bayangkan saja, sejak perdebatan tadi, Isadora langsung mengunci mulut rapat-rapat."Jadi, apa maumu sekarang, hm?" Alaric sudah kehabisan cara untuk membuat sang istri mau berbicara.Isadora yang memang belum tertidur pun, terdiam sejenak u
Terakhir Diperbarui : 2025-04-02 Baca selengkapnya