Semua Bab Dinikahi Duda Cinta Pertamaku: Bab 31 - Bab 40

66 Bab

Khawatir?

Isadora segera menerobos pintu kamar mandi yang tak dikunci. Saat itulah, ia menggelengkan kepala melihat apa yang dilakukan Alaric."Stop, Al!" pekiknya. Namun, itu sama sekali tak menghentikan aksi Alaric yang tengah membogem dinding.Isadora tak tinggal diam. Ia melangkah cepat dan mendorong mundur tubuh pria itu."Maksudmu apa, hah?!" teriaknya. Ngilu sekali melihat punggung tangan Alaric yang terluka hingga mengeluarkan cairan merah kental."Kenapa kau masuk ke sini?" Alaric malah balik bertanya. Napasnya terdengar memburu di telinga Isadora. "Kembali dan tidurlah!" titahnya.Isadora berdecak kesal. Tanpa menyahut, ia menarik tangan Alaric untuk keluar dari kamar mandi. Pria itu pun pasrah, sebab sedang malas berdebat dengan sang istri.Isadora meminta Alaric untuk duduk di pinggir ranjang. Lalu, ia segera mencari kotak P3K yang tersimpan di dekat meja kerja suaminya, tepat di ujung kamar. Setelah dapat, baru ia kembali dan duduk di samping Alaric.Masih tanpa suara, wanita itu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Diculik?

Senyum Alaric terukir kala layar ponselnya berkedip, menampilkan nama Isadora. Dengan sengaja ia tak langsung menerima. Bersikap sedikit jual mahal untuk menggoda istrinya."Aku tahu, kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, Sayang," gumam pria itu. Kemudian, ia kembali membawa fokus pada layar laptop di depannya. Ada beberapa pekerjaan yang harus ia pantau.Beberapa lama Alaric bergelut dengan laporan yang ada di layar, hingga ia hampir melupakan panggilan Isadora. Ini semua gara-gara ponselnya yang diatur mode diam dengan maksud agar tak mengganggu saat ia bekerja.Pria tampan itu berdecak kesal kala melihat ada 5 panggilan tak terjawab dari istrinya. Segera ia memanggil kontak wanita itu sebelum terlambat. Beruntung, tak lama setelah ia menyentuh ikon panggil, suara Isadora terdengar dari seberang sana. "Al! Ke mana saja kau, hah?!"Alaric berdecak pelan sembari mengerling malas. "Aku sedang ada pekerjaan. Ada apa, hm? Apa kau begitu merindukanku?" "Ck! Aku bukan wanita bodoh yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Jangan Takut

"Bangunlah, Sayang ... jangan membuatku takut."Alaric masih setia menggenggam tangan Isadora. Wanita itu belum juga membuka mata semenjak pingsan di sebuah gang. Sang dokter yang baru selesai memeriksa, memang mengatakan jika tak ada hal serius yang terjadi pada Isadora. Akan tetapi, tetap saja Alaric khawatir pada istrinya."Semua ini gara-gara Rayden!" geram Alaric. Jika saja bocah itu tidak hilang, Isadora pasti tidak akan seperti ini sekarang!Tadi saat masih mencari Rayden, Isadora tiba-tiba meminta Alaric untuk menghentikan laju mobil. Karena wanita itu mendesak, pada akhirnya Alaric setuju untuk menepi. Saat itu Isadora langsung berlari keluar mobil sembari menyerukan nama Rayden."Rayden! Tunggu!" pekik Isadora. Alaric yang tertinggal di belakang pun segera mengejar.Tatapan Isadora tertuju pada beberapa bocah yang tengah berlarian di sebuah gang. Namun, fokusnya hanya pada bocah laki-laki yang mengenakan kaos kuning. Dari rambut dan postur tubuh yang sangat tak asing, Isador
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Alaric Gila!

Setelah kejadian kemarin, Isadora menangkap sesuatu yang aneh di diri Rayden. Bocah itu sering kali terlihat melamun jika tengah sendirian. Entah apa yang mengganggu pikirannya. Saat ditanya pun, Rayden hanya akan menjawab jika ia tidak apa-apa.Jujur saja, dengan sikap Rayden yang seperti itu, Isadora justru dibuat cemas berkali lipat. Ia takut ada sesuatu yang mengganjal perasaan sang putra, tetapi tak bisa atau bahkan tak mau diungkapkan pada siapapun juga."Sepertinya aku harus berbicara lagi dengan Ona," gumam wanita itu.Isadora menoleh sejenak pada jam dinding yang sebentar lagi menunjukkan pukul 10 pagi. Itu artinya, tak lama Liona dan Rayden akan tiba di rumah ini. Baiklah, Isadora akan tetap menunggu di atas sofa.Untuk mengusir rasa bosan, wanita itu meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. Ia buka salah atau akun sosial media untuk sekadar melihat beranda terbaru. Hingga matanya seketika memicing kala berita tentang Aldora Grup menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Terjebak Denganmu

Benar saja, Isadora tak memiliki pilihan selain menunggu hingga sore hari tiba. Semenjak datang, ia hanya sesekali keluar ruangan untuk berbincang dengan Mona dan para staf lainnya. Sementara si pembuat masalah tengah tertidur lelap. Pria itu benar-benar tidur seperti mayat."Sampai kapan kau akan terus tidur, Al?!" Isadora berdecak kesal sembari berkacak pinggang. Ia sudah memastikan semua orang telah pulang. Tetapi, Alaric malah menyusahkan.Ah, kembali menyusahkan lebih tepatnya."Sepertinya aku harus memberi dia kejutan," gumam wanita itu setelah sebuah ide melintas di kepalanya.Dengan langkah santai ia mengisi gelas dengan air hingga penuh. Setelah itu, ia kembali berdiri di samping Alaric. "Lihat saja apa yang akan kulakukan, Tuan Alaric!"Tanpa rasa iba, wanita cantik itu membalik gelas yang ia pegang tepat di atas wajah Alaric. Seketika itu juga seluruh air tumpah membasahi wajah sang suami."Aaaaaa!" Spontan Alaric membuka mata, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Mengapa Bisa?

"Sial! Ini benar-benar sial! Bagaimana bisa aku bangun terlalu siang?" umpat Isadora resah. Ia mondar-mandir di dekat ranjang, memikirkan cara untuk keluar. Sementara Alaric tengah berada di kamar mandi untuk mencuci muka.Ah, entah mengapa Isadora tidur begitu lelap hingga pagi kini sudah terlewat. Parahnya, ia tak bisa keluar dari gedung secara diam-diam sebab para staf dan karyawan sudah berdatangan."Ini gara-gara Alaric! Pasti karena pelukannya aku tidur terlalu lelap!""Tapi kau menikmati pelukanku, bukan?"Degh!Bibir Isadora mengatup seketika. Tubuhnya membeku kala sebuah tangan membelit di perutnya. "Aku tahu kau begitu nyaman dalam pelukanku, Sayang. Lalu, apa yang salah, hm?" bisik Alaric. Sesekali ia menghirup leher dan rambut Isadora penuh minat. Namun, hal itu justru membuat sang istri merasa tak nyaman. Isadora segera melepas tangan Alaric dan menggeser posisi agar tidak terlalu dekat dengan pria itu."Aku ingin pulang!" ketusnya, alih-alih menanggapi godaan yang tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Tidak Percaya

"Kenapa ini bisa terjadi?" Alaric menatap tajam pada Liona yang tengah menunduk dalam. Mereka berdiri saling berhadapan di dekat bangsal rumah sakit."M-maaf, Tuan. Tadi ... Rayden akan menyebrang jalan tanpa sepengetahuan saya."Mendengar jawaban Liona, tentu saja Alaric geram. Ia beralih menatap tajam pada sang putra yang terlihat ketakutan."Anak nakal!" seru pria itu. Ia makin mendekat hingga kini berdiri di sisi Rayden yang tengah terbaring di atas bangsal. "Apa sebenarnya maumu, hah? Kenapa kau selalu menyusahkanku? Kau sengaja ingin menarik simpati istriku?!"Sungguh Rayden takut mendapat bentakan berkali-kali. Kepala bocah itu menggeleng pelan dengan kedua tangan yang meremas selimut kencang. "T-tidak, Daddy. A-aku tidak menyebrang—""Sudahlah, Ray. Kau jujur saja. Tuan tidak akan marah jika kau jujur padanya," potong Liona yang langsung menarik perhatian Rayden. Saat itu juga ia memberi bocah itu tatapan tajam untuk mengancam."Kali ini aku akan menghukummu ketika kembali ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Apa yang Harus Dilakukan?

"Kau masih marah padaku?" tanya Alaric dari atas sofa. Sementara orang yang ia beri pertanyaan tengah berbaring di atas ranjang bersama sang putra.Beberapa saat menunggu, tak ada satu jawaban pun yang keluar dari bibir Isadora, membuat Alaric serba salah rasanya. Memang, mungkin ia tadi sudah keterlaluan karena membela Liona. Tetapi, semua itu ia lakukan karena sangat yakin jika memang putranyalah yang bersalah. Lagipula, untuk apa Liona berbohong pada mereka?Setelah menghabiskan secangkir kopi, gegas Alaric beranjak dan berjalan menuju ranjang sang putra. Ia duduk di bagian kosong, tepat di belakang punggung Isadora. "Maafkan aku, Sayang."Sepi. Masih tak ada jawaban yang keluar dari bibir istrinya. Dan sungguh itu membuat Alaric sangat lelah. Bayangkan saja, sejak perdebatan tadi, Isadora langsung mengunci mulut rapat-rapat."Jadi, apa maumu sekarang, hm?" Alaric sudah kehabisan cara untuk membuat sang istri mau berbicara.Isadora yang memang belum tertidur pun, terdiam sejenak u
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Hanya Alibi?

Tekad Isadora sudah bulat. Hari ini juga, ia akan menginterogasi Liona dan mengeluarkan wanita itu setelahnya. Ia tak mau Rayden diasuh oleh wanita yang memiliki sifat buruk seperti itu."Dasar, pembohong! Untung saja aku tidak tertipu!" gerutu Isadora sembari melangkah menuju kamar Liona. Hari ini Rayden tidak ia izinkan pergi ke sekolah. Karena itu, pasti saat ini Liona tengah berada di kamarnya.Tangan Isadora terangkat mengetuk pintu kamar. Ia masih memakai etika sekalipun sedang kesal pada wanita yang ada di dalam kamar sana. Namun, beberapa saat menunggu, tak ada sahutan sedikitpun. Tak apa, Isadora kembali mencoba mengetuk pintu lebih kuat. Tetapi, hasilnya tetap sama. Tak ada sahutan dari Liona."Baiklah. Mungkin aku harus langsung masuk saja," gumamnya.Tangan mulus wanita itu mendorong pintu hingga terbuka lebar. Matanya mengedar ke sekeliling kamar untuk mencari Liona. Namun, pengasuh itu tak ada."Ke mana dia?"Merasa penasaran, gegas Isadora masuk lebih dalam. Tetapi, en
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Apa Maunya?

Beberapa hari ini, Alaric telah mengerahkan beberapa orang untuk mencari informasi tentang Liona sekaligus melacak keberadaan wanita itu. Benar kata Isadora, setidaknya mereka harus tahu maksud Liona sering mempertemukan Rayden dengan seorang pria adalah untuk apa.Penculikan? Penjualan anak? Rasanya terlalu tidak logis bagi Alaric. Namun, jika pria itu adalah musuh bisnisnya, tidak menutup kemungkinan dugaan itu benar."Banyak manusia tak tahu diri yang memanfaatkan orang kaya, Al! Contohnya seperti Liona. Aku sangat yakin dia ingin membawa Rayden, lalu saat kita putus asa mencari, dia akan meminta tebusan dengan jumlah yang besar!" Itulau argumen Isadora yang sangat diyakini oleh wanita itu. Tetapi, tidak bagi Alaric. Ia tak bisa menduga-duga sebelum ada bukti yang meyakinkan di depan mata.Sementara Alaric sibuk dengan urusan kantor sekaligus menunggu informasi tentang Liona, Isadora pun menyibukkan diri dengan mengurus Rayden. Sejak Liona tak ada, ia yang mengambil alih semua tuga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status