Semua Bab Dinikahi Duda Cinta Pertamaku: Bab 11 - Bab 20

66 Bab

Kau Cemburu?

"Oh, shit!" Alaric mengumpat keras kala melihat sang istri tengah membolakan mata. Gegas ia mengenakan pakaian atasnya dan turun dari ranjang dengan langkah yang sempoyongan.Sementara Isadora masih terpaku di tempatnya. Ia tak percaya sang suami yang diyakini adalah pria sejati ternyata malah berada dalam satu kamar bersama pria lain.Oh, Tuhan ... Isadora benar-benar terkejut setengah mati!"Emh ... N-Nona, ini tidak seperti yang kau pikirkan," jelas Dave, tak mau wanita yang berdiri di ambang pintu sana salah paham. "Aku ... a-aku hanya membantu suami tercintamu."Akan tetapi, penjelasan Dave tak membuat Isadora percaya. Wanita itu menggelengkan kepala sembari mengusap kasar air mata yang mengalir di wajah. "Membantu apa, hah? Aku bukan anak kecil yang bisa kalian tipu!"Sungguh, Alaric ingin berlari untuk menenangkan wanita itu. Namun, ia sadar jika tenaganya tengah hilang sekarang. Maka dari itu, Alaric hanya bisa terduduk lemas di lantai sembari bersandar ke ranjang."Nona, kami
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Ternyata Dia ....

"Frans?!" Mata Isadora seketika membola saat mengetahui bahwa orang yang baru saja tertabrak adalah Frans. Dengan cepat ia berjongkok di depan pria yang tengah terkapar itu. "Frans, kau baik-baik saja?" tanya Isadora cemas. Lalu, kecemasannya kian bertambah kala Frans mengerang kesakitan sembari memegang kaki. Dengan cepat ia menoleh pada Alaric yang hanya berdiri santai. "Cepat bawa dia ke rumah sakit, Al! Kenapa kau hanya diam?!" Pria tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya itu berdecak pelan. Bukannya merasa kasihan, ia malah kesal sekaligus curiga pada Frans. Lebih dulu Alaric meminta beberapa orang yang berkerumun untuk bubar dan berkata akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Frans. "Bawa di ke rumah sakit!" suruhnya pada sopir. Ia kemudian menarik tangan Isadora untuk berdiri, lalu berbisik, "Kau tak perlu berlebihan seperti ini." Isadora mengerling malas. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Sudah Tahu, Bukan?

Seperti yang sudah Isadora putuskan sebelumnya, bahwa ia akan menggantikan peran Frans dalam meninjau sebuah proyek yang cukup besar di kota ini. Pria itu bilang hanya tiga hari, lalu Isadora boleh pulang setelahnya meski Frans belum bisa berjalan seperti biasa.Awalnya Isadora bimbang. Ia merasa sangat bersalah dan ingin menemani Frans, setidaknya hingga pria itu bisa pulang ke kota asal. Tetapi, Isadora tak bisa egois karena Alaric pun harus mengurus pekerjaan di perusahaan. Belum lagi, Rayden. Ah, ia jadi teringat pada bocah satu itu."Aku ke depan sebentar," pamitnya pada seorang wanita yang merupakan asisten Frans. Ia kemudian melangkah ke depan, tepat di dekat parkiran. Saat ini Isadora tengah berada di tempat pembangunan hotel mewah yang proyeknya dipegang oleh perusahaan milik Frans.Ia memanggil kontak bernama Liona—pengasuh Rayden yang baru direkrut kurang dari satu bulan itu. Tak membutuhkan waktu lama, suara seorang wanita pun terdengar dari seberang sana."Halo, Nyonya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Kenapa Menangis?

Makan siang yang Isadora rencanakan bersama Jessica, gagal karena ia harus makan siang bersama Alaric, hanya berdua. Isadora sudah membujuk beberapa kali agar pria itu mengizinkan Jessica bergabung dengan mereka, tetapi hasilnya nihil.Hem, seharusnya Isadora sadar sejak awal jika apa yang ia lakukan pada Alaric akan sia-sia sebab pria itu sangat keras kepala.Kini, sepasang suami-istri yang masih layak disebut pengantin baru itu tengah duduk berhadapan di sebuah restoran yang cukup mewah. Di meja mereka tersaji berbagai hidangan untuk menemani makan siang. Kondisi restoran yang tak terlalu ramai, membuat Isadora merasa nyaman dan fokus menikmati hidangan. Hingga wanita cantik berbulu mata lentik itu tak sadar jika tengah diperhatikan oleh sepasang mata tajam.Alaric. Ya, memangnya siapa lagi?Jika ada ajang kompetisi untuk memberi peringkat siapa yang bisa menatap Isadora paling lama, jelas Alaric lah pemenangnya. "Kau membuatku kembali hidup, Dora," gumam pria itu dalam hati. Kedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Tidak Pernah Gagal

"Kenapa Anda terlihat kesal sekali, Nyonya?" Jessica bertanya sembari meletakkan minuman kaleng dingin di depan Isadora.Wanita cantik itu melepas tangan dari dagunya. Ia meneguk minuman sejenak sebelum menjawab, "Aku sedang kesal pada suamiku!" cetusnya. "Kau tahu? Kemarin dia berani menipuku, Jes .... Dasar, Alaric kurang ajar!"Mendengar nama itu disebut, tubuh Jessica seketika membeku. Keringat dingin pun mulai keluar dari pori-pori kulit. Ia segera meneguk minumannya untuk menghalau rasa gugup. Tetapi, gelagatnya itu tetap terbaca oleh Isadora."Kau baik-baik saja, Jes? Kenapa kau seperti—""Tidak ada apa-apa, Nyonya." Ia memotong ucapan Isadora. "Aku ... hanya merasa gerah dan haus. Oh ya, memangnya suami Anda melakukan apa, Nyonya?"Isadora langsung menyandarkan punggungnya pada kursi yang diduduki. Kedua tangan wanita itu terlipat di depan dada, siap bercerita pada Jessica."Kemarin .....""Honey, kenapa kau menangis?" tanya Alaric panik saat Isadora malah kian tergugu dalam t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Salah Strategi

Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut Frans yang kini masih terbaring di atas bangsal rumah sakit. Ingatannya kembali berputar pada saat Isadora datang dengan wajah panik, ditemani Jessica."Frans, sorry. Aku harus segera pulang, sekarang. Rayden sedang sakit, dan dia terus menyebut namaku. Maaf karena aku tidak bisa memenuhi janji untuk menyelesaikan pekerjaanmu," kata Isadora tadi dengan wajah yang sangat panik. Frans bisa melihat jika wanita itu benar-benar tulus menyayangi putra Alaric. "Kau begitu baik, Isa. Alaric beruntung mendapatkanmu," gumam pria itu yang masih bisa didengar oleh seorang wanita yang duduk di dekat bangsal.Ia adalah Jessica. Sejak datang ke sini menemani Isadora, ia belum pergi ke mana-mana. Masih setia menemani Frans meski pria itu lebih sibuk dengan pikirannya sendiri. "Apa Tuan menyukai Nyonya Isadora?"Pertanyaan konyol itu sontak membuat Frans menoleh pada Jessica. Bibir tipisnya berdecak pelan. "Dari mana kau mendapat ide untuk bertanya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Alaric Si Pemaksa

"Kau mau ke mana, Sayang?" Kening Alaric mengkerut dalam saat melihat Isadora memeluk erat sebuah selimut. Ia singkirkan sejenak laptop dari atas pangkuan, lalu turun dari ranjang untuk menghampiri istrinya."Mau ke mana?" tanyanya lagi."Aku mau tidur bersama Rayden.""Apa?" Mata Alaric membulat sempurna. Tangannya dengan cekatan menarik selimut dari pelukan Isadora. Sontak saja wanita itu tak terima."Al, kembalikan!" Isadora hendak merebut kembali selimut tersebut, tetapi Alaric lebih dulu melemparnya jauh."Kau tidak boleh tidur di tempat lain selain di sini, Dora! Kau harus menemaniku!" Alaric menekankan setiap kata yang keluar dari bibirnya. Padahal, ini bukan kali pertama ia memperingati Isadora. Tetapi, wanita itu tetap keras kepala.Tadi setelah lama Isadora berada di kamar Rayden, Alaric membawa wanita itu beralih ke kamarnya. Ia memojokkan tubuh Isadora ke dinding agar tak bisa lepas darinya."Aku tahu kau peduli, dan kau khawatir. Tapi, aku tak suka kau berlebihan seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Misi Rahasia

"Mom ...."Isadora merasa terusik kala mendengar bisikan itu. Perlahan matanya mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk lewat ventilasi kamar."Selamat pagi, Ray." Pemandangan pertama yang Isadora lihat adalah Rayden yang tengah tersenyum padanya."Selamat pagi, Mommy," balas bocah itu.Isadora mengusap kening Rayden sesaat, memastikan jika suhu tubuh sang putra terasa normal. "Syukurlah kau baik-baik saja," ucapnya. Ah, mungkin wanita itu lupa jika sejak kemarin pun suhu tubuh Rayden tidak meningkat, masih normal seperti biasa."Hari ini kau mulai sekolah, kan?" tanya Isadora memastikan.Bocah laki-laki dengan rambut berponi itu mengangguk pelan. "Aku sekolah diantar Sus Ona?""Ya. Memangnya kenapa?" Isadora balik bertanya setelah membenarkan pertanyaan putranya. Sejenak Rayden terdiam. Ada sedikit keinginan di hati kecilnya. Keinginan yang mungkin lebih pantas disebut harapan. Namun, akankah Isadora mampu mewujudkan?"Ray ... kenapa, hm? Bicara pada Mommy." Usapan lembut Isa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Pertama Kali

"Semua keperluan sekolah Rayden sudah kau masukkan ke dalam tasnya, kan, Ona?" Isadora bertanya pada wanita yang duduk di kursi depan. Ia bosan sejak tadi hanya diam.Belum sempat Liona menjawab, bocah di sampingnya lebih dulu berseru sembari mengangkat tas tinggi-tinggi. "Sudah, Mommy! Aku dan Sus sudah membawa buku, pensil dan lainnya!"Ah, senangnya hati Isadora. Perasaan kesal yang sejak tadi bersarang karena Alaric pun seketika hilang setelah melihat senyum Rayden."Boleh Mommy melihat isi tasmu, Sayang?" Wanita itu sengaja menekankan kata "sayang" hingga membuat Alaric menoleh dengan tatapan tajam. Jelas pria itu cemburu, sebab ia jarang dipanggil seperti itu."Tentu, Mommy!" Rayden membelakangi Alaric agar bisa menghadap pada Isadora. Ya, bocah itu duduk di antara kedua orang tua yang sejak tadi saling mendiamkan. Isadora yang diam karena kesal sebab Alaric hampir saja membuatnya malu di depan Rayden. Sementara Alaric sendiri menahan kesal karena tak berhasil mendapat ciuman I
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Hanya Milikku

Bosan! Isadora benar-benar bosan terkurung di ruang kerja Alaric. Tak ada yang bisa ia lakukan selain bermain ponsel dan memerhatikan sang suami dari atas sofa. Huft!"Sampai kapan kau akan mengurungku di sini, Al? Aku ingin pulang!" ketusnya dengan bibir yang mengerucut. Beberapa majalah yang ada di sana pun sudah ia baca sejak tadi, tetapi tetap tak bisa menjadi obat sama sekali.Alaric mengangkat sejenak pandangannya dari dokumen. Ia tatap sang istri yang terlihat lebih lucu jika tengah cemberut seperti itu."Kau bosan?""Menurutmu?!" serang Isadora cepat.Tanpa berkata lagi, Alaric melepas pena dari tangannya dan meletakkan di atas meja. Ia beranjak dan berjalan mendekati Isadora."Ayo!" ajaknya sembari mengulurkan tangan. Sontak saja hal itu membuat Isadora keheranan."Apa maksudnya? Kau mau membawaku ke mana?""Ke suatu tempat. Aku yakin kau akan suka," jawab Alaric dengan seutas senyum manis.Isadora tak lantas menerima uluran tangan sang suami. Ia malah sibuk mengamati wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status