Semua Bab Dinikahi Duda Cinta Pertamaku: Bab 51 - Bab 60

66 Bab

Dora-ku Jauh Lebih Indah

Alaric dan Isadora spontan menarik diri kala mendengar suara Rayden. Keduanya kompak memalingkan muka karena merasa malu sudah terpergok hendak berciuman."Sial! Kenapa dia datang tiba-tiba? Padahal sedikit lagi aku akan mendapatkan Dora!" batin Alaric kesal. Ia masih berdiri di tempat, sementara Isadora tampak mulai bergeser mendekati Rayden."Emh ... t-tidak. Mommy dan Daddy tidak sedang melakukan apa-apa. Tadi Daddy hanya membantu menangkap nyamuk yang hinggap di pipi Mommy." Isadora terpaksa berdusta di depan sang putra."Nyamuk? Memangnya di sini ada nyamuk? Sejak tadi aku tidak melihatnya, Mom." Rayden tampak kebingungan. Ia menatap sekeliling, tetapi tak menemukan nyamuk satupun."A-ada. Mungkin kau tidak bisa melihatnya," elak Isadora.Beruntung Rayden tak lagi bertanya. Bocah itu meminta izin untuk kembali bermain setelah membasahi tenggorokannya."Bye, Mom and Dad!"Isadora hanya melambaikan tangan pada Rayden sebagai balasan. Selanjutnya, ia sedikit melirik pada Alaric yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Siapa?

Awalnya Alaric tak ingin datang ke kantor polisi untuk menuruti permintaan asistennya. Namun, Isadora berhasil membujuk karena ia pun penasaran dengan rupa dua orang yang sudah menghancurkan bisnis sang suami itu. Maka dengan sangat terpaksa piknik mereka harus selesai sebelum waktunya.Sepanjang perjalanan menuju kantor polisi, Isadora terus saja mengomel tiada henti. Rayden yang duduk di kursi belakang pun sampai tertawa melihat sang ibu yang tampak sangat berbeda, karena biasanya wanita itu tak banyak berbicara.Tak hanya Rayden, Alaric pun ikut terhibur oleh ocehan Isadora. Perutnya sampai terasa sakit karena sejak tadi banyak menahan tawa."Saat tiba di sana, aku akan menghajar mereka dengan kedua tanganku! Awas saja!" geram wanita itu sembari mengayunkan tinju ke udara."Tapi di sana kantor polisi, Sayang. Kau tidak bisa seenaknya menghajar orang," kekeh Alaric. Kepalanya menggeleng karena melihat tingkah Isadora."Siapa yang peduli dengan itu? Lagipula aku hanya membela kebenar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Masih Mengingat Semuanya

Niat Isadora untuk menemui dua penjahat itu harus pupus karena ternyata Alaric malah menyusul ke kafe dan menolak untuk kembali ke kantor polisi. Gilanya, pria itu bisa menemukan Isadora lewat GPS yang tertaut di ponsel. Benar-benar luar biasa! Sebegitu ketatkah Alaric memantaunya?"Sejak kapan kau menautkan lokasiku dengan ponselmu?" tanya Isadora tanpa menoleh pada sang suami yang tengah membaca buku di atas ranjang. Pandangan wanita itu tetap tertuju ke depan, menatap pantulan wajahnya di cermin rias."Hm? Belum lama ini. Memangnya kenapa?" Pria tampan itu menyahut santai sembari menoleh pada sang istri."Putuskan tautannya sekarang. Aku tidak suka kau pantau seperti itu!" "Aku rasa itu tidak perlu. Bukankah bagus jika aku selalu mengetahui posisimu?"Mendengar itu, bibir Isadora mengerucut kesal. Ia sungguh merasa tak bebas bergerak jika dipantau. Ia menyukai kebebasan. "Tapi aku tidak suka, Al! Apa kau masih belum mengerti?!" Kali ini suara Isadora terdengar meninggi. Ia pun t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Sekuat itu

Beberapa investor telah menunggu kala Alaric tiba di kantor. Ia sedikit bingung karena mereka datang tanpa memberitahu terlebih dulu. Ya, meski sebenarnya ia sendiri sudah bisa menebak apa yang diinginkan mereka."Mohon maaf membuat Tuan-Tuan menunggu," ucap pria itu begitu duduk di kursi kebesaran, menghadap meja panjang. "Langsung saja pada intinya, Tuan. Kami sudah mengatakan tujuan kami datang pada sekretaris Anda," ujar salah seorang pria dengan raut yang tak biasa.Alaric tak banyak bertanya. Ia langsung membaca dokumen-dokumen yang disodorkan Mona. Sang asisten juga ikut menjelaskan dengan suara pelan. "Bagaimana ini, Tuan? Apa Aldora akan benar-benar melepas mereka?" bisik sang asisten.Alaric tetap memokuskan pandangan pada dokumen, lantas balas berbisik, "Untuk apa kita mempertahankan orang yang sudah tidak ingin percaya?""Setidaknya tunggu hingga konferensi pers digelar, Tuan."Akan tetapi, Alaric tetap tidak setuju. Baginya, orang-orang yang sudah tak percaya memiliki h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Ada di Tanganmu

"Mommy sedang apa?" Isadora yang tengah berdiri di depan kompor bersama seorang pelayan, menoleh kala mendengar suara Rayden. Ia sedikit menunduk agar bisa menatap bocah itu."Hm? Mommy sedang memasak. Kenapa kau sampai ke dapur? Perlu sesuatu?"Bocah laki-laki itu menggeleng hingga poninya bergerak-gerak lucu. "Aku hanya mencari Mommy.""Emh ... kalau begitu, duduklah di sana." Isadora menunjuk kursi yang terdapat di ujung ruangan. "Mommy akan menyelesaikan masakan ini dulu. Setelah itu, kita bermain sambil menunggu Daddy pulang. Okey?""Okey, Mommy!" seru Rayden sembari mengacungkan dua jempolnya pada Isadora. Wanita itu hanya terkekeh dan kembali melanjutkan kegiatan yang tertunda."Kau urus yang lain saja. Biar aku yang selesaikan bagian ini," suruhnya pada sang pelayan.Entah mengapa juga Isadora tiba-tiba ingin memasak untuk menyambut suaminya. Padahal, ia sendiri sangat jarang melakukan itu di rumah orangtuanya. Keahlian dalam membuat makanan pun bisa dibilang nyaris tak punya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Membiasakan Diri

Memang sulit untuk membiasakan diri berada di luar zona nyaman, dan itulah yang kini tengah Isadora rasakan. 1 bulan sudah ia bersama sang suami juga Rayden pindah ke apartemen yang hanya memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, juga bar yang menjadi tempat makan—menghadap langsung pada area memasak.Akan tetapi, bukan itu yang Isadora permasalahan, melainkan kala ia harus mengurus semuanya sendirian. Memasak, membereskan rumah, mengurus Rayden, juga membantu menyiapkan kebutuhan Alaric. Di kondisi yang seperti ini, ia benar-benar harus mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Untuk menjemput Rayden sekolah pun terkadang lupa."Lebih baik kita mencari pengasuh baru, Sayang. Usahakan yang tidak menginap. Dia hanya kita beri tugas mengantar dan menjemput Rayden," kata Alaric kala itu. Namun, Isadora belum setuju.Bagaimana tidak? Jika mereka ingin mencari pengasuh seperti yang Alaric sebutkan, jelas tidak bisa mengambil dari yayasan. Dan itu cukup berisiko bagi Isadora. Bagaimana jika ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Terungkap

Alaric dan Isadora melesat cepat ke kantor polisi malam itu juga. Tentu Rayden ikut serta. Mereka tak sabar melihat wajah Liona yang pasti sangat ketakutan.Ya, menurut informasi yang Alaric dapatkan dari sang asisten, Liona palsu tertangkap saat tengah membesuk Jeff. Entah bagaimana bisa, Alaric belum banyak bertanya."Lebih cepat lagi, Al! Aku sudah tidak sabar ingin mencakar wajah wanita itu!" geram Isadora. Sejak tadi ia sudah tak nyaman duduk di dalam mobil karena ingin segera memberi salam bogeman pada wanita itu.Alaric menghela napas dalam. Ini persis saat mereka akan menemui Jeff. Isadora selalu terbawa emosi, bahkan sebelum bisa tiba di kantor polisi."Tahan emosimu, Sayang. Jangan gegabah. Aku tidak ingin kau berada dalam masalah.""Ck! Klasik sekali." Wanita itu malah berdecak. Hatinya kesal sebab Alaric selalu menyuruh untuk sabar.Sabar? Tidak ada kata itu untuk orang yang sudah melukai kesayangan Isadora. Lihat saja! Jika Alaric melarang, maka ia akan melakukan dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Ternyata Dia ....

"Sialan! Kau harus mati di tanganku!" teriak Isadora tanpa mau melepaskan tangan dari rambut Monica alias Liona palsu. Sementara dua polisi wanita yang berada di sana cukup kesulitan memisahkan keduanya."Kau yang harusnya mati, Isa! Harusnya aku membunuhmu saja sejak masih di rumah itu!" Monica tak mau kalah. Ia menarik rambut panjang Isadora sekuat tenaga.Dan, adegan saling menjambak itu terjadi beberapa lama, hingga penampilan keduanya acak-acakan. Baru bisa terhenti kala seorang pria masuk sembari memekik, "Dora, stop!"Isadora dan Monica spontan mengalihkan pandangan mereka pada Alaric. Monica seketika menunduk kala mendapat tatapan tajam dari pria itu. Entahlah, mengapa ia takut. Padahal, ia tak pernah takut sedikitpun kala Jeff yang mengamuk.Alaric tak menghiraukan Monica. Ia segera menarik lembut tubuh sang istri dari cekalan polisi. Lalu, membawa wanita itu ke dalam pelukannya."Tenanglah ... kau tidak perlu membuang energi untuk hal seperti ini," bisiknya lembut sembari me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Kau Harus Kuat

Kekacauan sempat terjadi di lapas kala Alaric beberapa kali memberi bogeman pada Jeff. Beruntung para petugas lapas dengan sigap menahan tubuh pria yang seperti tengah kesetanan itu. Sementara Isadora sendiri tak bisa melakukan apa-apa selain menenangkan Rayden. Hingga kini berada di dalam mobil, Rayden masih terlihat ketakutan. Beberapa kali Isadora sudah membujuk agar bocah itu tenang, tetapi tak ada hasilnya."Apa kita harus membawa Rayden menemui psikolog, Al?" tanya Isadora pada sang suami yang duduk di balik kemudi."Sepertinya tidak perlu, Sayang. Kita lihat dulu perkembangannya hingga malam."Ya, bagi Alaric sang putra harus mewarisi mental baja darinya. Tidak boleh lemah! Apalagi kalah oleh orang-orang jahat yang tidak menyukai mereka. Kelak Rayden lah yang akan meneruskan generasi Alaric, dan ia ingin sang putra tumbuh menjadi pria kuat sebagai tameng untuk keluarganya nanti."Tapi aku sangat khawatir, Al," ucap Isadora cemas. Jemarinya tak henti mengusap pipi sang putra de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Apa yang Diharapkan?

Hari demi hari terlewati, menyisakan waktu 1 minggu lagi kebersamaan Alaric dan Isadora. Sebab itu, Alaric tak akan membuat waktu yang tersisa menjadi sia-sia. Meski kerap kali disibukkan dengan masalah pekerjaan, ia tetap menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama sang istri.Ya, meski hanya duduk berdua di balkon apartemen pada malam hari. Seperti saat ini."Akhir-akhir ini kau bekerja terlalu keras, Al. Kau bahkan selalu pulang malam," kata Isadora. Beberapa hari ini ia merasa khawatir sebab Alaric bekerja terlalu ekstra. Tak jarang pria itu juga melupakan kesehatannya."Aku hanya ingin mengusahakan yang terbaik untuk Aldora, Sayang. Membangun kepercayaan kembali itu sangat sulit. Karena itu aku harus berusaha lebih keras dari biasanya," jelas Alaric. "Maaf, jika kau merasa waktu kita hanya sedikit akhir-akhir ini."Alaric mengerti itu tidak baik untuk hubungan mereka yang masih belum memiliki arah pasti. Namun, ia pun tak punya pilihan lain, sebab Aldora pun sama penting.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status