Share

Siapa?

last update Last Updated: 2025-04-11 12:35:37

Awalnya Alaric tak ingin datang ke kantor polisi untuk menuruti permintaan asistennya. Namun, Isadora berhasil membujuk karena ia pun penasaran dengan rupa dua orang yang sudah menghancurkan bisnis sang suami itu. Maka dengan sangat terpaksa piknik mereka harus selesai sebelum waktunya.

Sepanjang perjalanan menuju kantor polisi, Isadora terus saja mengomel tiada henti. Rayden yang duduk di kursi belakang pun sampai tertawa melihat sang ibu yang tampak sangat berbeda, karena biasanya wanita itu tak banyak berbicara.

Tak hanya Rayden, Alaric pun ikut terhibur oleh ocehan Isadora. Perutnya sampai terasa sakit karena sejak tadi banyak menahan tawa.

"Saat tiba di sana, aku akan menghajar mereka dengan kedua tanganku! Awas saja!" geram wanita itu sembari mengayunkan tinju ke udara.

"Tapi di sana kantor polisi, Sayang. Kau tidak bisa seenaknya menghajar orang," kekeh Alaric. Kepalanya menggeleng karena melihat tingkah Isadora.

"Siapa yang peduli dengan itu? Lagipula aku hanya membela kebenar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Masih Mengingat Semuanya

    Niat Isadora untuk menemui dua penjahat itu harus pupus karena ternyata Alaric malah menyusul ke kafe dan menolak untuk kembali ke kantor polisi. Gilanya, pria itu bisa menemukan Isadora lewat GPS yang tertaut di ponsel. Benar-benar luar biasa! Sebegitu ketatkah Alaric memantaunya?"Sejak kapan kau menautkan lokasiku dengan ponselmu?" tanya Isadora tanpa menoleh pada sang suami yang tengah membaca buku di atas ranjang. Pandangan wanita itu tetap tertuju ke depan, menatap pantulan wajahnya di cermin rias."Hm? Belum lama ini. Memangnya kenapa?" Pria tampan itu menyahut santai sembari menoleh pada sang istri."Putuskan tautannya sekarang. Aku tidak suka kau pantau seperti itu!" "Aku rasa itu tidak perlu. Bukankah bagus jika aku selalu mengetahui posisimu?"Mendengar itu, bibir Isadora mengerucut kesal. Ia sungguh merasa tak bebas bergerak jika dipantau. Ia menyukai kebebasan. "Tapi aku tidak suka, Al! Apa kau masih belum mengerti?!" Kali ini suara Isadora terdengar meninggi. Ia pun t

    Last Updated : 2025-04-11
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Sekuat itu

    Beberapa investor telah menunggu kala Alaric tiba di kantor. Ia sedikit bingung karena mereka datang tanpa memberitahu terlebih dulu. Ya, meski sebenarnya ia sendiri sudah bisa menebak apa yang diinginkan mereka."Mohon maaf membuat Tuan-Tuan menunggu," ucap pria itu begitu duduk di kursi kebesaran, menghadap meja panjang. "Langsung saja pada intinya, Tuan. Kami sudah mengatakan tujuan kami datang pada sekretaris Anda," ujar salah seorang pria dengan raut yang tak biasa.Alaric tak banyak bertanya. Ia langsung membaca dokumen-dokumen yang disodorkan Mona. Sang asisten juga ikut menjelaskan dengan suara pelan. "Bagaimana ini, Tuan? Apa Aldora akan benar-benar melepas mereka?" bisik sang asisten.Alaric tetap memokuskan pandangan pada dokumen, lantas balas berbisik, "Untuk apa kita mempertahankan orang yang sudah tidak ingin percaya?""Setidaknya tunggu hingga konferensi pers digelar, Tuan."Akan tetapi, Alaric tetap tidak setuju. Baginya, orang-orang yang sudah tak percaya memiliki h

    Last Updated : 2025-04-12
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Ada di Tanganmu

    "Mommy sedang apa?" Isadora yang tengah berdiri di depan kompor bersama seorang pelayan, menoleh kala mendengar suara Rayden. Ia sedikit menunduk agar bisa menatap bocah itu."Hm? Mommy sedang memasak. Kenapa kau sampai ke dapur? Perlu sesuatu?"Bocah laki-laki itu menggeleng hingga poninya bergerak-gerak lucu. "Aku hanya mencari Mommy.""Emh ... kalau begitu, duduklah di sana." Isadora menunjuk kursi yang terdapat di ujung ruangan. "Mommy akan menyelesaikan masakan ini dulu. Setelah itu, kita bermain sambil menunggu Daddy pulang. Okey?""Okey, Mommy!" seru Rayden sembari mengacungkan dua jempolnya pada Isadora. Wanita itu hanya terkekeh dan kembali melanjutkan kegiatan yang tertunda."Kau urus yang lain saja. Biar aku yang selesaikan bagian ini," suruhnya pada sang pelayan.Entah mengapa juga Isadora tiba-tiba ingin memasak untuk menyambut suaminya. Padahal, ia sendiri sangat jarang melakukan itu di rumah orangtuanya. Keahlian dalam membuat makanan pun bisa dibilang nyaris tak punya.

    Last Updated : 2025-04-13
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Membiasakan Diri

    Memang sulit untuk membiasakan diri berada di luar zona nyaman, dan itulah yang kini tengah Isadora rasakan. 1 bulan sudah ia bersama sang suami juga Rayden pindah ke apartemen yang hanya memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, juga bar yang menjadi tempat makan—menghadap langsung pada area memasak.Akan tetapi, bukan itu yang Isadora permasalahan, melainkan kala ia harus mengurus semuanya sendirian. Memasak, membereskan rumah, mengurus Rayden, juga membantu menyiapkan kebutuhan Alaric. Di kondisi yang seperti ini, ia benar-benar harus mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Untuk menjemput Rayden sekolah pun terkadang lupa."Lebih baik kita mencari pengasuh baru, Sayang. Usahakan yang tidak menginap. Dia hanya kita beri tugas mengantar dan menjemput Rayden," kata Alaric kala itu. Namun, Isadora belum setuju.Bagaimana tidak? Jika mereka ingin mencari pengasuh seperti yang Alaric sebutkan, jelas tidak bisa mengambil dari yayasan. Dan itu cukup berisiko bagi Isadora. Bagaimana jika ke

    Last Updated : 2025-04-14
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Terungkap

    Alaric dan Isadora melesat cepat ke kantor polisi malam itu juga. Tentu Rayden ikut serta. Mereka tak sabar melihat wajah Liona yang pasti sangat ketakutan.Ya, menurut informasi yang Alaric dapatkan dari sang asisten, Liona palsu tertangkap saat tengah membesuk Jeff. Entah bagaimana bisa, Alaric belum banyak bertanya."Lebih cepat lagi, Al! Aku sudah tidak sabar ingin mencakar wajah wanita itu!" geram Isadora. Sejak tadi ia sudah tak nyaman duduk di dalam mobil karena ingin segera memberi salam bogeman pada wanita itu.Alaric menghela napas dalam. Ini persis saat mereka akan menemui Jeff. Isadora selalu terbawa emosi, bahkan sebelum bisa tiba di kantor polisi."Tahan emosimu, Sayang. Jangan gegabah. Aku tidak ingin kau berada dalam masalah.""Ck! Klasik sekali." Wanita itu malah berdecak. Hatinya kesal sebab Alaric selalu menyuruh untuk sabar.Sabar? Tidak ada kata itu untuk orang yang sudah melukai kesayangan Isadora. Lihat saja! Jika Alaric melarang, maka ia akan melakukan dengan

    Last Updated : 2025-04-15
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Ternyata Dia ....

    "Sialan! Kau harus mati di tanganku!" teriak Isadora tanpa mau melepaskan tangan dari rambut Monica alias Liona palsu. Sementara dua polisi wanita yang berada di sana cukup kesulitan memisahkan keduanya."Kau yang harusnya mati, Isa! Harusnya aku membunuhmu saja sejak masih di rumah itu!" Monica tak mau kalah. Ia menarik rambut panjang Isadora sekuat tenaga.Dan, adegan saling menjambak itu terjadi beberapa lama, hingga penampilan keduanya acak-acakan. Baru bisa terhenti kala seorang pria masuk sembari memekik, "Dora, stop!"Isadora dan Monica spontan mengalihkan pandangan mereka pada Alaric. Monica seketika menunduk kala mendapat tatapan tajam dari pria itu. Entahlah, mengapa ia takut. Padahal, ia tak pernah takut sedikitpun kala Jeff yang mengamuk.Alaric tak menghiraukan Monica. Ia segera menarik lembut tubuh sang istri dari cekalan polisi. Lalu, membawa wanita itu ke dalam pelukannya."Tenanglah ... kau tidak perlu membuang energi untuk hal seperti ini," bisiknya lembut sembari me

    Last Updated : 2025-04-15
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Harus Kuat

    Kekacauan sempat terjadi di lapas kala Alaric beberapa kali memberi bogeman pada Jeff. Beruntung para petugas lapas dengan sigap menahan tubuh pria yang seperti tengah kesetanan itu. Sementara Isadora sendiri tak bisa melakukan apa-apa selain menenangkan Rayden. Hingga kini berada di dalam mobil, Rayden masih terlihat ketakutan. Beberapa kali Isadora sudah membujuk agar bocah itu tenang, tetapi tak ada hasilnya."Apa kita harus membawa Rayden menemui psikolog, Al?" tanya Isadora pada sang suami yang duduk di balik kemudi."Sepertinya tidak perlu, Sayang. Kita lihat dulu perkembangannya hingga malam."Ya, bagi Alaric sang putra harus mewarisi mental baja darinya. Tidak boleh lemah! Apalagi kalah oleh orang-orang jahat yang tidak menyukai mereka. Kelak Rayden lah yang akan meneruskan generasi Alaric, dan ia ingin sang putra tumbuh menjadi pria kuat sebagai tameng untuk keluarganya nanti."Tapi aku sangat khawatir, Al," ucap Isadora cemas. Jemarinya tak henti mengusap pipi sang putra de

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa yang Diharapkan?

    Hari demi hari terlewati, menyisakan waktu 1 minggu lagi kebersamaan Alaric dan Isadora. Sebab itu, Alaric tak akan membuat waktu yang tersisa menjadi sia-sia. Meski kerap kali disibukkan dengan masalah pekerjaan, ia tetap menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama sang istri.Ya, meski hanya duduk berdua di balkon apartemen pada malam hari. Seperti saat ini."Akhir-akhir ini kau bekerja terlalu keras, Al. Kau bahkan selalu pulang malam," kata Isadora. Beberapa hari ini ia merasa khawatir sebab Alaric bekerja terlalu ekstra. Tak jarang pria itu juga melupakan kesehatannya."Aku hanya ingin mengusahakan yang terbaik untuk Aldora, Sayang. Membangun kepercayaan kembali itu sangat sulit. Karena itu aku harus berusaha lebih keras dari biasanya," jelas Alaric. "Maaf, jika kau merasa waktu kita hanya sedikit akhir-akhir ini."Alaric mengerti itu tidak baik untuk hubungan mereka yang masih belum memiliki arah pasti. Namun, ia pun tak punya pilihan lain, sebab Aldora pun sama penting.

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Kau Marah?

    Isadora tak ingin menyerah untuk membuat Rayden mau bicara. Kala bocah itu kembali dari sekolah, ia langsung mengajaknya memasuki kamar dan membongkar semua hadiah. Mobil dan robot mainan tampak mendominasi di lantai kamar itu."Bagaimana? Kau suka, kan, Ray? Mommy yang memilih semua ini untukmu," seru Isadora penuh antusias. Tetapi, bocah di depannya masih saja menampilkan wajah datar."Lihat! Mommy juga membeli banyak buku tulis yang sampulnya lucu. Ada pensil juga. Kau suka, kan?"Lagi, Rayden masih diam.Isadora menghela napas lelah. Ia sungguh bingung dengan sikap Rayden yang tiba-tiba berubah."Ray ... sebenarnya kau kenapa, Sayang? Apa Mommy memiliki kesalahan? Jika benar, Mommy minta maaf padamu."Rayden masih tak merespon. Kepala bocah itu kini sedikit tertunduk seperti ada yang tengah ditahan. Tetapi, tak bisa ia ungkapkan."Ray ...." Isadora hendak menyentuh bahu Rayden, tetapi bocah itu malah menghindar dengan menggeser duduknya. Sesaat kemudian, Rayden berdiri dan berteri

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Benar Marah?

    Waktu berlibur satu minggu itu terasa singkat dan masih tak cukup bagi Alaric. Rasanya ia masih ingin tinggal di Tokyo untuk menghabiskan waktu berdua dengan Isadora. Sayangnya, ia harus ditampar kenyataan bahwa ada segudang pekerjaan yang menunggunya pulang.Alaric dan Isadora tiba di rumah tepat pukul 10 malam, dan belum sempat bertemu Rayden, sebab bocah itu sudah tertidur. Mereka tidak tega jika harus mengganggu.Kini sebagai penebusan karena sudah meninggalkan Rayden selama 1 minggu, Isadora membawakan bocah itu banyak mainan yang sengaja ia beli di Tokyo. Ia yakin Rayden pasti suka.Setelah selesai mandi dan merapikan diri, gegas Isadora turun ke lantai dasar sembari menenteng dua plastik berukuran besar. Sementara Alaric yang tengah bersiap untuk ke kantor, ia tinggalkan di dalam kamar sendirian.Isadora ingin segera bertemu Rayden. Ia ingin memberikan semua hadiah yang dibawa pada bocah itu."Suprise!" seru Isadora begitu tiba di kamar sang putra. Terlihat Rayden tengah dibant

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tokyo

    Entah kenapa sore itu terasa begitu syahdu bagi Isadora. Entah karena ia berada di tempat yang sangat indah, atau karena ada Alaric di sampingnya. Atau mungkin ... bisa jadi karena keduanya. Yang jelas, Isadora benar-benar bersyukur dengan apa yang ia dapat."Kau ingin makan apa?" tanya Alaric yang membuayarkan lamunan istrinya. Beberapa saat lalu mereka baru tiba di sebuah restoran yang terkenal di sana.Isadora segera membawa pandangannya pada buku menu di tangan Alaric. "Aku ingin makan ... Yakizakana. Lengkap dengan teman-temannya."Alaric terkekeh pelan. Ia tahu yang Isadora maksud teman-temannya adalah nasi, sup miso, juga acar. Tetapi, wanita itu malas menyebutkan.Baiklah, Alaric segera menyebutkan pesanan ia dan Isadora satu per satu. Setelah itu, harus menunggu beberapa saat hingga pesanan mereka terhidang."Kapan kita akan pulang, Al?"Pertanyaan Isadora membuat alis Alaric sedikit terangkat. Sejujurnya ia tak suka wanita itu membahas mengenai kepulangan mereka. Ia ingin me

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Mimpi yang Terwujud

    Bulan berlalu, kehidupan rumah tangga Alaric dan Isadora nyaris sempurna. Mereka sudah jarang sekali bertengkar selain beradu argumen kecil yang sebenarnya tak perlu diperdebatkan. Hanya saja, mereka menganggap hal itu sebagai hiburan."Rasanya hidup ini terlalu datar jika aku tidak menggodamu," kata Alaric kala itu. Dan, Isadora tak memungkiri jika ia pun setuju.Terkadang, dalam rumah tangga memang perlu sedikit perdebatan untuk menjadi bumbu. Dengan begitu, setiap pasangan akan belajar untuk menyelesaikan masalah bersama, berdiskusi, dan saling menurunkan ego agar suasana kembali damai.Seperti saat Alaric memutuskan untuk kembali menyewa jasa pengasuh untuk Rayden. Ia dan Isadora berdebat hebat karena perbedaan pendapat. Alaric yang memang tak ingin Isadora harus repot mengantar dan menunggu Rayden, meskipun sebenarnya wanita itu tidak merasa keberatan. Sementara, Isadora sendiri masih trauma dengan kejadian tempo lalu."Aku takut mendapat pengasuh seperti Monica, Al. Aku takut ki

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Bidadari Cantik

    "Mommy ... terlihat an—"Alaric segera membekap mulut Rayden sebelum bocah itu melanjutkan ucapannya. "Ah, tentu. Kau sangat manis, Honey. Aku hampir saja tidak mengenalimu," ucap Alaric. Ya, meski tidak sepenuhnya benar. Pakaian terusan berwarna biru dengan model nyentrik, sangat jauh dari kebiasaan Isadora. Rambut panjang yang selalu anggun, kini hanya tersisa sebatas bahu. Memang masih terlihat cantik. Tetapi, ini seperti bukan Isadora. Alaric malah merasa melihat seorang gadis berusia 15 tahun yang baru merasakan cinta."Benarkah?" Mata Isadora berbinar seketika. Ia melakukan gerakan memutar dengan senyum yang mengembang."Menurutmu bagaimana, Ray? Mommy cantik, kan?"Rayden tak langsung menjawab, sebab mulutnya masih dibungkam. Ia menatap kesal pada sang ayah, baru tangan besar pria itu lepas dari mulutnya."Kau sangat cantik, Sayang. Lagipula Rayden masih terlalu kecil. Dia belum paham tentang penampilan.""Tapi ... bukankah anak kecil itu justru selalu berkata jujur, ya?" kat

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Berhak Jatuh Cinta

    Hari minggu ini, Alaric berjanji untuk mengabdikan diri pada keluarga, terutama Isadora. Menjelang siang, ia bersama anak dan istrinya menikmati waktu bersama dengan jalan-jalan, berbelanja, juga menemani Rayden bermain di sebuah wahana. "Kau masih ingat permintaanku kemarin, kan, Al?" tanya Isadora di sela menyantap makan siangnya. Kondisi kafe yang ramai cukup membuat ia ingin segera keluar. Hanya saja, ia tak tega sebab Alaric dan Rayden tampak menikmati makanan yang terhidang. "Emh ...." Alaric tampak berpikir keras. Sejujurnya, ia lupa apa yang diminta Isadora. "Ya ... aku ingat." Ia terpaksa beralibi agar tidak merusak suasana hati sang istri. Sontak saja senyum di wajah Isadora mengembang sempurna. "Baiklah. Kalau begitu, setelah ini aku akan kembali ke mall. Kau dan Rayden boleh menunggu di mana pun yang kalian mau." "Hm? Tentu aku akan ikut denganmu, Sayang." Bahaya jika Alaric membiarkan Isadora sendirian. Bukannya tak percaya jika sang istri bisa menjaga diri, tetapi ia

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Ingin Merasakan ....

    Isadora menutup mulut tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sungguh, ia lupa jika hari ini adalah kelahirannya. "I-ini ...." Wanita cantik itu tak bisa berkata apa-apa. Ia bergegas memeluk kedua orang tuanya erat, lalu beralih memeluk Alaric meski sedikit sulit. Ya, sebab pria itu tengah memegang sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang menyala di atasnya."Selamat bertambah usia, Honey. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu," ucap Alaric manis. "Terima kasih, Al ...." "Selamat ulang tahun putri Mommy," ujar Celine. Ia menatap dalam sang putri yang begitu ceria hari ini. "Doa terbaik untukmu, Nak." Julian ikut menimpali.Hah, sungguh Isadora terharu rasanya. Ia benar-benar tak menyangka diam-diam diberi kejutan."Thank you, semuanya. I'am so surprise!"Kebahagiaan tampak menyelimuti mereka yang ada di sana. Hingga seorang bocah berlari mendekat dengan wajah keheranan."Daddy! Kue siapa itu?" Semua orang mengalihkan perhatian mereka pada Ryden. Lalu, dengan jahil Isadora mencol

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Yang Lebih Baik

    Hari-hari selanjutnya, kehidupan Alaric dan Isadora berjalan lebih normal, tanpa ada pertengkaran. Keduanya sudah bisa mengatur ego masing-masing. Tak jarang saling mengalah demi terciptanya sebuah kedamaian dalam rumah tangga. Meski begitu, tetap belum ada kata cinta yang terucap dari bibir Isadora.Hem, tak apa. Sebab tanpa diungkapkan pun, Alaric sudah yakin 1000% jika Isadora memang mencintainya.Tak hanya hubungan mereka yang membaik. Kondisi Aldora pun sudah tidak seterpuruk kemarin. Perlahan tapi pasti, Alaric berhasil kembali menarik kepercayaan publik. Klien baru dari luar kota dan luar negeri pun berdatangan untuk mengajukan sebuah kerjasama. Semua itu berkat usaha dan kerja keras semua tim Aldora, juga dukungan penuh dari Isadora.Entahlah harus berapa banyak lagi kata syukur yang Alaric ucap karena memiliki istri yang selalu mendukungnya.Kini, Alaric sudah membawa Rayden dan Isadora kembali ke rumah mereka. Ia juga mempekerjakan dua orang pelayan baru untuk mengurus rumah

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tidak Akan Pernah

    Sungguh Isadora terkejut mendengar ucapan Alaric jika mereka akan menginap di hotel malam ini. Ia hanya mengira akan makan malam seperti biasa. Akan tetapi, meski sedikit takut, Isadora tak bisa menolak. Ia tidak ingin membuat suaminya kecewa."Aku tahu kau pasti terkejut," ucap Alaric sembari menatap sang istri yang baru saja memasukkan potongan daging ke dalam mulut.Isadora menghentikan gerakan tangannya sejenak. "Hem. Aku tidak menyangka kau merencanakan sejauh ini."Sudah Alaric duga. Maka pria itu hanya mengukir senyum manis dan kembali menikmati hidangan di depannya. Hingga setelah beberapa lama, ia kembali bersuara, "Beberapa hari lagi waktu kita habis, Dora. Maka dari itu, aku menyiapkan semua ini untuk membuat kenangan indah bersamamu, hanya berdua."Garpu dan gagang pisau yang tak bersalah, menjadi sasaran remasan Isadora kala telinganya mendengar Alaric berucap demikian. Entah kenapa hatinya selalu sakit jika pria itu membahas tentang sisa kebersamaan mereka."Ah, lupakan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status