All Chapters of Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan: Chapter 1 - Chapter 10

37 Chapters

Bab 1 Pengkhianatan

“Lebih keras, Sayang!" Sepasang pria dan wanita bergerak berirama, meliuk-liuk dengan tubuh yang berpeluh, bercampur dengan kuatnya aroma feromon di ruangan itu. Suara deritan ranjang mengikuti gerakan sensual keduanya, menyatu dengan desahan-desahan panjang yang menyayat hati Cora. Bagaimana tidak? Pria yang tengah bergerak berirama dengan wanita di hadapannya itu adalah calon suaminya sendiri! “E—Eric! Apa yang kamu lakukan?!” Eric dan Janet—wanita itu, seketika menoleh. Untuk sesaat mereka berdua terkejut melihat Cora. “Ah, akhirnya wanita murahan ini muncul juga!” Raut wajah Janet berubah menjadi sinis. Tubuh Cora bergetar, dan ia sulit bernafas, sehingga harus menopangnya dengan berpegangan pada kusen pintu. Cora menatap mereka dengan mata yang menggenang. Kenapa mereka tega melakukan ini padanya? Eric dan Janet menoleh. Seakan tidak memiliki perasaan, mereka menertawakannya dengan guratan wajah terpuaskan. Eric beranjak dari tubuh Janet, dan mengenakan pakaiannya dengan
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 2 Bertemu Sang Mantan

Cora menatap di kejauhan sebuah mobil Mercedes Benz berwarna hitam keluaran terbaru. Ia dan Tiara—sahabatnya, sedang berada di lobi gedung Renowed Innovation Corp., menunggu CEO perusahaan itu turun. Tiara mendapat informasi jika CEO itu akan turun dari kantornya sesaat lagi. Itu sebabnya, ia dan Tiara menunggu di lobi itu. “Kamu yakin ingin melakukan ini?” Tiara bertanya dengan nada serius. “Ya, aku harus melakukan ini kalau aku ingin mengikuti kompetisi itu,” jawab Cora sambil menoleh dan memberi temannya itu tatapan penuh arti. Melihat tekad dan keinginan yang kuat dari sahabatnya itu, Tiara mengangguk. “Baiklah. Aku harap kamu tahu apa yang kamu lakukan.” Cora tidak menjawab. Sesungguhnya ia tidak tahu apakah menemui pria ini adalah langkah terbaik. Namun hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa ikut serta dalam kompetisi yang akan digelar kurang dari dua bulan lagi. “Cora!” Tiara menepuk lengan Cora dan menunjuk satu arah. Tepukan itu membuat Cora menoleh dan mengikuti a
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 3 Aku Adalah Muse

“Mensponsori?” Ucapan Reno dengan nada heran bercampur sinis itu tidak enak terdengar di telinga Cora, tetapi ia sudah menduganya. Reno tidak akan begitu saja menyetujui permintaannya. Selain mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, hubungan mereka di masa lalu pun meninggalkan kesan buruk bagi pria itu. “Lumiere,” ucap Cora sambil menatap Reno. “Aku tahu perusahaan milikmu itu tidak ikut mendaftar kompetisi tahun ini. Tetapi dengan aku bergabung di sana, aku bisa membawa nama Lumiere dan mewakilinya dalam ajang bergengsi itu.” Cora menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, berharap Reno tertarik dengan rencananya. “Mengapa kamu berpikir aku mau kamu mewakili perusahaanku? Siapa dirimu?” Lagi-lagi nada sarkas dan sindiran itu terdengar jelas dari ucapan Reno. Cora tidak memasukkannya ke hati. Ia tahu tidak mudah meyakinkan Reno. Akan tetapi ia tetap harus mencobanya. “Karena aku, akan memenangkan kompetisi itu untukmu dan membuat Lumiere dikenal banyak orang,” ucap Cora de
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 4 Indah

Jam setengah tujuh malam, Cora menunggu Reno di apartemen kecil milik Tiara. Sejak diusir oleh Eric, ia menumpang di aparteman studio temannya itu untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan tempat tinggal baru. Di depan cermin, Cora mematut dirinya dalam balutan gaun shimer berwarna broken white, yang membuat kulit bersihnya terlihat lebih cerah. Gaun itu adalah pemberian Reno yang diantar seseorang tadi sore. Cora tidak tahu persis mengapa Reno mempersiapkannya sedemikian rupa untuk makan malam ini. Ia menduga, Reno akan mengajaknya makan malam bersama koleganya. Itu mungkin alasan dia mengirimkannya gaun indah sebatas lutut itu. Tiba-tiba saja telepon genggam Cora bergetar, memberi notifikasi saat sebuah pesan masuk. “Aku dibawah.” Membaca pesan pendek itu, Cora bisa menebak jika pesan dari nomor tanpa identitas itu adalah Reno. Ia pun menjawab pendek. “Oke.” Setelah memastikan kembali penampilannya malam itu, Cora berjalan keluar apartemen dan turun untuk menemui pria itu.
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 5 Kesepakatan Baru

“Cora, ada apa?” tanya Reno dengan suara dipelankan. Ia heran melihat Cora bereaksi keras dan menatapnya dengan sangat gugup. Reno memberi isyarat pada pelayan restoran untuk menunggu, sementara ia menarik Cora, menepi di luar pintu restoran itu. “Reno, aku— sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ucap Cora dengan gugup. Cora tidak ingin menemui pria itu—Sofyan Nor Afrizal. “Kenapa?” tanya Reno dengan tatapan penuh selidik. Ia merasa heran mengapa Cora tiba-tiba saja berubah pikiran. Cora menggeleng. “Aku— tiba-tiba aku merasa tidak enak badan…” ujar Cora beralasan. Tanpa disadari, jari -jari tangan Cora bergerak meremas sisi gaunnya. Ia sangat gugup dan gelisah. Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Reno. “No, Cora. Kamu tidak bisa mundur sekarang!” seru Reno dengan nada memaksa. “Reno, kamu— kamu bisa meminta apa saja. Tetapi aku tidak bisa melakukan ini,” ucap Cora sambil menatap Reno dengan memohon. “Melakukan ini? Apa yang membuatmu begitu gelisah? Apakah ada seseorang
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 6 Calon Istri

“Reno, apa-apaan ini? Siapa dia?” Sofyan mengecilkan suaranya, namun nada bicaranya tidak luput dari rasa kesal dan geram. Pria berusia 55 tahun itu langsung mendatangi Reno dan Cora saat melihat keduanya. “Apa Papa tidak mengenalinya?” tanya Reno sambil merangkul Cora dengan mesra, menariknya lebih dekat. Sofyan menatap dengan sinis pada sosok perempuan muda disamping Reno. Ia memicingkan mata memperhatikan dengan seksama siapa gerangan orang yang disebut putranya itu. Menyimpulkan ucapan Reno, ia seharusnya mengenal perempuan yang sangat mesra dirangkul oleh putra semata wayangnya. Tapi, siapa dia? Ia tidak ingat, meskipun ia merasa pernah melihat wajahnya entah di mana. Cora menatap Sofyan sambil tersenyum kecil. Ia membiarkan orang tua Reno itu mengingat siapa dirinya. “Siapa dia?” Sofyan pasrah dan bertanya pada Reno. Reno dan Cora saling beradu pandang dan tersenyum. “Papa, Pak Refaldi, Ibu dan Laura…” ucap Reno sambil menatapa satu persatu orang-orang yang disebutnya. “D
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 7 Istri Yang Dibutuhkan

“Aku tidak yakin kalau kamu tulus mencintai Reno. Apa yang kamu inginkan kali ini? harta?” Sindir Sofyan, mengetahui ia tidak bisa mempengaruhi putranya. Ia menyerang Cora—sebagai pihak yang lebih lemah. “Jangan ganggu dia. Ini keputusan kami berdua. Dengan ataupun tanpa persetujuan Papa, aku akan menikahi Cora!” Reno menarik Cora ke dalam pelukannya sebagai gestur bahwa ia akan melindungi Cora dari siapa pun, termasuk Papanya sendiri. Sofyan menahan diri. Ia tidak bisa menentang Reno terang-terangan. Ia tidak boleh kehilangan putranya hanya gara-gara perempuan itu! Ia menghela nafas dan merubah ekspresi wajahnya. “Reno, Papa hanya memikirkan kamu. Masa depanmu,” ujar Sofyan dengan nada yang lebih lembut dan pelan. “Papa punya alasan untuk menentang hubungan kalian. Karena Papa tidak percaya dengannya,” ujar Sofyan sambil melirik Cora dengan matanya. “Papa tidak perlu khawatir, karena aku dan Cora yang akan menjalani!” sergah Reno, sambil diam-diam tersenyum melihat Papanya mulai
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 8 She Is Perfect

Cora menatap buku nikah di tangannya dengan tertegun. Ia sama sekali tidak menyangka menyetujui rencana Reno untuk menikah mendadak pagi itu. Semuanya begitu cepat terjadi. Tidak pernah terbayangkan dalam benak Cora untuk menikah secepat dan sebiasa itu. Tidak ada undangan ataupun keluarga yang menghadiri pernikahan mereka. Hanya dirinya, Reno, Heri dan Edwin, teman Reno yang baru pertama kali ditemuinya hari ini. “Cora…” Reno yang baru saja mengantarkan temannya pergi, sudah kembali berdiri di depannya. Di tangannya, dia memegang buku nikah yang sama dengannya. Di jari manis mereka tersemat cincin yang memiliki bentuk yang hampir sama. Hanya berbeda ukuran dan batu yang menghiasinya. Cincin yang berada di jari manis Cora memiliki sebuah batu berlian berwarna bening, dengan ukuran yang tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan yang ada di jari manis Reno memiliki ukuran lebih besar, namun yidak dihiasi oleh batu berharga satupun. Bukan hal mengherankan jika Reno bi
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 9 Bukan Siapa Siapa

Cora berjalan dengan santai di selasar gedung apartemen Tiara, setelah turun dari mobil Reno beberapa saat yang lalu. Ia tidak tergesa-gesa naik ke apartemen temannya itu. Ia memilih berjalan di selasar samping gedung apartemen yang lenggang. Cora ingin memeikirkan kembali apa yang akan ia lakukan dan telah ia lakukan sampai saat ini. Bersandiwara dan menikah dengan Reno adalah keputusan yang cukup berani diambilnya. Semua itu ia lakukan demi untuk menghalangi Eric dan Janet menikmati hasil jerih payahnya. Ia mungkin tidak bisa mengembalikan hak paten atas Adorable Glam atau pun harus membuat kembali setiap design perhiasan yang ada dalam laptopnya yang telah rusak. Akan tetapi, paling tidak ia bisa menghalangi mereka untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil karyanya! Ya, ia tidka akan membiarkan Eric dan Janet dengan mudahnya mempermainkannya, mengambil karyanya begitu saja! “Cora!” Cora menghentikan langkahnya mendengar suara yang familiar
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 10 Kamu Harus Membayarnya!

Meskipun Cora tidak tahu siapa orang tuanya, tetap saja, kalimat seperti itu tidak pantas diucapkan siapa pun! “Be-reng-sek kamu! Le-pas-kan!” serunya dengan nafas tersenggal menahan rasa sakit. “Kenapa? Tidak bisa menerima?” ledek Eric sambil menyentak pergelangan itu dengan kasar. Ia tertawa melihat begitu menderitanya Cora. Kedua matanya melotot memperlihatkan kepribadiannya aslinya yang bengis. “Aarrrrggghhh! Kurang ajar!” Eric berteriak. Ia melepaskan tangan kiri Cora karena gadis itu menggigitnya! Saat itu Cora tidak melihat jalan lain untuk melepaskan diri, sehingga begitu ada kesemoatan, digigitnya tangan Eric. Eric yang kesal semakin kuat mencengkram tangan kanan Cora “Le—paaasss!” Begitu sakitnya Cora merasa tidak lagi bertenaga. Ia hanya bisa menangis sambil berusaha menarik tangan Eric dengan tangannya yang bebas. “Aku akan melepaskanmu, asalkan kamu pergi dari kota ini!” ucap Eric sambil mengyeringai di depan wajah Cora. Tidak! Ia tidak mungkin pergi dari Fragr
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status