Share

Bab 5

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-02-25 15:03:56

Di lantai teratas gedung Renowed Innovation Corp. di kota Fragrant Harbour, Reno Afrizal sedang berdiskusi dengan beberapa orang tim tender project Goldenbrook Canal.

Heri dan anggota tim project sedang mengerjakan proposal di meja meeting yang ada di ruangan CEO itu, sementara Reno sedang duduk di kursi kerjanya, mengecek beberapa dokumen yang akan mereka lampirkan dalam pengajuan proposal tender tersebut.

Di salah satu sisi dinding, pesawat televisi sedang menyala dengan suara yang dikecilkan. Tampak di layar televisi itu berita ekonomi dari salah satu stasiun televisi di Fragrant Harbour, FH Tribune.

Reno sedang memperhatikan nama-nama beberapa perusahaan yang ikut serta dalam pengajuan tender Goldenbrook Canal, saat telinganya menangkap sebuah laporan berita dari seorang reporter.

“Selamat pagi, saya Mira Damanik melaporkan dari Fragrant Convention Centre—FCC untuk F-news. Pagi ini Aco’s Inc telah meluncurkan produk baru berupa satu seri kosmetik yang dinamakan Akinos make up set, yang diklaim akan menjadi tren terbaru tahun ini.”

Sebutan Aco’s Inc telah menarik perhatian Reno sehingga ia meletakkan dokumen yang ada di tangannya.

“Keraskan suara televisi!” perintahnya sambil menatap layar LCD besar itu.

Semua yang ada diruangan itu menoleh ke arahnya. Dan Heri yang pertama menyadari perintah itu, segera meraih remote televisi dan menaikkan volume suaranya.

Semua yang ada di sana terdiam dan ikut menatap ke arah layar, memperhatikan berita yang sedang disiarkan.

“Tidak hanya meluncurkan Akinos make up set, Eric Wijaya, selaku CEO dari grup perusahaan Wijaya Corp yang menaungi Aco’s Inc, juga mengumumkan bahwa Janeta Effendi akan menjadi brand ambassador terbaru Aco’s Inc tahun ini,”

Reno menatap tidak berkedip pada berita di layar kaca. Ia teringat apa yang dikatakan Cora padanya kemarin pagi.

“Besok, jam 10 pagi, Eric akan mengumumkan Janet sebagai new Brand Ambassador Aco’s Inc, untuk menaikkan harga sahamnya.”

Reno melirik jam tangannya, dan saat itu waktu menunjukkan pukul 10.30.

Apakah ini sebuah kebetulan? Pikir Reno sambil kembali melihat ke layar kaca. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan layar LCD itu.

“Berita ini memang sebuah kejutan, tetapi ini adalah sebuah kejutan yang menyenangkan. Sejalan dengan semakin berkembangnya Aco’s Inc, Nona Janeta akan menjadi Brand Ambassador produk kami tahun ini.” Eric Wijaya dengan ditemani Janeta Effendi, tampak berbicara di layar kaca.

Janeta Effendi adalah seorang model yang kembali naik daun beberapa bulan terakhir ini. Dan isu yang beredar, ia di sokong oleh keluarga Wijaya dan bahkan telah dianggap sebagai bagian keluarga tersebut. Sehingga tidak mengherankan jika Janeta diangkat menjadi Brand Ambassador salah satu anak perusahaan Grup Wijaya itu.

Akan tetapi yang membuat Reno mengernyitkan dahinya adalah saat ia teringat kembali ekspresi Cora kemarin.

Gadis itu begitu bersikukuh untuk mengajaknya bekerjasama menjatuhkan Grup perusahaan Wijaya. Sebenarnya ada hal apa yang terjadi antara Cora dan keluarga itu?

“Bos, apa ada yang aneh?” Heri mendekat dan bertanya padanya setengah berbisik.

Ia dan semua yang ada di ruangan itu merasa heran. Sebab—walaupun Wijaya Corp. bersaing dalam beberapa tender penting yang mereka ikuti, Aco’s Inc—anak perusahaan Wijaya Corp itu, tidak berhubungan dengan project yang sedang mereka kerjakan saat ini.

Reno berjalan kembali ke meja kerjanya diikuti Heri. Ia menulis sesuatu pada selembar kertas note kecil.

“Cari tahu apa yang terjadi sejak 7 tahun terakhir,” perintah Reno sambil menyodorkan kertas note tersebut kepada Heri.

Heri menerimanya dan membaca dalam hati apa yang tertulis di sana. “Cora Aleyna.”

Heri tertegun selama beberapa detik. Ia tidak mengenal nama itu. Siapa dia dan mengapa Bosnya tertarik ingin mengetahuinya?

“Ini—”

Reno mengangkat tangannya, menghentikan Heri bicara. Lalu dari gerakan matanya ia memberi isyarat untuk tidak lagi bertanya.

Heri mengangguk mengerti dan ia pun keluar dari ruangan itu, mengerjakan perintah Bosnya.

***

“Aah, bukan seperti itu. Sebenarnya aku dan Eric, kami berdua menganggap satu sama lain sebagai adik dan kakak. Tetapi, siapa sangka, Eric…”

Di layar kaca, Cora melihat Janet tersipu malu sembari melirik Eric yang duduk di sebelahnya, bagaikan sepasang kekasih.

Mereka berdua sedang diwawancarai oleh sebuah acara infotainment televisi, dan sialnya—Cora tidak sengaja melihatnya.

Cora menghela nafas dan mematikan siaran televisi itu. Sudah beberapa hari sejak Eric mengumumkan Janet sebagai Brand Ambassador produk kosmetik Aco’s Inc., gosip kedekatan hubungan mereka semakin menyebar dengan cepat.

Setiap kali ia melihat berita itu, Cora merasakan kembali penghinaan, ejekan dan tipu daya yang mereka lakukan padanya dan Anjani.

Ditengah usahanya untuk mencari pekerjaan, ia masih memikirkan cara untuk membalas Eric. Namun, apa yang bisa ia lakukan untuk membalas mereka?

Tanpa bantuan orang yang berpengaruh, akan sulit untuk bisa menjatuhkan Eric sendirian. Ia tidak punya kekuatan dan kekuasaan, sedangkan status Eric jauh lebih tinggi dan kuat darinya.

Dan mengenai Reno… Ah, Cora tidak yakin jika ia berhasil meyakinkan pria itu.

Sejak bertemu di Topaz Palate, ia belum pernah bertemu kembali dengan Reno. Dan sialnya lagi, ia lupa meninggalkan nomor telepon miliknya. Padahal ia tidak punya akses untuk menghubungi pria itu.

Cora merasa dirinya sangat bodoh melupakan hal sepenting itu!

Mendesah putus asa, Cora memutuskan untuk keluar mencari pekerjaan siang itu.

Mencari pekerjaan sebagai seorang designer perhiasan tidaklah mudah. Apalagi ia sudah lama tidak berkecimpung di dunia itu.

Sejak pindah ke Fragrant Harbour setahun yang lalu, ia langsung bekerja sebagai “perawat” Anjani, meskipun ia bukan seorang perawat medis. Tugasnya di rumah keluarga Wijaya hanya menemani dan menyiapkan kebutuhan wanita itu.

Itu sebabnya Cora sangat dekat dengan wanita yang merupakan kepala rumah tangga Wijaya itu, sampai Anjani berpulang beberapa minggu yang lalu.

Cora berhenti di depan sebuah bangunan estetik dengan tulisan House of Lidya.

Lidya adalah seorang perancang busana terkenal di Fragrant Harbour. Dan Cora berniat untuk mencari tahu jika mereka tertarik untuk meng-hirenya sebagai salah satu perancang perhiasan mereka.

“Selamat siang. Saya Cora, dan saya seorang perancang perhiasan. Apakah mungkin saya bertemu dengan Madam Lidya untuk menunjukkan sebagian rancangan saya?” Cora bertanya pada seorang karyawan front desk.

“Apa kamu sudah membuat janji?”

“Belum. Saya berharap Madam Lidya bisa menyempatkan sedikit saja waktu,” jawab Cora sambil menggelengkan kepala.

“Maaf, Madam sangat sibuk. Sebaiknya buat janji terlebih dahulu. Ini nomor telepon yang bisa kamu hubungi untuk membuat janji.” Karyawan front desk itu memberikan sebuah kartu nama.

Cora mengerti jika ia tidak bisa begitu saja menemui Lidya. Apalagi Lidya adalah seorang perancang busana terkenal. Ia mengambil kartu nama itu dan menyimpannya dalam dompetnya.

Setelah mengucapkan terima kasih, Cora hendak berbalik badan pergi. Namun, suara seseorang yang familiar menghentikannya.

“Lihat Tante, siapa ini?”

Janet! Cora mengenali suara itu.

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 1

    Be—berciuman?!Di ruangan itu, Cora yang tengah memegang segelas wine seketika bergetar. Di hadapannya, Eric dan seorang wanita yang wajahnya familiar tengah berciuman dengan begitu mesranya.“E—Eric! Apa yang kau laku…”“Ah, akhirnya jalang ini muncul juga!”Deg!Ucapan Janet yang kasar itu seketika membuat Cora meradang!“Apa maksudmu berkata begitu, dasar pelakor!”Baru saja Cora hendak mendekati Janet dengan amarah, Eric seketika menghalanginya.“Eric? Kenapa kamu melindungi dia!?”“Kenapa?” Eric menoleh ke arah Janet, lalu dengan santainya ia menarik Janet ke dalam pelukannya. “Tentu saja karena aku akan menikahi Janet.”Menikahi Janet? Apakah ini lelucon?“Tapi—kita bertunangan! Bagaimana mungkin kamu—melakukan ini?” sergah Cora tidak menerima begitu saja.“Kamu itu naif—atau bodoh?” cemooh Eric.“Bagaimana mungkin aku menikah denganmu, Cora?! Lihatlah dirimu…” Eric menunjuk Cora—penampilan Cora saat itu.“Bagaimana mungkin kamu membandingkan dirimu dengan Janet? Janet jauh lebi

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 2

    “Kurang ajar! Bagaimana mungkin mereka melakukan ini padamu? Dan Eric? Dasar laki-laki berengsek! Tidak berperasaan!” Tiara, sahabat Cora sangat geram saat Cora menceritakan apa yang terjadi.Cora menghela nafas dengan berat. Ia pun tidak menyangka, mereka yang terlihat baik di permukaan, ternyata memiliki pikiran dan rencana sepicik itu.Hatinya benar-benar sakit telah dikhianati, dimanfaatkan dan diperlakukan seperti sampah oleh Eric dan Janet! “Andai aku bisa membalas perbuatan mereka!” Cora tidak bisa begitu saja melupakan dan memaafkan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan?Melihat raut wajah Cora yang begitu sedih, Tiara ikut merasa sedih. Dipeluknya sahabatnya itu dengan erat. “Cora, lupakan saja laki-laki berengsek itu! Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik darinya!Ia lalu melepaskan pelukannya. “Dan Janet…semoga mereka berdua mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka!” “Aku harap begitu,” ucap Corasambil menarik nafas dalam. Ia menghapus airmatanya dan mengedar

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 3

    “Kamu yakin mau pergi menemui orang itu?” tanya Tiara sembari memegangi pelipisnya yang berdenyut.Cora yang baru saja selesai mandi dan sedang mengenakan pakaian menoleh ke arahnya. Ia mengangguk. “Kalau ada yang bisa menjatuhkan perusahaan Eric, itu adalah RI Corp. Hanya dia yang bisa membantuku,” jawab Cora sambil menatap penampilan dirinya di depan cermin.“Bagaimana kamu akan meyakinkan dia? Kamu bahkan tidak tahu seperti apa rupa orang itu, atau bagaimana sifatnya,” tanya Tiara lagi sambil ia beranjak dari ranjang. Cora menatap pantulan kedua matanya yang berbentuk foxy—memanjang dan terangkat di bagian luar.Identitas CEO itu sulit diketahui, sehingga untuk bisa menemuinya akan sulit jika tidak memiliki kontak langsung dengannya.Percakapan yang didengarnya semalam mungkin sebuah petunjuk untuknya. Petunjuk untuk bisa menemukan CEO misterius itu dan membuat penawaran yang mungkin akan membuat CEO itu tertarik untuk bekerjasama dengannya.Cora tersenyum pada Tiara melalui pa

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4

    Cora menatap tak percaya pada pria dihadapannya. Tubuhnya diam tak berkutik seakan raganya tidak berada di tempat itu.“Cora Aleyna… siapa sangka kita bertemu lagi,” ucap pria itu sambil tersenyum miring.Kemudian dia duduk dengan elegan, menyilangkan kaki dengan santai.Kedua tangannya berada di sandaran tangan, beristirahat dengan elegan, sementara pandangan matanya mengamati gadis yang berdiri di depannya. Cora tersadar dari lamunannya saat mendengar pria itu menyebut namanya. Ia mencoba berdiri dengan tegak, meskipun merasa kikuk. Tidak pernah terpikirkan dalam benak Cora bahwa ia akan bertemu kembali dengan Reno—pria itu. Dan yang membuatnya bertambah syok adalah bahwa pria yang pernah menjadi kekasihnya itu kemungkinan besar adalah CEO yang ia cari.Bagaimana mungkin?“Reno—apakah kamu—CEO RI Corp.?” Cora harus memastikannya.Reno mendengus dan tersenyum miring. “Apakah itu penting?” Walaupun bersikap sinis, Reno tidak membantahnya. Dan itu cukup untuk membuat Cora yakin Ren

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 5

    Di lantai teratas gedung Renowed Innovation Corp. di kota Fragrant Harbour, Reno Afrizal sedang berdiskusi dengan beberapa orang tim tender project Goldenbrook Canal. Heri dan anggota tim project sedang mengerjakan proposal di meja meeting yang ada di ruangan CEO itu, sementara Reno sedang duduk di kursi kerjanya, mengecek beberapa dokumen yang akan mereka lampirkan dalam pengajuan proposal tender tersebut. Di salah satu sisi dinding, pesawat televisi sedang menyala dengan suara yang dikecilkan. Tampak di layar televisi itu berita ekonomi dari salah satu stasiun televisi di Fragrant Harbour, FH Tribune. Reno sedang memperhatikan nama-nama beberapa perusahaan yang ikut serta dalam pengajuan tender Goldenbrook Canal, saat telinganya menangkap sebuah laporan berita dari seorang reporter. “Selamat pagi, saya Mira Damanik melaporkan dari Fragrant Convention Centre—FCC untuk F-news. Pagi ini Aco’s Inc telah meluncurkan produk baru berupa satu seri kosmetik yang dinamakan Akinos make up

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4

    Cora menatap tak percaya pada pria dihadapannya. Tubuhnya diam tak berkutik seakan raganya tidak berada di tempat itu.“Cora Aleyna… siapa sangka kita bertemu lagi,” ucap pria itu sambil tersenyum miring.Kemudian dia duduk dengan elegan, menyilangkan kaki dengan santai.Kedua tangannya berada di sandaran tangan, beristirahat dengan elegan, sementara pandangan matanya mengamati gadis yang berdiri di depannya. Cora tersadar dari lamunannya saat mendengar pria itu menyebut namanya. Ia mencoba berdiri dengan tegak, meskipun merasa kikuk. Tidak pernah terpikirkan dalam benak Cora bahwa ia akan bertemu kembali dengan Reno—pria itu. Dan yang membuatnya bertambah syok adalah bahwa pria yang pernah menjadi kekasihnya itu kemungkinan besar adalah CEO yang ia cari.Bagaimana mungkin?“Reno—apakah kamu—CEO RI Corp.?” Cora harus memastikannya.Reno mendengus dan tersenyum miring. “Apakah itu penting?” Walaupun bersikap sinis, Reno tidak membantahnya. Dan itu cukup untuk membuat Cora yakin Ren

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 3

    “Kamu yakin mau pergi menemui orang itu?” tanya Tiara sembari memegangi pelipisnya yang berdenyut.Cora yang baru saja selesai mandi dan sedang mengenakan pakaian menoleh ke arahnya. Ia mengangguk. “Kalau ada yang bisa menjatuhkan perusahaan Eric, itu adalah RI Corp. Hanya dia yang bisa membantuku,” jawab Cora sambil menatap penampilan dirinya di depan cermin.“Bagaimana kamu akan meyakinkan dia? Kamu bahkan tidak tahu seperti apa rupa orang itu, atau bagaimana sifatnya,” tanya Tiara lagi sambil ia beranjak dari ranjang. Cora menatap pantulan kedua matanya yang berbentuk foxy—memanjang dan terangkat di bagian luar.Identitas CEO itu sulit diketahui, sehingga untuk bisa menemuinya akan sulit jika tidak memiliki kontak langsung dengannya.Percakapan yang didengarnya semalam mungkin sebuah petunjuk untuknya. Petunjuk untuk bisa menemukan CEO misterius itu dan membuat penawaran yang mungkin akan membuat CEO itu tertarik untuk bekerjasama dengannya.Cora tersenyum pada Tiara melalui pa

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 2

    “Kurang ajar! Bagaimana mungkin mereka melakukan ini padamu? Dan Eric? Dasar laki-laki berengsek! Tidak berperasaan!” Tiara, sahabat Cora sangat geram saat Cora menceritakan apa yang terjadi.Cora menghela nafas dengan berat. Ia pun tidak menyangka, mereka yang terlihat baik di permukaan, ternyata memiliki pikiran dan rencana sepicik itu.Hatinya benar-benar sakit telah dikhianati, dimanfaatkan dan diperlakukan seperti sampah oleh Eric dan Janet! “Andai aku bisa membalas perbuatan mereka!” Cora tidak bisa begitu saja melupakan dan memaafkan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan?Melihat raut wajah Cora yang begitu sedih, Tiara ikut merasa sedih. Dipeluknya sahabatnya itu dengan erat. “Cora, lupakan saja laki-laki berengsek itu! Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik darinya!Ia lalu melepaskan pelukannya. “Dan Janet…semoga mereka berdua mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka!” “Aku harap begitu,” ucap Corasambil menarik nafas dalam. Ia menghapus airmatanya dan mengedar

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 1

    Be—berciuman?!Di ruangan itu, Cora yang tengah memegang segelas wine seketika bergetar. Di hadapannya, Eric dan seorang wanita yang wajahnya familiar tengah berciuman dengan begitu mesranya.“E—Eric! Apa yang kau laku…”“Ah, akhirnya jalang ini muncul juga!”Deg!Ucapan Janet yang kasar itu seketika membuat Cora meradang!“Apa maksudmu berkata begitu, dasar pelakor!”Baru saja Cora hendak mendekati Janet dengan amarah, Eric seketika menghalanginya.“Eric? Kenapa kamu melindungi dia!?”“Kenapa?” Eric menoleh ke arah Janet, lalu dengan santainya ia menarik Janet ke dalam pelukannya. “Tentu saja karena aku akan menikahi Janet.”Menikahi Janet? Apakah ini lelucon?“Tapi—kita bertunangan! Bagaimana mungkin kamu—melakukan ini?” sergah Cora tidak menerima begitu saja.“Kamu itu naif—atau bodoh?” cemooh Eric.“Bagaimana mungkin aku menikah denganmu, Cora?! Lihatlah dirimu…” Eric menunjuk Cora—penampilan Cora saat itu.“Bagaimana mungkin kamu membandingkan dirimu dengan Janet? Janet jauh lebi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status