Share

Bab 13 Masa Lalu

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-03-15 23:57:51
Reno tinggal di sebuah kawasan elite di mana orang-orang yang memiliki banyak uang membeli lahan atau properti untuk ditinggali ataupun untuk hanya sekedar berinvestasi.

Kawasan itu terlihat sangat tenang, jauh dari kebisingan dan keramaian jalan. Rumah-rumah dibangun berjauhan satu sama lainnya.

Akhirnya mobil mereka memasuki halaman sebuah rumah yang cukup besar.

“Kamu tinggal sendiri?” tanya Cora sambil menatap rumah bergaya yang terlihat modern dengan bentuk geometris yang beraturan dan indah. Tatapan matanya kagum melihat bentuk arsitektur indah rumah itu.

“Tidak,” jawab Reno pendek sambil ia memarkir mobil panjang berwarna hitam itu persis di depan rumah besar itu.

“Tunggu…” ucap Cora sambil membelalakkan mata. Tiba-tiba ia memikirkan sesuatu. “Kamu tidak tinggal bersama—Papamu ‘kan?”

Cora belum menanyakan hal ini sejak ia setuju untuk menikah dan tinggal bersama Reno. Dan ia pun baru mengetahui kemarin jika Reno—mantan pacarnya itu adalah CEO Renowed Innovation, sebuah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Misya Lively
Terima kasih kak:)
goodnovel comment avatar
Julita Megasari
seruuu ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 14 Kamar Berdua

    Cora berjalan di belakang Reno memasuki rumah besar itu. Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah modern itu, Cora merasakan aroma segar dan angin sejuk mengenai wajahnya. Sambil berjalan, ia memperhatikan bagian dalam interior rumah yang dipenuhi oleh berbagai macam perabot dan aksesoris modern, estetik dan juga canggih. Langit-langit yang tinggi, pencahayaan yang cukup dari dinding kaca, serta dinding dengan warna yang hangat dipadu padankan dengan batu alam di beberapa bagian dinding membuat rumah besar itu terkesan sangat mewah dan megah. Decak kagum keluar dari bibirnya tanpa disadarinya. Reno menoleh mendengar suara decakannya. Pria itu tersenyum miring dan berkata dengan nada menyindir, “Apa aku cukup baik untukmu sekarang, Cora Aleyna?” Cora terdiam dan menggigit bibirnya. Kata-kata itu pernah ia ucapkan pada Reno saat ia memutuskan pria itu 5 tahun yang lalu. Dan Reno kembali mengungkitnya. Ia tidak pernah menyangka jika keputusannya untuk meninggalkan pria itu mem

    Last Updated : 2025-03-16
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 15 Siapa Eric Wijaya?

    Reno menatap Cora menunggunya mengatakan sesuatu. Namun gadis itu tampak memendam sesuatu yang berat. “Cora, apa yang aku katakan mengenai kerjasama kita? Jika kamu mau aku sponsori, kamu harus jujur padaku,” ucap Reno, mendesak gadis itu untuk bercerita. Ia teringat apa yang dilihatnya beberapa saat yang lalu ketika mobilnya kembali melewati apartemen Tiara. Setelah mengantarkan Cora, ia sedianya hendak kembali ke kantor. Namun karena kemacetan lalu lintas di jalan yang dilaluinya, Heri memutuskan untuk melewati jalan lain yang kebetulan membuat mobil mereka berbalik arah melewati apartemen teman Cora itu. Saat itulah ia melihat Cora dan Eric yang terlihat sedang berargumen. Awalnya ia hanya ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan. Namun saat ia sampai di sana, ia justru melihat Eric sedang mencengkeram tangan Cora hingga gadis itu menangis. Reno bisa melihat wajah Cora yang pucat pasi dan bahkan tubuhnya merosot ke lantai karena tidak lagi mampu melawan dan menahan rasa sakit

    Last Updated : 2025-03-17
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 16 Anjani

    Reno tidak bergeming dan terus menatap Cora, menunggunya berbicara lebih banyak, membiarkan dia meluapkan apa yang dirasakannya. Ia merasa Cora begitu emosional, dan ia ingin mengetahui lebih jauh apa yang Cora rasakan dan apa yang dia alami. “Anjani seorang yang sangat baik. Dia tidak pernah sekalipun berbuat jahat padaku,” ucap Cora dengan nada yang lebih tenang sambil menatap Reno. Ia bukan membelanya, tetapi ia ingin Reno tahu alasan mengapa ia tidak akan mencurigai Anjani. “Dia memperlakukan aku dengan sangat—sangat baik,” ucap Cora dengan mata berkaca-kaca, mengenang wanita tua itu. “Dia—” ucapan Cora tersendat karena haru di hatinya. “—seperti ibu bagiku. Ibu—yang tidak pernah—kumiliki…” Dan airmata Cora menetes membasahi pipinya. Pembicaraan mengenai ibu—orang tua, selalu menjadi hal yang sensitif bagi seorang yatim piatu seperti Cora. Bahkan bagi Reno sekalipun. Reno berjalan mengambil sebuah saputangan dari dalam salah satu laci dan memberikannya pada Cora. Cora mene

    Last Updated : 2025-03-19
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 17 Suami Menyebalkan Atau Perhatian?

    Cora meraih tas yang berisi alat menggambarnya. Namun sedikit saja gerakan di pergelangan tangannya yang cedera membuatnya meringis kesakitan. Walaupun begitu, Cora tidak putus asa. Ia berusaha membuka tas itu dan mengeluarkan buku sketsa, serta alat menggambar lainnya dengan perlahan. Setelah berhasil membuka buku sketsa, Cora mencoba mengambil salah satu pensil yang kerap digunakannya untuk menggambar. Akan tetapi, setiap kali ia berusaha memegangnya, pensil itu selalu terlepas dari jarinya. “Aaahhh!” Cora merasa sangat kesal. Bahkan jarinya tidak bisa memegang sebuah pensil sekalipun! “Jangan memaksakan diri.” Tiba-tiba saja Reno sudah kembali dan berdiri di sampingnya. Cora menengadahkan wajahnya menatap Reno. Pria itu berdiri dengan memasukkan tangannya ke kantong celana, masih mengenakan pakaian yang sama yang dia kenakan tadi pagi. Hanya saja, kali ini jas hitam yang tadi pagi dia kenakan, saat ini tersampir di pundaknya, sehingga menutupi punggung dan bagian belakang t

    Last Updated : 2025-03-19
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 18 Faktor Kesengajaan?

    “Kalau tidak suka, kamu tinggal membuangnya dan minum ini.” Reno menaruh sebuah serbet kemudian menggeser segelas air putih dengan tangannya yang lain sementara ia masih memegangi sendok itu. Mengingat kegeramannya pada Eric serta keinginannya yang kuat untuk ikut berkompetisi, Cora menarik nafas dalam dan membuka mulutnya. Ikan itu masuk ke dalam mulutnya, dan ia mulai mengunyahnya. Awalnya, Cora sudah bersiap untuk melepehnya. Akan tetapi setelah ia mengunyahnya dan ikan itu masuk ke dalam tenggorokannya, ternyata rasanya tidak terlalu buruk. Bahkan kalau boleh dibilang, cukup enak. Tidak ada rasa amis dan tidak pula membuatnya mual. “Enak?” Ujung bibir Reno terangkat saat melihat ekspresi Cora yang berubah dari tegang menjadi rileks. “Tidak buruk…” jawabnya, kemudian ia membuka mulutnya untuk menerima suapan berikutnya. Cora menyantap suapan demi suapan yang Reno berikan untuknya dan menghabiskan. Setelah ia selesai makan, ia menemani Reno menyantap makan malam sembari menikm

    Last Updated : 2025-03-21
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 19 “Mau Apa”

    Reno meraih satu stel piyama dari rak pakaiannya sebelum ia berputar menghadap Cora. “Untuk apa? Kalau dia ingin menonton, bukankah lebih baik kita memberinya sebuah pertunjukkan?” jawab Reno dengan sebuah pertanyaan. Ia mengangkat satu alisnya dan memberi Cora sebuah senyuman penuh arti. Tunggu! Reno sengaja membiarkan mata-mata itu agar bisa memberikan informasi sesuai dengan yang ia inginkan? Seketika itu juga, Cora mengangkat alisnya dengan takjub. Setelah memikirkannya lagi, ia pikir apa yang Reno lakukan adalah ide yang sangat bagus, meski beresiko. Bagaimana jika ia dan Reno lupa bersandiwara sehingga mereka mengetahui jika ia dan Reno hanya berpura-pura saja? Melihat Cora yang tengah memikirkan ucapannya, Reno tersenyum miring, lalu berjalan keluar. Cora yang tersadar dengan kepergian Reno, segera mengikutinya keluar dari closet itu “Paling tidak, bisakah kamu beritahu aku siapa orangnya?” Cora mensejajari langkah Reno dan memegangi lengan pria itu. Ia benar-benar ing

    Last Updated : 2025-03-21
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 20 Malam Pengantin

    “T-tapi, tapi kita di kamar. Me-mereka tidak bisa melihat kita,” Cora berusaha menolak apa pun rencana Reno. Cora curiga, jangan-jangan Reno jmhanaya memanfaatkan situasi mereka untuk keuntungan pribadinya! “Tepat sekali!” jawab Reno sambil menatap Cora dengan senyuman miring. Diangkatnya dagu Cora hingga kedua mata mereka saling menatap. “Itu sebabnya, kita perlu memberi mereka pertunjukan.” “T-tapi ini tidak perlu, Reno!” Kedua mata foxy Cora membelalak, membuat tampilannya menjadi menggemaskan. “Kamu lupa kalau kita baru menikah? Itu artinya, ini adalah malam—pengantin kita, Cora…” ucap Reno sambil tersenyum menyeringai. Cora menggeleng dengannya panik. “Tidak, k-kita tidak bisa me-melakukannya! I-ini bukan ke-sepakatan kita…” Reno masih saja menatapnya, bahkan lengkungan bibirnya semakin lebar terangkat ke atas. “S-serius Reno, kita tidak p-perlu melakukannya!” Cora mencoba meyakinkan Reno. Pada saat itu, talapak tangannya sudah basah oleh keringat dingin yang ia tasakan

    Last Updated : 2025-03-23
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 21 Uang Dan Kemewahan

    “Apa kamu bilang? Mereka menikah?” Sofyan yang sedang duduk di sebuah pub beranjak berdiri dan berjalan ke tempat sepi Ia baru mendengar kabar pernikahan Reno dan Cora dari seorang mata-mata yang ia kirim di rumah Reno. “Benar, Pak. Pak Reno sendiri yang memperkenalkan Nyonya Cora sebagai—” “Nyonya! Nyonya! Dia bukan Nyonya! Dia itu hanya anak yatim piatu miskin! Tidak perlu memanggil dia Nyonya!” sergah Sofyan yang kesal mendengar mata-matanya itu justru memanggil Cora dengan rasa hormat. Sofyan merasa Cora yang bukan siapa-siapa, tidak pantas menikah dengan anaknya yang notabene adalah seorang pengusaha sukses dan keturunan keluarga terpandang. Menurutnya, Reno hanya boleh menikah dengan perempuan pilihannya. Perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan bisa menguntungkan bagi dirinya dan masa depan Reno! “Dengar baik-baik. Mereka itu hanya berpura-pura saja menikah!” Sofyan tetap tidak percaya jika Reno dan Cora menikah. Pasalnya, Reno begitu sakit hati saat Cora memutuska

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 37 Silver Spoon

    “Re-reno, apa maksudmu aku tidak membayarnya dengan uang? Lalu—aku harus bayar dengan apa?” tanya Cora sekali lagi.Kesepakatan apa lagi yang Reno inginkan darinya untuk laptop ini?“Menurutmu? Dengan apa lagi kamu—bisa membayarnya selain dengan uang? Kamu bisa mengira-ngira berapa harga laptop ini kan?” tanya Reno dengan mengerling, menyiratkan berbagai hal yang ada di benak Reno, yang tidak bisa Cora pastikan.Reno tersenyum miring, lalu bergerak mundur, kembali duduk bersandar. Ia meraih telepon genggamnya saat ada notifikasi pesan masuk.Kening Cora berkerut memikirkan ucapan Reno. Ia memprediksi harga laptop baru dengan spec seperti itu pastilah di atas 40 juta. Dan Reno tidak ingin ia membayarnya dengan uang. Lantas dengan apa ia membayar laptop itu?50 juta… apa yang ia miliki bisa setara 50 juta…Cora melihat tangannya. Hanya ada jam tangan berharga 2-3 juta saja dipergelangannya.Lalu, cincin kawin dari Reno. Tidak mungkin ia membayarnya dengan cincin itu, meski ia memprediks

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 36 Bayar

    “Reno, laptop ini darimu?” tanya Cora begitu mobil mulai berjalan. Ia mengangkat tas laptop yang ada di tangannya ke hadapan mereka.Reno yang duduk santai di samping Cora, mengangkat satu alisnya.“Apa mereka bilang itu dari aku?” tanyanya balik.Cora berdecak. Apa sulitnya mengakui iya atau tidak?“Haruskah mereka mengatakan ini dari kamu?” Cora ikut balik bertanya.“Seharusnya tidak, tapi kalau mereka bilang begitu… apa bedanya? Lumiere milikku juga, dan laptop itu dibeli oleh Lumiere,” jawab Reno. Ia terlihat datar dan acuh, namun yang sebenarnya ia menahan senyumnya melihat ekspresi wajah Cora.Tentu ia yang menyuruh Eva menyiapkan laptop itu untuk Cora. Cora membutuhkannya untuk menggambar disain miliknya.Reno kembali menatap layar telepon genggamnya mengira percakapan mereka selesai. Ia lanjut menonton live streaming berita ekonomi dan bisnis.“Reno Afrizal!” panggil Cora dengan suara yang terdengar lantang. Reno menoleh, bersiap memberi Cora tatapan kesal dan protesnya. Namu

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 35 Kantor Baru

    Sambil berjalan, Cora menatap bangunan gedung Limiere yang memiliki dua lantai. Gedung itu tidak terlalu besar.Bagian bawah bangunan adalah showroom yang menjual perhiasan yang dibuat oleh Lumiere. Dan dilantai atas adalah bagian kantornya di mana semua proses perencanaan, perancangan dan pemasaran setiap perhiasan dibuat di sana. Mereka melewati bagian showroom, dan menaiki lift untuk sampai ke lantai dua, kemudian menuju kantor General Manager.Di depan kantor itu, seorang perempuan berusia tiga puluhan tahun datang menyambut mereka. “Selamat siang, Pak Reno, apa kabar?”“Baik, Eva. Apa sudah siap semua yang saya minta?” tanya Reno sambil menjabat tangan Eva Lisbeth—GM Lumiere yang diangkatnya setahun yang lalu saat ia mendirikan perusahaan itu.“Sudah Pak, sebaiknya kita bicara di dalam saja.” Eva mempersilahkan mereka masuk.“Eva, Ini Cora, seperti yang sudah saya bicarakan sebelumnya, dia akan mewakili Lumiere dalam IJD tahun ini,” ujar Reno, kemudian ia beralih pada Cora. “

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 34 Lebih Cantik

    “Reno, apa temanmu mengatakan sesuatu?” Cora kembali bertanya dengan tidak sabar, “Dia butuh lebih banyak waktu untuk mengeceknya. Laptopmu itu rusak parah, Cora. Tidak bisa dengan cepat diperbaiki,” jawab Reno akhirnya.Dilihatnya Cora kecewa dengan jawabannya. Ia pun merubah posisi duduknya mengarah pada gadis itu. “Bukankah aku sudah bilang untuk tidak terlalu berharap?”Cora terdiam. Ia memang sangat berharap kenalan Reno itu bisa memperbaikinya. Ia masih tidak rela Eric dan Janet menipunya dan bahkan mengklaim sesuatu yang adalah miliknya.Walaupun Reno sudah mengatakan untuk tidak terlalu berharap, tetap saja harapan itu masih ada.“Cora, lebih baik saat ini kamu fokus pada Passionate Love. Kalau kamu ingin mengalahkan mereka dalam kompetisi ini, kamu harus fokus pada yang ingin kamu capai.”“Dan lagi, kamu bisa membuat rancangan baru yang lebih bagus dari yang pernah kamu miliki di laptop itu. Kamu harus ingat Cora, imajinasi itu—”“Tidak berbatas…” sambung Cora seperti sebua

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 33 Kelopak Mawar

    “Apa ini?” tanya Cora sambil menatap kotak itu. Dari wujud kotak itu, Cora menduga apa yang ada di dalamnya. Namun ia tetap bertanya karena tidak yakin dengan maksud Reno menunjukkan kotak dan apa pun yang ada di dalamnya kepadanya.Reno membuka kotak itu dan Cora melihat sebuah kalung di dalamnya.“Pakailah…” ucap Reno sambil menyodorkan kalung itu.“Ini kalung siapa?” tanya Cora sambil meraih kaling itu dan memperhatikan desain dan ukuran yang terdapat di bandulannya. Kalung emas itu memiliki bentuk yang sederhana dengan sebuah bandulan sebesar uang logam yang berbentuk ukiran kelopak mawar. Jika dikenakan, kalung itu akan memberi kesan klasik dan modelnya timeless, tidak lekang oleh waktu.Melihat kalung itu, Cora bisa mengetahui bahwa kalung itu bukan dibuat di masa kini. Kalung itu merupakan sebuah kalung yang berusia paling tidak 30 tahun ke belakang.“Sudah, pakai saja.”Cora menggeleng dan mengembalikan kalung itu kepada Reno. “Aku tidak bisa memakainya.” Cora menolaknya. M

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 32 Istri Sassy

    Telepon genggam itu terus bergetar sehingga membuat Cora mendekatinya. “Kenapa tidak diangkat?” Reno melirik gadis itu sebelum ia mengangkatnya. “Ya Pah?” Cora langsung mengetahui dari siapa panggilan telepon itu. Ia hendak bergerak menjauh untuk memberi Reno privacy berbincang dengan Papanya. Namun, Reno menahan tangannya dan memberinya tatapan isyarat untuk tetap di sana. “Reno, apa yang kamu lakukan pada Laura? Dan Perempuan itu, apa yang dia lakukan di kantormu?” Terdengan nada protes dari suara Sofyan. “Tidak ada,” jawab Reno pendek. Lalu ia lanjut berkata, “Dan “perempuan itu” adalah istri Reno, Pah,” ujarnya sembari melirik Cora. Cora mengangkat alisnya merasa namanya disebut dan diperbincangkan. Dia menyandarkan panggulnya di tepi meja kerja Reno, mendengarkan lebih lanjut. “Humpphh! Papa tidak akan mengakuinya! Tidak mungkin kalian benar-benar menikah!” ucapnya tidak mau mengakui walaupun laporan mata-mata di rumah Reno mendukung pernyataan Reno. “Terserah Papa. Per

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 31 Stuck Bersamamu

    Setelah selesai menyantap makan siang mereka. Cora duduk di sofa di kantor Reno, sementara pria itu masih melakukan beberapa pekerjaan kantornya. Reno melarangnya langsung pulang dan menyuruhnya menunggu. Dia bilang ingin mengajak Cora pergi ke suatu tempat sebagai ucapan terima kasihnya atas hadiah ulang tahun yang Cora siapkan untuknya. Cora melirik Reno yang masih sibuk di meja kerjanya. “Boleh aku menyetel televisi?” tanya Cora sambil melirik layar televisi besar di salah satu sisi dinding. “Yah, boleh. Remotenya ada di meja itu,” jawab Reno sambil mengangkat wajahnya sesaat dari berkas yang sedang ia periksa sebelum kembali menurunkannya. Cora menyalakan televisi dan menurunkan volumenya. Walaupun ia bosan, tetapi ia tidak ingin mengganggu Reno bekerja. Ia memencet tombol program untuk mencari program acara yang menarik untuk di tonton, dan saat ia sampai di program berita, jarinya berhenti memencet tombol. Berita di televisi itu sedang menyiarkan mengenai kasus yang seda

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 30 Sentimentil

    “Ini…” Tatapan mata Reno tertuju pada hidangan yang mempunyai nilai sentimentil baginya. Dia sudah mencari hidangan itu ke beberapa tempat, tetapi tidak ada yang menyamai rasa yang diingatnya. Dan aroma ini… aromanya tampak familiar di hidungnya. Reno mengangkat kotak makan itu dan ia menghirup wanginya. Mirip! “Kamu—yang membuatnya?” tanya Reno m. Ia menoleh dengan tatapan mata yang tidak lagi memancarkan pribadi yang keras dan dingin. “Mmm… Rina membantuku mengolahnya,” jawab Cora, mengulang kembali apa yang ia katakan tadi. Ia tersenyum melihat ekspresi wajah Reno. Ia seperti bisa merasakan haru yang dirasakan Reno saat ini. Namun Cora membuang rasa itu jauh-jauh. Ia harus bisa menyemangati Reno! Bagaimana ia akan menyemangatinya kalau ia ikut bersikap melow? “Biar aku ambilkan,” ucap Cora sambil mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan ayam cabai hijau serta tumisan sayur yang ia buat. “Ini, cobalah. Aku harap—kamu menyukainya…” ucap Cora sambil meletakkan pirin

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 29 Istri Penuh Kejutan

    Tidak mungkin jam tangan ini palsu! Apa yang perempuan kampungan ini ketahui sampai berani mengatakan jam tangan ini palsu?! Laura begitu geram. Berani-beraninya Cora, perempuan rendahan ini mengatakan jam pemberiannya palsu. Padahal ia membeli jam tangan ini dengan harga yang sangat mahal! Cora dengan polosnya menjawab, “Tapi itu benar.. Perhatikan dengan seksama. Logo crown yang ada di sini, terlihat sedikit miring, tidak tepat ditengah.” Cora menunjukkan letak logo crown di bagian atas jam itu yang menggantikan angka 12. Laura dan juga Reno ikut memperhatikan. Wajah Laura seketika memerah, karena apa yang dikatakan Cora ternyata benar. Logo crown itu memang sediki miring. “Mungkin—mungkin, orang yang membuatnya sedang tidak—fokus!” Laura langsung beralasan. Reno mengulum senyum berusaha untuk tidak tertawa. Cora menggeleng menanggapi Laura. “Itu tidak mungkin. Sekelas jam Rolex sangat memperhatikan detil, tidak mungkin melakukan kesalahan seperti ini,” ujarnya menyan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status