Share

Bab 3

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-02-25 15:03:06

“Kamu yakin mau pergi menemui orang itu?” tanya Tiara sembari memegangi pelipisnya yang berdenyut.

Cora yang baru saja selesai mandi dan sedang mengenakan pakaian menoleh ke arahnya. Ia mengangguk.

“Kalau ada yang bisa menjatuhkan perusahaan Eric, itu adalah RI Corp. Hanya dia yang bisa membantuku,” jawab Cora sambil menatap penampilan dirinya di depan cermin.

“Bagaimana kamu akan meyakinkan dia? Kamu bahkan tidak tahu seperti apa rupa orang itu, atau bagaimana sifatnya,” tanya Tiara lagi sambil ia beranjak dari ranjang.

Cora menatap pantulan kedua matanya yang berbentuk foxy—memanjang dan terangkat di bagian luar.

Identitas CEO itu sulit diketahui, sehingga untuk bisa menemuinya akan sulit jika tidak memiliki kontak langsung dengannya.

Percakapan yang didengarnya semalam mungkin sebuah petunjuk untuknya. Petunjuk untuk bisa menemukan CEO misterius itu dan membuat penawaran yang mungkin akan membuat CEO itu tertarik untuk bekerjasama dengannya.

Cora tersenyum pada Tiara melalui pantulan cermin. “Aku punya beberapa ide. Kita lihat saja nanti.”

Pagi itu, dengan mengenakan satu stel pakaian wanita karir—rok dan blazer hitam dengan strip tipis berwarna abu—yang ia pinjam dari Tiara, Cora menaiki taksi menuju Hotel Topaz.

Akan tetapi, kemacetan lalu lintas pagi itu membuatnya sedikit terlambat.

Dengan bergegas, ia masuk ke dalam hotel, berharap pria itu masih ada di sana.

Hotel Topaz memiliki dua buah restoran. Yang pertama adalah Avenue Topaz yang terletak di lantai dasar—dan pagi itu dipenuhi oleh penghuni hotel yang sedang menikmati sarapan pagi mereka.

Dan yang kedua adalah Topaz Palate yang terletak di lantai 10 hotel itu. Restoran itu lebih eksklusif dan tidak terlalu ramai, sehingga kerap digunakan untuk menjamu pertemuan bisnis.

Cora menaiki lantai 10 menuju Topaz Palate.

Cora merasa sedikit gugup meskipun ia sudah pernah ke restoran itu sebelumnya, sewaktu ia menemani Anjani pergi menemui koleganya. Ritme jantung Cora berdetak lebih cepat saat ia berjalan mendekati restoran itu.

Seperti dugaannya, di dalam restoran tidak terdapat banyak pengunjung. Hanya ada beberapa orang pebisnis yang duduk di sana.

Cora memperhatikan mereka satu persatu, mencari diantara mereka yang memiliki figur mirip “CEO” yang ia lihat tadi malam.

Beberapa meja dari tempatnya berdiri, duduk seorang pria dan seorang wanita. Meski mereka berpakaian kerja rapi, namun gestur mereka tampak seperti sepasang kekasih. Cora memastikan pria itu bukan orang yang ia cari.

Lalu di sebelah kanannya, tampak dua orang laki-laki, tetapi mereka berdua terlihat berusia lebih tua dari pria yang ia lihat semalam.

Beralih ke sebelah kiri, duduk dua orang laki-laki. Usia mereka nampak sesuai. Akan tetapi melihat gestur tubuhnya, Cora ragu jika salah satu dari mereka yang ia cari.

“Selamat pagi, selamat datang di Topaz Palate. Nama saya Ana. Ada yang saya bisa bantu?” Seorang pelayan restoran datang menghampiri Cora.

Cora berusaha bersikap wajar dan tersenyum padanya. Namun begitu, ujung matanya masih sibuk mencari sosok lain di restoran itu.

“Ya… saya—” tepat saat Cora hendak menjawab, ia melihat figur yang mirip sekali dengan pria yang ia lihat semalam, berperawakan tinggi dan tegap.

Dia duduk di teras luar restoran bersama seorang pria paruh baya dan seorang pria muda. Mereka tampak tengah terlibat dalam sebuah percakapan serius.

Sayangnya, Cora tidak dapat melihat wajah pria itu, karena dia duduk membelakanginya.

Dan apakah dia CEO RI Corp? Cora tidak yakin. Hanya satu cara untuk memastikannya, yaitu dengan berbicara dengan pria itu!

“Nona, apa anda sedang menunggu seseorang? Ada berapa orang? Saya bisa carikan meja yang cocok untuk Nona dan teman Nona.” Tawaran pelayan restoran membuyarkan pikiran Cora.

“Saya— hanya sendiri saja. Bisa saya duduk di sebelah sana? Pemandangannya terlihat indah dari sana,” ujar Cora beralasan sambil menunjuk meja yang berhadapan dengan pria yang diincarnya itu.

Selain agar ia bisa melihat wajah pria itu, ia pun ingin memastikan kesempatannya tidak terbuang percuma.

“Dari meja itu memang bisa melihat keluar, tetapi kalau Nona ingin melihat pemandangan yang lebih bagus, mari ikuti saya…” dengan ramah pelayan restoran mempersilahkan Cora untuk mengikutinya.

“Tu—tunggu, saya tidak masalah—” Cora berusaha menghentikannya, namun pelayan itu terus berjalan, begitu antusias menunjukkan meja terbaik di restoran itu.

Dan Cora terpaksa mengikutinya.

“Nah, disini pemandangannya sangat bagus, Nona. Silahkan duduk,” ujar pelayan sambil menarik kursi untuknya.

Meja yang dipilihkan pelayan itu memang memiliki pemandangan kota yang sangat bagus. Dan meski letaknya tidak jauh dari meja pria itu—hanya berjarak dua meja, namun lagi-lagi Cora tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu.

“Nona mau pesan apa?” tanya pelayan itu sambil memberikan buku menu padanya.

Cora melihat buku menu dan memesan secangkir kopi dengan sepiring roti bakar.

Selama duduk menunggu, Cora berusaha mencuri dengar percakapan CEO itu dan rekan bisnisnya.

“…Saya rasa selama kita berdua mengikuti kesepakatan, tidak akan ada masalah, Pak Adrian.” Pria tinggi tegap itu berbicara.

Nama klien pria itu cocok dengan yang disebut Heri. Berarti pria itu memang orang yang sama dengan semalam.

“Tentu saja. Kami tidak akan menyalahi kesepakatan kerjasama kita!” jawab Adrian, kolega pria itu.

“Kalau tidak ada yang lain, Heri akan mengurus segala sesuatunya.”

Cora menajamkan pendengarannya dan mengerutkan kening. Ia merasa aneh.

Semakin ia mendengarkan suara pria itu, semakin ia merasa familiar dengannya. Tetapi, di mana ia pernah mendengar suara pria itu?

Cora masih memikirkan hal itu ketika ketiga orang itu beranjak berdiri dan bersalaman.

Ia langsung tersadar dan bergegas memperhatikan gerak-gerik pria itu dari ujung matanya. Apakah dia ikut pergi?

Untung saja, setelah kedua orang koleganya pergi, pria itu tetap di tempatnya.

Cora tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan cepat ia berjalan menuju meja pria itu.

“Selamat pagi, Pak. Nama saya Cora. Bapak memang belum mengenal saya, tetapi saya punya penawaran untuk Bapak, dan saya yakin—” mulut Cora terhenti di tengah-tengah. Kedua matanya membelalak saat melihat wajah CEO itu.

“K-kamu?”

Tidak mungkin! Cora benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya!

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4

    Cora menatap tak percaya pada pria dihadapannya. Tubuhnya diam tak berkutik seakan raganya tidak berada di tempat itu.“Cora Aleyna… siapa sangka kita bertemu lagi,” ucap pria itu sambil tersenyum miring.Kemudian dia duduk dengan elegan, menyilangkan kaki dengan santai.Kedua tangannya berada di sandaran tangan, beristirahat dengan elegan, sementara pandangan matanya mengamati gadis yang berdiri di depannya. Cora tersadar dari lamunannya saat mendengar pria itu menyebut namanya. Ia mencoba berdiri dengan tegak, meskipun merasa kikuk. Tidak pernah terpikirkan dalam benak Cora bahwa ia akan bertemu kembali dengan Reno—pria itu. Dan yang membuatnya bertambah syok adalah bahwa pria yang pernah menjadi kekasihnya itu kemungkinan besar adalah CEO yang ia cari.Bagaimana mungkin?“Reno—apakah kamu—CEO RI Corp.?” Cora harus memastikannya.Reno mendengus dan tersenyum miring. “Apakah itu penting?” Walaupun bersikap sinis, Reno tidak membantahnya. Dan itu cukup untuk membuat Cora yakin Ren

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 5

    Di lantai teratas gedung Renowed Innovation Corp. di kota Fragrant Harbour, Reno Afrizal sedang berdiskusi dengan beberapa orang tim tender project Goldenbrook Canal. Heri dan anggota tim project sedang mengerjakan proposal di meja meeting yang ada di ruangan CEO itu, sementara Reno sedang duduk di kursi kerjanya, mengecek beberapa dokumen yang akan mereka lampirkan dalam pengajuan proposal tender tersebut. Di salah satu sisi dinding, pesawat televisi sedang menyala dengan suara yang dikecilkan. Tampak di layar televisi itu berita ekonomi dari salah satu stasiun televisi di Fragrant Harbour, FH Tribune. Reno sedang memperhatikan nama-nama beberapa perusahaan yang ikut serta dalam pengajuan tender Goldenbrook Canal, saat telinganya menangkap sebuah laporan berita dari seorang reporter. “Selamat pagi, saya Mira Damanik melaporkan dari Fragrant Convention Centre—FCC untuk F-news. Pagi ini Aco’s Inc telah meluncurkan produk baru berupa satu seri kosmetik yang dinamakan Akinos make up

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 1

    Be—berciuman?!Di ruangan itu, Cora yang tengah memegang segelas wine seketika bergetar. Di hadapannya, Eric dan seorang wanita yang wajahnya familiar tengah berciuman dengan begitu mesranya.“E—Eric! Apa yang kau laku…”“Ah, akhirnya jalang ini muncul juga!”Deg!Ucapan Janet yang kasar itu seketika membuat Cora meradang!“Apa maksudmu berkata begitu, dasar pelakor!”Baru saja Cora hendak mendekati Janet dengan amarah, Eric seketika menghalanginya.“Eric? Kenapa kamu melindungi dia!?”“Kenapa?” Eric menoleh ke arah Janet, lalu dengan santainya ia menarik Janet ke dalam pelukannya. “Tentu saja karena aku akan menikahi Janet.”Menikahi Janet? Apakah ini lelucon?“Tapi—kita bertunangan! Bagaimana mungkin kamu—melakukan ini?” sergah Cora tidak menerima begitu saja.“Kamu itu naif—atau bodoh?” cemooh Eric.“Bagaimana mungkin aku menikah denganmu, Cora?! Lihatlah dirimu…” Eric menunjuk Cora—penampilan Cora saat itu.“Bagaimana mungkin kamu membandingkan dirimu dengan Janet? Janet jauh lebi

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 2

    “Kurang ajar! Bagaimana mungkin mereka melakukan ini padamu? Dan Eric? Dasar laki-laki berengsek! Tidak berperasaan!” Tiara, sahabat Cora sangat geram saat Cora menceritakan apa yang terjadi.Cora menghela nafas dengan berat. Ia pun tidak menyangka, mereka yang terlihat baik di permukaan, ternyata memiliki pikiran dan rencana sepicik itu.Hatinya benar-benar sakit telah dikhianati, dimanfaatkan dan diperlakukan seperti sampah oleh Eric dan Janet! “Andai aku bisa membalas perbuatan mereka!” Cora tidak bisa begitu saja melupakan dan memaafkan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan?Melihat raut wajah Cora yang begitu sedih, Tiara ikut merasa sedih. Dipeluknya sahabatnya itu dengan erat. “Cora, lupakan saja laki-laki berengsek itu! Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik darinya!Ia lalu melepaskan pelukannya. “Dan Janet…semoga mereka berdua mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka!” “Aku harap begitu,” ucap Corasambil menarik nafas dalam. Ia menghapus airmatanya dan mengedar

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 5

    Di lantai teratas gedung Renowed Innovation Corp. di kota Fragrant Harbour, Reno Afrizal sedang berdiskusi dengan beberapa orang tim tender project Goldenbrook Canal. Heri dan anggota tim project sedang mengerjakan proposal di meja meeting yang ada di ruangan CEO itu, sementara Reno sedang duduk di kursi kerjanya, mengecek beberapa dokumen yang akan mereka lampirkan dalam pengajuan proposal tender tersebut. Di salah satu sisi dinding, pesawat televisi sedang menyala dengan suara yang dikecilkan. Tampak di layar televisi itu berita ekonomi dari salah satu stasiun televisi di Fragrant Harbour, FH Tribune. Reno sedang memperhatikan nama-nama beberapa perusahaan yang ikut serta dalam pengajuan tender Goldenbrook Canal, saat telinganya menangkap sebuah laporan berita dari seorang reporter. “Selamat pagi, saya Mira Damanik melaporkan dari Fragrant Convention Centre—FCC untuk F-news. Pagi ini Aco’s Inc telah meluncurkan produk baru berupa satu seri kosmetik yang dinamakan Akinos make up

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4

    Cora menatap tak percaya pada pria dihadapannya. Tubuhnya diam tak berkutik seakan raganya tidak berada di tempat itu.“Cora Aleyna… siapa sangka kita bertemu lagi,” ucap pria itu sambil tersenyum miring.Kemudian dia duduk dengan elegan, menyilangkan kaki dengan santai.Kedua tangannya berada di sandaran tangan, beristirahat dengan elegan, sementara pandangan matanya mengamati gadis yang berdiri di depannya. Cora tersadar dari lamunannya saat mendengar pria itu menyebut namanya. Ia mencoba berdiri dengan tegak, meskipun merasa kikuk. Tidak pernah terpikirkan dalam benak Cora bahwa ia akan bertemu kembali dengan Reno—pria itu. Dan yang membuatnya bertambah syok adalah bahwa pria yang pernah menjadi kekasihnya itu kemungkinan besar adalah CEO yang ia cari.Bagaimana mungkin?“Reno—apakah kamu—CEO RI Corp.?” Cora harus memastikannya.Reno mendengus dan tersenyum miring. “Apakah itu penting?” Walaupun bersikap sinis, Reno tidak membantahnya. Dan itu cukup untuk membuat Cora yakin Ren

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 3

    “Kamu yakin mau pergi menemui orang itu?” tanya Tiara sembari memegangi pelipisnya yang berdenyut.Cora yang baru saja selesai mandi dan sedang mengenakan pakaian menoleh ke arahnya. Ia mengangguk. “Kalau ada yang bisa menjatuhkan perusahaan Eric, itu adalah RI Corp. Hanya dia yang bisa membantuku,” jawab Cora sambil menatap penampilan dirinya di depan cermin.“Bagaimana kamu akan meyakinkan dia? Kamu bahkan tidak tahu seperti apa rupa orang itu, atau bagaimana sifatnya,” tanya Tiara lagi sambil ia beranjak dari ranjang. Cora menatap pantulan kedua matanya yang berbentuk foxy—memanjang dan terangkat di bagian luar.Identitas CEO itu sulit diketahui, sehingga untuk bisa menemuinya akan sulit jika tidak memiliki kontak langsung dengannya.Percakapan yang didengarnya semalam mungkin sebuah petunjuk untuknya. Petunjuk untuk bisa menemukan CEO misterius itu dan membuat penawaran yang mungkin akan membuat CEO itu tertarik untuk bekerjasama dengannya.Cora tersenyum pada Tiara melalui pa

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 2

    “Kurang ajar! Bagaimana mungkin mereka melakukan ini padamu? Dan Eric? Dasar laki-laki berengsek! Tidak berperasaan!” Tiara, sahabat Cora sangat geram saat Cora menceritakan apa yang terjadi.Cora menghela nafas dengan berat. Ia pun tidak menyangka, mereka yang terlihat baik di permukaan, ternyata memiliki pikiran dan rencana sepicik itu.Hatinya benar-benar sakit telah dikhianati, dimanfaatkan dan diperlakukan seperti sampah oleh Eric dan Janet! “Andai aku bisa membalas perbuatan mereka!” Cora tidak bisa begitu saja melupakan dan memaafkan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan?Melihat raut wajah Cora yang begitu sedih, Tiara ikut merasa sedih. Dipeluknya sahabatnya itu dengan erat. “Cora, lupakan saja laki-laki berengsek itu! Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik darinya!Ia lalu melepaskan pelukannya. “Dan Janet…semoga mereka berdua mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka!” “Aku harap begitu,” ucap Corasambil menarik nafas dalam. Ia menghapus airmatanya dan mengedar

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 1

    Be—berciuman?!Di ruangan itu, Cora yang tengah memegang segelas wine seketika bergetar. Di hadapannya, Eric dan seorang wanita yang wajahnya familiar tengah berciuman dengan begitu mesranya.“E—Eric! Apa yang kau laku…”“Ah, akhirnya jalang ini muncul juga!”Deg!Ucapan Janet yang kasar itu seketika membuat Cora meradang!“Apa maksudmu berkata begitu, dasar pelakor!”Baru saja Cora hendak mendekati Janet dengan amarah, Eric seketika menghalanginya.“Eric? Kenapa kamu melindungi dia!?”“Kenapa?” Eric menoleh ke arah Janet, lalu dengan santainya ia menarik Janet ke dalam pelukannya. “Tentu saja karena aku akan menikahi Janet.”Menikahi Janet? Apakah ini lelucon?“Tapi—kita bertunangan! Bagaimana mungkin kamu—melakukan ini?” sergah Cora tidak menerima begitu saja.“Kamu itu naif—atau bodoh?” cemooh Eric.“Bagaimana mungkin aku menikah denganmu, Cora?! Lihatlah dirimu…” Eric menunjuk Cora—penampilan Cora saat itu.“Bagaimana mungkin kamu membandingkan dirimu dengan Janet? Janet jauh lebi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status