Share

Bab 2 Bertemu Sang Mantan

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-02-25 15:02:44

Cora menatap di kejauhan sebuah mobil Mercedes Benz berwarna hitam keluaran terbaru.

Ia dan Tiara—sahabatnya, sedang berada di lobi gedung Renowed Innovation Corp., menunggu CEO perusahaan itu turun.

Tiara mendapat informasi jika CEO itu akan turun dari kantornya sesaat lagi. Itu sebabnya, ia dan Tiara menunggu di lobi itu.

“Kamu yakin ingin melakukan ini?” Tiara bertanya dengan nada serius.

“Ya, aku harus melakukan ini kalau aku ingin mengikuti kompetisi itu,” jawab Cora sambil menoleh dan memberi temannya itu tatapan penuh arti.

Melihat tekad dan keinginan yang kuat dari sahabatnya itu, Tiara mengangguk. “Baiklah. Aku harap kamu tahu apa yang kamu lakukan.”

Cora tidak menjawab. Sesungguhnya ia tidak tahu apakah menemui pria ini adalah langkah terbaik. Namun hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa ikut serta dalam kompetisi yang akan digelar kurang dari dua bulan lagi.

“Cora!” Tiara menepuk lengan Cora dan menunjuk satu arah.

Tepukan itu membuat Cora menoleh dan mengikuti arah yang ditunjuk.

Di ujung lobi, ia melihat dua orang pria berpakaian parlente baru saja keluar dari Lift.

“Yang mana dia?” tanya Cora sambil memicingkan matanya mencoba memperjelas pengelihatannya. Dari tempatnya duduk, ia hanya bisa melihat wajah salah satu dari mereka.

“Yang berjas navy itu CEO yang kamu cari. Yang jas hitam adalah asisten pribadinya, Heri,” terang Tiara dengan cepat.

“Ini kesempatanmu, aku harap kamu berhasil!” Tiara menatap sahabatnya itu dari samping.

Cora menganggguk. Ia menarik nafas panjang sebelum beranjak berdiri dan berjalan menuju kedua pria itu. Tekadnya sudah bulat. Ia harus berbicara dengan CEO itu!

“Pak Reno!” panggil Cora sambil ia berjalan cepat, berusaha mensejajari pria itu.

“Maaf, Bapak sedang sibuk,” ujar Heri—asisten pria itu sambil menoleh dan memperlambat langkahnya. Ia bergerak mendekati Cora untuk menghalanginya mendekat.

“Tidak, ada yang perlu saya bicarakan dengannya. Sebentar saja, ini penting,” pinta Cora pada asisten itu sambil terus berjalan. Kedua matanya terus mengikuti sosok pria yang ingin ditemuinya.

“Nona! Bukankah sudah saya bilang, Bapak sedang sibuk?!” tegas Heri dengan nada kesal. Dia bahkan berbalik badan dan berhenti tepat di depan Cora.

Cora terpaksa menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba untuk menghindari tabrakan yang hampir saja terjadi.

“Tolong beri saya kesempatan. Saya perlu berbicara dengannya! Ini penting!” Cora bersikeras. Ini mungkin kesempatan satu-satunya, karena CEO itu sangat sulit ditemui. Bagaimana pun kali ini ia harus bertemu dengannya!

Dari ujung matanya, ia melihat CEO itu terus berjalan, dan ia tidak bisa membiarkan pria itu pergi begitu saja.

Cora berusaha melewati Heri sambil memanggil nama pria itu. “Pak Reno! Pak, saya ingin bicara dengan Bapak, sebentar saja!”

Karena panik dan khawatir tidak bisa bertemu, Cora berteriak dengan lantang, tidak peduli orang di sekitar mereka memperhatikannya.

“Sekuriti!”

Melihat kelakuan nekad perempuan yang tidka dikenalnya, Heri dengan segera memanggil sekuriti. Tidak mungkin ia membiarkan orang tidak dikenal mendekati bosnya begitu saja!

Serta-merta dua orang sekuriti datang menghalangi Cora. “Nona, berhenti! Anda yidak bisa menemui Pak Reno!”

“Lepaskan! Saya hanya ingin berbicara dengannya!” Cora bersikukuh ingin menemui.

Mendengar keributan di belakangnya, CEO itu berhenti berjalan dan ia memutar tubuhnya untuk melihat apa yang terjadi.

Pada saat itulah ia dan Cora saling beradu tatap.

“A-apa?” Cora begitu terkejut saat melihat wajah CEO yang ia cari. Wajah itu mirip sekali dengan orang yang pernah dikenalnya dulu!

“Re-Reno?” ucap Cora dengan terbata-bata, masih tidak percaya dengan pengelihatannya.

Apakah ia tidak salah lihat? Apakah dia Reno yang sama?

CEO itu terdiam menatap Cora. Tidak tampak banyak perubahan di wajahnya kecuali pancaran mata dan kerutan kecil yang samar di keningnya.

“Bawa dia pergi, dan jangan ijinkan dia masuk tanpa keperluan yang jelas!” perintah Heri pada dua orang sekuriti yang memegangi Cora.

“Siap!” jawab kedua sekuriti itu. Mereka berdua lalu menarik Cora. “Ayo, Nona!”

Awalnya Cora tidak melawan. Ia masih terkejut melihat wajah CEO itu. Sehingga saat kedua sekuriti menariknya, ia tidak berkutik sampai ia tersadar dan teringat pada tujuannya datang menemui CEO Renowed Innovation itu.

“Reno? Reno! Aku ingin bicara denganmu!” seru Cora dengan menatap Reno penuh harap.

“Tunggu! Lepaskan dia!” seru Reno tiba-tiba. Matanya menatap kedua sekuriti, sehingga mereka segera melepaskan pegangannya dan mundur.

Tanpa mengalihkan pandangannya, Reno berjalan mendekat dan berhenti di depan Cora. Ia mendengus pelan saat jarak mereka hanya tinggal beberapa puluh centi saja.

“Cora…” ucapnya sembari menggelengkan kepala, tidak percaya bertemu kembali dengannya.

Cora menahan nafasnya dan berusaha menutupi rasa sungkan di hatinya. Ia pun tidak menyangka Reno yang memimpin perusahaan besar di kota mereka adalah orang yang sama yang pernah menjadi kekasih hatinya saat kuliah dulu.

Cora menelan ludah dengan perasaan tidak menentu kala lirikan matanya bertemu tatapan mata hitam Reno yang membuatnya serba salah.

Lidahnya terasa kelu. Semua kalimat yang sudah tersusun rapi dengan rapi di benaknya, seakan hilang begitu saja.

“Maaf Bos, apa Bos mengenalnya?” Heri yang merasa heran bertanya sambil melirik Cora.

Reno tersenyum miring. “Tentu. Biarkan Nona Cora bicara,” jawabnya sambil menatap Cora.

“Apa yang ingin kamu bicarakan?” Pertanyaan ini ia tujukan untuk Cora.

Cora menoleh ke kanan dan kiri. Tidak mungkin mereka berbicara di sana. Apalagi semua orang yang ada di lobi itu sedang memperhatikan mereka.

“Bisa kita bicara di tempat lain?” pinta Cora dengan tatapan penuh harap.

Reno melirik jam tangannya.

“Aku tidak punya banyak waktu. Ikut aku!” ujar Reno sambil ia berbalik badan dan lanjut berjalan.

Cora mengikuti Reno berjalan dan mau tidak mau ikut masuk ke dalam mobil Mercedes Benz pria itu.

Ia dengan canggung duduk di ujung kursi, memberi jarak antara mereka. Sementara, Reno duduk santai dengan kaki bersilang. Satu sikunya bertumpu pada sisi mobil sehingga ia bisa memegang dagunya dengan wajah menghadap ke depan.

“Berapa lama?” ucap Reno tiba-tiba sambil matanya menatap ke depan.

Cora berdeham sebelum ia menjawab dengan pelan, “Enam…”

Reno terkekeh sinis. “Enam tahun tanpa kabar, dan tiba-tiba kamu datang mencariku,” ucapnya dengan nada menyindir.

Cora menarik nafas dalam mendengar apa yang Reno katakan padanya. Tidak ada yang bisa ia komentari perihal itu. Itulah yang memang terjadi.

“Apa yang membuatmu datang menemuiku?” Reno akhirnya menoleh dan memperhatikan Cora yang duduk dengan canggung.

Cora membuka tasnya dan memberikan Reno beberapa buah kertas.

Reno meliriknya sebelum menerima kertas-kertas itu dan memperhatikan apa yang ada di sana.

“Apa ini?” tanyanya sambil melihat satu demi satu sketsa buatan tangan—satu seri perhiasan dengan ornamen berbentuk bunga tulip berwarna merah. Liontin, anting, gelang, cincin dan juga bros.

“Passionate Love,” jawab Cora sambil ia memutar tubuhnya sedikit ke arah Reno.

Reno tersenyum miring dengan kedua mata yang berkilat mencemooh. “Lama tidak bertemu dan kamu tiba-tiba datang untuk merayuku?”

Cora tidak bergeming. Ia tidak merespon sarkasme Reno yang terdengar seperti kalimat menggoda itu. Sebaliknya, raut wajahnya serius dengan tatapan yang menyimpan tekad.

“Ini adalah karyaku yang ingin aku tampilkan dalam International Jewelry Design. Dan aku ingin kamu mensponsoriku.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 3 Aku Adalah Muse

    “Mensponsori?” Ucapan Reno dengan nada heran bercampur sinis itu tidak enak terdengar di telinga Cora, tetapi ia sudah menduganya. Reno tidak akan begitu saja menyetujui permintaannya. Selain mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, hubungan mereka di masa lalu pun meninggalkan kesan buruk bagi pria itu. “Lumiere,” ucap Cora sambil menatap Reno. “Aku tahu perusahaan milikmu itu tidak ikut mendaftar kompetisi tahun ini. Tetapi dengan aku bergabung di sana, aku bisa membawa nama Lumiere dan mewakilinya dalam ajang bergengsi itu.” Cora menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, berharap Reno tertarik dengan rencananya. “Mengapa kamu berpikir aku mau kamu mewakili perusahaanku? Siapa dirimu?” Lagi-lagi nada sarkas dan sindiran itu terdengar jelas dari ucapan Reno. Cora tidak memasukkannya ke hati. Ia tahu tidak mudah meyakinkan Reno. Akan tetapi ia tetap harus mencobanya. “Karena aku, akan memenangkan kompetisi itu untukmu dan membuat Lumiere dikenal banyak orang,” ucap Cora de

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 4 Indah

    Jam setengah tujuh malam, Cora menunggu Reno di apartemen kecil milik Tiara. Sejak diusir oleh Eric, ia menumpang di aparteman studio temannya itu untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan tempat tinggal baru. Di depan cermin, Cora mematut dirinya dalam balutan gaun shimer berwarna broken white, yang membuat kulit bersihnya terlihat lebih cerah. Gaun itu adalah pemberian Reno yang diantar seseorang tadi sore. Cora tidak tahu persis mengapa Reno mempersiapkannya sedemikian rupa untuk makan malam ini. Ia menduga, Reno akan mengajaknya makan malam bersama koleganya. Itu mungkin alasan dia mengirimkannya gaun indah sebatas lutut itu. Tiba-tiba saja telepon genggam Cora bergetar, memberi notifikasi saat sebuah pesan masuk. “Aku dibawah.” Membaca pesan pendek itu, Cora bisa menebak jika pesan dari nomor tanpa identitas itu adalah Reno. Ia pun menjawab pendek. “Oke.” Setelah memastikan kembali penampilannya malam itu, Cora berjalan keluar apartemen dan turun untuk menemui pria itu.

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 5 Kesepakatan Baru

    “Cora, ada apa?” tanya Reno dengan suara dipelankan. Ia heran melihat Cora bereaksi keras dan menatapnya dengan sangat gugup. Reno memberi isyarat pada pelayan restoran untuk menunggu, sementara ia menarik Cora, menepi di luar pintu restoran itu. “Reno, aku— sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ucap Cora dengan gugup. Cora tidak ingin menemui pria itu—Sofyan Nor Afrizal. “Kenapa?” tanya Reno dengan tatapan penuh selidik. Ia merasa heran mengapa Cora tiba-tiba saja berubah pikiran. Cora menggeleng. “Aku— tiba-tiba aku merasa tidak enak badan…” ujar Cora beralasan. Tanpa disadari, jari -jari tangan Cora bergerak meremas sisi gaunnya. Ia sangat gugup dan gelisah. Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Reno. “No, Cora. Kamu tidak bisa mundur sekarang!” seru Reno dengan nada memaksa. “Reno, kamu— kamu bisa meminta apa saja. Tetapi aku tidak bisa melakukan ini,” ucap Cora sambil menatap Reno dengan memohon. “Melakukan ini? Apa yang membuatmu begitu gelisah? Apakah ada seseorang

    Last Updated : 2025-02-25
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 6 Calon Istri

    “Reno, apa-apaan ini? Siapa dia?” Sofyan mengecilkan suaranya, namun nada bicaranya tidak luput dari rasa kesal dan geram. Pria berusia 55 tahun itu langsung mendatangi Reno dan Cora saat melihat keduanya. “Apa Papa tidak mengenalinya?” tanya Reno sambil merangkul Cora dengan mesra, menariknya lebih dekat. Sofyan menatap dengan sinis pada sosok perempuan muda disamping Reno. Ia memicingkan mata memperhatikan dengan seksama siapa gerangan orang yang disebut putranya itu. Menyimpulkan ucapan Reno, ia seharusnya mengenal perempuan yang sangat mesra dirangkul oleh putra semata wayangnya. Tapi, siapa dia? Ia tidak ingat, meskipun ia merasa pernah melihat wajahnya entah di mana. Cora menatap Sofyan sambil tersenyum kecil. Ia membiarkan orang tua Reno itu mengingat siapa dirinya. “Siapa dia?” Sofyan pasrah dan bertanya pada Reno. Reno dan Cora saling beradu pandang dan tersenyum. “Papa, Pak Refaldi, Ibu dan Laura…” ucap Reno sambil menatapa satu persatu orang-orang yang disebutnya. “D

    Last Updated : 2025-03-07
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 7 Istri Yang Dibutuhkan

    “Aku tidak yakin kalau kamu tulus mencintai Reno. Apa yang kamu inginkan kali ini? harta?” Sindir Sofyan, mengetahui ia tidak bisa mempengaruhi putranya. Ia menyerang Cora—sebagai pihak yang lebih lemah. “Jangan ganggu dia. Ini keputusan kami berdua. Dengan ataupun tanpa persetujuan Papa, aku akan menikahi Cora!” Reno menarik Cora ke dalam pelukannya sebagai gestur bahwa ia akan melindungi Cora dari siapa pun, termasuk Papanya sendiri. Sofyan menahan diri. Ia tidak bisa menentang Reno terang-terangan. Ia tidak boleh kehilangan putranya hanya gara-gara perempuan itu! Ia menghela nafas dan merubah ekspresi wajahnya. “Reno, Papa hanya memikirkan kamu. Masa depanmu,” ujar Sofyan dengan nada yang lebih lembut dan pelan. “Papa punya alasan untuk menentang hubungan kalian. Karena Papa tidak percaya dengannya,” ujar Sofyan sambil melirik Cora dengan matanya. “Papa tidak perlu khawatir, karena aku dan Cora yang akan menjalani!” sergah Reno, sambil diam-diam tersenyum melihat Papanya mulai

    Last Updated : 2025-03-08
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 8 She Is Perfect

    Cora menatap buku nikah di tangannya dengan tertegun. Ia sama sekali tidak menyangka menyetujui rencana Reno untuk menikah mendadak pagi itu. Semuanya begitu cepat terjadi. Tidak pernah terbayangkan dalam benak Cora untuk menikah secepat dan sebiasa itu. Tidak ada undangan ataupun keluarga yang menghadiri pernikahan mereka. Hanya dirinya, Reno, Heri dan Edwin, teman Reno yang baru pertama kali ditemuinya hari ini. “Cora…” Reno yang baru saja mengantarkan temannya pergi, sudah kembali berdiri di depannya. Di tangannya, dia memegang buku nikah yang sama dengannya. Di jari manis mereka tersemat cincin yang memiliki bentuk yang hampir sama. Hanya berbeda ukuran dan batu yang menghiasinya. Cincin yang berada di jari manis Cora memiliki sebuah batu berlian berwarna bening, dengan ukuran yang tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan yang ada di jari manis Reno memiliki ukuran lebih besar, namun yidak dihiasi oleh batu berharga satupun. Bukan hal mengherankan jika Reno bi

    Last Updated : 2025-03-10
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 9 Bukan Siapa Siapa

    Cora berjalan dengan santai di selasar gedung apartemen Tiara, setelah turun dari mobil Reno beberapa saat yang lalu. Ia tidak tergesa-gesa naik ke apartemen temannya itu. Ia memilih berjalan di selasar samping gedung apartemen yang lenggang. Cora ingin memeikirkan kembali apa yang akan ia lakukan dan telah ia lakukan sampai saat ini. Bersandiwara dan menikah dengan Reno adalah keputusan yang cukup berani diambilnya. Semua itu ia lakukan demi untuk menghalangi Eric dan Janet menikmati hasil jerih payahnya. Ia mungkin tidak bisa mengembalikan hak paten atas Adorable Glam atau pun harus membuat kembali setiap design perhiasan yang ada dalam laptopnya yang telah rusak. Akan tetapi, paling tidak ia bisa menghalangi mereka untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil karyanya! Ya, ia tidka akan membiarkan Eric dan Janet dengan mudahnya mempermainkannya, mengambil karyanya begitu saja! “Cora!” Cora menghentikan langkahnya mendengar suara yang familiar

    Last Updated : 2025-03-11
  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 10 Kamu Harus Membayarnya!

    Meskipun Cora tidak tahu siapa orang tuanya, tetap saja, kalimat seperti itu tidak pantas diucapkan siapa pun! “Be-reng-sek kamu! Le-pas-kan!” serunya dengan nafas tersenggal menahan rasa sakit. “Kenapa? Tidak bisa menerima?” ledek Eric sambil menyentak pergelangan itu dengan kasar. Ia tertawa melihat begitu menderitanya Cora. Kedua matanya melotot memperlihatkan kepribadiannya aslinya yang bengis. “Aarrrrggghhh! Kurang ajar!” Eric berteriak. Ia melepaskan tangan kiri Cora karena gadis itu menggigitnya! Saat itu Cora tidak melihat jalan lain untuk melepaskan diri, sehingga begitu ada kesemoatan, digigitnya tangan Eric. Eric yang kesal semakin kuat mencengkram tangan kanan Cora “Le—paaasss!” Begitu sakitnya Cora merasa tidak lagi bertenaga. Ia hanya bisa menangis sambil berusaha menarik tangan Eric dengan tangannya yang bebas. “Aku akan melepaskanmu, asalkan kamu pergi dari kota ini!” ucap Eric sambil mengyeringai di depan wajah Cora. Tidak! Ia tidak mungkin pergi dari Fragr

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 37 Silver Spoon

    “Re-reno, apa maksudmu aku tidak membayarnya dengan uang? Lalu—aku harus bayar dengan apa?” tanya Cora sekali lagi.Kesepakatan apa lagi yang Reno inginkan darinya untuk laptop ini?“Menurutmu? Dengan apa lagi kamu—bisa membayarnya selain dengan uang? Kamu bisa mengira-ngira berapa harga laptop ini kan?” tanya Reno dengan mengerling, menyiratkan berbagai hal yang ada di benak Reno, yang tidak bisa Cora pastikan.Reno tersenyum miring, lalu bergerak mundur, kembali duduk bersandar. Ia meraih telepon genggamnya saat ada notifikasi pesan masuk.Kening Cora berkerut memikirkan ucapan Reno. Ia memprediksi harga laptop baru dengan spec seperti itu pastilah di atas 40 juta. Dan Reno tidak ingin ia membayarnya dengan uang. Lantas dengan apa ia membayar laptop itu?50 juta… apa yang ia miliki bisa setara 50 juta…Cora melihat tangannya. Hanya ada jam tangan berharga 2-3 juta saja dipergelangannya.Lalu, cincin kawin dari Reno. Tidak mungkin ia membayarnya dengan cincin itu, meski ia memprediks

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 36 Bayar

    “Reno, laptop ini darimu?” tanya Cora begitu mobil mulai berjalan. Ia mengangkat tas laptop yang ada di tangannya ke hadapan mereka.Reno yang duduk santai di samping Cora, mengangkat satu alisnya.“Apa mereka bilang itu dari aku?” tanyanya balik.Cora berdecak. Apa sulitnya mengakui iya atau tidak?“Haruskah mereka mengatakan ini dari kamu?” Cora ikut balik bertanya.“Seharusnya tidak, tapi kalau mereka bilang begitu… apa bedanya? Lumiere milikku juga, dan laptop itu dibeli oleh Lumiere,” jawab Reno. Ia terlihat datar dan acuh, namun yang sebenarnya ia menahan senyumnya melihat ekspresi wajah Cora.Tentu ia yang menyuruh Eva menyiapkan laptop itu untuk Cora. Cora membutuhkannya untuk menggambar disain miliknya.Reno kembali menatap layar telepon genggamnya mengira percakapan mereka selesai. Ia lanjut menonton live streaming berita ekonomi dan bisnis.“Reno Afrizal!” panggil Cora dengan suara yang terdengar lantang. Reno menoleh, bersiap memberi Cora tatapan kesal dan protesnya. Namu

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 35 Kantor Baru

    Sambil berjalan, Cora menatap bangunan gedung Limiere yang memiliki dua lantai. Gedung itu tidak terlalu besar.Bagian bawah bangunan adalah showroom yang menjual perhiasan yang dibuat oleh Lumiere. Dan dilantai atas adalah bagian kantornya di mana semua proses perencanaan, perancangan dan pemasaran setiap perhiasan dibuat di sana. Mereka melewati bagian showroom, dan menaiki lift untuk sampai ke lantai dua, kemudian menuju kantor General Manager.Di depan kantor itu, seorang perempuan berusia tiga puluhan tahun datang menyambut mereka. “Selamat siang, Pak Reno, apa kabar?”“Baik, Eva. Apa sudah siap semua yang saya minta?” tanya Reno sambil menjabat tangan Eva Lisbeth—GM Lumiere yang diangkatnya setahun yang lalu saat ia mendirikan perusahaan itu.“Sudah Pak, sebaiknya kita bicara di dalam saja.” Eva mempersilahkan mereka masuk.“Eva, Ini Cora, seperti yang sudah saya bicarakan sebelumnya, dia akan mewakili Lumiere dalam IJD tahun ini,” ujar Reno, kemudian ia beralih pada Cora. “

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 34 Lebih Cantik

    “Reno, apa temanmu mengatakan sesuatu?” Cora kembali bertanya dengan tidak sabar, “Dia butuh lebih banyak waktu untuk mengeceknya. Laptopmu itu rusak parah, Cora. Tidak bisa dengan cepat diperbaiki,” jawab Reno akhirnya.Dilihatnya Cora kecewa dengan jawabannya. Ia pun merubah posisi duduknya mengarah pada gadis itu. “Bukankah aku sudah bilang untuk tidak terlalu berharap?”Cora terdiam. Ia memang sangat berharap kenalan Reno itu bisa memperbaikinya. Ia masih tidak rela Eric dan Janet menipunya dan bahkan mengklaim sesuatu yang adalah miliknya.Walaupun Reno sudah mengatakan untuk tidak terlalu berharap, tetap saja harapan itu masih ada.“Cora, lebih baik saat ini kamu fokus pada Passionate Love. Kalau kamu ingin mengalahkan mereka dalam kompetisi ini, kamu harus fokus pada yang ingin kamu capai.”“Dan lagi, kamu bisa membuat rancangan baru yang lebih bagus dari yang pernah kamu miliki di laptop itu. Kamu harus ingat Cora, imajinasi itu—”“Tidak berbatas…” sambung Cora seperti sebua

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 33 Kelopak Mawar

    “Apa ini?” tanya Cora sambil menatap kotak itu. Dari wujud kotak itu, Cora menduga apa yang ada di dalamnya. Namun ia tetap bertanya karena tidak yakin dengan maksud Reno menunjukkan kotak dan apa pun yang ada di dalamnya kepadanya.Reno membuka kotak itu dan Cora melihat sebuah kalung di dalamnya.“Pakailah…” ucap Reno sambil menyodorkan kalung itu.“Ini kalung siapa?” tanya Cora sambil meraih kaling itu dan memperhatikan desain dan ukuran yang terdapat di bandulannya. Kalung emas itu memiliki bentuk yang sederhana dengan sebuah bandulan sebesar uang logam yang berbentuk ukiran kelopak mawar. Jika dikenakan, kalung itu akan memberi kesan klasik dan modelnya timeless, tidak lekang oleh waktu.Melihat kalung itu, Cora bisa mengetahui bahwa kalung itu bukan dibuat di masa kini. Kalung itu merupakan sebuah kalung yang berusia paling tidak 30 tahun ke belakang.“Sudah, pakai saja.”Cora menggeleng dan mengembalikan kalung itu kepada Reno. “Aku tidak bisa memakainya.” Cora menolaknya. M

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 32 Istri Sassy

    Telepon genggam itu terus bergetar sehingga membuat Cora mendekatinya. “Kenapa tidak diangkat?” Reno melirik gadis itu sebelum ia mengangkatnya. “Ya Pah?” Cora langsung mengetahui dari siapa panggilan telepon itu. Ia hendak bergerak menjauh untuk memberi Reno privacy berbincang dengan Papanya. Namun, Reno menahan tangannya dan memberinya tatapan isyarat untuk tetap di sana. “Reno, apa yang kamu lakukan pada Laura? Dan Perempuan itu, apa yang dia lakukan di kantormu?” Terdengan nada protes dari suara Sofyan. “Tidak ada,” jawab Reno pendek. Lalu ia lanjut berkata, “Dan “perempuan itu” adalah istri Reno, Pah,” ujarnya sembari melirik Cora. Cora mengangkat alisnya merasa namanya disebut dan diperbincangkan. Dia menyandarkan panggulnya di tepi meja kerja Reno, mendengarkan lebih lanjut. “Humpphh! Papa tidak akan mengakuinya! Tidak mungkin kalian benar-benar menikah!” ucapnya tidak mau mengakui walaupun laporan mata-mata di rumah Reno mendukung pernyataan Reno. “Terserah Papa. Per

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 31 Stuck Bersamamu

    Setelah selesai menyantap makan siang mereka. Cora duduk di sofa di kantor Reno, sementara pria itu masih melakukan beberapa pekerjaan kantornya. Reno melarangnya langsung pulang dan menyuruhnya menunggu. Dia bilang ingin mengajak Cora pergi ke suatu tempat sebagai ucapan terima kasihnya atas hadiah ulang tahun yang Cora siapkan untuknya. Cora melirik Reno yang masih sibuk di meja kerjanya. “Boleh aku menyetel televisi?” tanya Cora sambil melirik layar televisi besar di salah satu sisi dinding. “Yah, boleh. Remotenya ada di meja itu,” jawab Reno sambil mengangkat wajahnya sesaat dari berkas yang sedang ia periksa sebelum kembali menurunkannya. Cora menyalakan televisi dan menurunkan volumenya. Walaupun ia bosan, tetapi ia tidak ingin mengganggu Reno bekerja. Ia memencet tombol program untuk mencari program acara yang menarik untuk di tonton, dan saat ia sampai di program berita, jarinya berhenti memencet tombol. Berita di televisi itu sedang menyiarkan mengenai kasus yang seda

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 30 Sentimentil

    “Ini…” Tatapan mata Reno tertuju pada hidangan yang mempunyai nilai sentimentil baginya. Dia sudah mencari hidangan itu ke beberapa tempat, tetapi tidak ada yang menyamai rasa yang diingatnya. Dan aroma ini… aromanya tampak familiar di hidungnya. Reno mengangkat kotak makan itu dan ia menghirup wanginya. Mirip! “Kamu—yang membuatnya?” tanya Reno m. Ia menoleh dengan tatapan mata yang tidak lagi memancarkan pribadi yang keras dan dingin. “Mmm… Rina membantuku mengolahnya,” jawab Cora, mengulang kembali apa yang ia katakan tadi. Ia tersenyum melihat ekspresi wajah Reno. Ia seperti bisa merasakan haru yang dirasakan Reno saat ini. Namun Cora membuang rasa itu jauh-jauh. Ia harus bisa menyemangati Reno! Bagaimana ia akan menyemangatinya kalau ia ikut bersikap melow? “Biar aku ambilkan,” ucap Cora sambil mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan ayam cabai hijau serta tumisan sayur yang ia buat. “Ini, cobalah. Aku harap—kamu menyukainya…” ucap Cora sambil meletakkan pirin

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 29 Istri Penuh Kejutan

    Tidak mungkin jam tangan ini palsu! Apa yang perempuan kampungan ini ketahui sampai berani mengatakan jam tangan ini palsu?! Laura begitu geram. Berani-beraninya Cora, perempuan rendahan ini mengatakan jam pemberiannya palsu. Padahal ia membeli jam tangan ini dengan harga yang sangat mahal! Cora dengan polosnya menjawab, “Tapi itu benar.. Perhatikan dengan seksama. Logo crown yang ada di sini, terlihat sedikit miring, tidak tepat ditengah.” Cora menunjukkan letak logo crown di bagian atas jam itu yang menggantikan angka 12. Laura dan juga Reno ikut memperhatikan. Wajah Laura seketika memerah, karena apa yang dikatakan Cora ternyata benar. Logo crown itu memang sediki miring. “Mungkin—mungkin, orang yang membuatnya sedang tidak—fokus!” Laura langsung beralasan. Reno mengulum senyum berusaha untuk tidak tertawa. Cora menggeleng menanggapi Laura. “Itu tidak mungkin. Sekelas jam Rolex sangat memperhatikan detil, tidak mungkin melakukan kesalahan seperti ini,” ujarnya menyan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status