All Chapters of Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan: Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Bab 11 Mencari Kesenangan?

“Siapa yang melakukan ini? Kamu yang melakukan ini?” tanya dokter yang memeriksa Cora. Dia melirik tajam pada Reno yang berdiri di samping ranjang periksa. Reno ingin mengatakan sesuatu untuk membela dirinya, namun Dokter itu lanjut memarahinya. “Kamu tahu betapa berbahayanya mencengkeram pergelangan tangan seperti ini?” Dengan kesal ia melirik Reno. “Dokter, dia bukan—” Cora yang masih terbaring lemah di atas ranjang berusaha menjelaskan jika bukan Reno yang menyakitinya. Namun, Dokter itu begitu kesal melihat kondisi Cora sehingga ia masih terus menuduh Reno. “Bagaimana kalau ligamennya sampai putus?” Dokter itu mendesah berat dan menggelengkan kepalanya dengan heran. Reno dan Cora saling bertukar pandang. Reno menggeleng, mengisyaratkan Cora untuk diam saja daripada menghabiskan tenaga gadis itu yang masih sangat lemah. Apalagi Cora tidak sadarkan diri saat ia membawanya ke rumah sakit. Seandainya mereka tidak sedang berada di rumah sakit, dan tidak sedang membutuhkan bantuan d
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 12 Gawai Rusak

“Ada benda-benda yang tidak bisa—dibeli dengan uang,” ucap Cora menjelaskan. Ia tidak bicara mengenai pakaian dan kebutuhan pribadi lainnya. Ia membutuhkan ijasah, portofolio serta sketsa-sketsa rancangan miliknya yang tidak bisa dibeli di mana pun. Reno sebenarnya enggan untuk mampir ke apartemen itu lagi. Namun melihat raut wajah Cora yang mengiba, ia memutar balik mobilnya. “Terima kasih,” ucap Cora sambil tersenyum kecil. Reno tidak menjawab dan terus menatap ke depan, ke jalanan di hadapan mereka. Tidak lama, mereka sampai di aparteman itu kembali, dan Reno mengikuti Cora masuk ke dalam. Reno memperhatikan apartemen studio yang hanya seluas 24 meter persegi itu. Hanya ada satu ranjang berukuran tidak terlalu besar, dapur kecil, dan sebuah meja belajar. Bagi Reno, tempat itu jelas terlihat tidak nyaman. Apalagi tempat sekecil itu ditempati oleh Cora dan Tiara. Melihat tatapan Reno yang memperhatikan keadaan apartemen itu, Cora merasa canggung. Ia tahu apa yang Reno pikirkan
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 13 Masa Lalu

Reno tinggal di sebuah kawasan elite di mana orang-orang yang memiliki banyak uang membeli lahan atau properti untuk ditinggali ataupun untuk hanya sekedar berinvestasi. Kawasan itu terlihat sangat tenang, jauh dari kebisingan dan keramaian jalan. Rumah-rumah dibangun berjauhan satu sama lainnya. Akhirnya mobil mereka memasuki halaman sebuah rumah yang cukup besar. “Kamu tinggal sendiri?” tanya Cora sambil menatap rumah bergaya yang terlihat modern dengan bentuk geometris yang beraturan dan indah. Tatapan matanya kagum melihat bentuk arsitektur indah rumah itu. “Tidak,” jawab Reno pendek sambil ia memarkir mobil panjang berwarna hitam itu persis di depan rumah besar itu. “Tunggu…” ucap Cora sambil membelalakkan mata. Tiba-tiba ia memikirkan sesuatu. “Kamu tidak tinggal bersama—Papamu ‘kan?” Cora belum menanyakan hal ini sejak ia setuju untuk menikah dan tinggal bersama Reno. Dan ia pun baru mengetahui kemarin jika Reno—mantan pacarnya itu adalah CEO Renowed Innovation, sebuah
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 14 Kamar Berdua

Cora berjalan di belakang Reno memasuki rumah besar itu. Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah modern itu, Cora merasakan aroma segar dan angin sejuk mengenai wajahnya. Sambil berjalan, ia memperhatikan bagian dalam interior rumah yang dipenuhi oleh berbagai macam perabot dan aksesoris modern, estetik dan juga canggih. Langit-langit yang tinggi, pencahayaan yang cukup dari dinding kaca, serta dinding dengan warna yang hangat dipadu padankan dengan batu alam di beberapa bagian dinding membuat rumah besar itu terkesan sangat mewah dan megah. Decak kagum keluar dari bibirnya tanpa disadarinya. Reno menoleh mendengar suara decakannya. Pria itu tersenyum miring dan berkata dengan nada menyindir, “Apa aku cukup baik untukmu sekarang, Cora Aleyna?” Cora terdiam dan menggigit bibirnya. Kata-kata itu pernah ia ucapkan pada Reno saat ia memutuskan pria itu 5 tahun yang lalu. Dan Reno kembali mengungkitnya. Ia tidak pernah menyangka jika keputusannya untuk meninggalkan pria itu mem
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 15 Siapa Eric Wijaya?

Reno menatap Cora menunggunya mengatakan sesuatu. Namun gadis itu tampak memendam sesuatu yang berat. “Cora, apa yang aku katakan mengenai kerjasama kita? Jika kamu mau aku sponsori, kamu harus jujur padaku,” ucap Reno, mendesak gadis itu untuk bercerita. Ia teringat apa yang dilihatnya beberapa saat yang lalu ketika mobilnya kembali melewati apartemen Tiara. Setelah mengantarkan Cora, ia sedianya hendak kembali ke kantor. Namun karena kemacetan lalu lintas di jalan yang dilaluinya, Heri memutuskan untuk melewati jalan lain yang kebetulan membuat mobil mereka berbalik arah melewati apartemen teman Cora itu. Saat itulah ia melihat Cora dan Eric yang terlihat sedang berargumen. Awalnya ia hanya ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan. Namun saat ia sampai di sana, ia justru melihat Eric sedang mencengkeram tangan Cora hingga gadis itu menangis. Reno bisa melihat wajah Cora yang pucat pasi dan bahkan tubuhnya merosot ke lantai karena tidak lagi mampu melawan dan menahan rasa sakit
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 16 Anjani

Reno tidak bergeming dan terus menatap Cora, menunggunya berbicara lebih banyak, membiarkan dia meluapkan apa yang dirasakannya. Ia merasa Cora begitu emosional, dan ia ingin mengetahui lebih jauh apa yang Cora rasakan dan apa yang dia alami. “Anjani seorang yang sangat baik. Dia tidak pernah sekalipun berbuat jahat padaku,” ucap Cora dengan nada yang lebih tenang sambil menatap Reno. Ia bukan membelanya, tetapi ia ingin Reno tahu alasan mengapa ia tidak akan mencurigai Anjani. “Dia memperlakukan aku dengan sangat—sangat baik,” ucap Cora dengan mata berkaca-kaca, mengenang wanita tua itu. “Dia—” ucapan Cora tersendat karena haru di hatinya. “—seperti ibu bagiku. Ibu—yang tidak pernah—kumiliki…” Dan airmata Cora menetes membasahi pipinya. Pembicaraan mengenai ibu—orang tua, selalu menjadi hal yang sensitif bagi seorang yatim piatu seperti Cora. Bahkan bagi Reno sekalipun. Reno berjalan mengambil sebuah saputangan dari dalam salah satu laci dan memberikannya pada Cora. Cora mene
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 17 Suami Menyebalkan Atau Perhatian?

Cora meraih tas yang berisi alat menggambarnya. Namun sedikit saja gerakan di pergelangan tangannya yang cedera membuatnya meringis kesakitan. Walaupun begitu, Cora tidak putus asa. Ia berusaha membuka tas itu dan mengeluarkan buku sketsa, serta alat menggambar lainnya dengan perlahan. Setelah berhasil membuka buku sketsa, Cora mencoba mengambil salah satu pensil yang kerap digunakannya untuk menggambar. Akan tetapi, setiap kali ia berusaha memegangnya, pensil itu selalu terlepas dari jarinya. “Aaahhh!” Cora merasa sangat kesal. Bahkan jarinya tidak bisa memegang sebuah pensil sekalipun! “Jangan memaksakan diri.” Tiba-tiba saja Reno sudah kembali dan berdiri di sampingnya. Cora menengadahkan wajahnya menatap Reno. Pria itu berdiri dengan memasukkan tangannya ke kantong celana, masih mengenakan pakaian yang sama yang dia kenakan tadi pagi. Hanya saja, kali ini jas hitam yang tadi pagi dia kenakan, saat ini tersampir di pundaknya, sehingga menutupi punggung dan bagian belakang t
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 18 Faktor Kesengajaan?

“Kalau tidak suka, kamu tinggal membuangnya dan minum ini.” Reno menaruh sebuah serbet kemudian menggeser segelas air putih dengan tangannya yang lain sementara ia masih memegangi sendok itu. Mengingat kegeramannya pada Eric serta keinginannya yang kuat untuk ikut berkompetisi, Cora menarik nafas dalam dan membuka mulutnya. Ikan itu masuk ke dalam mulutnya, dan ia mulai mengunyahnya. Awalnya, Cora sudah bersiap untuk melepehnya. Akan tetapi setelah ia mengunyahnya dan ikan itu masuk ke dalam tenggorokannya, ternyata rasanya tidak terlalu buruk. Bahkan kalau boleh dibilang, cukup enak. Tidak ada rasa amis dan tidak pula membuatnya mual. “Enak?” Ujung bibir Reno terangkat saat melihat ekspresi Cora yang berubah dari tegang menjadi rileks. “Tidak buruk…” jawabnya, kemudian ia membuka mulutnya untuk menerima suapan berikutnya. Cora menyantap suapan demi suapan yang Reno berikan untuknya dan menghabiskan. Setelah ia selesai makan, ia menemani Reno menyantap makan malam sembari menikm
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 19 “Mau Apa”

Reno meraih satu stel piyama dari rak pakaiannya sebelum ia berputar menghadap Cora. “Untuk apa? Kalau dia ingin menonton, bukankah lebih baik kita memberinya sebuah pertunjukkan?” jawab Reno dengan sebuah pertanyaan. Ia mengangkat satu alisnya dan memberi Cora sebuah senyuman penuh arti. Tunggu! Reno sengaja membiarkan mata-mata itu agar bisa memberikan informasi sesuai dengan yang ia inginkan? Seketika itu juga, Cora mengangkat alisnya dengan takjub. Setelah memikirkannya lagi, ia pikir apa yang Reno lakukan adalah ide yang sangat bagus, meski beresiko. Bagaimana jika ia dan Reno lupa bersandiwara sehingga mereka mengetahui jika ia dan Reno hanya berpura-pura saja? Melihat Cora yang tengah memikirkan ucapannya, Reno tersenyum miring, lalu berjalan keluar. Cora yang tersadar dengan kepergian Reno, segera mengikutinya keluar dari closet itu “Paling tidak, bisakah kamu beritahu aku siapa orangnya?” Cora mensejajari langkah Reno dan memegangi lengan pria itu. Ia benar-benar ing
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 20 Malam Pengantin

“T-tapi, tapi kita di kamar. Me-mereka tidak bisa melihat kita,” Cora berusaha menolak apa pun rencana Reno. Cora curiga, jangan-jangan Reno jmhanaya memanfaatkan situasi mereka untuk keuntungan pribadinya! “Tepat sekali!” jawab Reno sambil menatap Cora dengan senyuman miring. Diangkatnya dagu Cora hingga kedua mata mereka saling menatap. “Itu sebabnya, kita perlu memberi mereka pertunjukan.” “T-tapi ini tidak perlu, Reno!” Kedua mata foxy Cora membelalak, membuat tampilannya menjadi menggemaskan. “Kamu lupa kalau kita baru menikah? Itu artinya, ini adalah malam—pengantin kita, Cora…” ucap Reno sambil tersenyum menyeringai. Cora menggeleng dengannya panik. “Tidak, k-kita tidak bisa me-melakukannya! I-ini bukan ke-sepakatan kita…” Reno masih saja menatapnya, bahkan lengkungan bibirnya semakin lebar terangkat ke atas. “S-serius Reno, kita tidak p-perlu melakukannya!” Cora mencoba meyakinkan Reno. Pada saat itu, talapak tangannya sudah basah oleh keringat dingin yang ia tasakan
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status