Semua Bab Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan: Bab 11 - Bab 20

32 Bab

Bab 11

Jam setengah tujuh malam, Reno dengan mengenakan sweater hitam dan celana dark grey mengendarai sendiri mobil Daytona SP3 miliknya yang berwarna merah. Mobil sport mewah yang memiliki bentuk indah itu berhenti di depan salon kecantikan Elise. Reno melangkah keluar dan berjalan memasuki salon itu. “Selamat malam Reno, kamu datang tepat waktu,” ujar Elise ketika melihat Reno memasuki pintu salon kecantikan miliknya. “Malam Elise. Lama tidak bertemu, dan kamu semakin cantik saja,” sapa Reno sambil menyalami Elise. “Hem, terima kasih pujiannya, Reno. Tetapi sayangnya, cantik saja tidak cukup untukmu,” balas Elise sambil mengerlingkan matanya dan merangkul lengan Reno, mengajaknya masuk lebih dalam ke dalam salon kecantikan itu. Reno tertawa kecil sambil mengangkat telapak tangannya, menyerah pada kata-kata Elise. “Apa dia sudah siap?” tanya Reno, tidak lupa pada tujuan kedatangannya ke salon itu. “Tentu!” Jawab Elise dengan tersenyum miring. “Tapi beritahu dulu di mana k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 12

“Cora, ada apa?” tanya Reno dengan suara dipelankan. Ia heran melihat reaksi keras dari Cora. Cora masih saja menatapnya dan tatapan matanya terlihat sangat gugup.Reno memberi isyarat pada pelayan restoran untuk menunggu, sementara ia menarik Cora, menepi di luar pintu restoran itu.“Reno, aku— aku sepertinya tidak bisa menemanimu,” ucap Cora dengan gugup.Cora tidak ingin menemui pria itu—Sofyan Nor Afrizal.“Kenapa?” tanya Reno dengan tatapan penuh selidik. Ia merasa heran mengapa Cora tiba-tiba saja berubah pikiran.Cora menggeleng. “Aku— tiba-tiba aku merasa tidak enak badan…” ujar Cora beralasan.Tanpa disadari, jari -jari tangan Cora bergerak meremas sisi gaunnya. Ia sangat gugup dan gelisah. Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Reno. “No, Cora. Kamu tidak bisa mundur sekarang!” seru Reno dengan nada memaksa.Bagaimana mungkin Cora mundur setelah seharian di make over, dan mereka hanya tinggal melangkah masuk?“Reno, kamu— kamu bisa meminta apa saja. Tetapi aku tidak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 13

“Selamat malam, maaf kami berdua datang terlambat,” ucap Reno menyapa mereka berempat dengan tersenyum ramah. Seakan tidak menyadari tatapan mata menyudutkan keempat orang tersebut, ia memberikan senyum terbaiknya.Sofyan berdiri dari kursinya dengan wajah gusar dan datang menghampiri.“Reno, apa-apaan ini? Kenapa kamu datang bersama—dia?” Sofyan mengecilkan suaranya, namun nada bicaranya tidak luput dari rasa kesal dan geram. Ditatapnya Cora terang-terangan dengan tatapan tidak suka. “Tentu saja aku datang bersamanya. Dia tunanganku, Pah,” ujar Reno tanpa langsung menyebutkan hubungan “pertunangan” mereka. Lalu dengan lembut ia merangkul pundak Cora.“Tunangan?” Sofyan berseru, tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Matanya langsung mengkritisi, menatap dan memperhatikan gadis cantik yang berdiri di samping putranya itu.Gadis itu memang cantik, dan sangat menarik. namun ada sesuatu yang membuat Sofyan mengerutkan keningnya dengan dalam setiap kali ia memperhatikan gadis itu. Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 14

Sofyan mendengus kesal. Ia berdiri tidak jauh dari Cora dan menatap gadis itu dengan menyeringai. “Kamu yakin ingin menikahi Reno, Cora? Apa itu yang kamu inginkan?” Sofyan menatap Cora penuh arti. Reno bisa merasakan Papanya itu mencoba mengintimidasi Cora. Dan ia tidak bisa membiarkannya. Ia menarik Cora ke belakang tubuhnya. “Jangan ganggu Cora, Pah. Keputusan untuk menikah adalah keputusankami berdua. Jangan mencoba mempengaruhinya!” Sofyan menatap Reno lalu Cora, lalu Reno lagi. “Kamu pikir Papa percaya?” sergahnya sambil berjalan memutari mereka. “Dan Cora, kamu tahu persis, Reno membutuhkan seorang istri yang bisa mendukung karirnya. Kamu pikir, seorang yatim piatu sepertimu bisa melakukan itu?” “Papa! Reno—”Cora memegang lengan Reno, menepuknya dua kali untuk menghentikan Reno yang akan mendamprat Papanya. Ia lalu maju dan berdiri di samping Reno.“Pak Sofyan. Saya tahu persis apa yang Reno butuhkan,” ucap Cora sambil ia melingkarkan tangannya di pinggang Reno. Ia lalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 15

Cora menatap buku nikah di tangannya dengan tertegun. Ia sama sekali tidak menyangka menyetujui rencana Reno untuk menikah mendadak pagi itu. Semuanya begitu cepat terjadi.Tidak pernah terbayangkan dalam benak Cora untuk menikah secepat dan sebiasa itu. Tidak ada undangan ataupun keluarga yang menghadiri pernikahan mereka.Hanya dirinya, Reno, Heri dan Edwin, teman Reno yang baru pertama kali ditemuinya hari ini.“Cora…” Reno yang baru saja mengantarkan temannya pergi, sudah kembali berdiri di depannya. Di tangannya, dia memegang buku nikah yang sama dengannya.Dan mereka berdua pun mengenakan sepasang cincin nikah di jari manis mereka masing-masing.Mereka berdua bahkan berfoto bersama sebagai bukti pernikahan mereka benar adanya.Cora mengangkat wajahnya menatap Reno. ”Biar aku yang simpan bukunya.” Reno serta merta mengambil buku nikah itu dari tangan Cora.Cora sama sekali tidak menduga Reno akan mengambilnya sehingga ia tidak mengantispasi hal itu. Dan sebelum ia sempat protes,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 16

Cora berjalan di depan bangunan kos Tiara. Ia baru saja turun dari mobil Reno yang mengantarkannya pulang. Diam-diam, ia menatap bangunan gedung kos itu. Dan berpikir jika ini mungkin kali terakhir ia akan tinggal di sana.Reno mengatakan lebih baik jika secepatnya ia pindah tinggal bersamanya. Dan Cora berpikir untuk memberitahu Tiara rencana kepindahannya hari ini.“Cora?” Cora menghentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang yang familiar.Dia! Mau apa dia di sini? Batin Cora dengan kedua mata yang refleks memicing tajam.Segala sesuatu mengenai pria itu kembali hadir dalam benaknya. Namun ingatan mengenai semua perlakuan hangat serta manisnya sikap pria itu, tidak lagi membuat hatinya terasa hangat dan bibirnya tidak lagi menyunggingkan senyum.Justru yang ia rasakan saat ingatannya kembali pada sosok pria itu adalah sakitnya pengkhianatan, diremehkan serta dibohongi.Cora membalikkan tubuhnya perlahan, menghadap pria yang telah menyakiti hatinya. Dan kedua matanya menemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 17

Meskipun Cora tidak tahu siapa orang tuanya, tetapi apakah pantas Eric berkata seperti itu? Sayangnya Eric menahan pergelangan tangannya sebelum ia sempat mendaratkan telapak tangannya itu di wajah Eric. “Berengsek kamu! Lepaskan!” pekik Cora dengan wajah memerah karena marah, takut sekaligus sakit. “Kenapa? Tidak bisa menerima?” ledeknya sambil menarik Cora dengan kasar, mencengkeram pergelangan tangannya lebih kencang sehingga Cora meringis kesakitan. “Lepaskan! Bajingan! Aaarrgghhh!” Cora memekik kesakitan setiap kali Eric semakin erat mencengkeram tangannya. “Mengemis ,Cora… minta padaku dan aku mungkin akan melepaskanmu…” Eric tertawa. Wajahnya menyeringai dengan kilatan mata yang menyala. Ia seakan puas melihat Cora meringis kesakitan, dan tidak lagi punya keberanian untuk melawannya. Ia ingin Cora tunduk padanya! Cora berteriak kesakitan dan bulir-bulir keringat tampak di dahinya. Namun Ia terus menggeleng, menolak mengemis pada pria itu seberapa pun sakit yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 18

“Siapa yang melakukan ini? Kamu yang melakukan ini?” tanya dokter yang memeriksa Cora. Dia melirik tajam pada Reno yang berdiri di samping ranjang periksa.Reno ingin mengatakan sesuatu untuk membela dirinya, namun Dokter itu lanjut memarahinya. “Kamu tahu betapa berbahayanya mencengkeram pergelangan tangan seperti ini?” Dengan kesal ia melirik Reno.“Dokter, dia bukan—” Cora berusaha menjelaskan jika bukan Reno yang menyakitinya.Namun, Dokter itu begitu kesal melihat kondisi Cora sehingga ia masih terus menuduh Reno. “Bagaimana kalau ligamennya sampai putus?” Dokter itu mendesah berat dan menggelengkan kepalanya merasa heran.Reno dan Cora saling bertukar pandang. Reno menggeleng, mengisyaratkan Cora untuk tidak mengatakan sesuatu pada dokter itu saat ini. Seandainya mereka tidak sedang berada di rumah sakit, dan tidak sedang membutuhkan bantuan dokter itu untuk mengecek keadaan Cora, sudah pasti Reno akan membantah Dokter itu habis-habisan.Namun, mengingat Cora membutuhkan dokter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 19

“Ada benda-benda yang tidak bisa—dibeli dengan uang,” ucap Cora menjelaskan.Ia tidak bicara mengenai pakaian dan kebutuhan pribadi lainnya. Ia membutuhkan ijasah, portofolio serta sketsa-sketsa rancangan miliknya yang tidak bisa dibeli di mana pun. Dan ia membutuhkan barang-barang itu untuk melamar pekerjaan. Reno sebenarnya enggan untuk mampir ke kosan itu lagi. Namun melihat raut wajah Cora yang mengiba, ia memutar balik mobilnya.“Terima kasih,” ucap Cora sambil tersenyum kecil.Reno tidak menjawab dan terus menatap ke depan, ke jalanan di hadapan mereka.Tidka lama, mereka sampai di kosan Tiara. Dan Reno mengikuti Cora masuk ke dalam kamar kosnya.Reno memperhatikan kamar kosan yang hanya seluas 25 meter persegi itu. Hanya ada satu ranjang berukuran tidak terlalu besar di sana. Bagi Reno, tempat itu jelas tidak nyaman untuk dihuni oleh dua orang. Melihat tatapan Reno yang memperhatikan keadaan kosan yang ditumpanginya, Cora merasa canggung. Ia tahu apa yang Reno pikirkan. Akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 20

“Reno tolong katakan kalau kamu tidak tinggal bersama Papamu!” ucap Cora sambil menatap Reno. Ia bergidik membayangkan jika harus bertemu dengan pria itu setiap hari. Reno menyandarkan punggungnya di pertemuan antar pintu mobil dan kursi pengemudi. Ia melipat tangan di depan dada sementara matanya memperhatikan Cora dengan menaikkan satu alisnya. “Kenapa? Sebenarnya ada apa antara kamu dan Papaku?” Cora seperti terhenyak mendengar pertanyaan itu. Ia mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Tidak, tidak ada apa-apa.”“Cora…” suara Reno terdengar dekat dengan telinganya.Dan benar saja. Saat ia menoleh, wajah Reno berada tepat di samping wajahnya, sehingga membuatnya melonjak kaget. “Aaarghh! Reno!”Reno tersenyum miring melihat reaksi Cora. “Cora, kamu bukan seorang pembohong yang baik,” ledek Reno, “Menurutku, kamu dan Papa seperti saling mengenal dengan baik. Apakah tebakanku benar?”Cora meremas ujung kebayanya dengan erat.Tidak. Ia tidak bisa memberitahu Reno, Batin Cora sambi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status