Semua Bab Menikah Dengan Pria Gila: Bab 51 - Bab 60

72 Bab

Bab 51. Di luar Akal Sehat

Lisa mengangkat wajahnya dengan perlahan. Gandha yang duduk di sebelahnya menatapnya dengan sorot mata yang lembut namun penuh ketegasan.“Mas … maksudmu … kematian Ayah ada hubungannya dengan Bu Ida?” Suaranya serak, hampir tak terdengar.Gandha menarik napas panjang. Rahangnya mengeras sesaat sebelum akhirnya ia mengangguk pelan. “Pak Bastari sudah menyelidiki semuanya. Kita hanya tinggal menunggu keputusanmu.”“Keputusan?” Lisa mengernyit, suaranya melemah, tetapi gemuruh di dadanya tak terbendung. “Maksudnya apa, Mas?”Bastari, yang sejak tadi hanya diam dengan raut wajah serius, tiba-tiba bergerak.Perlahan, ia mengambil sebuah map tebal dari tas yang dibawanya dan meletakkannya di atas meja dengan gerakan hati-hati, seolah benda itu mengandung rahasia besar yang berat.Ia menatap Lisa dengan sorot mata penuh arti, lalu berkata dengan suara rendah namun tajam, “Ini hasil penyelidikannya. Semua ada di sini.”Sebelum mengambilnya dia sempat melihat ke arah Gandha. dan pria itu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 52. Hanya Menikmatinya Saja

"Itu ... aku ...." Lisa benar-benar berada di lingkungan yang cukup canggung saat ini.Gandha tersenyum lalu dengan gerakan perlahan, ia mendekat dan menangkupkan kedua tangannya di wajah Lisa yang masih memerah. “Kalau itu yang kamu inginkan, kita anggap saja ini kencan. Setelah urusan selesai, aku janji akan membawamu ke tempat yang spesial.”Lisa menunduk dalam-dalam, wajahnya seperti terbakar.Benar-benar sangat memalukan.Melihat istrinya semakin salah tingkah, Gandha tertawa pelan. Ia mengusap puncak kepala Lisa dengan lembut. “Nggak perlu malu seperti itu. Aku suka melihatmu begini.”“Bersiap-siaplah, aku tunggu di bawah.” Gandha berkata pada Lisa, lalu mengelus pelan puncak kepalanya sebelum dia keluar dari ruangan itu.Lisa lalu memutar tubuhnya di depan cermin, sesaat dia sangat tidak percaya diri dengan penampilannya itu. Apalagi untuk menemui seseorang, dalam pikiran Lisa pasti orang itu bukan orang sembarangan. Dia kembali menarik napas dalam lalu kemudian mencari pakaian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 53. Pria Gila

Lisa diajak masuk oleh Gandha ke dalam rumah itu. “Selamat datang di rumah,” bisiknya pada Lisa. “Mas ini … benar-benar rumah kita?” tanya Lisa lagi memastikan. “Ya, rumahmu lebih tepatnya.” Gandha berkata dengan senyuman lebar. Lisa membelalakkan matanya mendengar pernyataannya Gandha barusan. “Mas jangan bercanda.” “Aku sedang tidak bercanda. Rumah ini isinya masih seadanya, kamu bisa mengatur semuanya sesuai yang kamu sukai nanti. Kalau tidak suka bisa keluarkan saja,” ucap Gandha dengan sangat enteng. Sejujurya Lisa masih sangat terkejut dengan perubahan yang cukup drastis ini, apalagi sejak kepindahannya ke kota setelah terusir dari kampung halamannya. Gandha benar-benar berbeda, tidak seperti saat mereka di kampung. “Sebenarnya, aku ingin memperlihatkan ini nanti, setelah semua urusanmu selesai, tapi … aku tidak tega melihatmu untuk terus menderita, jadi ….” Gandha tidak meneruskan kalimatnya, hanya tersenyum sembari mengelus puncak kepala istrinya. “Mas, terima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 54. Pria Gila

Menyadari hal itu, tentu saja Lisa paham situasinya, dimana keduanya perlu bicara tanpa dirinya. “Bicara saja aku akan ke belakang.” Lisa berkata pada Gandha. Lisa lalu beranjak dari sofa itu dan melangkah masuk ke ruang tengah. Sayup-sayup terdengar pembicaraan keduanya. “Suasana makin kacau, tapi mereka sepertinya cukup puas karena kamu sudah dinyatakan … meninggal.” Tentu saja ucapan dari Nico sontak membuat Lisa menjadi khawatir. “Teruslah seperti itu, sekalian kamu juga tetap pantau pergerakan mereka.” Gandha berkata dengan suara tegas. “Kamu benar-benar menikah dengannya bukan karena ingin sesuatu yang–” “Bicaramu dijaga,” potong Gandha cepat. “Untuk sementara aku hanya mengawasi dulu dan hidup tenang sebagai seorang suami yang baik dari istriku.” “Jadi kali ini kamu benar-benar serius dengan wanita ini?” Pertanyaan dari Nico membuat jantung Lisa berpacu cepat, dia tidak sabar ingin mendengarkan jawaban Gandha atas pertanyaan ini. Entah kenapa, yang diucapkan Nic
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 55. Sebelumnya 1

Mendapati wajah Lisa yang memerah itu, Gandha malah menikmati momen itu. “Jadi, sudah dipilih mau yang mana?” tanya Gandha padanya.Lisa menggeleng. “Semuanya bagus sampai aku bingung mana yang harus aku pilih. Menurut Mas antara yang ini sama yang ini, bagus yang mana?” Lisa berkata cepat demi keluar dari situasi canggungnya.“Gabungkan saja kalau kamu bingung, nanti bilang dengan desainernya untuk menggabungkan dua elemennnya, mana tahu bisa jauh lebih bagus.” Gandha menjawab enteng.Mendengar hal itu dan juga banyak hal yang dilakukan Gandha beberapa hari terakhir membuat Lisa akhirnya meletakkan tablet itu di atas meja, menatap Gandha dengan tatapan dalam, membuat pria itu sedikit bingung.“Mas, sekarang katakan padaku, kamu sudah mengingat semuanya, kan? Mau tunggu sampai momen apa baru mau cerita denganku? Apa aku ini hanya hiburan saja untukmu?” pertanyaan Lisa ini membuat Gandha membeku sejenak. “Beberapa hari yang Mas katakan mau keluar itu mengurus semua ini?” tanya Lisa la
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Bab 56. Sebelumnya 2

Namun, belum sempat mereka bicara lebih jauh lagi, ketukan pintu di kamar membuat keduanya diam, Gandha memasukkan beberapa lembar foto lama tersebut ke bawah bantal.“Masuklah,” ucap Duha. Mereka tahu saat ini jadwal Gandha untuk sarapan, karena itu Lisa masuk dan membawakan sarapan ke dalam kamar ini.“Ayah, aku akan memberinya makan. Tapi pagi ini hanya ada ini, Yasmin mengambil semua ikannya, dia bilang dia lapar.” Lisa berkata dengan mendesah ringan.“Tidak apa-apa, bantu ayah untuk mengurusnya,” ucap Duha sambil menepuk pelan pundak anaknya itu dan menemani Lisa menyuapi makan si pria gila ini sambil melihat ke arah luar jendela.Setelah Lisa selesai dengan tugasnya, Duha kembali melihat ke arah Gandha, tatapan mereka bertemu membuat Gandha akhirnya mengembuskan napas dalam. “Pak Duha maaf kalau untuk sementara saya masih terlihat seperti ini dulu.” Duha mengangguk pelan. “Tidak apa-apa, Nak Gandha, saya juga mencoba untuk membantumu. Saya pergi dulu.” Duha keluar dari tempat i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 57. Sebelumnya 3

“Nak Gandha, saya tahu putri saya mungkin tidak setara dengan kehidupanmu, tidak pantas untuk keluargamu nantinya, tetapi saya mohon sekali saat bersamanya nanti jangan membuatnya menderita, karena sudah banyak sekali penderitaan yang dia terima selama ini,” Duha kembali memohon pada Gandha, matanya terlihat berkaca-kaca. “Bahkan sebagai kepala keluarga aku juga tidak bisa melindungi putriku sendiri,” ucapnya sambil mendongakkan wajah ke atas menahan kesedihan yang terdengar makin pilu.Gandha tidak bisa berkata-kata lagi, walaupun saat ini dia cukup tenang, karena hujan sudah mulai reda, tetapi dia merasakan bentuk tanggung jawab yang besar yang tiba-tiba saja mendarat di pundaknya.“Pak Duha, saya … saya pasti akan bertanggung jawab akan hal ini, percayakan pada saya kalau saya bisa menjaga putri anda dengan baik nantinya.” Gandha berkata dengan tegas.Ini hanya bentuk tanggung jawab, lagipula nanti kalau semuanya selesai dia bisa melepaskan wanita itu untuk mengambil pilihannya send
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 58. Gandha dan Keluarganya

Setelah Gandha menunjukkan rumah mereka, dalam satu minggu Lisa sudah menempati rumah itu, tidak tanggung-tanggung Gandha juga sudah menyiapkan seorang asisten rumah tangga yang cukup bisa dipercaya.“Apa ini benar-benar nyata? Cepat sekali pengerjaannya…”Suara lirih itu ternyata cukup terdengar oleh Satria, pria berkacamata yang dikenal sebagai tangan kanan kepercayaan Gandha. Ia sedang berdiri tak jauh darinya, dan kini menoleh sambil menyunggingkan senyum kecil.“Seharusnya tidak terlalu heran, Nyonya,” sahut Satria ringan.Lisa memutar tubuhnya, menatap pria itu dengan alis sedikit terangkat. Tak biasanya seseorang bisa menangkap gumamannya yang sering ia lontarkan tanpa sadar.Satria melanjutkan, masih dengan nada santai, “Ini versi Tuan saya yang jauh lebih manusiawi. Dalam satu minggu harus selesai. Kalau Nyonya tahu kebiasaannya, dia pasti sudah keluarkan titah agar semua ini beres dalam satu malam.”Ia tertawa kecil sebelum menambahkan, “Kami bahkan menyebutnya PRJ—Proyek Ro
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 59. Rahasia

“Itu … tidak apa-apa kalau aku tidak boleh tahu.” Lisa berusaha untuk tidak memaksa.“Bukan-bukan, bukan begitu maksudku. Tuan Elvan itu adalah keponakan Tuan Gandha, mereka sangat dekat bahkan seperti terlihat keduanya itu bersaudara, karena jarak antara Tuan Gandha dan saudaranya terpaut cukup jauh dan hanya berbeda 5 tahun saja dari keponakannya. Dan mereka berdua adalah keturunan keluarga Wongso yang sangat cerdas hingga membuat orang-orang berusaha untuk melumpuhkan keduanya secara bersamaan.” Satria berkata dengan mendesah berat.“Apa maksudmu saat itu keponakannya yang bernama Elvan ada bersamaan saat kecelakaan yacth itu?” tanya Lisa cepat.Satria mengangguk, “Untungnya dia ditemukan oleh orang yang sedang memancing, jadi bisa selamat tapi keadaannya sekarang tidak cukup baik.” “Maksudmu?” Lisa penasaran.“Tuan Elvan merasa sangat trauma dengan kejadian itu, bahkan dia tidak keluar dari kamarnya karena merasa sangat kehilangan sekali karena dia menyangka kalau Tuang Gandha be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 60. Hartaku Adalah Kamu

Di dalam tempat ini terdapat sebuah sofa kulit berwarna gelap, lalu sebuah lemari besi besar dengan kombinasi angka dan putaran di depannya. Jelas Lisa tahu kalau itu sebuah brankas besar, dia melihat ke arah Gandha yang kali ini menatapnya dengan senyuman.“Bukalah, tanggal lahirmu kombinasi pertamanya.” Gandha berkata santai membuat Lisa terperangah.“Ta-tapi ini,” ucap Lisa sedikit heran.“Lakukan saja,” tutur Gandha mempersilakan Lisa melakukannya.Dengan ragu-ragu Lisa menekan kombinasi angka itu, kemudian dia membukanya. Di dalam lemari besi itu tampak beberapa file dan juga beberapa emas batangan yang tentu nilainya tidak main-main.“Mas ini …?”“Semuanya milikmu mulai saat ini,” ucap Gandha dengan tegas.“A-apa?!” Lisa mematung. Matanya membelalak. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.“Mas… kamu—kamu nggak salah ngomong, kan?” Suaranya gemetar. Tubuhnya ikut menegang.“Maksudku…” Lisa menelan ludah. “Maksudku, mas beneran… kasih ini ke aku?” Suara terakhirnya ny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status