Home / Romansa / Menikah Dengan Pria Gila / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menikah Dengan Pria Gila: Chapter 61 - Chapter 70

73 Chapters

Bab 61. Sebuah Permintaan

Mendengar hal itu jelas Lisa langsung merona. "Mas ... kamu ... apa kamu sedang menggombal sekarang ini?" Lisa berkata dengan memegan pipinya yang mulai memanas.Tahu kalau istrinya sudah mulai salah tingkah Gandha tersenyum menikmati momen itu.“Tapi Mas ini benar-benar berlebihan, aku tidak masalah untuk tidak mendapatkan semuanya, buat saja itu atas namamu, lagipula kamu adalah suamiku, bukankah milik suami juga ada hak istri di sana?” Lisa berkata dengan hati-hati, tetapi hal itu malah terdengar sangat naif di telinganya sendiri, sementara banyak istri di luaran sana yang sangat mengharapkan hal seperti ini terjadi pada mereka.Gandha melipat tangan di depan dada, suaranya datar tapi tegas. “Hak mana?” tanyanya, “semua yang kudapatkan di sini sudah kumiliki sebelum kita bertemu, apalagi sebelum kita menikah.”Lisa mengerutkan kening, menunggu kalimat Gandha yang jelas belum selesai.“Bahkan kalau kamu menuntutku sekali pun, kamu tidak bisa mengambil apa pun dariku.” Nada bicarany
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 62. Tenang dan Percaya

Suhu di sekitar ruangan ini terasa turun beberapa derajat untuk Lisa, bahkan terasa makin dingin tatkala tatapan tajam Gandha mengarah kepadanya.Pria itu mendekatkan wajahnya ke arah Lisa hingga Lisa bisa merasakan sapuan napas yang suaminya, dengan alasan yang sangat jelas tentu saja hal ini membuat tubuh Lisa bergetar, sesaat Gandha melihat ketakutan muncul di wajah istrinya, tetapi seolah-olah tidak peduli dan dia makin mendekatkan wajahnya pada wanita itu, ujung hidung mereka beradu, membuat Lisa memundurkan kepalanya hingga tersadar di sandaran sofa, tidak ada lagi tempat untuk mengelak apalagi melarikan diri dari Gandha.Jantung Lisa makin berdegup kencang, tubuhnya makin kaku, apa sebenarnya gerangan yang diinginkan oleh Gandha? Kenapa sekarang suasana terasa sangat mencekam. Gandha menjepit dagu Lisa membuat mereka berada pada titik yang sangat dekat.Dengan sisa keberaniannya Lisa berkata, “M-mas, kamu–”“Tukar semuanya dengan kesetianmu, jadilah istriku sampai aku benar-bena
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 63. Bertemu keluarga Lama

Ini adalah hari ke lima Lisa menempati rumah baru mereka. Malam ini dia merencanakan untuk membuat hidangan makan malam yang cukup spesial. Kehidupan Lisa benar-benar berubah drastis, namun demikian dia bisa lebih bijak menjalaninya.Sementara Gandha biasanya pergi pagi dan pulang sore hari."Mas, pulang jam berapa hari ini?" tanya Lisa pada Gandha saat mengantar pria itu ke depan rumah."Seperti biasa, tapi khusus hari ini aku usahakan pulang lebih cepat," ucap Gandha lalu mengambil wadah bekal makanan buatan Lisa untuknya."Lebih cepat?" tanya Lisa padanya.Gandha mengangguk. "Ya ... aku ingin menemanimu makan masak untuk. makan malam kita."Ih, Mas apaan sih!" Lisa memukul lengannya pelan."Ya, sekali-kali perlu menemani istri, kan? Lagipula, sepertinya hari ini kerjaan di tempat Pak Linggo tidak banyak lagi dan Pak Bastari juga sudah pulang lagi ke kampung pagi ini, jadi ... tinggal menunggu laporan perkembangan dari Pak Bastari dulu baru bisa atur strategi bisnis ke depannya." Ga
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 64. Aku Sudah Tidak Takut lagi

"Apa yang coba kalian lakukan padaku?" tanya Lisa dengan nada dingin.Ida membentak, suaranya meninggi, nyaris histeris. "Hebat, ya, kamu sekarang, Lisa! Udah ngerasa sukses karena jual diri di kota, ya?"Ia melangkah maju, telunjuknya nyaris menyentuh wajah Lisa. "Terus kamu punya nyali ngelaporin kami ke polisi?! Kamu pikir kamu siapa, hah?!"Wajah Ida merah padam, matanya membelalak seperti bara api yang siap menyambar. Nada suaranya tak lagi hanya marah—ia merasa terhina, terancam, dan kalah. "Berani-beraninya kamu ngelakuin itu ke kami! Dasar wanita tidak tahu diri!"Mendapatkan perlakuan barusan sempat membuat Lisa membeku di tempatnya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat, bukan karena takut, tapi karena kemarahan yang menggelegak di dadanya, dia teringat laporan yang dibacanya saat itu. Tentang bagaimana mereka melakukan hal ini dengan cara licik dan sangat jahat. Perbuatan mereka di masa itu seperti racun yang menusuk ingatannya.Tatapan Lisa berubah, menjadi sesuatu yang belum p
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 65. Beberapa Hari Sebelumnya

Beberapa hari sebelumnya di kediaman Ida dan Yasmin.“Berani sekali Lisa melakukan hal ini pada kita!” Ida berkata dengan meremas surat panggilan dari kantor polisi untuk penyelidikan kasus kematian suaminya.“Apa Ibu tahu dia sekarang tinggal dimana? Kita datangi saja dia, seenaknya dia berbuat seperti ini.” Yasmin turut geram dengan hal ini, badannya yang masih pegal-pegal karena pulang dari jaga malam di rumah sakit terasa makin sakit saja.Ida meletakkan gelas dengan kasar di atas meja, nadanya penuh frustrasi. "Kita harus minta tolong sama Andrian."Ia melirik tajam ke arah Yasmin yang duduk di seberangnya. "Dia pasti punya kenalan… orang-orang yang bisa kita manfaatin buat nekan Lisa."Wajahnya mengeras, penuh amarah yang nyaris tak tertahan. "Dasar anak itu!. Dia pikir dia bisa menang lawan kita?!"Dengan kesal, Ida meneguk habis minumannya. Matanya masih menyala, seperti belum puas memuntahkan kekesalan yang sudah lama mendidih.“Aku akan hubungi Mas Adrian, Bu, tenang saja, L
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 66. Beberapa Hari Sebelumnya 2

Benar saja, keesokan harinya tanpa menunggu lama Andrian membawa keduanya pada seorang pengacara terkenal yang bisa membantu mereka, keduanya sangat senang dengan bantuan yang diberikan oleh Andrian. Ucapan manipulasi dari mulut keduanya memberikan keyakinan yang sangat dalam untuk Andrian. Mereka juga mengatakan kalau hal ini tidak terbukti mereka harus balik menuntut Lisa.“Benar, kami harus menuntut balik Lisa agar dia mendapatkan pelajaran dari perbuatannya ini.” Andrian berkata dengan geram.“Masalah itu, akan dilakukan bertahap, Pak Andrian, saat ini kita harus membuat rencana untuk menghadapi kasus ini terlebih dahulu.” Pengacara itu berkata dengan tenang.“Selama klien bisa memberikan keterangan yang jujur dan benar serta bisa menyangkal semuanya, saya akan pastikan kita memenangkan kasus ini. Lalu, selanjutnya baru kita ke tahap berikutnya.” Kembali pria itu menjelaskan, Andrian menganggukkan kepalanya.Sementara, Ida mengepalkan tangannya di bawah meja, karena tatapan pengac
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 67. Sebelumnya

Selesai menjalani pemeriksaan di kantor polisi, langkah Ida terasa limbung. Meski dia bersama dengan Yasmin dan juga pengacara, matanya terus menelisik sekeliling—seolah merasa ada yang mengikuti dari belakang. Yasmin, yang biasanya cerewet, hanya terdiam menunduk, wajahnya tegang, nyaris pucat."Bu, apa Ibu baik-baik saja?" tanya Yasmin saat mereka ada di dalam mobil setelah pulang dari pemeriksaan itu."Tentu saja Ibu harus bak-baik saja." Ida berkata dengan nada sedikit meninggi."Bu, apa yang dikatakan Pak Munir semalam benar?" tanya Yasmin lagi.Semalam, memang Ida menghubungi Munir di kampung. Pernyataan Munir sangat membuatnya terkejut, karena pria itu mengatakan kalau Gandha, pria gila yang menikahi Lisa itu, saat diusir dari kampung, caranya bicara sangat berbeda dari sebelumnya.Dia seperti orang yang normal dan terlihat sangat berwibawa, terlepas dari wajahnya yang masih berantakan dan tidak enak untuk dilihat."Apa jangan-jangan pria itu ...." Yasmin menggantung kalimatnya
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 68. Ingin Bermain Sebentar

Walaupun wanita itu menggunakan pakaian yang sangat berbeda, tetap saja wajah itu tidak berubah.“Eh iya bener, Bu! Kok dia bisa keluar dari sana? Terus itu kayaknya penampilannya beda banget?” Yasmin mengerutkan keningnya."Kita harus menemuinya sekarang, kita harus tahu darimana dia punya kekuatan untuk melaporkan kita!" Ida berkata dengan nada keras.Ida lalu menarik Yasmin keluar dengan cepat dan meraih es kopi milik Yasmin yang belum sempat diminumnya. “Kita cegat dia sekarang!”Keduanya berjalan cepat hingga akhirnya Yasmin lebih dulu berdiri di depan Lisa. Seperti dugaan Yasmin dia pasti sangat terkejut melihat mereka berdua.“Y-Yasmin?!” Melihat Lisa yang seperti ini, jelas sekali Yasmin berpikir kalau Lisa akan sangat ketakutan, apalagi dia sudah berani-beraninya melaporkan mereka berdua ke polisi.Lalu Ida menyiram Lisa dengan es kopi itu, Yasmin menyeringai saat melihat Lisa sudah dalam keadaan kotor seperti saat ini, dan dia Seperti biasanya, mulai bicara untuk merendahka
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 69. Aku Menjamin Isi Kartumu

Beberapa saat sebelumnya, di dalam mobil.[Mas aku bertemu dengan Ibu dan Yasmin dan sepertinya mereka sedang mengikuti mobil kami, aku sudah bilang dengan Tono untuk berputar-putar dulu tidak langsung pulang ke rumah.]Pesan itu dikirim Lisa untuk Gandha. Dia tahu, suaminya sedang tenggelam dalam urusan yang pasti tidak sepele. Karena itu, Lisa memilih menahan diri—tidak ingin mengganggu dengan hal-hal kecil. Tapi sampai akhirnya dia memutuskan melangkah ke mall mewah ini pun, belum ada kabar balik dari Gandha.Beruntungnya sesaat setelah dia masuk ke dalam mall ini, ponselnya berdering, nama “Suami Gila” terpampang di layarnya. Lisa mengulas senyum lebar.“Lisa! Kamu nggak apa-apa?" Jelas terdengar suara Gandha terdengar panik saat ini."Aku tidak apa-apa-""Apa yang mereka lakukan padamu? Apa kamu terluka?" potong Gandha cepat."Aku-""Sekarang kamu di mana? Apa masih sama Iyam dan Tono?” Suara Gandha di seberang telepon terdengar panik, bertubi-tubi melemparkan pertanyaan tanpa men
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 70. Kenapa Ada Dia?

Pernyataan pria itu sontak membuat Lisa terkejut."Apa yang Mas bilang barusan?" tanyanya sekali lagi, seolah ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar.Gandha memintanya untuk belanja apapun yang ia mau. Bagi Lisa, itu terdengar seperti mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan. Bukankah hampir semua wanita menginginkan hal semacam ini?Dulu, ia pernah punya harapan yang sama. Tapi itu hanya sebatas angan yang akhirnya ia kubur dalam-dalam. Dan sekarang, Gandha—pria yang ia anggap jauh dari hal seperti ini—mengucapkannya padanya.Bagaimana mungkin ia tidak bahagia?“Lanjutkan saja, Sayang," ucap Gandha dengan santai."Kata orang-orang yang kudengar, belanjamu tidak menarik kalau kamu masih melirik tag price," lanjut Gandha lagi.Hal ini tentu membuat Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Pria ini benar-benar ...!"Dan jangan lupa tunggu aku di sana, aku sudah di jalan untuk menjemputmu.” Setelah Gandha mengatakan hal itu, pria itu memutuskan sambungan teleponnya. Wajah Lisa ber
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status