Semua Bab Menikah Dengan Pria Gila: Bab 41 - Bab 50

72 Bab

Bab 41. Menurutmu, Aku Bagaimana?

Senyuman terlukis jelas di wajah Gandha saat ini, namun Lisa masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kamu ... mendengarkanku?" Suara Gandha membuat Lisa tersadar kalau barusan bukan hanya ada dalam khayalannya saja. Jelas Lisa yang masih terkejut ini masih belum bisa berkata-kata.Detik berikutnya, Gandha meraih tangan Lisa, membuat pertahanannya runtuh. “Maaf membuatmu sangat terkejut dengan pernyataanku barusan, tapi … aku tidak akan memaksamu, Lis." Gandha menarik napas dalam. Tatapannya begitu dalam. "Lagipula, aku tidak ingin terburu-buru," sambung pria itu lagi. Membuyarkan pikiran Lisa yang sempat terdiam cukup lama. Lisa menunduk, dia tidak tahu bagaimana melukiskan kata-kata yang tepat untuk pria ini. Dia juga butuh waktu dan tidak mau salah arti dengan perasaannya sendiri. Barusan dia memang kagum, hanya saja kalau secepat ini ... dia takut kalau sebenarnya hanya manipulasi pikirannya saja. Dia kemudian menatap Gandha dengan wajah yang cukup serius
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 42. Mengharap Pada Suami

Gandha yang bertanya balik membuat Lisa menegakkan kepalanya. "Itu aku ... aku tidak bisa menebaknya." Lisa berkata jujur sambil menggigit bibirnya. "Maaf aku tidak bermaksud untuk-" “Jangan minta maaf, wajar kalau kamu berpikir begitu." Gandha menanggapinya dengan santai. "Tapi ... aku punya prinsip untuk tidak melakukan hal seperti itu jika bukan dengan istriku, karena aku tidak ingin terlibat banyak masalah karena skandal semacam ini.” Mendengar kata-kata 'istri' keluar dari mulut Gandha tiba-tiba saja wajah Lisa sedikit memanas, sebelum Gandha menyadarinya, dia kembali bertanya, “Apa orang tua Mas tidak sibuk untuk mencarikan Mas jodoh? Misalnya menjodohkan dengan anak rekan bisnis atau semacam itu lah, karena setahuku orang-orang kaya akan melakukan pernikahan untuk membesarkan lagi usaha mereka.” Gandha langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Itu ….” “Pasti pernah, kan?” Entah kenapa Lisa menjadi sedih mendengarnya, tiba-tiba ada ketakutan yang menjalar ke dalam ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 43. Aku Akan Mencobanya

Namun, detik berikutnya, Gandha membisikkan sesuatu di telinga Lisa. “Katakan padaku, apa kamu menyukaiku?”Hal ini sontak membuat mata Lisa terbuka lebar, wajahnya langsung merona tanpa bisa dicegah! Ini sangat memalukan!!!Gandha masih memeluknya, hanya saja saat ini Gandha tersenyum dengan memiringkan sedikit kepalanya, dia terlihat sedang menggoda Lisa yang makin salah tingkah dan sangat malu.“Itu … aku ….” Lisa mendorong kuat tubuh Gandha hingga membuat jarak di antara keduanya, wajahnya benar-benar merah seperti udang rebus.“Terima kasih sudah mau mencoba membuka hatimu untukku.” Senyuman Gandha ini makin membuat Lisa luluh.“Itu …,” ucap Lisa terputus, dia tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Semuanya nampak samar, tetapi hal yang tidak kabur mulai terbuka jelas. Fakta penting yang cukup menarik. Benar Dia menyukai Gandha, mungkin dia juga sudah jatuh cinta dengan pria itu secara tidak dia sadari.“Mas jangan bicara yang aneh-aneh, aku ke dalam dulu!” Lisa beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 44. Pengakuan

Lisa dengan malu-malu mengangguk. Hal itu jelas membuat Gandha tersenyum makin lebar pagi hari ini.“Terima kasih Lis, aku senang sekali mendengarnya.” Gandha berkata dengan penuh semangat.“Lalu … mas mau mengatakan apa?” tanya Lisa dengan cepat agar suasana canggung baginya ini cepat berlalu.Gandha masih tersenyum lebar."Mas, aku tanya mas mau bilang apa tadi?""Ah maaf aku terlalu senang. Kupikir kamu mau menjadi istriku yang sesungguhnya." Gandha terkekeh ringan."Tapi, aku memang istrimu, kan? Kita tidak sedang bermain nikah kontrak seperti di drama seri loh." Kali ini Lisa berkata dengan santai, membuat Gandha makin menyukai acara sarapan pagi bersama hari ini.“Ehm ... Lis," ucap Gandha pelan, "selama Pak Linggo tidak ada nanti, apa kamu bisa bantu aku untuk menjaga tokonya kalau aku ada urusan keluar?” tanya Gandha dengan wajah serius pada Lisa.Mendapati pertanyaan barusan membuat Lisa mengerutkan keningnya lalu dia mengangguk. Lisa segera menghubungkan semua masalah Gandha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 45. Kehidupan yang Bagaimana?

Gandha terpaku. Pengakuan itu menghantamnya seperti ombak besar yang tiba-tiba muncul di laut yang tenang. Jantungnya berdegup kencang, dan ia nyaris tak percaya apa yang baru saja didengarnya. Tangannya, yang refleks memeluk erat tubuh Lisa, kini sedikit melemah. Ia butuh memastikan semuanya bukan sekadar khayalan.“Lisa …,” gumamnya lirih, berusaha mengurai pelukan itu untuk menatap wajah istrinya. Namun, Lisa menahannya.“Jangan lepas dulu,” bisik Lisa dengan nada mengayun, terdengar cukup manja untuk ukuran Lisa yang dia tahu selama ini wanita itu adalah orang yang cukup serius.Lisa memejamkan mata sejenak, masih meletakkan dagunya di pundak pria itu dengan tangan memeluk erat leher Gandha. “Aku mau sebentar lagi seperti ini,” ucapnya lirih.Gandha menelan ludahnya. “Kamu … Kamu sedang tidak berusaha membuatku senang, kan?” tanyanya hati-hati, seperti takut jawabannya akan menghancurkan detik-detik indah ini. Dia bisa merasakan kalau Lisa perlahan menggeleng tanpa berkata apa-apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 46. Berita Bagus Untukmu

Suasana sedikit menegang, tetapi Lisa langsung mencubit lengan Gandha pelan, menahan tawa. “Jangan terlalu percaya diri, Tuan Muda Gandha Wongso!”Hal itu membuat Gandha sedikit menjerit dengan suara yang terdengar menggoda, "Aw! Kamu benar-benar nakal!""Ih, lagian apaan sih nanya begituan!" Lisa mengalihkan pandangnya dan terkekeh ringan.Keceriaan ini benar-benar membuat hubungan keduanya makin lebih dekat. Tentu saja, tidak perlu dijelaskan Kehidupan yang dimaksud oleh Lisa adalah kehidupannya bersama dengan Gandha.***Saat siang harinya, seperti yang dikatakan oleh Gandha sebelumnya pada Lisa, dia juga sering keluar guna menyelesaikan urusannya, yang Lisa tidak bertanya lebih jauh urusan apa itu.Hubungan mereka tumbuh begitu cepat dalam waktu singkat.Gandha benar-benar sangat berbeda dengan pria yang dia tahu sebelumnya. Pria itu juga terlihat sangat romantis, bahkan terkesan spontan saat memuji dan membuat perasaan Lisa makin berbunga-bunga.Lisa mulai memahami karakter Gandh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 47. Berita Bagus?

Lisa penasaran apa yang dimaksud oleh Gandha, tetapi dia tidak bertanya lagi, karena sudah pasti dia akan memberitahukannya segera.Mereka akhirnya berkumpul di lantai atas, duduk di sofa yang sudah tua. Gandha dan Lisa duduk berhadapan dengan Linggo dan Bastari.Kedua pria paruh baya itu saling pandang saat akan memulai pembicaraan. Seolah-olah memberi isyarat siapa yang akan memulai duluan.Hal ini tentunya membuat Lisa penasaran dan akhirnya dia tidak tahan untuk berbicara lebih dulu.“Sebenarnya ini ada apa, ya, Pak?” tanya Lisa kepada kedua orang yang ada di depannya, lalu Lisa melihat ke arah Gandha. “Mas, katanya ini berita bagus, tapi kenapa sepertinya suasananya tidak terlihat hal yang bagus?”Jelas terlihat kegelisahan di wajah Lisa saat ini.Gandha menghela napas panjang sebelum menjawab. Tatapannya tak lepas dari Lisa, pandanganya cukup rumit.Lisa lalu melihat kembali ke arah Linggo dan Bastari seolah-olah meminta penjelasan lebih, namun keduanya diam.Gandha kemudian ang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 48. Tidak Sesederhana Itu

Lisa menunduk. Sebelah tangannya mengepal erat di atas pahanya. Rasa kecewa dan marah bercampur menjadi satu. Namun, di balik kekecewaannya, dia mencoba menahan diri.Sejujurnya dia juga tidak mengharapkan harta warisan ayahnya, hanya saja, dia tidak menyangka kalau ibu tirinya sudah melangkah sejauh itu. "Aku tidak menduga kalau Ibu benar-benar berbuat hal semacam ini."Namun, belum sempat larut dalam kekecewaan yang dalam itu, Linggo mengeluarkan amplop besar bewarna coklat yang berisi surat-surat penting dari dalam tas yang dia bawa.“Ini surat-surat hak kepemilikan rumah dan juga kebun milik Pak Duha, Lisa.” Lisa mengernyit, bukankah Bu Ida sudah menjualnya, lalu kenapa bisa ada dengan Pak Linggo?"Ini … apa maksudnya, Pak?" Dia memandangi dokumen itu dengan tatapan bingung, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Gandha.Ada tatapan rumit yang terukir di wajahnya, dia memang tidak sekolah sampai perguruan tinggi seperti yang dikatakan oleh Ibunya, tetapi dia tidak juga bodoh untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 49. Sebelumnya 1

Satu minggu sebelumnya.Linggo duduk di kursi kayu di depan Gandha, dengan alis yang berkerut tanda kebingungan. Suasana di toko miliknya ini menjadi mendadak hening, hanya suara kipas angin tua yang berputar pelan mengiringi percakapan mereka. Dia terkejut saat Gandha meminta pertolongan padanya."Apa Nak Gandha yakin mau melakukan semua ini?" tanya Linggo akhirnya, suaranya berat dan sedikit ragu.Gandha mengangguk dengan pasti. "Aku yakin, Pak. Aku sudah memikirkan ini. Lagipula, aku sudah berjanji pada almarhum Pak Duha sebelum ini untuk tidak membuat putrinya bersedih."Linggo menarik napas dalam seolah-olah meyakini sekali lagi kalau anak muda yang duduk di depannya serius. "Tapi, bukankah lebih baik kamu mencari tahu dulu tentang semua yang terjadi padamu alih-alih mencari semua fakta terkait masalah di kampung itu?”Gandha tersenyum singkat lalu mendesah pelan kemudian berkata, “Seperti yang kukatakan sebelumnya, Pak, selain aku punya janji pada Pak Duha aku juga berjanji pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 50. Sebelumnya 2

Percakapan tadi benar-benar membuat Gandha merasa cukup lega, setidaknya ini jalan awal untuknya membantu Lisa memenuhi janjinya. Setelah Pak Linggo pulang ke rumahnya, Gandha akhirnya menyibukkan dirinya memperbaiki sistem toko milik Linggo ini, hingga akhirnya Lisa mendekatinya dan menyarankan untuk merapikan rambutnya ke tukang cukur.Jujur saja, selama ini Gandha selalu berpenampilan rapi, dia adalah orang yang sangat sempurna dalam segala hal. Namun, sejak dirinya terdampar beberapa waktu lalu, tampilannya ini tidak terlalu dia hiraukan. Dia terlalu sibuk untuk sekedar mengurus penampilan saja, toh penampilan rapi dan bersih tidak akan menaikkan citranya saat bersama orang-orang itu. Tetap saja dia adalah pria gila!Melihat Lisa yang tersenyum padanya, jantungnya selalu bergetar lebih kencang, Entah kenapa dia merasa sangat bersalah pada wanita ini, dirinya benar-benar bodoh hingga masuk perangkap receh dan murahan yang diciptakan oleh ibu tiri Lisa seperti ini. Andai saja dia bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status