Lisa menunduk. Sebelah tangannya mengepal erat di atas pahanya. Rasa kecewa dan marah bercampur menjadi satu. Namun, di balik kekecewaannya, dia mencoba menahan diri.Sejujurnya dia juga tidak mengharapkan harta warisan ayahnya, hanya saja, dia tidak menyangka kalau ibu tirinya sudah melangkah sejauh itu. "Aku tidak menduga kalau Ibu benar-benar berbuat hal semacam ini."Namun, belum sempat larut dalam kekecewaan yang dalam itu, Linggo mengeluarkan amplop besar bewarna coklat yang berisi surat-surat penting dari dalam tas yang dia bawa.“Ini surat-surat hak kepemilikan rumah dan juga kebun milik Pak Duha, Lisa.” Lisa mengernyit, bukankah Bu Ida sudah menjualnya, lalu kenapa bisa ada dengan Pak Linggo?"Ini … apa maksudnya, Pak?" Dia memandangi dokumen itu dengan tatapan bingung, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Gandha.Ada tatapan rumit yang terukir di wajahnya, dia memang tidak sekolah sampai perguruan tinggi seperti yang dikatakan oleh Ibunya, tetapi dia tidak juga bodoh untuk
Terakhir Diperbarui : 2025-03-27 Baca selengkapnya