Home / Romansa / Menikah Dengan Pria Gila / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menikah Dengan Pria Gila: Chapter 21 - Chapter 30

72 Chapters

Bab 21. Perlawanan Lisa

Lisa melangkah masuk ke dalam kamarnya, saat melangkah pergi, ia menangkap pandangan Yasmin yang penuh ejekan, dan senyum kecil di sudut bibir Ida yang terasa menusuk hati.Setelah Lisa masuk ke kamanya Ida menyeringai. Wajahnya memancarkan ekspresi kemenangan. Dia menatap Yasmin dan berkata, “Semua sudah selesai. Besok kamu pulang saja ke kota dengan Andrian. Sisanya bisa Ibu atasi sendiri,” katanya dengan nada penuh penekanan melihat ke arah Yasmin."Iya, kalau itu ibu tidak perlu bilang! Aku pasti akan terus mendekati Mas Andrian." Yasmin berkata santai."Eh, saat Lisa menandatangani dokumen tadi kamu rekam, kan?" tanya Ida."Tentu saja! Mana mungkin aku tidak merekamnya dan juga, aku mendapatkan posisi yang pas, kelihatan kalau dia tidak dengan terpaksa menandatanganinya!" Yasmin berceloteh pada Ibunya. "Untung saja dia mau langsung tandatangan.""Untuk urusan itu, kamu tenang saja. Tidak mungkin dia membaca semuanya." Ida berkata dengan percaya diri."Ah, Ibu memang sangat pintar
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 22. Pencitraan

“Ada apa di dapur?” Gandha bertanya pada Lisa yang baru saja masuk kamar dengan napas tersengal dan tangannya memegang dadanya.Wanita itu menghela napas sejenak. “Biasa, Mas, siapa lagi kalau bukan Ibu dan Yasmin.”Lisa menjawab sekenanya lalu berjalan ke arah lemari, dia membuka laci yang ada di sana dan melihat sebuah kalung yang dimaksudkan oleh Yasmin tadi.Kalung ini pemberian dari almarhumah ibunya Andrian untuk pria itu, saat Andrian ingin pergi ke kota dia memberikan barang berharga itu pada Lisa. Andrian berkata kalau ini adalah barang yang sangatlah penting untuknya. Sebuah Liontin yang didesain khusus dari asi dan rambutnya saat masih bayi.Kalau dia mengingat hubungannya dengan Andrian, rasanya masih sakit, namun, kalau dia mengingat lagi tentang hari ini, dimana dia sudah menikah dengan pria lain, rasanya dia benar-benar merasa bersalah dengan suaminya sendiri, yang seolah-olah dia masih belum bisa berjalan ke depan dari sosok Andrian.Gandha hanya memperhatikan Lisa dar
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 23. Makin Menyesakkan

"Kalian! Jangan pikir aku akan diam saja!" bentak Lisa."Mau coba melawan? Lakukan saja kalau bisa." Ida melihat dengan tatapan meremehkan."Sudah, jangan banyak bicara, Mbak Lisa! Sekarang lebih baik Mbak Lisa serahkan kalung itu padaku!" Kali ini Yasmin berkata dengan sedikit nyaring.Lisa mengatur getaran marah dalam dadanya."Sebentar lagi Mas Andrian datang, dia mau menjemputku untuk pulang ke kota.” Yasmin berkata dengan menatap tajam ke arah Lisa, lalu matanya tertuju pada tangan Lisa yang masih menggenggam kalung tersebut, dia kemudian berdiri dan ingin merebut benda itu dari Lisa. Akan tetapi Lisa masih mempertahankannya dan dia menghindari Yasmin.“Sudah kukatakan aku bisa mengembalikan ini pada Mas Andrian secara langsung.” Lisa mengatakan dengan suara tegas.“Buat apa lagi? Buat menyakiti Mas Andrian? Apa kamu lupa kalau kamu sekarang ini sudah punya suami, Mbak!?” Yasmin mengingatkan Lisa.“Ah, aku lupa, kamu kan juga bukan wanita baik-baik, jelas tidak akan mempertimba
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 24. Ejekan

Gandha tidak terlalu memikirkan ucapan Lisa barusan. Dia tahu kalau Lisa jelas perlu waktu.“Aku yang harusnya minta maaf padamu, Lis.” Gandha berkata dengan suara tertahan. Kalau seandainya aku tidak hilang kendali malam itu, maka kamu tidak akan menderita seperti ini. Aku … akan bertanggung jawab padamu, Lisa, jadi–”“Jangan bicara begitu, Mas, ini sudah takdir, hanya aku yang masih belum bisa menerimanya. Maafkan aku ….” Lisa berkata lirih, rasa bersalah tiba-tiba menjalar ke sekujur tubuh Lisa.“Harusnya aku menjadi pembelamu di depan orang-orang itu tadi, tetapi aku terlalu menghindari perselisihan," ucap Gandha sambil mendesah berat.Matanya melihat ke arah Lisa melanjutkan kalimatnya yang masih menggantung, "Hal ini, membuatku menjadi seorang pengecut yang bersembunyi di dalam kamar.” Ucapan Gandha sangat jelas terdengar dengan nada penuh penyesalan.Sebenarnya, saat itu, bukan Gandha tidak mau keluar kamar, dia sangat ingin membela istrinya, tetapi tiba-tiba suara liontin pec
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 25. Perseteruan dan Hubungan yang Makin Dekat

Rasanya sangat lelah sekali saat ini, dia duduk di sofa dengan mata terpejam. Hingga akhirnya, suara Ida mengejutkannya.“Lisa! Mana uangnya?” Ida berkata dengan kasar pada Lisa.Ah, belum lagi ibu tirinya ini selalu saja minta uang, ada-ada saja yang kurang, entah mau beli ini dan itu, tetapi dia tidak boleh seperti dulu lagi! Kalau dulu dia selalu menahan diri, tapi sekarang ... setidaknya dia sedikit-sedikit sudah bisa memberikan perlawanan. “Bu, sudah Lisa katakan upah yang Lisa terima, masih dua hari lagi.” Lisa berkata dengan tenang.“Ibu tidak mau tahu ya! Kamu harus cari uangnya!” Ida berteriak pada Lisa.“Aku bukan mesin uang Ibu! Ibu harusnya bisa minta transfer sama si Yasmin dong!” Kali ini Lisa meninggikan suaranya.“Kamu! Kamu sudah kurang ajar ya!”“Ibu yang kurang ajar padaku! Apa Ibu tidak lelah terus-terusan akting begitu di depan warga?! Apa Ibu tidak takut kalau suatu hari semuanya akan terbongkar?” Lisa mendebatnya.“Dasar anak durhaka kamu Lisa!” hardik Ida.“T
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 26. Kebohongan

Keesokan harinya, seperti biasa Lisa bangun dengan cepat untuk membereskan semua urusan rumah. Sejak kepergian ayahnya suasana rumah ini nampak sangat berubah, membuat dinya terkadang menjadi sangat rindu dengan sosok ayahnya. Ida semakin lama, semakin membuatnya sakit kepala, apalagi belakangan Ida sering kali mencari-cari alasan untuk membuat kegaduhan. Entah itu meminta uang, atau meminta sesuatu yang diluar nalarnya!Namun, ada yang aneh dengan pagi ini, biasanya setelah Lisa selesai memasak dan membereskan rumah, Ida dengan santainya keluar dari kamar dan menyantap sarapan, tetapi pagi ini tidak ada tanda-tanda Ida keluar dari kamarnya. Awalnya dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, tetapi saat dia akan pergi kerja, Ida tetap belum terlihat batang hidungnya. Walau bagaimana pun dia tetap khawatir dengan ibu tirinya itu.Lisa lalu mendatangi kamar ibunya itu. Mengetuknya dengan pelan. Namun, tidak ada sahutan di dalam.“Bu, Ibu, bangunlah sarapan,” panggil Lisa dari luar.
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 27. Terusir Dari Kampung

Mereka yang ada di sana terperanjat dengan kehadiran Gandha yang tiba-tiba saja memperlihatkan auranya yang sungguh tegas, terasa sangat dominan dengan wajah yang menggelap.“Kalian melakukan hal ini tanpa menyelidiki kebenarannya, kan?” Gandha berkata dengan nada penekanan dan pandangan matanya menyapu seluruh warga yang berdiri di sana dengan sikap arogan mereka.“Hei, kamu! Kamu tidak berhak ikut campur dengan urusan ini!” teriak salah satu dari mereka.“Aku berhak! Aku berhak membela Lisa karena Lisa adalah istriku! Apa kalian lupa kalau kami sudah menikah?!” Gandha berkata dengan suara tegas. Tatapan tajam matanya seolah menguliti mereka semua.Sadar akan hal ini dan tidak ingin memperpanjang masalah, Lisa menggenggam tangan Gandha dengan lembut, dia mencoba untuk meredakan amarah pria itu. Jujur, Lisa terkejut, karena Gandha benar-benar melindunginya saat ini, tetapi Lisa sudah sangat paham dengan watak warga kampungnya sendiri yang sangat keras kepala dan mudah termakan isu.“M
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 28. Berkemas Keluar

Suasana hening sejenak. Lisa mengepalkan tangannya dengan kuat. Meski sudah menduga hal ini akan terjadi, mendengar keputusan tersebut langsung dari ketua kampung tetap membuat hatinya terasa hancur. Ini adalah kampung tempat ia tumbuh besar, tempat yang penuh kenangan dengan ayahnya, namun sekarang, ia harus pergi karena sandiwara ibu tirinya itu? "Pqk, apa tidak bisa mendengarkan penjelasan kami dulu?" protes Lisa. "Lisa, ini demi meredam kemarahan warga. Memang ada baiknya kalian pergi dulu untuk sementara waktu." Munir berkata dengan suara pelan. Gandha memegang tangan Lisa memberikan kekuatan pada wanita itu, Lisa bisa merasakan perasaan panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Gandha menggenggam tangan Lisa lebih erat. “Kita akan pergi, Lisa. Ini memang keputusan yang sulit, tapi kita tidak punya pilihan lain.” "Tapi, Mas ...." Lisa menatap Gandha, mencoba mencari lagi kekuatan dari suaminya. Meskipun hatinya berat, ia tahu Gandha benar. Jika mereka tetap tinggal, warga kam
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 29. Bukan Orang Sembarangan

Setelah mengemasi semua barang, mereka berdiri di depan pintu, di sana masih ada Pak Munir yang menunggu mereka keluar. “Ini kunci rumahnya, Pak.” Lisa berkata pada Munir menitipkan aset peninggalan ayahnya itu. Dia melihat rumah itu sekali lagi dengan perasaan yang sangat sedih, Gandha tahu itu tidak mudah untuk Lisa, dia lalu merangkul Lisa dengan memberikan kenyamanan dan perlindungan untuk istrinya. Munir menatap mereka dengan tatapan penuh keprihatinan, dia tahu kalau cerita yang merebak di kampung ini tidak seperti itu, tetapi untuk saat ini dia tidak bisa membantu banyak, karena ini jalan yang paling tepat untuk semuanya. “Pak Munir,” kata Gandha, “terima kasih atas segala bantuan dan pengertian Anda.” Munir mengangguk. “Hati-hati di jalan. Saya harap kalian bisa menemukan kedamaian di tempat baru. Jika suatu hari keadaan membaik, kalian selalu bisa kembali.” Lisa tersenyum pahit, dalam hatinya, dia sanksi apa mungkin dia bisa kembali lagi ke tempat ini? Rasanya ini s
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 30. Bermain Menjadi Korban

Sementara itu, di tempat Ratmi.Ida memasang wajah sedihnya, dia membawa koper besar dan juga masih menangis sesegukan.“Dasar anak durhaka itu benar-benar sudah kelewatan! Tega-teganya dia mengusir ibunya! Walaupun kamu bukan ibu kandungnya, tapi kamu sudah menyayangi Lisa seperti anakmu sendiri, Da!” Ratmi berkata dengan sangat geram sekali.“Sudahlah Rat, aku sudah mengikhlaskan semuanya, sejak dulu dia memang kurang suka aku menikah dengan ayahnya.” Ida berkata dengan suara pilu membuat siapa saja yang mendengarnya sangat percaya pada kepiawaian bermain kata-katanya ini.“Ah, kamu tidak tahu saja, tadi saat warga mengusirnya dari rumah itu, suaminya yang gila itu tiba-tiba datang seolah dia adalah pahlawan, sayangnya dia adalah pahlawan kesiangan! Dia sok-sokan mau membela istrinya, padahal sendirinya saja sudah sangat menyedihkan!” Ratmi kembali berkata dengan nada gusar.“Benar, dia sangat sombong, tapi bisa jadi dia hanya berpura-pura saja selama ini untuk mendekati Lisa dan me
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1234568
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status