Home / Romansa / One Night Stand / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of One Night Stand: Chapter 11 - Chapter 20

223 Chapters

Bab 11: Pembalasan Mary

Di depan toilet, Nathan menatap khawatir pada Mary. Ia mendekat, lalu membelai lembut wajah kekasihnya itu. "Kamu baik-baik saja?" tanya Nathan dengan suara pelan. Mary mengangguk, berusaha tersenyum. "Iya, aku baik-baik saja," jawabnya, meskipun dalam hati ia merasa tertekan. "Tadi perutku agak sakit... Makanya aku agak lama di toilet," jelas Mary dengan terpaksa berbohong, meskipun sebenarnya ia tidak ingin berbohong, tetapi keadaan memaksanya. "Mau aku belikan obat?" tanya Nathan penuh perhatian. Mary menggeleng cepat. "Tidak usah, sayang. Sekarang sudah tidak sakit lagi. Iya... perutku tidak sakit lagi. Aku baik-baik saja," jawabnya dengan senyum lebar, berharap dapat meyakinkan Nathan. Nathan mengangguk pelan. "Syukurlah kalau begitu." Ia sempat melirik pintu toilet yang sedikit terbuka. Mary menyadari tatapan Nathan dan panik. "Ayo..." ajak Merry buru-buru. Nathan beralih menatapnya. "Atau... kamu mau masuk?" tawar Mary dengan sengaja. Namun, dalam hatinya, ia sangat berha
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 12: Siapa yang Kamu Cintai?

*** "Kau ini kenapa, huh? Tiba-tiba bersikap begini, gegabah tanpa berpikir panjang," Olso berkata sambil menyetir, melirik Victor yang duduk di sampingnya. "Nathan itu keponakan Tuan Dominic, dan dia sangat sayang terhadap keponakannya, seperti putranya sendiri. Dan kau... kau malah dengan beraninya mengganggu kekasih dari keponakannya itu. Mereka akan segera menikah, Victor. Berhentilah berbuat gila, jangan sampai semua tindakanmu itu menghancurkan apa yang selama ini kita bangun. Kepercayaan Tuan Dominic. Hubungan baik kita dengannya jangan sampai hancur hanya karena kau mengejar Mary." Di sisi lain, Victor hanya diam, mendengarkan dengan seksama omelan panjang lebar Olso tanpa berniat membalas. "Aku tidak tahu persis apa alasanmu kali ini. Tapi yang jelas, aku tidak percaya kalau alasannya karena cinta. Kau tidak mungkin mencintai Mary, kan? Sementara Jihan sendiri belum bisa kau lupakan," Olso melanjutkan, tampak belum puas mengomeli temannya itu. Ya, Olso sangat kesal den
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 13: Kebenaran Malam Itu

Untuk saat ini, Mary benar-benar belum siap untuk menceritakan semuanya kepada Nathan. Namun, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa kapanpun waktunya tiba, ia pasti akan berkata jujur, karena dengan terus berbohong pun tidak mungkin. Waktu terus berjalan, dan sementara ia dan Nathan akan menikah. Mary merasa tidak akan sanggup melakukannya dalam kondisinya yang sudah seperti ini. Ia merasa hancur dan tidak ada lagi hal yang bisa dibanggakan di hadapan Nathan. Semua itu telah direnggut oleh Victor, pria yang paling dibencinya saat ini. ** Sejak sore hingga malam tiba, Victor sama sekali tidak keluar dari kamar, sehingga Olso bingung dengan semua sikap anehnya itu. Olso juga penasaran, sebenarnya apa yang sedang dilakukan Victor sampai mengunci pintu kamarnya dan tidak membiarkan siapapun masuk. Beberapa kali sebelumnya, Olso sudah mengetuk pintu, ingin membicarakan beberapa hal mengenai pekerjaan mereka, tetapi Victor tetap tidak mau membuka pintu. Dia benar-benar tidak ingin diga
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab14: Mary Dalam Bahaya!

“DIAM! SEMUANYA DIAM! JANGAN ADA YANG BERGERAK!” seorang pria bertubuh kekar memperingatkan semua orang dengan ancaman senjata api di tangan. “Siapa yang berani bergerak, maka akan aku tembak kepalanya!” ancam pria lainnya dengan suara menggelegar, membuat siapa saja bergetar ketakutan. Suasana seketika hening, hanya terdengar deru napas yang terengah-engah. “Cepat, hubungi Bosmu dan minta dia datang ke sini segera!” perintah pria itu kepada manajer club. “Baik… baik, saya akan hubungi segera,” ucap sang manajer dengan suara bergetar ketakutan. Siapa yang tidak takut jika nyawanya sedang terancam seperti ini? Dinginnya ujung senjata api yang ditempelkan di keningnya terasa sangat jelas di kulitnya, membuatnya semakin sulit bernapas. Sang manajer pun segera menghubungi Bosnya, yang tak lain adalah pemilik club ini. Ketika telepon berhasil terhubung, sang manajer tidak sempat berbicara karena ponselnya dirampas, diambil alih oleh pria yang saat ini mengancamnya. Tak banyak yang di
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab15: Amarah Victor

*** "Club ini tutup!" seru seorang pria kepada Victor dan Olso, berusaha menghalangi jalan mereka untuk masuk ke dalam club. Di depan club, ternyata ada dua pria yang berjaga. Sementara itu, petugas yang seharusnya menjaga tempat itu telah mereka bunuh, dan nasib mayatnya entah dibuang ke mana. "Aku tahu ini tengah malam, tapi bisakah jangan membuat lelucon?" sarkas Olso, menatap kedua pria itu dengan tatapan bengis secara bergantian. Di sampingnya, Victor hanya diam, menatap kedua pria itu dengan tatapan datar dan tajam. Setelah jeda sejenak, Olso melanjutkan, "Kau bilang club ini sudah tutup. Kau pikir aku buta sehingga tidak bisa melihat mobil-mobil para pengunjung yang terparkir di sana?" Kedua pria itu sontak saling melirik, memberi isyarat lewat anggukan kepala. Detik berikutnya, dengan gesit mereka mengangkat senjata yang tersembunyi di balik punggung dan mengacungkannya ke arah Olso dan Victor. Namun, dalam hitungan detik, Olso tak kalah sigap. Ia meraih pergelangan tan
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab16: Merawat Mary

Di belakang Victor, seorang pria mengangkat sebuah kursi hendak memukulnya. Namun, dengan refleks yang tak bisa diragukan lagi, Victor segera memutar tubuh untuk menghindar dari pukulan lawannya. Bug! Dengan kekuatan penuh, Victor meninju perut pria itu. Bug! Pukulan kedua Victor menghantam tepat di rahang lawannya. Kali ini, kekuatan pukulannya sepuluh kali lipat lebih besar dari sebelumnya, membuat sang lawan tersungkur ke lantai dengan tulang rahang yang patah. DOR! Victor mengakhiri pertarungan dengan menembak pria itu tepat di atas kepalanya. Seketika, nyawanya melayang. Victor melirik sekilas ke arah Mary, dan tatapan mereka bertemu. Ia melihat wanita itu memeluk tubuhnya, tampak ketakutan dan terkejut. Victor membuka jaketnya dengan sigap, melangkah lebar menuju Mary untuk menyerahkan jaketnya. Namun, tiba-tiba seseorang menyerangnya dari belakang. Pria itu memukul punggung Victor, tetapi tidak berhasil membuatnya jatuh. Victor segera berbalik, menatap pria itu dengan t
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab17: Keras Kepala

Victor kemudian segera turun dari mobil dan bergerak masuk ke dalam apotek. Tujuannya adalah untuk membeli pembersih luka serta obat untuk Mary. Di dalam mobil, Mary menatap ke arah apotek, penasaran apa yang sedang dibeli oleh Victor. Tak berapa lama, ia melihat pria itu keluar dari apotek sambil menenteng sebuah plastik kecil. Victor masuk ke dalam mobil dan menyerahkan plastik di tangannya pada Mary. "Obat untuk luka di bibirmu," ucapnya tanpa melihat wanita itu. Mary tertegun, namun segera mengambilnya. Ia melirik sejenak pada plastik tersebut sebelum kembali menatap Victor, yang kini mengikat seatbelt sebelum melajukan mobil untuk melanjutkan perjalanan. "Terima kasih," ucap Mary pelan. Victor tak menghiraukan. Mary menghela napas, menarik pandangan dari Victor. "Babi bisa tuli juga," gumamnya pelan, mengira bahwa Victor tidak akan mendengar. Namun, dugaannya salah. Kini, Victor menatap tajam padanya. "Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Mary dengan polosnya. Alih-alih men
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab18: Nathan Datang (Terlambat)

“Pelan-pelan, sakit,” keluh Mary. “Tahan sebentar,” jawab Victor, berusaha tenang. “Iya, tapi tetap sakit,” protes Mary, mencengkram pergelangan tangan Victor yang kekar, berusaha menahan gerakan pria itu yang tengah membersihkan luka di sudut bibirnya. “Sedikit lagi selesai. Tahan!” Victor menjauhkan tangan Mary dari dirinya dan melanjutkan membersihkan luka memar di bibir wanita itu. “Sudah, nanti saja,” tolak Mary lagi, kali ini mundur sedikit dan menciptakan jarak antara mereka. “Sangat perih, aku tidak tahan. Pipiku juga nyeri.” Victor menatapnya dengan jengkel. “Dan membiarkan lukamu seperti itu? Bagaimana kalau nanti infeksi?” Ia mendekat lagi, meraih tangan Mary untuk membawanya kembali ke pinggir wastafel. Mereka berada di apartemen Mary, baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Sebelumnya, Mary melarang Victor untuk masuk, tetapi pria itu tidak menghiraukan larangannya dan tetap memaksa masuk. Akhirnya, Mary menyerah karena merasa percuma melanjutkan protes. Vi
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab19: Bersikap Keterlaluan

*** “Aku hanya bertanya, Mary. Lantas, pertanyaanku membuatmu tersinggung?” Nathan mendudukkan tubuh di samping Mary, tidak melepaskan pandangannya dari wanita itu. Sejenak, Mary terdiam, mencerna ucapan Nathan. “Dari segi mana aku tersinggung?” lantas membalas tatapan mata dingin pria itu. “Aku bertanya,” Nathan memperjelas. “Dan pertanyaan mu membuatku bingung, Nathan. Bukankah tadi sudah aku jawab, kalau aku baik-baik saja? Apakah ada yang salah dengan jawabanku itu? Kalau iya… lantas dimana salahnya? Tolong, kasih tahu aku,” Mary yang tadinya duduk bersandar di sofa, sontak menegakkan tubuhnya dan menatap dalam mata pria itu. Nathan tidak langsung membalas. Ia menarik pandangannya dari Mary, lantas menatap lurus ke depan. Menghela napas, ia berusaha mengusir rasa sesak yang terasa berat di dadanya. “Aku sebagai kekasihmu merasa tidak berguna. Wanitanya dalam bahaya, tapi tidak tahu apa-apa. Seharusnya kau menghubungiku saat kamu membutuhkan pertolongan, bukan malah membiark
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab20: Tidur dengan Wanita Lain

Namun sekali lagi, Nathan menegaskan: dia sangat yakin kalau Victor menyukai kekasihnya. Dan dia sangat percaya dengan kata hati sendiri.Nathan memutar setir mobilnya dan berbelok masuk ke area sebuah nightclub, tetapi bukan club tempat Mary bekerja. Ia memarkirkan mobil, lalu turun dan melangkah masuk, bergabung dengan orang-orang yang tengah menikmati dunia malam mereka yang terlihat sangat menyenangkan.Nathan duduk di meja bar, dan ia disuguhkan koktail oleh bartender. Ia mengangkat gelas kecil tersebut menuju bibirnya, meneguk cairan di dalamnya yang terasa membakar sepanjang tenggorokannya. Panas, namun membuat Nathan ketagihan hingga tak terasa dia sudah meminumnya dalam jumlah yang sangat banyak.Pada akhirnya, Nathan mabuk. Ketika bangkit dari duduknya, hendak menuju toilet dengan langkah sempoyongan, tanpa sengaja, ia menabrak salah satu pengunjung, yang langsung marah dan terjadi keributan.Nathan yang mabuk tidak sadar dengan apa yang dilakukannya, sementara pria yang
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
123456
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status