/ Romansa / One Night Stand / 챕터 31 - 챕터 40

One Night Stand의 모든 챕터: 챕터 31 - 챕터 40

223 챕터

Bab 31: Kesempatan Kedua

Mary tiba di apartemen. Ia membayar taksi, lalu segera turun dan melangkah menuju lobi. Ketika ia berbelok menuju lift, kepalanya pusing lagi dan tiba-tiba mual, padahal Mary belum makan sama sekali. Sarapan pagi ia lewatkan, sengaja karena tidak berselera terhalang oleh rasa mual yang terus menerus menyiksanya. Mary masuk ke dalam lift dan menekan tombol. Pintu lift tertutup rapat, dan lift bergerak naik. Tak lama kemudian, lift tiba di lantai tempat unit apartemennya berada. Saat Mary melangkah keluar dari lift, kedua matanya sontak membelalak melihat sosok yang berdiri di depan pintu apartemennya. Nathan? Apa yang pria itu lakukan di sana? Mary menggelengkan kepala sambil menutup mulut dengan sebelah tangan. Ia buru-buru bersembunyi, berbelok ke lorong agar Nathan tidak dapat melihatnya. ‘Astaga, dia hampir saja melihatku. Dia mau apa lagi sih datang ke sini?’ batin Mary, menyandarkan punggung pada tembok dengan napas terengah-engah sambil menekan dadanya yang berdebar kencang
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 32: Apa Rencanamu, Victor?

*** Miami, Florida... “Victor!” seru Olso memanggil Victor ketika masuk ke dalam rumah dengan langkah terburu-buru. “Babi Victor...!” Ia kembali memanggil, namun suaranya sangat pelan di awal dan nyaring di belakang, di mana penyebutan nama "babi" terdengar sangat pelan, bahkan mungkin hanya dia yang bisa mendengar. “Hei, apakah kau melihat Victor? Apa dia ada di sini?” Olso berhenti sejenak di ruang tengah untuk bertanya kepada pelayan seksi itu. Itu hanya menurutnya, sebab ia tertarik pada pelayan itu, namun sang pelayan tampak acuh dan tak pernah mau meladeninya. “Tuan Victor belum keluar dari ruang kerjanya sejak tadi,” jawab sang pelayan tanpa melihat ke arah Olso. “Oh, oke, baiklah. Thanks!” Sebelum melangkah pergi, Olso kembali membuka suara, “Lain kali kalau aku bertanya, kau harus menjawab pertanyaanku sambil melihat wajahku. Karena bagaimanapun, aku ini adalah majikanmu,” ujarnya memperingati sang pelayan, kemudian lekas melangkah lebar menuju ruang kerja Victor. Sedang
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 33: Pergi

*** Mary duduk termenung di sofa, sambil menyandarkan punggungnya. Dengan kedua tangan, ia mengusap wajahnya, merasakan kegusaran yang menggelayuti pikirannya. ‘Kalau aku tetap tinggal di sini, Nathan pasti akan datang lagi dan membuat semuanya semakin rumit. Tapi jika aku pergi, ke mana aku harus pergi? Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini,’ bisiknya dalam hati. Bagaimana sekarang? Apa yang harus ia lakukan untuk menghindari Nathan? Semalam, Mary sempat merasa tenang karena menyangka Nathan sangat marah padanya. Dia berpikir pria itu akan membencinya selamanya. Namun, kenyataannya jauh dari harapannya. Pagi ini, Nathan datang ke apartemennya, mengungkapkan permohonan maaf dan mengaku sangat menyesali perbuatannya kemarin. ‘Kenapa Nathan berubah begitu cepat?’ pikir Mary. "Kemarin, dia sangat marah padaku. Bahkan tatapan penuh kebenciannya masih segar dalam ingatanku. Apa yang membuat Nathan begitu mudah mengubah keputusannya?’ Mary merasa bingung, berusaha memahami p
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 34: Pencarian Keluarga Hilton

Mary pergi? Ya, wanita itu telah meninggalkan kota London sejak beberapa hari lalu. Nathan mencari Mary kesana kemari, namun tak kunjung menemukan keberadaan wanita itu. Ketika ia merasa usahanya sia-sia, hari ini Nathan akhirnya memutuskan untuk jujur kepada Dominic tentang apa yang telah terjadi dalam hubungannya dengan Mary. Nathan menceritakan semuanya tanpa menutup-nutupi, termasuk semua perbuatan buruknya terhadap Mary di malam itu. Dominic sontak marah dan hilang kendali saat mendengar pengakuan keponakannya, tanpa ragu ia menampar keras wajah Nathan untuk pertama kalinya seumur hidupnya. “Aku dan Mary bekerja di club bukan setahun dua tahun, Nathan. Kami berjuang sejak remaja. Kami tidak pernah terpikir sedikitpun untuk menjadi wanita murahan seperti yang kamu tuduh padanya,” ucap Jihan, turut meluapkan kekecewaannya pada sepupunya itu. Nathan hanya terdiam, tidak mampu menatap Jihan. Ia bingung harus bagaimana lagi membalas semua ucapan mereka. “Tadi kamu bilang Mary s
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 35: Victor Tahu Mary Hamil?

*** Beberapa hari yang lalu, Victor disibukkan oleh Kylie. Ia menemani wanita itu ke berbagai acara tertentu sehingga melewatkan banyak informasi penting tentang Mary di London. Sebagaimana diketahui, Ayah Kylie adalah salah satu orang berpengaruh di Miami, Florida, dan sangat berperan penting dalam kesuksesan Victor mengembangkan bisnis milik Dominic. Oleh karena itu, ketika Ayah Kylie meminta Victor untuk menemani putrinya ke suatu acara, Victor merasa sulit untuk menolak. Ayah Kylie seringkali menggunakan bisnis mereka sebagai bentuk ancaman terhadap Victor. Muak? Tentu saja. Victor sangat muak. Namun, untuk saat ini, ia tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan pria tua itu, karena Victor sedang mengincar sesuatu dari dirinya. Jika semuanya berhasil, mungkin di saat itu ia bisa membebaskan diri dari tekanan Ayah Kylie. Setelah beberapa hari berlalu, Victor menerima laporan dari orang suruhannya bahwa dia tidak melihat keberadaan Mary selama beberapa hari ini. Hal itu memb
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 36: Di Mana Mary Sekarang?!

Deg! Menggugurkan kandungan? Astaga! Benarkah begitu? Victor menelan ludah dengan kasar, tenggorokannya terasa semakin kering, sementara dadanya terus berdebar saat mendengar cerita si bartender tentang Mary. “Apakah Mary tidak cerita pada keluarganya kalau dia sedang hamil?” Si bartender bertanya dengan tatapan penasaran. Victor menggeleng samar. “Adakah di sini yang tahu kira-kira Mary ke mana?” tanya Victor. “Atau mungkin ada yang tahu nomor ponsel Mary yang baru? Soalnya, yang lama sudah tidak aktif.” Si bartender menggeleng pelan. “Tidak. Kami tidak tahu, Sir. Saat Mary pamit, dia tidak memberitahu kami ke mana dia pergi. Saya juga baru tahu kalau nomornya sudah tidak aktif.” Victor terdiam sejenak, menarik napas dalam. Ia duduk gelisah di kursi, sebelah tangan di atas meja, mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan ujung jari-jari besarnya yang kokoh. ‘Kemana dia pergi?’ Victor berbisik dalam hati, bertanya-tanya ke mana si gadis galak itu kabur. ‘Katanya dia hamil, lalu men
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 37: Victor Kalang Kabut

*** Tak ada pilihan lain, Victor akhirnya memutuskan untuk menghubungi Jihan. Sebelumnya, Victor berharap bisa mendapatkan informasi tentang Mary dari Jihan tanpa harus bertemu dengannya. Namun, ternyata tidak. Jihan bersikeras ingin bertemu langsung dengan Victor, sehingga pria itu dengan terpaksa menuruti kemauannya demi mendapatkan informasi tentang Mary. Setelah mengunjungi tempat tinggal salah satu teman Mary, Victor memacu kendaraannya menuju Mansion Alexander's untuk bertemu dengan Jihan di sana. Setelah menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit, akhirnya Victor tiba di kediaman Alexander's yang mewah dan megah. Mobilnya melesat melintasi pintu gerbang yang kokoh setelah dibuka oleh seorang penjaga profesional. Menghentikan mobilnya, Victor menoleh ke samping kanan. Ia mendesah gusar melihat sosok yang sangat dicintainya itu: Jihan. Di cintai? Ah, sepertinya Victor salah. Tanpa dia sadari, cinta yang begitu besar yang ia miliki untuk Jihan kian terkikis. Posisi wanit
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 38: Tempat Baru

Kemudian, Mary segera berdiri dari lantai dengan bantuan Chiara. Sebelum keluar dari kamar mandi, ia berkumur untuk membersihkan mulutnya setelah muntah, meskipun tak ada yang keluar. “Aku bawakan sarapan untukmu. Tadi, Ibu sengaja bangun lebih pagi, katanya sekalian mau buatkan sarapan juga untukmu,” kata Chiara sambil membantu Mary duduk di kursi berbahan kayu yang terlihat tua. Disampingnya terdapat meja persegi dengan ukuran sedang tempat Chiara menaruh Tupperware yang ia bawa tadi. Mary melirik sekilas ke arah meja, tersenyum melihat Tupperware itu sebelum beralih menatap Chiara. “Terima kasih, tolong sampaikan pada Bibi. Aku jadi tidak enak karena terus merepotkan kalian, terutama Bibi,” ujar Mary. Chiara berdecak pelan sambil mengibas tangan ke udara, tak acuh. “Jangan berpikir begitu. Sudahlah. Kami sudah menganggapmu seperti keluarga. Kau tidak perlu sungkan dan merasa tidak enak begitu.” Mary mengangguk dengan senyum samar. “Ya. Apapun itu, aku sangat berterima kasih pad
last update최신 업데이트 : 2025-01-08
더 보기

Bab 39: Terus Mencari

*** Mary merasakan kebahagiaan yang tak terhingga saat dirinya diterima bekerja di sebuah toko bunga. Ia sangat berterima kasih kepada sahabatnya, Chiara, yang telah membantunya mendapatkan pekerjaan tersebut. Pemilik toko bunga itu pun sangat baik dan ramah terhadap Mary. Setelah dua hari yang lalu diterima, keesokan harinya ia langsung mulai bekerja di toko bunga tersebut. Mary benar-benar menikmati pekerjaan barunya, sebuah kegiatan yang menurutnya sangat menyenangkan. Ya. Setelah menjalani kehidupan yang penuh tekanan di pusat kota London, Mary memutuskan untuk mencari ketenangan di pedesaan terpencil bernama Willowbrook. Flat kecil yang disewanya terletak di sebuah bangunan tua yang memiliki karakter unik, dengan jendela-jendela besar yang menghadap ke ladang hijau yang luas. Ketenangan desa ini sangat kontras dengan kebisingan kehidupan kota yang selama ini menguras energinya. Dia menikmati momen-momen sederhana, seperti menyiapkan secangkir teh herbal sambil duduk di balko
last update최신 업데이트 : 2025-01-10
더 보기

Bab 40: Nathan dan Pencarian

“Seharusnya yang perlu kau ingatkan bukan aku, tetapi keponakanmu. Mary pergi bukan karena aku, tetapi untuk menghindari pria itu! Dan kedatanganku kesini adalah untuk menjemputnya. Menjemput milikku! Dia adalah milikku! Kau dengar? Mary Popiens adalah milikku!” “Jangan ikut campur kalau kau tidak ingin aku mengacaukan kehidupan putrimu, Jihan yang tenang. Apalagi sekarang dia sedang hamil. Tentunya kau tidak ingin gagal menyambut cucumu, bukan?” Ancaman itu sontak membuat Dominic mengatupkan rahangnya. Hanya tatapan tajam yang berbicara, menyampaikan rasa geramnya terhadap Victor. Hingga setelahnya, Dominic tak bicara lagi. Dia menyerah setelah Victor berniat melibatkan putrinya, Jihan, yang baru saja merasakan kebahagiaan. Bukan berarti Dominic tidak peduli dengan perasaan Nathan, namun Victor juga bukanlah lawan yang bisa diremehkan dengan mudah. “Wanita kemarin bagaimana, Vic? Dia belum pulang, kah?” Olso bertanya setelah beberapa saat hening. Victor menjauhkan tangannya
last update최신 업데이트 : 2025-01-10
더 보기
이전
123456
...
23
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status