Semua Bab Jatuh Cinta Setelah One Night Stand: Bab 11 - Bab 20

74 Bab

11. Istri dan Cinta Masa Kecil

Carmen menatap sejenak pada mobil lalu kembali menatap layar HP, memeriksa siapa yang menelponnya. 'Suamiku tercinta.' "Is, nama kontaknya kenapa begini?" Carmen bermonolog sendiri, kaget melihat nama kontak yang menelponnya. Namun mengingat jika handphone ini adalah handphone pemberian Raymond, pasti yang menamai kontak di sini adalah Raymond. Handphone ini adalah handphone milik Raymond. Sebelum pria itu berikan padanya, Raymond lebih dulu me-riset ulang. Mungkin beberapa file penting, telah pria itu pindahkan ke handphone miliknya yang lain. Carmen belum sempat mengotak atik handphone ini, selain menambah nomor baru rekan kerjanya–tadi. Sedangkan kontak dengan nama 'Suamiku tercinta' ini, pasti ulah Raymond. Tapi-- apa iya Raymond?! Ah, jelas Raymond. Tidak mungkin Carmen melakukanya tanpa sadar. Tiba-tiba saja sebuah tangan terulur ke hadapan Carmen. Jemari tangan kokoh tersebut menyentuh ikon berwarna hijau sehingga sambungan telepon terhubung. Setelah itu, dia memeg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

12. Hanya Hiasan?

"Aku Siran Aurlesya, cinta masa kecil Raymond," ucap Siran dengan nada bangga, tersenyum tipis pada Carmen, "tetapi itu hanya masa lalu. Sudah menjadi histori untukku dan Raymond," lanjutnya–masih berbicara dengan nada anggun dan lembut. Raymond mengatupkan rahang, tidak suka pada Siran yang memperkenalkan diri seperti ini. Seharusnya yang telah berlalu tak perlu diungkit, bagaimana jika Ura-nya salah …- "Wah, daebak," puji Carmen dengan nada riang dan manis, menyambut tangan Siran dengan semangat, "kebetulan aku memang sangat ingin ke museum. Namaku Carmen Gaura Ab--" Ucapan Carmen berhenti karena dia kurang pede memperkenalkan diri dengan menyertakan nama belakang keluarga suaminya. Sedangkan Raymond, rahangnya semakin mengatup kuat, menahan kemarahan karena Carmen tak menyertakan nama keluarganya di belakang nama Carmen. Ini membuktikan kalau Carmen belum menerimanya dengan sepenuhnya. Siran menatap bingung pada Carmen, sedikit merasa aneh kerena Carmen tiba-tiba menying
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

13. Ingin Membuatmu Jatuh Cinta

"Raymond, makanan Talita belum habis." Siran langsung mengcekal pergelangan tangan Raymond, membuat pria itu berhenti melangkah. Melihat itu, Carmen hanya dapat tersenyum getir. "Aku terbiasa terluka, aku tidak apa-apa. Maksudku … aku bisa mengobati sendiri. Aku pamit, Mas Kaizer," ucap Carmen, segera beranjak dari sana. "Ura." Carmen pura-pura mengangkat telepon supaya bisa mengabaikan Raymond yang memanggilnya. Dia juga berjalan cepat, terlihat tergesa-gesa. Mungkin orang-orang di ruangan itu mengira Carmen terburu-buru karena takut terlambat ke tempat kerja, akan tetapi Carmen tergesa-gesa karena dia tak ingin bertahan lama di ruangan itu. Melihat Raymond bersama Siran dan Talita, Carmen semakin sadar kalau dia hanya sebatas hiasan. *** Carmen sudah tiba di tempat kerja, dapur untuk para koki mengolah makanan. Karena Raymond sudah tak datang, Carmen bekerja dengan Bayu. "Carmen, tolong bantu aku membuat adonan tepung basah," pinta Bayu secara sopan dan lembut pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

14. Impian Raymond Ada Pada Carmen

Tuk' Raymond menyentil kening Carmen. Dang! Cerai?! Apa itu cerai?! "Tidak ada perceraian!" dingin Raymond. Dia berdecak ketika melihat cara Carmen menggoreng ayam. Raymond langsung mematikan kompor, memanggil salah satu chef senior dan menyuruhnya melanjutkan tugas Carmen. "Kau perlu memulai dari awal, Wifey. Caramu menggoreng masih berantakan," ucap Raymond datar, bersedekap dingin sembari melayangkan tatapan tajam pada Carmen. Carmen meneguk saliva susah payah, jantungnya berdebar sangat kencang dan firasatnya tak enak. Dari cinta ke ayam. Apakah karena cinta ditolak Raymond dendam pada Carmen?! Habislah dia! **** Ini ke dua puluh kalinya Carmen menggoreng ayam dan Raymond selalu mengatakan dia gagal. Padahal Carmen merasa jika ayam hasil gorengannya sudah berhasil akan tetapi tetap saja di mata Raymond, ayamnya jelek serta tak layak. Para koki senior dan beberapa teman dekat Carmen–seperti Teresia maupun Bayu, menatap iba padanya. Vincen dan koki senior tahu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

15. Siapa Anak itu?

"Kurasa bakat memasak mu turun pada Talita karena kecil-kecil dia sudah bisa menggoreng nugget loh," ucap Siran dengan semangat, tiba-tiba muncul dari belakang Raymond–bersama dengan putri kecilnya. Carmen mendengar ucapan Siran karena dia cukup dengan pintu. Carmen seketika membuang muka, menarik kotak bekal milik Teresia lalu makan dengan sangat lahap dan terburu-buru. Dia kesal, dia marah dan … kenapa Siran ada di sini?! Carmen semakin kesal karena Raymond dan perempuan itu duduk satu meja, berjarak dua meja dari tempat Carmen. Sejujurnya, Teresia cukup syok karena bekalnya dirampas oleh Carmen. Namun, dia mengabaikan hal itu, memilih simpati pada sahabatnya. Perempuan yang bersama Raymond, sepertinya dia orang terdekat Raymond. Mungkin itu alasan kenapa Carmen mendadak makan dengan gila-gilaan. Pasti Carmen terganggu atau cemburu melihat suaminya makan dengan perempuan lain. "Umm … perempuan itu siapa, Carmen?" tanya Teresia berbisik pelan karena penasaran pada perempua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

16. Tidak Membiarkanmu Pergi Dengan Yang Lain

"Talita bukan anakku." Carmen seketika menatap kaget campur bengong pada Raymond. "Hah?""Aku tidak punya anak dan hanya akan memiliki anak setelah aku berhasil menghamili mu," ucap Raymond dengan nada rendah, raut mukanya serius dan tatapannya menghunus tepat pada Carmen. "Talita bukan anakku," ulangnya. Carmen mengerjap beberapa kali, masih bengong karena masih mencerna ucapan suaminya. Carmen dibuat gagal fokus pada sesuatu. Ketika dia bertanya-tanya dalam kepalanya siapa sebenarnya Talita, tiba-tiba Raymond menjelaskan siapa Talita. Apa Raymond bisa membaca pikiran?"Kuharap kau tidak cemburu dan marah jika aku dekat dengan Talita," ucap Raymond kembali–Carmen mengerutkan kening, menatap heran pada pria ini. Bukan anak Raymond tetapi Raymond ingin dekat dengan anak itu dan melarang Carmen untuk tak cemburu apabila Raymond dekat dengan anak itu. "Talita memang bukan anakku tetapi dia penting bagiku," lanjut Raymond, "kau dan Talita sama-sama penting untukku."Carmen mengangguk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

17. Aku Suamimu Carmen Abraham

"Aaaa … tolong turunkan aku. Kepalaku sangat pusing kalau posisinya di bawah begini. Aduhhh …." Carmen berusaha lepas, tangannya ia jadikan sebagai tumpuan supaya kepala dan tubuh terangkat. Namun rasanya sangat sulit! "Aku bisa teriakin Mas Kaizer sebagai penculik anak kecil kalau Mas nggak menurunkan aku," pekik Carmen lagi. Pluk' "Au." Mata Carmen bulat sempurna–hampir copot dari tempat karena terkejut. Raymond menepuk bokongnya. Astaga! "Diam!" peringat Raymond. Dia menurunkan Carmen setelah berada di sebelah mobil. Sedangkan Carmen, tanpa diminta diam pun, dia sudah diam–saking syoknya Raymond menepuk bokongnya. Pria satu ini benar-benar tak punya tata krama. 'Dia bukan Mas Kaizer ku yang sangat sopan.' batin Carmen, diam-diam berusaha menatap bokongnya yang dipukul oleh Raymond. Meski pun pelan, tetapi entah kenapa dia takut unyu-unyunya meletus. Syukurlah, tidak! "Pindah ke belakang!" titah Raymond secara bossy pada seseorang yang duduk di depan–sebelah kemudi. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

18. Makan Malam Untuk Istriku

"Tolong, repotkan aku dan datang padaku, kapanpun!" Carmen terdiam mendengar ucapan Raymond. Ada perasaan sedih ketika mendengar penuturan pria ini. Perkataan Raymond begitu dalam dan menembus hati. Namun …- 'Aku tidak mau terperangkap.' batin Carmen, menganggukkan kepala seolah patuh pada perkataan suaminya akan tetapi menolak dalam batin. "Talita penting. Tetapi kau-- belahan jiwaku. Tolong jangan berpikir untuk pergi," ucap Raymond tiba-tiba dengan suara serak dan parau. Carmen menoleh ke belakang, terkesima pada ucapan Raymond. Hatinya bergemuruh hebat, tetapi dia terjebak dalam kebimbangan. Ada banyak pertanyaan dalam kepala Carmen, tetapi dia tidak mampu melupakannya. Siapa Talita dan kenapa dia penting bagi Raymond? "Um." Carmen mengagukkan kepala secara patuh. Lagi-lagi hanya itu yang dapat ia lakukan. Memangnya Carmen ingin kemana? Untuk sekarang, dia tidak punya apa-apa kecuali suaminya. Mungkin sekarang Carmen tak akan pergi, tetapi …. 'Aku harus fokus pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

19. Penculikan

"Siapa yang mengizinkanmu memanggil istriku dengan panggilan itu?!" dingin Raymond, melayangkan tatapan tajam pada Siran. Dia tidak suka! Panggilan itu miliknya dan khusus untuk istrinya. "Ma-maaf. Aku pikir semua orang boleh memanggil Carmen dengan panggilan Ura," ucap Siran dengan nada pelan dan rendah, pura-pura merasa tak enak dan menyesal. Dalam batin, dia mengumpati Carmen. Apa magic yang Carmen pakai sehingga Raymond yang memiliki pribadi sangat dingin bisa luluh padanya? Bahkan Carmen dihadiahi panggilan lucu dari Raymond. Carmen mendongak pada Raymond, menatap wajah marah suaminya. Dia melirik makanan yang Raymond letakan di sebelahnya kemudian menarik makanan tersebut secara hati-hati. 'Bodo amat kalian mau perang dunia ketiga di sini. Aku lapar aku makan.' dewi batin Carmen, mengayunkan sendok secara hati-hati agar tidak mengganggu Raymond yang sedang memarahi Siran. "Nyonya Ura! Panggil begitu jika kau memang ingin," ucap Raymond dingin, setelah itu menoleh p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

20. Ketika Aku dibayar untuk Meninggalkanmu

Brak' Raymond membanting laptop secara kasar, meluapkan emosi dan panik yang menyatu dalam dirinya pada laptop tersebut. "Tu-Tuan--" Diego berniat menghentikan Raymond, akan tetapi dia cukup takut mendekat pada Raymond. Emosi tuannya tak stabil–mengamuk! "Pak Tua sialan!" marah Raymond, berteriak gusar dan kencang. "Tuan, tenangkan diri anda." Raymond tak mengindahkan perkataan Diego. Dia meraih kunci mobil lalu segera beranjak dari ruang kerja-nya. Pria tua itu menculik istrinya, Raymond tidak akan memaafkan ayahnya jika dia berani bertindak keji pada Carmen. "Jika dia berani melukai istriku, aku bersumpah akan melenyapkannya dengan tanganku sendiri," geram Raymond rendah, berjalan cepat–berakhir berlari karena terlalu khawatir pada Carmen. Carmen sempat menelponnya dan dari suara penculik itu, Raymond tahu jika itu ayahnya. Dia sangat membenci ayahnya dan sekarang jauh lebih membencinya. *** "Apa suamimu tidak memberimu makan?" tanya Lennon Abraham, pemimp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status