Bre, yang menyadari perubahan sikap Hilya, bertanya pelan, "Mbak Hilya, tidak nyaman?"Hilya mengangguk, menggeser Rifky mendekat ke sisinya. "Saya janda, Pak. Orang-orang selalu punya bahan gosip tentang status itu.""Ya, saya ngerti.""Maaf, Pak Bre. Kami harus pulang!" "Tapi anak-anak masih makan," jawab Bre memandang Rifky dan Yazid yang masih asyik dengan es krim mereka.Hilya serba salah. Ia tidak ingin berlama-lama di sini, tapi tidak tega memaksa anak-anak menyelesaikan makanan mereka dengan terburu-buru.Bre tersenyum kecil. "Biar saya saja yang pergi duluan, Mbak Hilya."Hilya menatapnya. "Maaf, Pak Bre.""Tidak perlu minta maaf. Saya paham. Kita bisa bertemu lagi lain waktu.""Rifky, Yazid, salim dulu sama Om. Om Bre mau pulang ke Malang." Hilya menyuruh anak-anak bersalaman. Yazid yang menyalami lebih dulu, baru Rifky mengulurkan tangannya.Bre meraih anak itu untuk dipangkunya sejenak. Rifky tampak tenang, menatapnya begitu tulus. "Lain hari kita bertemu lagi, Rifky dan
Last Updated : 2025-02-28 Read more