Semua Bab Usai Keputusan Cerai: Bab 31 - Bab 40

90 Bab

31. Pria Itu 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Pria ItuAuthor's POV Menjelang sore hari cuaca sangat cerah. Anak-anak kembali bermain di playground. Para karyawan berjalan-jalan di sekitar penginapan menikmati suasana alam yang menyenangkan. Sebab udara yang begitu dingin, mereka memakai jaket dan sweater."Giska, ayo kembali ke kamar." Aruna meraih lengan sang anak yang tengah asyik bermain dengan Rifky, Caca, Haikal, serta anak-anak lainnya di playground. Masih sempat ia melirik tajam pada Hilya yang duduk tenang menunggui anaknya bermain. "Giska masih mau main, Ma," tolak gadis kecil itu. Namun Aruna tetap menarik tangan putrinya dan mengajak kembali ke kamar."Kenapa tuh? Anak mau bermain malah ditarik pergi. Apa nggak malu diperhatikan para karyawan. Pantesan Pak Tristan oleng, lha wong model bininya kayak gitu. Nggak elegan banget jadi istri bos. Padahal dia anak konglomerat." Ika yang duduk bersebelahan dengan Hilya berkata lirih sambil memandang pada Aruna yang memaksa anaknya masuk kamar."Ssttt
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

32. Pria Itu 2

"Jangan kamu kira aku nggak tahu. Walaupun Zara sendiri nggak pernah cerita karena kami memang nggak pernah bertemu lagi." Tristan menatap tajam sang istri yang tengah membisu."Aku bisa menoleransi tentang Zara yang kalian singkirkan. Tapi harus kamu ingat, aku nggak akan diam kalau sampai kamu dan papamu mengusik kehidupan Hilya. Dia nggak salah apa-apa. Dia wanita yang bekerja demi anak dan keluarganya."Hilya nggak seberuntung kamu yang hidup berkecukupan. Dia berjuang mati-matian untuk masa depan dirinya dan Rifky. Jadi jangan usik dia." Tristan bicara penuh penekanan. Hening. Untuk beberapa lama mereka saling terdiam, hingga suara panggilan masuk dari ponselnya Tristan memecah kesunyian. "Halo, iya aku keluar. Tunggu bentar."Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kamar. Meninggalkan Aruna yang mengamuk dengan melempar bantal sofa hingga membentur dinding. Kemudian menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Bagaimana Tristan bisa tahu tentang apa yang diren
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

33. Pria Itu 3

Tristan mendengkus, lalu berbalik menatap istrinya dengan tatapan tajam. "Aku sudah bilang, jangan usik dia. Dan satu hal lagi, berhenti berhubungan dengan Atika."Aruna terperanjat. "Kenapa?""Wanita itu hanya membuat masalah." Suara Tristan rendah, tapi penuh ketegasan. "Kalau kamu masih ingin rumah tangga kita aman, jauhi dia. Dan satu lagi, aku tidak ingin mendengar kau menyakiti Hilya dengan cara apa pun."Aruna diam, menggigit bibirnya. Amarah dan cemburu masih menggelegak di dada. Tapi ia tahu suaminya bukan tipe yang suka berdebat panjang.Malam itu, meski dengan perasaan yang entah bagaimana, Tristan tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai suami. Memberi istrinya nafkah batin. Sebab tidak ingin Aruna makin menjadi dengan prasangkanya. Setelah selesai Aruna tersenyum puas, meski dalam hatinya cemburu tetap membara. Ia meraih ponsel saat Tristan sudah terlelap dan berbalas pesan dengan Atika. Wanita itu sama sekali tidak mengindahkan larangan dari sang suami.***L***"Hily
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

34. Mas Ganteng 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Mas GantengAuthor's POV Pria itu memandang Tristan yang tengah mengambil foto untuk dua stafnya. Ingat bagaimana sahabatnya bercerita kalau rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja. Aruna curiga dan Tristan mengakui di depan temannya itu, kalau sekarang ini dia sedang jatuh cinta pada stafnya sendiri.Memang Tristan tidak memberitahu siapa wanita itu, tapi perkataan tadi sudah cukup untuk menyindir sahabatnya.Dia juga lelaki, tapi tidak suka kalau ada suami yang mendua. Dirinya saja pernah terpaksa harus menikah dengan gadis pilihan mamanya, tapi tidak pernah di sentuhnya hingga mereka bercerai. Dia memang brengsek di masa lalu, tapi bukan karena selingkuh."Makasih, Pak," ucap Ani pada Tristan seraya menerima ponselnya yang disodorkan oleh si bos.Tristan kembali menghampiri temannya yang menunggu agak jauh, sedangkan Hilya dan Ani mencari tempat duduk di batu besar. Kembali menikmati suasana alam yang menawan dan segar.Angin lembut berembus, membawa ser
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

35. Mas Ganteng 2

Bre menggerakkan kayu itu dengan hati-hati, mendorong bagian mulut lintah agar melepaskan gigitan. "Kita harus berhati-hati di daerah lembap seperti ini. Lintah sering berkeliaran di sekitar aliran air," ujarnya.Hilya hanya diam, masih merasa geli sekaligus jijik. Tak lama lintah itu akhirnya jatuh ke tanah. Ani buru-buru menendangnya jauh sebelum ia bisa merayap lagi ke arah mereka."Kaki Mbak sakit, nggak?" tanya Bre."Perih dan agak gatal, Mas.""Lepas sepatunya dan cuci lukanya. Tekan di bagian luka supaya darah berhenti," saran Bre."Sini, biar kugendong Rifky." Ani melepaskan gendongan dan mengambil Rifky. Hilya segera melepas sepatu dan melangkah ke aliran air diikuti oleh Bre. Sedangkan Tristan masih berdiri di sebelah Ani. Ia sengaja tidak mendekat. Jika Aruna sampai mendengar dirinya berusaha menolong Hilya, itu hanya akan menambah api dalam kecemburuan istrinya dan sangat berbahaya untuk Hilya."Cukup, Mbak. Darahnya sudah berhenti," kata Bre saat melihat area gigitan yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

36. Mas Ganteng 3

Hilya segera bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah penginapan Ririn. Belum sampai ke kamar itu, ia berpapasan dengan Tristan dan Bre yang keluar dari kafe. Mereka saling berpandangan, saling berhenti, dan Bre bertanya, "Bagaimana luka Mbak tadi?""Nggak apa-apa sih, Mas. Hanya agak nyeri. Ini saya mau minta obat ke Bu Ririn.""Iya, segera minum obat. Semoga lukanya tidak apa-apa.""Makasih ya, Mas."Bre mengangguk. Sedangkan Tristan hanya diam saja, karena ada Aruna yang menyusul dan berdiri di sebelahnya. Tatapan wanita itu begitu sinis pada Hilya. Namun Hilya tidak peduli dan mengetuk pintu kamar Bu Ririn. Kebetulan wanita itu tidak mengajak suaminya, hanya mengajak dua anaknya.Saat Hilya hendak kembali ke kamar, ia melihat Bre di antar Tristan ke mobilnya. Kemudian kendaraan itu bergerak pergi meninggalkan Resort Forest.🖤🖤🖤Jam dua siang para peserta family gathering bersiap-siap memasukkan barang bawaannya ke dalam bagasi bis. Kemudian dilanjutkan dengan acara penutupan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

37. Pertemuan 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Pertemuan Author's POV "Kalau dilihat dari profilnya, dia yang pegang perusahaan di Malang, Hil.""Iya.""Belum terhitung lama kantor cabang Malang dibuka. Ganteng loh dia. Ada keterangannya nggak di situ, dia jomblo apa sudah menikah?""Pasti sudah," jawab Hilya sambil fokus pada layar laptopnya. Kurang lebih seusia Tristan, pasti sudah menikah. Apalagi dia gagah, tampan, dan kaya."Oh, ya?" Ika ikut memperhatikan layar sambil terus mengunyah.Hilya melanjutkan makannya setelah mendapatkan gambaran sekilas tentang profil Hutama Jaya. Perusahaan yang didirikan oleh Hutama 42 tahun yang lalu. Sempat mengalami kemunduran sekitar delapan tahun yang lalu dan sekarang sedang berkembang pesat, terutama cabangnya yang di Malang.Dia masih kuliah saat Hutama hampir bangkrut. Hilya yang kala itu sibuk belajar dan mencari biaya kuliah, tidak tahu dengan kasus Bre yang sempat heboh di media sosial."Hilya, kamu hati-hati sekarang ini. Ada beberapa yang iri karena kamu na
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

38 Pertemuan 2

Arham sadar, dirinya bagi Hilya sudah seperti bayangan masa lalu yang tak perlu diingat lagi. Luka yang ia torehkan begitu dalam dan tak tersembuhkan. Ia memperhatikan Hilya yang pergi meninggalkan mushola sambil membawa tas kecil berisi mukena.Lelaki itu hanya bisa menatap kepergiannya dengan tatapan kosong. Dadanya terasa sesak setiap kali bertemu Hilya. Ia semakin menyadari betapa bodohnya dulu. Yang menghancurkan rumah tangganya sendiri, meninggalkan wanita sebaik Hilya demi Atika.Dan kini ia terjebak dalam labirin kehidupan yang telah ia pilih sendiri."Lepasin aja Atika. Daripada kamu tersiksa dengan istri kayak gitu, toh Hilya juga belum nikah. Mungkin dia masih bisa memberimu peluang untuk kembali. Kalian juga punya Rifky," ujar teman dekatnya suatu hari.🖤🖤🖤"Unda, mau." Rifky menarik-narik kaus yang dipakainya dan minta ganti dengan kaus yang dipegang tangannya. Kaus baru dari sang papa."Besok ya, dicuci dulu." Hilya memberikan pengertian, tapi Rifky memaksa. Ah, sehar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

39. Pertemuan 3

Dia tidak tergoda dengan cumbuan panas dari istrinya. Sekarang tak lagi semembara dulu. Disaat mereka baru menikah secara diam-diam."Aku mau mandi." Arham melepaskan pelukan Atika pada lengannya. Tidak peduli pada sang istri yang kesal, Arham masuk kamar lalu mandi.🖤🖤🖤Ruang rapat terasa hening karena hanya ada Tristan dan Hilya. Tristan duduk di seberang meja, memperhatikan Hilya yang tengah menyiapkan dokumen untuk pertemuan dengan Hutama Jaya.Setiap memandang wanita itu, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Tentang perasaannya pada Hilya. Bukan karena wanita itu cantik. Kalau soal cantik, Aruna juga cantik, mulus, karena selalu melakukan perawatan mahal. Namun tidak berhasil menggetarkan hatinya, meski sudah hampir tujuh tahun mereka bersama. Melakukan hubungan biologis hanya sekedar untuk melepaskan kebutuhannya.Terkadang Tristan merasa bersalah dan itu tidak adil buat Aruna. Namun jika mengingat kejamnya mereka pada Zara, rasa bersalah itu pun sirna.Dia tertarik pada Hil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

40. Yang Terpendam 1

USAI KEPUTUSAN CERAI - Yang Terpendam Author's POV Tristan tersenyum. "Nggak usah tahu, Bre."Ya, itu juga tidak penting bagi Bre. Makanya Bre tidak menanggapinya lagi. "Tadi kamu bilang mau mengajakku keluar. Mau ke mana?" "Makan siang. Sekalian ngobrol. Kamu longgar hari ini?" Tristan langsung berdiri. Bre pun sama. "Longgar. Akhir pekan ini aku baru kembali ke Malang. Sebab tanteku dari Kalimantan juga mau datang karena ada acara di rumah Om Ringgo. Di samping itu kita juga harus melanjutkan pembahasan tentang kerjasama kita.""Oke. Kita keluar pakai mobilku saja."Dua pria dengan tinggi nyaris sama itu melangkah melewati lorong samping ruang meeting menuju ke parkiran. Lantas pergi ke pusat kota dan berhenti di sebuah rumah makan."Kamu nggak ada niatan kembali ke Surabaya?" tanya Tristan setelah mereka duduk memesan makanan."Belum ada gambaran untuk menetap di sini. Aku masih fokus dengan kantor cabang Malang. Nggak mungkin aku tinggalin. Tapi akhir-akhir ini aku sering bol
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status