Semua Bab Lady D Milik Sang Penguasa: Bab 51 - Bab 60

91 Bab

Bab 51. Di mana Dea?

Setelah makan dan mandi, Dea merasa tubuhnya sedikit lebih segar, meskipun pikirannya masih penuh dengan kekhawatiran. Namun, kelelahan akhirnya mengalahkannya.Begitu ia berbaring di ranjang tamu rumah Jean, matanya perlahan terpejam, membiarkan dirinya tenggelam dalam tidur yang jarang ia dapatkan dengan tenang. Sementara itu, Jean melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Begitu sampai, ia langsung menuju ruang tempat ayah Dea dirawat. Ia mengabaikan ibu dan adik Dea. Berdiri agak jauh untuk memantau kondisi terbaru. Saat, ia melihat seorang dokter keluar dari ruangan itu, lalu ia buru-buru menghampiri mereka, lebih mendekat untuk mendengar. “Dokter, bagaimana kondisi suami saya?” tanya Ibu Dea dengan nada penuh harap. Dokter itu tersenyum tipis. “Operasi berjalan sukses. Tapi beliau masih belum sadar. Kami akan terus memantau kondisinya dalam beberapa jam ke depan. Pastikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 52. Keputusan Nenek

“Saya selalu berada di ruang tunggu Hotel. Setahuku, nggak ada yang lihat dia keluar,” jawab Bob. “Tapi aku bisa tanya ke resepsionis untuk memeriksa CCTV kalau Anda mau.” Yama menghembuskan napas panjang. “Tidak perlu. Aku akan cari sendiri.” Ia menekan panggilan dan melirik ponselnya lagi, baru menyadari deretan panggilan tak terjawab dari neneknya. Puluhan panggilan. Dada Yama mulai terasa sesak. Ada apa ini? Jika neneknya sampai menelepon sebanyak ini, berarti ada sesuatu yang sangat penting. Atau lebih buruk lagi—ada sesuatu yang telah terjadi di belakangnya.Neneknya tidak akan berhenti mengomel bila dia tidak menanggapi lebih cepat. Tanpa membuang waktu, ia bangkit dari ranjang dan mengenakan pakaiannya dengan cepat.Di perjalanan menuju rumah, pikirannya terus dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Ke mana Dea perg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 53. Dea menerima uang itu?

"Lihat saja nanti, aku tidak pernah setuju untuk menikah dengan Meisya," sahut Yama dengan wajah dingin dan suara ketus lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Nenek.Neneknya hanya menghela napas kecil, lalu menggumam pelan, “Kita lihat saja seberapa jauh kau akan mengejarnya.”"Nenek pernah menyingkirkan Ibumu, wanita yang kebetulan mirip wajahnya itu hanya seekor semut bagiku," gumam Nenek seraya tersenyum kecil lalu mengangkat cangkir teh miliknya dan menyesapnya pelan-pelan.Yama kembali ke mobilnya, jari-jarinya mengepal kuat di atas kemudi.Dea menerima uang itu? Itu mustahil. Tapi kalau tidak, kenapa dia pergi? Pikirannya berantakan. Ia harus menemukannya.Ia meraih ponselnya dan mencoba menelepon Dea lagi, tapi tetap tidak ada jawaban. “Brengsek,” umpatnya.Dia melajukan mobilnya menuju rumah Dea, tetapi rumah itu kosong. Tidak tampak bayangan seseorang pun. Yama tidak tahu bahwa mereka semua berada di rumah sakit.Dengan kesal, Yama meraih ponsel untuk menghubungi Bob."Apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 54. Pinjam uang

Nada suara Jean berubah serius. Di seberang sana, ibunya terdengar sedikit terkejut. "Tentu saja, Jean. Ada apa?" Jean menggigit bibirnya sejenak sebelum akhirnya memberanikan diri untuk berbicara, "Aku butuh uang, Bu. Bisa pinjamkan aku?" "Uang? Berapa, sayang?" Jean menarik napas dalam-dalam. "Satu miliar." Sejenak, keheningan menyelimuti pembicaraan mereka. Jean bisa membayangkan ekspresi terkejut di wajah ibunya saat ini. "Satu miliar? Jean, itu jumlah yang sangat besar!" Ibunya berseru, terdengar jelas kebingungan dalam suaranya. "Untuk apa sebanyak itu? Apakah kamu sedang terlibat sesuatu yang sangat besar?" "Hanya pinjam, Bu. Aku bukan meminta. Kalau tidak bisa, ya sudah," ujar Jean tegas, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. Ibunya terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Jean... Kamu tahu, ibu selalu ing
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 55. Aku akan menciummu

Pria itu tinggi dan mengenakan jaket coklat. Memakai kacamata tebal dan rambutnya sedikit berantakan, tetapi wajahnya menyiratkan ketegasan yang sulit diabaikan. Jean mengerutkan kening. Ia tidak mengenalnya, tetapi firasatnya mengatakan bahwa pria ini bukan sekadar orang biasa yang kebetulan lewat.Sedikit mencurigakan. Di sisi lain, Bob—juga tengah mengamati Jean. Ia datang ke tempat ini berdasarkan informasi yang diberikan oleh detektif khusus yang ia sewa. Sesuai perintah Yama, ia harus turun tangan langsung mencari keberadaan Dea. Bob melangkah mendekat dengan sikap waspada. Jean sudah berada di anak tangga paling bawah, tinggal satu langkah lagi, tetapi Bob menghalangi jalannya.Saat ini, dia berhadapan dengan Bob sehingga tubuh mereka hampir sama tinggi."Permisi, apakah Anda mengenal seseorang bernama Dea?" Jean sedikit terkejut, degup jantungnya mulai tidak beratur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 56. Menemui Yama

Jean membelalakkan mata. Tubuhnya kaku di tempat, sementara Bob tetap menahan tengkuk lehernya agar tidak bisa bergerak. Rasa panas merambat ke wajahnya, antara amarah dan keterkejutan. "Sial!" Itu adalah ciuman pertama baginya. Beberapa detik yang terasa seperti selamanya berlalu sebelum akhirnya Jean berhasil mendorong Bob dengan sekuat tenaga. "Kau-kau gila!" teriaknya dengan wajah merah padam. Menaikkan tangannya untuk menampar Bob, tetapi tangannya malah di tahan pria itu. Bob hanya tertawa kecil, sementara Jean menatapnya dengan tatapan membunuh. Ini benar-benar awal yang buruk antara mereka berdua. Jean menatap tajam ke arah pria di depannya, napasnya masih tersengal akibat insiden sebelumnya. Dengan penuh amarah, ia bertanya, "Kau siapa?" Bob menghela napas, lalu merapikan jaketnya yang sedikit kusut. Wajahnya masih sedikit memerah akibat kejadian seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 57. Apa kata Dea tentang ini?

Bob, yang berjalan lebih dulu, hanya mendengus mendengar gumaman Jean. Ia menoleh sebentar dengan ekspresi jengah. “Dasar kampungan,” desisnya sebelum melangkah lebih cepat menuju pintu utama. Jean mendelik kesal, tapi tak bisa membantah. Selama ini, bayangan yang ia miliki tentang Yama sangatlah berbeda. Ia selalu menganggap pria itu sebagai seseorang yang bekerja di dunia malam—seorang penyedia jasa penghibur alias gigolo. Namun, apa yang kini ia lihat benar-benar bertolak belakang dengan dugaannya. "Apa kata Dea tentang ini nanti?" Jean berdecak kagum.Dengan perasaan campur aduk, Jean mengikuti Bob memasuki gedung itu. Begitu melangkah masuk, ia langsung disambut oleh ruangan lobi yang luas dan elegan. Lantai marmer mengilap, lampu gantung kristal yang megah, serta para pegawai yang mengenakan seragam rapi menambah kesan eksklusif pada tempat ini. “Saya kok merasa salah tempat, apa kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 58. Cinta?

Yama tidak langsung menanggapi. Ia menatap Jean lekat-lekat, seolah menilai sesuatu dalam dirinya. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara. “Aku butuh seseorang yang bisa kupercaya. Dan aku ingin tahu apakah kau bisa menjadi orang itu.” Jean semakin bingung. “Aku? Apa maksudmu?”Jean masih mencoba memahami situasi yang baru saja dihadapinya ketika Yama kembali bersuara, kali ini dengan nada yang lebih tegas. “Kamu akan bekerja padaku, menjaga Dea mulai sekarang.” Jean tertegun. “Menjaga Dea? Dari apa?” Yama mengetuk meja dengan jarinya, menciptakan irama yang teratur dan membuat suasana terasa semakin tegang. Sorot matanya dingin dan penuh perhitungan. “Dari keluargaku yang mungkin akan menyingkirkannya.” Jean merasakan tubuhnya menegang. Ia tidak pernah mengira bahwa situasi Dea bisa seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 59. Menciptakan alasan

"Ahh, ini kacau sekali... bagaimana bila kalian lupakan saja malam itu, lalu Dea..." Jean menoleh ke arah Bob dan pria lainnya yang merasa tertarik untuk mendengar lebih lanjut. "Kurang  nyaman untuk membahas ini dengan pria sebanyak itu di belakang kita," bisik Jean. Yama mengangguk pelan, ekspresinya berubah serius. Lalu dengan satu gerakan halus, ia mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya. Semua pria di ruangan segera bergerak keluar, kecuali Bob. "Kamu juga, Bob," perintah Yama. "Tapi, Tuan..." Tatapan tajam Yama membuat Bob menelan kembali protesnya. Dengan enggan, ia berbalik dan berjalan ke luar ruangan, meski tetap berdiri di depan pintu dengan ekspresi tidak senang. Saat hanya tinggal berdua, Yama kembali fokus pada Jean. "Lanjutkan." Jean menghela napas. "Apakah kamu sudah memiliki per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 60.Yama bertindak

Dia merasa masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan membayar kembali satu milyar itu. Pria di hadapannya juga tidak akan menerima begitu saja. Dan Nenek Yama akan patuh pada saat Yama mulai mencintai Dea. "Bila mereka saling mencintai, tidak ada orang yang mampu memisahkan mereka karena Yama, pria penuh kuasa ini tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Dea. Yes! Sebuah pertimbangan yang sempurna," pekik Jean dalam hati. Merasa pintar! Kali ini Jean melanjutkan kalimatnya dengan nada lebih lembut. "Dea tidak akan langsung menerima pernikahan ini. Tapi jika kau bersabar, mungkin lama-kelamaan dia akan terbiasa." Yama menyipitkan matanya. "Jadi kau ingin aku menunggunya jatuh cinta padaku dulu baru menerima pernikahan?" Jean mengangguk seperti bocah kecil dan kedua mata berbinar-binar. "Dan ini tentu akan membutuhkan waktu. Kamu tahu jelas, aku bukan pria yang suka bermai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status