Jean mengetuk meja dengan jemarinya, lalu mendengus. "Dia hanya pria menyebalkan yang suka bermain dengan kata-kata. Aku tidak akan terjebak." "Hmm," Dea mengangguk pelan, tetapi tidak terdengar yakin. "Kalau begitu, kenapa wajahmu memerah saat keluar dari kamar mandi tadi?" Jean terbatuk. "Itu—itu tidak ada hubungannya dengan Bob!" Dea tersenyum penuh arti, tetapi tidak menekan lebih jauh."Hmm, Bob.""Baiklah, kalau kamu bilang begitu. Tapi ingat satu hal, Jean. Kamu boleh sekuat apa pun, boleh setegar apa pun, tetapi kamu juga manusia. Kamu bisa jatuh cinta. Itu bukan hal yang buruk.""Aku sendiri, juga ingin jatuh cinta lagi," lanjut Dea dengan mata menerawang jauh. "Tapi itu butuh waktu, Sanjaya menyakitiku terlalu dalam." "Cinta?" Jean mendengus. "Aku tidak butuh cinta. Aku hanya butuh memastikan orang-orang yang kusayangi tetap aman. Itu saja." "Kamu, te
Last Updated : 2025-03-17 Read more