Share

Bab 62. Canggung

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-03-17 09:08:43

Dea mengernyit. "Apa yang terjadi? Wajahmu merah sekali. Kamu demam?"

"Tidak!" Suara Jean terlalu besar. Membuat Dea hampir menyenggol mangkuknya sendiri karena terkejut.

Jean segera memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan Dea dan mengatasi kecanggungan dirinya yang merasa serba salah.

 "Ak-aku harus mandi. Panas! Gerah sekali hari ini!" Ia buru-buru berbalik dan berjalan cepat menuju kamar mandi, meninggalkan Dea yang semakin bingung dengan mie yang masih terjulur dari mulutnya.

"Aneh," gumamnya seraya menelan sisa mie dengan sekali sedot.

Dea hanya mengangkat bahu dan kembali menikmati mi instannya. "Aneh sekali..." gumamnya sekali lagi dengan pelan.

Jean berdiri di depan cermin kamar mandi, air hangat mengalir dari pancuran di belakangnya, menguapkan kaca hingga samar-samar memantulkan bayangannya.

Ia menatap dirinya sendiri, menelusuri garis-garis wajahnya, la

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 63. Aku tidak butuh cinta

    Jean mengetuk meja dengan jemarinya, lalu mendengus. "Dia hanya pria menyebalkan yang suka bermain dengan kata-kata. Aku tidak akan terjebak.""Hmm," Dea mengangguk pelan, tetapi tidak terdengar yakin. "Kalau begitu, kenapa wajahmu memerah saat keluar dari kamar mandi tadi?"Jean terbatuk. "Itu—itu tidak ada hubungannya dengan Bob!"Dea tersenyum penuh arti, tetapi tidak menekan lebih jauh."Hmm, Bob.""Baiklah, kalau kamu bilang begitu. Tapi ingat satu hal, Jean. Kamu boleh sekuat apa pun, boleh setegar apa pun, tetapi kamu juga manusia. Kamu bisa jatuh cinta. Itu bukan hal yang buruk.""Aku sendiri, juga ingin jatuh cinta lagi," lanjut Dea dengan mata menerawang jauh. "Tapi itu butuh waktu, Sanjaya menyakitiku terlalu dalam.""Cinta?" Jean mendengus. "Aku tidak butuh cinta. Aku hanya butuh memastikan orang-orang yang kusayangi tetap aman. Itu saja.""Kamu, te

    Last Updated : 2025-03-17
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 64. Apakah kamu memiliki dua topeng?

    Dea tidak mampu terlepas dari rasa terkejutnya. "Eh, kau tahu?""Tentu saja tahu." Yama mengelap tangannya yang kotor dengan sebuah handuk kecil lalu menatap Dea lebih serius."Untuk setiap uang yang masuk ke dompetmu, ada perjanjian yang harus ditanda tangani." Yama mendekatkan bibirnya ke telinga Dea seraya berbisik, "Katakan. Apa yang sudah kalian sepakati di belakangku?"Dea mengerjapkan kedua matanya, dia bingung bagaimana mengatakan yang sebenarnya bahwa dia menerima sejumlah uang itu sebagai persyaratan untuk memutuskan hubungan dengan pria di hadapannya saat ini."A-aku..."Yama terkekeh. "Baiklah, kalau kamu memang penasaran, kenapa tidak sekalian membantuku bekerja? Aku butuh seseorang untuk membantu menyusun barang di rak."Dea mendengus. "Aku bukan karyawan di sini.""Tapi sepertinya kamu terlalu penasaran untuk pergi." Yama menatapny

    Last Updated : 2025-03-18
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 65. Drama

    Yama tertawa kecil. "Baiklah. Tapi aku berharap kita bisa bertemu lagi, Dea. Aku tinggal di sekitar sini. Mari kita bertemu lain kali!"Dea tidak menjawab, hanya berjalan cepat keluar dari toko, mencoba menenangkan debaran aneh di dadanya. "Dia tingggal di sekitar sini?" Dea bergumam dengan kesal dan memegang erat tas jinjingnya."Apa-apaan tadi, menjadi kekasih? Bayar Nenekmu satu milyar dulu!" omel Dea sepanjang jalan.Di satu sisi dia merasa menyesal dengan keputusannya untuk menandatangani perjanjian seharga itu, tetapi uang itu juga dibutuhkan olehnya."Mau mencari kesempatan dari mana bila menolak satu milyar dengan mudah?""Uang tidak akan jatuh dari langit, Dea. Begitu pula pria tampan.""Neneknya membayar langsung, pasti karena dia memiliki kekuatan untuk menghancurkan bila perjanjian dilanggar. Dea, sadarlah!" bathin Dea seraya menepuk keningnya sendiri beberapa kali sambil melangkah menuju

    Last Updated : 2025-03-18
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 66. Terlalu tampan sebagai pasien

    “Kamu kenapa balik lagi?” tanya Dea bingung.Yama mengulurkan sesuatu. “Ini hapemu ketinggalan.”Dea menatap ponselnya di tangan Yama. Dia benar-benar tak punya alasan lagi untuk tetap marah.“Astaga.” Dea mendesah dan mengambil ponselnya. “Dengar, aku mungkin keterlaluan. Maaf.”Yama mengangkat bahu, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Dea menggigit bibir, lalu menatap luka di wajah Yama. “Itu pasti sakit.”“Ya, terima kasih sudah menyadari,” balas Yama sarkastik.Dea menghela napas. “Ayo ikut aku.”“Kemana?”“Ke klinik. Itu luka harus diobati.”Yama mengangkat sebelah alis. “Oh, jadi sekarang kamu sedang peduli, atau sedang menjalani skenario drama yang kamu sebutka

    Last Updated : 2025-03-19
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 67. Harga yang terlalu mahal

    "Seandainya mereka tahu dia itu gigolo yang menyamar, maka mereka akan bersikap lebih ketus," kekeh Dea dalam hati seraya menghibur dirinya sendiri.Sesaat kemudian, waktu berjalan terlalu lama hanya untuk sebuah pengobatan ringan. Dea tidak tahan lagi. Ia berdiri menuju ke meja kasir, hendak membayar biaya pengobatan."Hei, tunggu! Mau ke mana?" tanya Yama, setengah bingung."Membayar! Bukankah kamu bilang aku yang harus bertanggung jawab?" sahut Dea dengan nada ketus.Yama tersenyum tipis dan mengangguk kecil. Namun, beberapa detik kemudian, Dea berteriak saat melihat tagihan."Gila! Dua ratus ribu untuk perban dan antiseptik seharga lima ribu per botol?!" serunya kaget.Dengan wajah tidak percaya, Dea melangkah keluar untuk membaca nama klinik yang tertempel di depan pintu masuk. Lalu, dengan suara keras, ia membaca tulisan di papan nama."Klinik He

    Last Updated : 2025-03-19
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 68. Mencuri ciuman

    "Uangku terbatas, dan aku lebih milih buat beli makan malam daripada bayar ojek," katanya tegas.Yama mengangguk-angguk, lalu tanpa peringatan, ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang. "Nih, buat ojek."Dea menatap uang itu dengan ekspresi horor. "Nggak! Aku nggak butuh belas kasihan!""Siapa yang bilang ini belas kasihan? Ini investasi.""Investasi apa?""Investasi biar kamu nggak terlibat drama lain di tengah jalan dan bikin aku kena masalah."Dea mengerang frustasi. "Aku nggak akan terlibat drama lagi selama kamu tidak ada di sekitarku! Sudahlah, aku naik bus saja."Yama hanya mengangkat bahu. "Oke, terserah kamu. Aku sih tetap di sini sampai busnya datang.""Kenapa?""Karena aku baik hati." Ia tersenyum lebar."Dan aku ingin dekat-dekat denganmu." Yama mengatakan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 69. Urus dirimu sendiri!

    Jean sudah menunggu di pemberhentian bus, tepat seperti instruksi Dea. Ia duduk di atas motor dengan ekspresi datar, sesekali memainkan ponselnya. Begitu melihat sosok Dea berjalan mendekat, ia segera menegakkan tubuh dan menghidupkan mesin.Dari kejauhan, Yama melangkah mendekat. Napasnya sedikit berat, mungkin karena luka di bahunya yang masih nyeri. Namun, bukan itu yang membuatnya merasa lebih sakit. Melainkan pemandangan Dea yang seolah tak ingin lagi ada hubungannya dengan dirinya."Sampai bertemu lagi," ujar Yama dengan suara yang lebih pelan dari biasanya, tapi penuh ketulusan.Dea menoleh sekilas. Mata mereka bertemu. Tapi yang ia lihat bukan kerinduan, bukan juga harapan. Hanya dingin."Lebih baik tidak usah," sahut Dea tanpa ekspresi. "Urus dirimu sendiri, Yama. Setelah malam itu, kita tak punya urusan lagi."Yama mengernyit. Ada sesuatu dalam nada suara Dea yang membu

    Last Updated : 2025-03-20
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 70. Ketulusan

    Beberapa saat kemudian, Yama menatap pemandangan di hadapannya dengan mata menyipit tajam. Di lantai ruang tamunya yang berukuran sempit, dua orang tergeletak dengan wajah lembam dan pakaian kusut.Lelaki itu, Sanjaya, tampak menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit, sementara wanita di sampingnya, Melia, menangis pelan dengan tubuh gemetar. Mereka berdua jelas habis menerima perlakuan kasar.Di sudut ruangan, Bob berdiri tegak, tangannya masih berlumuran darah yang tidak jelas milik siapa. Mata anak buah kepercayaannya itu memancarkan kepuasan, seolah baru saja menyelesaikan tugas besar yang membanggakan."Apa yang sudah kau lakukan, Bob?" Suara Yama terdengar datar dengan tatapan dingin, ada bahaya yang mengintai di balik ketenangan itu.Bob mengangkat kepalanya, tampak bingung dengan reaksi Yama. "Saya hanya menjalankan perintah, Tuan.""Perintah?" Yama mendekat dengan langkah berat. "Sa

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 91. Pesawat ekonomi

    Wanita itu bahkan membuang benihnya dengan menelan obat kontrasepsi, serendah itukah moralnya sebagai seorang wanita? Sejijik itukah dia untuk memiliki bayi bersamanya?Yama mendengus dan mengepalkan tangannya erat-erat! Sklera merah pada matanya membuat sorotan tatapannya tajam seperti elang yang hendak membunuh mangsanya. Dia membenci Dea!Setibanya di hotel, Yama langsung masuk ke suite mewahnya tanpa banyak bicara. Ia membuka laptop dan mulai membaca laporan-laporan yang dikirimkan Bob satu hari sebelumnya. Sementara Bob mengekori langkah majikannya sambil berulang kali meniup tangan dan menempelkannya ke telinga untuk mengatasi dengung akibat jetflag yang ia alami dalam setiap penerbangan.Setiap detail tentang proyek ini telah dipersiapkan dengan matang. Da membaca ulang daftar tamu yang akan menghadiri pesta kerajaan. Ada beberapa nama yang menarik perhatiannya—tokoh bisnis, politisi, serta anggota keluarga kerajaan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 90. Menyelamatkan Jean

    Bob tidak tahan lagi. Dengan cepat, ia melangkah maju, menarik Jean dari genggaman Ayah tirinya."Hei, kau siapa? Sekuriti!" teriak Ayah tiri Jean mulai marah."Aku pacarnya," kata Bob dengan nada tegas. "Dan kamu hanya ayah tirinya. Kamu tidak punya hak mengurusnya!"Semua orang di ruangan itu terkejut. Termasuk Jean yang kini berada dalam pelukan Bob."Ada apa ini?" Ibu Jean datang menghampiri mereka dan sedikit terkejut melihat keberadaan Bob dalam pesta mereka, "hei, bagaimana kamu bisa masuk kemari?"Ayah tiri Jean menyipitkan mata. "Apa maksudmu? Panggil sekuriti, lepaskan putriku!"Bob menarik napas dalam sebelum mengucapkan kalimat yang membuat ruangan membeku."Kami bahkan sudah tinggal bersama. Kita akan menikah dalam waktu dekat! Jean milikku! Dia bukan putri kecil milikmu lagi, mengerti!? "Suasana mendadak hening.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 89. Ke Inggris

    "Siapkan semua dokumen yang diperlukan untuk perjalanan ke Inggris. Aku ingin kita berangkat dalam tiga hari. Selain itu, selidiki bagaimana cara mendapatkan perhatian dari sang Pangeran dan Ratu. Kita tidak bisa datang begitu saja dan berharap mereka tertarik dengan proyek kita. Kita harus mencari cara yang lebih cerdas."Bob mengangguk, mencatat perintah itu dalam kepalanya. "Baik, Tuan. Saya akan segera menghubungi beberapa kontak di sana dan mencari tahu informasi lebih lanjut.""Bagus. Dan satu hal lagi, pastikan kita mendapatkan akses ke pesta perayaan yang diadakan oleh sang Ratu. Itu akan menjadi langkah pertama kita."Bob tersenyum kecil. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan memastikan undangan itu ada di tangan Anda sebelum keberangkatan kita."Namun sebelum Bob keluar ruangan, ia tampak ragu sejenak. Yama yang peka terhadap perubahan ekspresi orang-orang di sekitarnya segera menyadarinya.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 88. Aku ikut!

    Yama masih menatap Neneknya. Dia tidak percaya sepenuhnya karena dia mengenal kedua wanita beda generasi itu dengan baik. Ada hal lain yang perlu dipastikan sebelum ia benar-benar memutuskan segalanya."Nek, kamu ingin aku segera menyelesaikan proyek di Inggris, bukan?" tanyanya, mencoba menegaskan posisinya dalam keputusan ini.Sang Nenek mengangguk lagi. "Ya, sesudah itu, kalian akan melangsungkan pernikahan. Hal itu sudah kusampaikan dari jauh hari sebelum kamu bertemu dengan Dea si murahan itu."Meisya menahan senyum kemenangan di balik ekspresi datarnya. Ini berjalan lebih lancar dari yang ia bayangkan."Baik," Yama akhirnya berkata. "Aku akan segera berangkat ke Inggris dan menyelesaikan semuanya.""Aku ikut," selak Meisya cepat, nadanya penuh ketegasan.Yama menoleh padanya dengan ekspresi kesal. "Terserah!" sahutnya ketus sebelum beranjak pergi.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 87. Mengapa ke Inggris?

    “Jadi, kau baru menyadarinya sekarang?”Suara lembut itu menyusup masuk ke dalam ruangannya seperti angin dingin. Yama tidak menoleh. Bahkan tidak menegadahkan kepalanya. Ia tahu siapa yang berbicara. Meisya, wanita yang selama ini duduk di sisi sang nenek, menatapnya dengan senyum simpati yang penuh arti.“Aku sudah menduganya sejak awal,” lanjut Meisya, berdiri dengan anggun lalu melangkah mendekati Yama dan duduk di sampingnya dengan elegan.“Tapi aku tidak ingin ikut campur. Aku ingin kau sendiri yang menyadari siapa Dea sebenarnya.”"Namun, dari hari ke hari, dia malah semakin menjadi-jadi."Yama diam. Matanya masih terpaku pada bukti-bukti di hadapannya. Meisya bergerak perlahan, lalu dengan lembut mengambil salah satu foto yang ada di meja dan menatapnya dengan tatapan menyelidik.“Dia tidak pernah benar-benar mencintaimu, Yama,” bisiknya pelan,

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 86. Penipu

    Yama membaca semua yang tertulis di sana dengan hati yang bergetar hebat bercampur amarah.Yama merasakan sesuatu yang asing dalam dadanya. Bukan sekadar kemarahan, tetapi juga rasa sakit. Selama ini, ia mempercayai Dea, meskipun ia menahannya dalam kendalinya. Ia mengira Dea adalah miliknya, tetapi kenyataan yang terpampang di depannya perlahan meruntuhkan semua keyakinannya."Aku tidak percaya ini," gumamnya lirih, meski suaranya terdengar goyah.Meisya menatapnya penuh simpati. "Aku tahu ini sulit, Yama. Tapi kau harus melihat kenyataan. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik."Yama menutup matanya sesaat, mencoba mengendalikan pikirannya yang berkecamuk. Jika semua ini benar, maka perjuangannya selama ini sia-sia. Dan untuk pertama kalinya, ia merasa lelah. Begitu lelah."Ini, tidak mungkin...," ucapnya dengan suara yang lebih rendah dari biasanya."Dia hanya

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 85. Apakah dia juga merasa seperti itu?

    Dea terdiam, akhirnya mengalihkan pandangannya kembali ke jendela. Di luar, langit malam tampak begitu luas dan dingin. Hatinya juga terasa sama—dingin dan penuh ketidakpastian.***Sementara itu, di mansion keluarga Yama, pria tinggi itu melangkah masuk dengan ekspresi gelap. Para pelayan menunduk dalam ketakutan saat melihat wajahnya yang penuh amarah. Tanpa membuang waktu, ia langsung menuju ruang utama, di mana neneknya sudah menunggu dengan ekspresi dingin."Duduk," perintah wanita tua itu.Yama menahan diri untuk tidak melawan. Dengan rahang mengeras, ia duduk di sofa berhadapan dengan neneknya."Apa yang sedang kau lakukan, Yama?" suara neneknya terdengar tenang, namun penuh tekanan."Menutup bandara hanya untuk mencari seorang wanita tidak berguna? Berita apa lagi yang ingin kau timbulkan untuk membuat saham kita jatuh?""Ak

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 84. Bersama Sanjaya

    Mobil sudah sampai di terminal keberangkatan. Dengan kemarahan yang nyaris meledak, Yama melangkah cepat masuk ke dalam terminal VIP bandara yang kini ditutup atas perintahnya.Matanya menyapu sekeliling dengan penuh harapan, namun bayangan Dea sama sekali tidak terlihat. Rasa frustrasi menyelimutinya. Sudah pasti mereka terlambat."Brengsek!" Yama menghempaskan pantatnya dengan kasar di kursi tunggu. Napasnya memburu, dadanya naik-turun menahan amarah yang nyaris meluap. Kedua matanya penuh dengan sklera merah.Yama menyadari sesuatu, Neneknya terlibat dalam hal ini. Atau Meisya! Mereka sengaja mengatur agar Dea segera menghilang dalam kehidupannya, tapi ke Inggris?Yama mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Satu-satunya negara yang belum dia taklukkan! Rencana Nenek secara keseluruhan sudah mulai tercium olehnya.Bob menelan ludah, lalu mencoba meredakan ketegangan. "Kita bisa kejar k

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 83. Pesawat pribadi

    Ibunya tampak sedikit goyah saat mereka menaiki helikopter, tapi tidak berkata apa-apa. Dea sendiri hanya bisa menatap kosong ke layar ponselnya yang masih berdering sesekali, menunjukkan panggilan terakhir dari Jean. Ia menggenggam ponselnya erat, lalu memasukkannya ke dalam saku jaketnya sebelum melangkah masuk.Saat helikopter mulai lepas landas, Dea menoleh ke samping. Ibunya sibuk dengan ponselnya, mengetik pesan dengan cepat. Sesekali, wanita itu mengambil beberapa foto selfie dengan ekspresi bangga, seolah ini adalah perjalanan wisata bukannya perjalanan penuh kecemasan menuju ketidakpastian.Dea hanya bisa menatap lurus ke depan. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan gejolak emosi yang sejak tadi menghantam dirinya. Ini bukan sekadar perjalanan untuk ayahnya. Ini adalah perjalanan yang akan mengubah segalanya.Di dalam benaknya, nama Yama berkelebat. Pria yang hanya singgah sesaat, j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status