Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 57. Apa kata Dea tentang ini?

Share

Bab 57. Apa kata Dea tentang ini?

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-03-14 10:08:44

Bob, yang berjalan lebih dulu, hanya mendengus mendengar gumaman Jean. Ia menoleh sebentar dengan ekspresi jengah. “Dasar kampungan,” desisnya sebelum melangkah lebih cepat menuju pintu utama.

Jean mendelik kesal, tapi tak bisa membantah. Selama ini, bayangan yang ia miliki tentang Yama sangatlah berbeda. Ia selalu menganggap pria itu sebagai seseorang yang bekerja di dunia malam—seorang penyedia jasa penghibur alias gigolo. Namun, apa yang kini ia lihat benar-benar bertolak belakang dengan dugaannya.

"Apa kata Dea tentang ini nanti?" Jean berdecak kagum.

Dengan perasaan campur aduk, Jean mengikuti Bob memasuki gedung itu. Begitu melangkah masuk, ia langsung disambut oleh ruangan lobi yang luas dan elegan. Lantai marmer mengilap, lampu gantung kristal yang megah, serta para pegawai yang mengenakan seragam rapi menambah kesan eksklusif pada tempat ini.

“Saya kok merasa salah tempat, apa kamu

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 58. Cinta?

    Yama tidak langsung menanggapi. Ia menatap Jean lekat-lekat, seolah menilai sesuatu dalam dirinya.Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara. “Aku butuh seseorang yang bisa kupercaya. Dan aku ingin tahu apakah kau bisa menjadi orang itu.”Jean semakin bingung. “Aku? Apa maksudmu?”Jean masih mencoba memahami situasi yang baru saja dihadapinya ketika Yama kembali bersuara, kali ini dengan nada yang lebih tegas.“Kamu akan bekerja padaku, menjaga Dea mulai sekarang.”Jean tertegun. “Menjaga Dea? Dari apa?”Yama mengetuk meja dengan jarinya, menciptakan irama yang teratur dan membuat suasana terasa semakin tegang. Sorot matanya dingin dan penuh perhitungan. “Dari keluargaku yang mungkin akan menyingkirkannya.”Jean merasakan tubuhnya menegang. Ia tidak pernah mengira bahwa situasi Dea bisa seb

    Last Updated : 2025-03-15
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 59. Menciptakan alasan

    "Ahh, ini kacau sekali... bagaimana bila kalian lupakan saja malam itu, lalu Dea..." Jean menoleh ke arah Bob dan pria lainnya yang merasa tertarik untuk mendengar lebih lanjut."Kurang nyaman untuk membahas ini dengan pria sebanyak itu di belakang kita," bisik Jean.Yama mengangguk pelan, ekspresinya berubah serius. Lalu dengan satu gerakan halus, ia mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada anak buahnya.Semua pria di ruangan segera bergerak keluar, kecuali Bob."Kamu juga, Bob," perintah Yama."Tapi, Tuan..."Tatapan tajam Yama membuat Bob menelan kembali protesnya. Dengan enggan, ia berbalik dan berjalan ke luar ruangan, meski tetap berdiri di depan pintu dengan ekspresi tidak senang.Saat hanya tinggal berdua, Yama kembali fokus pada Jean. "Lanjutkan."Jean menghela napas. "Apakah kamu sudah memiliki per

    Last Updated : 2025-03-15
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 60.Yama bertindak

    Dia merasa masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan membayar kembali satu milyar itu. Pria di hadapannya juga tidak akan menerima begitu saja. Dan Nenek Yama akan patuh pada saat Yama mulai mencintai Dea."Bila mereka saling mencintai, tidak ada orang yang mampu memisahkan mereka karena Yama, pria penuh kuasa ini tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Dea. Yes! Sebuah pertimbangan yang sempurna," pekik Jean dalam hati. Merasa pintar!Kali ini Jean melanjutkan kalimatnya dengan nada lebih lembut. "Dea tidak akan langsung menerima pernikahan ini. Tapi jika kau bersabar, mungkin lama-kelamaan dia akan terbiasa."Yama menyipitkan matanya. "Jadi kau ingin aku menunggunya jatuh cinta padaku dulu baru menerima pernikahan?"Jean mengangguk seperti bocah kecil dan kedua mata berbinar-binar."Dan ini tentu akan membutuhkan waktu. Kamu tahu jelas, aku bukan pria yang suka bermai

    Last Updated : 2025-03-16
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 61. Aku ingin menjadi pria

    "T-tapi untuk apa? Maksudku, Tuan bisa mengutus kami bila ingin menyelidiki sesuatu. Kami akan-""Laksanakan sesuai perintahku dan jangan bertanya lagi."Klik!Panggilan diputuskan secara sepihak. Yama merasa janggal tetapi juga tertarik untuk memainkan peran barunya."Hmm, kita lihat sampai di mana permainan ini akan berlanjut," gumamnya dengan wajah dingin dan datar.Sementara itu, di dalam mobil, Bob melirik Jean dari sudut matanya. Sejak mereka meninggalkan tempat Yama, wanita itu tak mengucapkan sepatah kata pun.Sebelumnya, Jean selalu penuh celotehan, tapi kali ini ia tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.Penasaran dengan hasil diskusi antara Jean dan Yama, Bob akhirnya membuka mulut. "Jadi, bagaimana? Apa yang kalian putuskan?"Jean tetap diam, menatap lurus ke luar jendela, seolah tak mendengar pertanyaan Bob.

    Last Updated : 2025-03-16
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 62. Canggung

    Dea mengernyit. "Apa yang terjadi? Wajahmu merah sekali. Kamu demam?""Tidak!" Suara Jean terlalu besar. Membuat Dea hampir menyenggol mangkuknya sendiri karena terkejut.Jean segera memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan Dea dan mengatasi kecanggungan dirinya yang merasa serba salah."Ak-aku harus mandi. Panas! Gerah sekali hari ini!" Ia buru-buru berbalik dan berjalan cepat menuju kamar mandi, meninggalkan Dea yang semakin bingung dengan mie yang masih terjulur dari mulutnya."Aneh," gumamnya seraya menelan sisa mie dengan sekali sedot.Dea hanya mengangkat bahu dan kembali menikmati mi instannya. "Aneh sekali..." gumamnya sekali lagi dengan pelan.Jean berdiri di depan cermin kamar mandi, air hangat mengalir dari pancuran di belakangnya, menguapkan kaca hingga samar-samar memantulkan bayangannya.Ia menatap dirinya sendiri, menelusuri garis-garis wajahnya, la

    Last Updated : 2025-03-17
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 63. Aku tidak butuh cinta

    Jean mengetuk meja dengan jemarinya, lalu mendengus. "Dia hanya pria menyebalkan yang suka bermain dengan kata-kata. Aku tidak akan terjebak.""Hmm," Dea mengangguk pelan, tetapi tidak terdengar yakin. "Kalau begitu, kenapa wajahmu memerah saat keluar dari kamar mandi tadi?"Jean terbatuk. "Itu—itu tidak ada hubungannya dengan Bob!"Dea tersenyum penuh arti, tetapi tidak menekan lebih jauh."Hmm, Bob.""Baiklah, kalau kamu bilang begitu. Tapi ingat satu hal, Jean. Kamu boleh sekuat apa pun, boleh setegar apa pun, tetapi kamu juga manusia. Kamu bisa jatuh cinta. Itu bukan hal yang buruk.""Aku sendiri, juga ingin jatuh cinta lagi," lanjut Dea dengan mata menerawang jauh. "Tapi itu butuh waktu, Sanjaya menyakitiku terlalu dalam.""Cinta?" Jean mendengus. "Aku tidak butuh cinta. Aku hanya butuh memastikan orang-orang yang kusayangi tetap aman. Itu saja.""Kamu, te

    Last Updated : 2025-03-17
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 64. Apakah kamu memiliki dua topeng?

    Dea tidak mampu terlepas dari rasa terkejutnya. "Eh, kau tahu?""Tentu saja tahu." Yama mengelap tangannya yang kotor dengan sebuah handuk kecil lalu menatap Dea lebih serius."Untuk setiap uang yang masuk ke dompetmu, ada perjanjian yang harus ditanda tangani." Yama mendekatkan bibirnya ke telinga Dea seraya berbisik, "Katakan. Apa yang sudah kalian sepakati di belakangku?"Dea mengerjapkan kedua matanya, dia bingung bagaimana mengatakan yang sebenarnya bahwa dia menerima sejumlah uang itu sebagai persyaratan untuk memutuskan hubungan dengan pria di hadapannya saat ini."A-aku..."Yama terkekeh. "Baiklah, kalau kamu memang penasaran, kenapa tidak sekalian membantuku bekerja? Aku butuh seseorang untuk membantu menyusun barang di rak."Dea mendengus. "Aku bukan karyawan di sini.""Tapi sepertinya kamu terlalu penasaran untuk pergi." Yama menatapny

    Last Updated : 2025-03-18
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 65. Drama

    Yama tertawa kecil. "Baiklah. Tapi aku berharap kita bisa bertemu lagi, Dea. Aku tinggal di sekitar sini. Mari kita bertemu lain kali!"Dea tidak menjawab, hanya berjalan cepat keluar dari toko, mencoba menenangkan debaran aneh di dadanya. "Dia tingggal di sekitar sini?" Dea bergumam dengan kesal dan memegang erat tas jinjingnya."Apa-apaan tadi, menjadi kekasih? Bayar Nenekmu satu milyar dulu!" omel Dea sepanjang jalan.Di satu sisi dia merasa menyesal dengan keputusannya untuk menandatangani perjanjian seharga itu, tetapi uang itu juga dibutuhkan olehnya."Mau mencari kesempatan dari mana bila menolak satu milyar dengan mudah?""Uang tidak akan jatuh dari langit, Dea. Begitu pula pria tampan.""Neneknya membayar langsung, pasti karena dia memiliki kekuatan untuk menghancurkan bila perjanjian dilanggar. Dea, sadarlah!" bathin Dea seraya menepuk keningnya sendiri beberapa kali sambil melangkah menuju

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 155. Menikah dua hari lagi

    "Anak yang tidak bersalah itu harus mendapat kedudukan di kerajaan daripada menjadi budak bagi Nenek munafik itu!" geramnya.Ratu mulai memikirkan taktik untuk tetap mempertahankan Dea di sisinya."Atur pernikahan Dea dengan Pangeran Frans dalam dua hari lagi!" perintahnya kepada seorang asistennya.***Dea menghela napas panjang saat lagi-lagi langkahnya dibatasi oleh bayangan hitam para pengawal kerajaan. Di mana pun ia berada, entah itu taman belakang istana, ruang baca, bahkan lorong menuju kamarnya, selalu ada setidaknya dua pasang mata yang mengawasi. Entah sada berapa banyak pengawal yang berkeliaran di dalam rumah besar yang dia tempati saat ini.Ia tahu maksud Ratu baik. Pengawalan itu adalah bentuk perlindungan, katanya. Alasannya adalah karena Dea adalah seorang Lady yang dihormati dan akan memiliki status tinggi saat menikah dengan Pangeran Frans.Tapi bagi Dea

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 154. Dea hamil

    Pintu terbuka, seorang pelayan masuk, membawa kabar bahwa Yama sudah selesai terapi pagi dan sedang membaca buku di taman.Wanita tua itu segera menenangkan ekspresinya lalu memberikan isyarat dengan tangan agar pelayan itu kembali ke posisinya.“Kamu boleh pergi sekarang,” katanya pada pria itu. “Dan pastikan laporan ini tidak bocor ke siapa pun, termasuk Meisya.”"Baik, Nyonya."Setelah ruangan kembali sepi, wanita tua itu duduk dengan perlahan di kursi empuknya. Rasa lelah mulai merambat ke seluruh tubuhnya, tapi pikirannya terus bekerja. Ia tidak akan membiarkan satu momen pun luput dari perhitungannya.***Tiba-tiba, telepon antik di meja berdering. Nenek Yama mengangkatnya dengan cepat.“Ya?”“Yang Mulia Ratu Inggris ingin berbicara,” ujar suara di ujung sana.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 153. Disfungsi

    “Tetap di sini sebentar lagi,” potong Yama pelan. Suaranya berat, masih serak pagi.Meisya membeku. Lalu tersenyum tipis, dan kembali menyandarkan kepala di dadanya. Memeluk pinggang pria itu dengan erat.Namun, diam-diam, Yama hanya ingin mencoba membangunkan sesuatu dalam dirinya.Beberapa menit berlalu dan Yama kembali merasa kesal dengan dirinya serta ketidakmampuan yang dia miliki saat ini. Bagian bawah celananya sama sekali tidak beraksi walau kedua bukit depan milik Meisya menempel erat di tubuhnya.Hari itu, sesi terapi Yama lebih semangat dari biasanya. Ia mulai bisa berjalan beberapa langkah tanpa tongkat, hanya dengan bantuan tangan Meisya yang menggenggamnya erat dari samping. Walau beberapa kali terjatuh dan peluh keringat membasahi wajah dan pakaiannya, Yama tidak menyerah.“Bagus, Tuan Yama,” ucap fisioterapis dengan kagum. “Luar biasa untuk pasien

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 152. Kamu begitu tampan

    Meisya tertegun. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Hati Meisya berdebar, sangat takut terhadap penolakan untuk kesekian kalinya.Yama diam. Menunggu kelanjutan kalimat wanita itu.“Karena... aku tidak tahu sampai kapan aku akan seperti ini. Aku tidak bisa berpaling darimu," sahut Meisya beberapa saat kemudian.Meisya tersenyum, menatap bintang. “atau mungkin karena aku tidak mencintai orang lain. Hanya kamu, Yama.”Yama menatap wajah Meisya dalam keremangan cahaya. Gadis itu terlihat sangat cantik dan tanpa celah. Secara keseluruhan melebih Dea yang mencuri hatinya selama ini.Lalu perlahan, ia menyentuh jemari gadis itu.Untuk pertama kalinya, sentuhan itu bukan karena ingin dibantu berjalan. Tapi karena keinginan untuk berterima kasih.“Kalau waktu bisa menyembuhkan kakiku,” bisik Yama, “apa waktu jug

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 151. Kamu bisa sembuh, Sayang

    Hari-hari itu panjang, melelahkan, dan penuh luka yang tidak pernah benar-benar terucap. Namun Meisya bertahan. Dia mencintai Yama sejak kecil. Semua kelicikan yang dia perbuat kepada Dea adalah karena kecemburuannya.Adapun kesalahan terbesarnya adalah bahwa dia mencelakakan hidup mendiang ibu Yama, namun semua itu adalah karena perintah Nenek Yama sendiri dan dia hanya melakukan beberapa tugas yang tanpa sengaja mencelakakan wanita malang itu. Meisya berada dalam ketakutan setiap mengingat kapan waktunya Yama mengetahui rahasia terdalamnya, namun lebih takut lagi bila kehilangan diri Yama.Ketika dokter mengatakan Yama harus mulai menjalani terapi jalan agar saraf di kakinya kembali aktif, Meisya adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu. Dengan sabar, ia menggenggam tangan Yama, melangkah pelan-pelan menyusuri lorong rumah sakit.“Kamu tidak harus cepat. Satu langkah saja sudah cukup hari ini,” ucap Meisy

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 150. Meisya yang setia

    Pintu kamar terbuka perlahan, Yama menoleh, sosok ramping dengan setangkai bunga dan sebuah rantang thermal. Meisya melangkah masuk dengan senyum penuh kelembutan, meski wajahnya terlihat sedikit kuyu karena terlalu sering menangis.“Yama…” bisiknya lembut, “aku datang.”Tak ada reaksi. Yama menatap langit-langit seakan tak ada siapa pun di ruangan itu. Di antara semua orang yang menjengguknya, dia paling tidak ingin bertemu dengan Meisya. Namun wanita itu sangat rajin walau sering menerima penolakan keras dari Yama.Yama bahkan pernah melempar bubur yang dibawa Meisya.Meisya meletakkan bunga krisan kecil berwarna-warni di meja samping ranjang pasien. Lalu ia duduk perlahan di kursi besi, membuka rantang bubur, dan mengaduk perlahan. Aromanya ayam herbal memenuhi udara. Uap mengepul dari rantang thermal tersebut. Berhasil mencuri perhatian Yama karena wanginya.“Kamu harus makan, Sayang” kata

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 149. Lepaskan aku

    Namun, adakah dia bisa begitu tega untuk membiarkan anak itu hidup tanpa dukungan dari orang yang seharusnya bertanggung jawab? Selama ini, dia berusaha melihat sisi baik dari Yama, berharap ada cinta yang tersembunyi di dalamnya, meskipun ia tidak pernah mengungkapkannya. Sampai detik ini pun, dia masih belum memiliki kabar dari Yama selain mimpi buruk yang membuatnya kecewa.Pangeran Frans melangkah mendekat, tatapannya masih tidak berubah. "Sayangku, Dea...kamu harus memikirkan masa depan anakmu, Cintaku. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam bayang-bayang masa lalu dan harapan kosong. Lupakan Yama.""Kamu tahu, mengapa aku memutuskan mengejarmu? Padahal sebelumnya aku membantu pertemuan kalian dengan menculikmu?"Dea menengadahkan kepalanya, menatap Pangeran Frans dalam-dalam."Karena dia terlalu pengecut!" geram Pangeran Frans."Aku sudah membantu dengan menculikmu, tetapi tidak ada yang dapat dia bahas atau lakukan.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 148. Yama tidak akan pernah mengakui anak itu

    Sementara di kamar Dea, Dea terkejut mendapati kabar dari sang Dokter yang memeriksanya bahwa dirinya sudah hamil."Ini adalah anak Yama," gumamnya dengan perasaan tidak menentu seraya memeang perutnya yang masih datar.Kedua matanya berkaca-kaca, antara menerima kenyataan yang seharusnya membuat dirinya bahagia. Dia sangat mencintai Yama dari lubuk hati terdalamnya. Satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya hanya Yama."Kamu adalah bukti cinta Mama kepada Papamu," bisik Dea dengan suara bergetar. Dia ingat malam bergairah milik mereka berdua. Dia merindukan semua sentuhan panas dari pria yang sangat dia cintai itu. Pria yang sudah jauh darinya."Mama akan bertahan," ucapnya lirih.Keesokkan harinya, Pangeran Frans pergi mengunjungi Dea dengan sekeranjang buah-buahan dan balon berwarna warni."Dea Sayang..." Pangeran Frans menyodorkan balon-balon yang sudah diikat pita ke hadapan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 147. Hamil

    Yama memegang erat tangan Dea lalu berkata, "kita akan menjalani kematian bersama-sama. Aku mencintaimu, Dea."Dea mengangguk dan membiarkan Yama menciumnya. Sebuah ciuman perpisahan sekaligus penyatuan yang alami."Aku juga mencintaimu, Yama."Dea memekik tertahan saat merasakan pesawat yang mulai terjatuh dan ledakan-ledakan kecil terjadi.Panik membuat Dea terbangun dari tidurnya."Yama!" pekiknya lalu menyadari dirinya sedang terduduk di atas ranjang.Air mata mengalir membasahi wajahnya kembali.Tubuhnya penuh keringat . "Hanya mimpi..." desisnya dengan lirih."Aku sungguh merindukanmu, Yama."Dea menangis sejadi-jadinya di atas ranjang yang dingin dan sepi itu.***Keesokkan harinya, wajah Dea semakin pucat dan semakin kuyu. Dea bahkan tidak mengganti pakaiannya yang basah oleh keringat. Dia terlihat seperti boneka tidak bernyawa yang bersandar di sandaran ranjang, menatap kosong ke jendela.Di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status