Nadya terdiam, membiarkan keheningan menggantung di antara mereka. Tatapannya terkunci pada wajah Kalen, yang kini tengah menunggunya dengan sorot penuh harap dan kesabaran.Ada sesuatu dalam matanya yang membuat hati Nadya terasa semakin sesak—seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua."Nadya?" suara Kalen memecah kebisuan, lembut namun penuh kehati-hatian. "Apakah pertanyaanku sulit untuk dijawab?"Nadya menggeleng perlahan. "Tidak, bukan itu," ucapnya, suaranya nyaris seperti bisikan. Dia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, seakan sedang mengumpulkan keberanian."Aku masih takut pada ibumu," lanjutnya akhirnya, disertai senyum tipis yang lebih mirip dengan seringai putus asa.Kalen mengerjap, jelas terkejut dengan jawaban itu. Rahangnya mengencang, dan tanpa sadar, dia menggigit lembut bagian dalam pipinya, memproses kata-kata Nadya yang baru saja meluncur."Dia akan mempersulit semuanya, Kalen," suara Nadya terdengar lirih namun sarat ketegasan."Aku tidak tahu apa y
Terakhir Diperbarui : 2025-03-13 Baca selengkapnya