Semua Bab Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku: Bab 71 - Bab 80

133 Bab

Hanya Nadya yang Layak

“Sebenarnya aku ingin. Tapi, aku tidak tahu dengan Nadya." Kalen menghela napas panjang, seolah ada beban berat yang tak terlihat, menggantung di dadanya."Bahkan hingga saat ini dia masih menganggap bahwa dia hanya pengasuh dan ibu susu Melvin, tidak lebih dari itu." Suaranya melemah, nyaris tenggelam dalam rasa frustasi yang semakin menyesakkan.Eliza menaikkan alisnya, menatap putranya dengan tajam. "Jadi, kalian masih saling memendam perasaan masing-masing?" tanyanya dengan nada datar, tetapi penuh penekanan.Kalen mengangguk perlahan, matanya menerawang ke arah jendela, seolah mencari jawaban di luar sana. "Aku tidak yakin Nadya mau kembali padaku, Ma. Nadya terlihat masih tidak bisa membuka hati untukku."Eliza menghela napasnya, melihat putranya yang begitu tersiksa dalam ketidakpastian. "Kau belum bertanya, tapi sudah menyerah duluan. Perjuangkan kalau kau masih ingin kembali padanya, bukannya malah berhenti berharap dan membiarkan perasaan kalian terombang-ambing seperti ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Pertemuan Kalen dan Robert

Dua hari setelahnya, Kalen akhirnya berhasil menemukan kantor milik Robert. Bangunan megah dengan kaca-kaca besar yang memantulkan cahaya sore itu terasa begitu dingin di matanya. Bukan karena arsitekturnya, tetapi karena apa yang akan ia hadapi di dalam sana.Dengan langkah mantap, Kalen memasuki lobi dan berbicara dengan sekretaris Robert. Setelah konfirmasi, ia langsung diizinkan masuk ke dalam ruangan pria itu. Detik-detik menuju pertemuan ini terasa berat, tapi Kalen sudah bersiap menghadapi apa pun yang akan terjadi.Ketika pintu terbuka, Robert sudah berdiri di balik meja kerjanya, menatapnya dengan sorot mata tajam.Pria itu tampak sedikit berbeda dari yang Kalen bayangkan—tidak segarang bayangannya, tetapi tetap memiliki aura dominan yang sulit diabaikan.“Dengan Kalen?” tanya Robert, lalu mengulurkan tangannya.Kalen menjabat tangan itu dengan erat. “Ya, aku Kalen. Salam kenal, Robert.”Robert mengulas senyum tipis dan menganggukkan kepalanya. “Senang bertemu denganmu, Kalen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Melakukan Hal yang Menyenangkan

“Sudah selesai bertemu dengan Robert-nya?”Suara Julian terdengar ringan, tetapi ada ketertarikan yang jelas dalam nada bicaranya saat ia melihat Kalen akhirnya duduk di sampingnya di sebuah bar kecil yang tak jauh dari kantor mereka.Udara malam bercampur dengan aroma alkohol dan asap rokok yang tipis, menciptakan suasana yang kontras dengan beban berat yang masih menggelayuti pikiran Kalen.Tanpa menjawab, Kalen meraih gelas whisky milik Julian, menyesapnya perlahan sebelum akhirnya mengangguk. “Sudah,” ucapnya pendek, matanya menatap kosong ke depan, seakan masih terjebak dalam percakapan yang baru saja ia lalui dengan Robert.Julian mengangkat alis, menunggu kelanjutan ceritanya.Kalen akhirnya bersuara, suaranya terdengar datar, tetapi menyimpan kepedihan yang terpendam. “Robert dijebak oleh keluarga angkatnya sendiri. Mereka menjanjikan akan menikahkannya dengan putri satu-satunya mereka, tapi ada perjanjian tak tertulis yang membuatnya harus merelakan nama baiknya tercoreng.”J
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Rencana Pergi ke Suatu Tempat

Kalen akhirnya kembali ke rumah setelah lebih dari dua jam bercengkerama dengan Julian dan John.Meskipun pada akhirnya, mereka tidak benar-benar memberikan solusi yang pasti, setidaknya mereka membantunya melihat segalanya dengan lebih jernih.Namun tetap saja, ada sesuatu yang mengganjal di dadanya—sebuah perasaan yang tidak kunjung hilang sejak pertemuannya dengan Robert.Saat ia membuka pintu, aroma masakan yang sedap langsung menyambutnya. Keakraban itu terasa begitu hangat, membuat jantungnya berdetak lebih tenang.“Hi, Kalen. Kau sudah kembali?” suara lembut Nadya menyapa, membuatnya menoleh. Wanita itu berdiri di ambang pintu dapur, mengenakan apron dengan tangan yang sedikit berlumur tepung.Ada senyum lembut di wajahnya, tapi matanya masih menyimpan kehati-hatian yang belum benar-benar hilang.“Bagaimana perjalanan bisnisnya? Lancar?” lanjut Nadya, melangkah mendekat dengan tatapan penuh ketulusan.Kalen tersenyum kecil, mengangguk pelan. “Ya, berjalan dengan lancar,” ucapny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Maukah Kau Kembali padaku?

Yunani.Udara pantai yang hangat menyambut kedatangan mereka di negeri para dewa ini.Kalen dan Nadya baru saja tiba di tempat yang telah lama menjadi impian Nadya—sebuah impian yang ia simpan bahkan sejak mereka masih bersama dulu, lalu hancur berantakan saat mereka berpisah.Kini, mereka kembali berdiri berdampingan, seperti mengulang kisah yang dulu sempat terhenti di tengah jalan.Nadya berdiri di balkon vila mereka, membiarkan angin laut membelai lembut wajahnya. Pandangannya terpaku pada hamparan laut biru yang membentang luas di hadapannya.Ombak bergulung perlahan, menyentuh garis pantai berpasir putih dengan irama yang menenangkan."Woah! Ternyata tempat ini memang sangat indah," ucapnya dengan mata berbinar, seolah tidak percaya bahwa ia benar-benar berada di sini.Kalen tersenyum kecil, matanya menatap Nadya dengan penuh ketulusan.Ia sengaja memesan vila yang berhadapan langsung dengan pantai, agar wanita itu bisa menikmati keindahan alam setiap kali membuka mata."Bagaima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Tetap di Sisi Melvin dan Kalen

Nadya terdiam, membiarkan keheningan menggantung di antara mereka. Tatapannya terkunci pada wajah Kalen, yang kini tengah menunggunya dengan sorot penuh harap dan kesabaran.Ada sesuatu dalam matanya yang membuat hati Nadya terasa semakin sesak—seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua."Nadya?" suara Kalen memecah kebisuan, lembut namun penuh kehati-hatian. "Apakah pertanyaanku sulit untuk dijawab?"Nadya menggeleng perlahan. "Tidak, bukan itu," ucapnya, suaranya nyaris seperti bisikan. Dia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, seakan sedang mengumpulkan keberanian."Aku masih takut pada ibumu," lanjutnya akhirnya, disertai senyum tipis yang lebih mirip dengan seringai putus asa.Kalen mengerjap, jelas terkejut dengan jawaban itu. Rahangnya mengencang, dan tanpa sadar, dia menggigit lembut bagian dalam pipinya, memproses kata-kata Nadya yang baru saja meluncur."Dia akan mempersulit semuanya, Kalen," suara Nadya terdengar lirih namun sarat ketegasan."Aku tidak tahu apa y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Sudah Sangat Yakin

Makan malam romantis itu seolah menciptakan dunia kecil yang hanya milik mereka berdua. Nadya dan Kalen duduk berhadapan di sebuah meja kecil yang tertata rapi, diterangi cahaya lilin-lilin mungil yang berkelip lembut di tengah angin pantai.Aroma laut yang khas berpadu dengan semilir angin malam, sementara deburan ombak menjadi simfoni alam yang mengiringi percakapan mereka.Sementara Melvin sudah tidur pulas di kamar setelah diberi ASI oleh Nadya.“Tempatnya sangat indah… sembari melihat deburan ombak,” ucap Nadya dengan suara pelan, membiarkan matanya menikmati hamparan laut yang membentang luas di hadapan mereka.Kalen menatapnya, bibirnya melengkung dalam senyum tipis. “Tempat ini mengingatkanku pada lima tahun yang lalu. Saat aku mengatakan cinta padamu di restoran sederhana, yang meskipun jauh dari mewah, tetap terasa romantis… karena kau menerimaku.”Nadya terkekeh pelan, kenangan itu seolah kembali menyeruak dalam benaknya. Ia mengangguk, menatap Kalen dengan sorot mata yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Akan Sabar Menanti

Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi.Cahaya matahari yang hangat mulai menyelinap masuk melalui celah-celah jendela, menyoroti kamar dengan sinar keemasan yang lembut.Nadya menggeliat pelan, matanya mengerjap saat kesadarannya sepenuhnya kembali.Ia menoleh ke samping, namun mendapati tempat di sebelahnya sudah kosong. Kalen tidak ada di sana.Matras masih menyisakan sedikit kehangatan, pertanda bahwa pria itu belum lama pergi.Nadya menghela napas sebelum kemudian beranjak, langkahnya terarah ke keranjang bayi di sudut kamar.Melvin masih terlelap nyenyak, wajah mungilnya tampak begitu damai. Napasnya teratur, sesekali jemari kecilnya bergerak, mungkin sedang bermimpi indah.Nadya tersenyum lembut melihatnya—bayi itu pasti masih kenyang setelah diberi ASI satu jam yang lalu."Ke mana Kalen?" gumamnya pelan, membiarkan pikirannya menerka-nerka. Pagi-pagi sekali pria itu sudah tidak ada di kamar.Nadya berjalan mendekati jendela dan menyingkap tirai, membiarkan cahaya pagi masuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Jangan Lupa Pikirkan Adik untuk Melvin

"Shopia? Kau sedang sibuk?" tanyanya sambil menatap Melvin di stroller sambil menendang-nendangkan kakinya, merasakan desiran angin pantai.Ia tengah berada di pantai bersama dengan Melvin saja sebab Kalen sedang menerima email dari kliennya dan harus segera ia balas.Suara tawa renyah terdengar dari seberang sana sebelum Shopia menjawab. "Tidak. Aku sedang bersantai ria. Ada apa, Nadya? Bukankah kau sedang di Yunani?"Nadya tersenyum kecil. "Ya, aku sedang di Yunani. Aku ingin bercerita denganmu.""Ceritalah, Nadya. Aku akan mendengarkan. Ada apa, hm? Aku jadi penasaran karenamu."Nadya terkekeh mendengar antusiasme sahabatnya itu. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memulai."Kalen… dia membuatku jadi serba salah, Shopia."Ada jeda singkat sebelum akhirnya Shopia menimpali dengan nada penasaran. "Maksudmu? Apa yang telah Kalen lakukan padamu, Nadya? Apa dia menyulitkanmu lagi?"Nadya cepat-cepat menggeleng, meskipun tahu Shopia tidak bisa melihatnya. "Tidak. Tidak sama sekali
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bukti Kekerasan Fisik pada Nadya

Setelah dua minggu menikmati keindahan Yunani, akhirnya Nadya dan Kalen kembali ke New York. Kehangatan sinar matahari Mediterania kini tergantikan oleh semilir angin dingin khas kota metropolitan. Mereka kembali ke rutinitas yang selama ini mereka jalani.Saat mereka tiba di rumah, Nadya melepaskan mantelnya dan menatap Kalen yang sedang membuka koper."Apakah kau akan langsung ke kantor?" tanyanya sambil merapikan barang-barangnya."Ya," jawab Kalen tanpa menoleh. "Aku harus ke kantor karena banyak pekerjaan yang menanti. Sudah terlalu lama aku meninggalkan kantor.”Nadya mengangguk mengerti. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan membawa Melvin jalan-jalan di komplek perumahan bersama Shopia. Boleh, kan?” tanyanya meminta izin terlebih dahulu pada Kalen.Kalen menatapnya sejenak lalu mengangguk. "Itu ide yang bagus. Melvin akan sangat senang diajak jalan-jalan lagi olehmu.”"Tentu," Nadya tersenyum tipis. “Hati-hati di jalan, Kalen.”Kalen mengangguk dan mencium kening wanita itu. Setela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status