แชร์

Akan Sabar Menanti

ผู้เขียน: Senja Berpena
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-15 16:00:36

Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Cahaya matahari yang hangat mulai menyelinap masuk melalui celah-celah jendela, menyoroti kamar dengan sinar keemasan yang lembut.

Nadya menggeliat pelan, matanya mengerjap saat kesadarannya sepenuhnya kembali.

Ia menoleh ke samping, namun mendapati tempat di sebelahnya sudah kosong. Kalen tidak ada di sana.

Matras masih menyisakan sedikit kehangatan, pertanda bahwa pria itu belum lama pergi.

Nadya menghela napas sebelum kemudian beranjak, langkahnya terarah ke keranjang bayi di sudut kamar.

Melvin masih terlelap nyenyak, wajah mungilnya tampak begitu damai. Napasnya teratur, sesekali jemari kecilnya bergerak, mungkin sedang bermimpi indah.

Nadya tersenyum lembut melihatnya—bayi itu pasti masih kenyang setelah diberi ASI satu jam yang lalu.

"Ke mana Kalen?" gumamnya pelan, membiarkan pikirannya menerka-nerka. Pagi-pagi sekali pria itu sudah tidak ada di kamar.

Nadya berjalan mendekati jendela dan menyingkap tirai, membiarkan cahaya pagi masuk
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Sabar kalen halal dulu lah baru unboxing, eh kan udah unboxing semua
goodnovel comment avatar
wieanton
jodoh takkan kmn, klo udah waktunya pasti akan bersatu.
goodnovel comment avatar
AlbyMalik
nikah dulu weeiiiii jangan buru2 sekarang sabaar dulu
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Jangan Lupa Pikirkan Adik untuk Melvin

    "Shopia? Kau sedang sibuk?" tanyanya sambil menatap Melvin di stroller sambil menendang-nendangkan kakinya, merasakan desiran angin pantai.Ia tengah berada di pantai bersama dengan Melvin saja sebab Kalen sedang menerima email dari kliennya dan harus segera ia balas.Suara tawa renyah terdengar dari seberang sana sebelum Shopia menjawab. "Tidak. Aku sedang bersantai ria. Ada apa, Nadya? Bukankah kau sedang di Yunani?"Nadya tersenyum kecil. "Ya, aku sedang di Yunani. Aku ingin bercerita denganmu.""Ceritalah, Nadya. Aku akan mendengarkan. Ada apa, hm? Aku jadi penasaran karenamu."Nadya terkekeh mendengar antusiasme sahabatnya itu. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memulai."Kalen… dia membuatku jadi serba salah, Shopia."Ada jeda singkat sebelum akhirnya Shopia menimpali dengan nada penasaran. "Maksudmu? Apa yang telah Kalen lakukan padamu, Nadya? Apa dia menyulitkanmu lagi?"Nadya cepat-cepat menggeleng, meskipun tahu Shopia tidak bisa melihatnya. "Tidak. Tidak sama sekali

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-15
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Bukti Kekerasan Fisik pada Nadya

    Setelah dua minggu menikmati keindahan Yunani, akhirnya Nadya dan Kalen kembali ke New York. Kehangatan sinar matahari Mediterania kini tergantikan oleh semilir angin dingin khas kota metropolitan. Mereka kembali ke rutinitas yang selama ini mereka jalani.Saat mereka tiba di rumah, Nadya melepaskan mantelnya dan menatap Kalen yang sedang membuka koper."Apakah kau akan langsung ke kantor?" tanyanya sambil merapikan barang-barangnya."Ya," jawab Kalen tanpa menoleh. "Aku harus ke kantor karena banyak pekerjaan yang menanti. Sudah terlalu lama aku meninggalkan kantor.”Nadya mengangguk mengerti. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan membawa Melvin jalan-jalan di komplek perumahan bersama Shopia. Boleh, kan?” tanyanya meminta izin terlebih dahulu pada Kalen.Kalen menatapnya sejenak lalu mengangguk. "Itu ide yang bagus. Melvin akan sangat senang diajak jalan-jalan lagi olehmu.”"Tentu," Nadya tersenyum tipis. “Hati-hati di jalan, Kalen.”Kalen mengangguk dan mencium kening wanita itu. Setela

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-16
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Aku akan Melindungimu

    Dua hari kemudian, Jonathan sedang sibuk bekerja di kantornya. Ia duduk di kursinya dengan wajah tegang, membaca laporan keuangan yang harus ia periksa.Namun, ketenangan pagi itu seketika buyar ketika suara langkah kaki beberapa orang terdengar mendekat ke ruangannya.Tiba-tiba, pintu terbuka lebar. Dua orang polisi berpakaian dinas masuk, diikuti oleh seorang pria berseragam sipil yang tampak membawa dokumen."Jonathan Alenski?" salah satu polisi bertanya dengan nada tegas.Jonathan mengangkat kepalanya, alisnya berkerut dalam kebingungan. "Ya, saya. Ada apa ini?" tanyanya dengan nada tajam."Kami dari kepolisian. Anda kami tangkap atas tuduhan melakukan kekerasan terhadap korban bernama Nadya," kata polisi itu seraya menunjukkan surat penangkapan.Wajah Jonathan seketika memerah. "Apa?! Itu bohong! Omong kosong! Saya tidak pernah melakukan itu!" bentaknya sambil berdiri dari kursinya. Matanya menatap polisi dengan penuh kemarahan."Kami memiliki bukti yang kuat. Sebaiknya Anda ikut

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-16
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Tuduhan Gila Mantan Mertua

    Benar saja. Setelah dua puluh empat jam penangkapan Jonathan, Nadya mendapat telepon dari mantan mertuanya—Maia.Suara Maia terdengar penuh amarah, begitu keras hingga Nadya harus menjauhkan ponselnya sejenak dari telinga."Kau benar-benar tidak tahu diuntung, Nadya! Dasar perempuan berengsek! Kami sudah membantumu, memberikan tempat di keluarga ini, tapi balasanmu? Kau menjebloskan Jonathan ke penjara?!" suara Maia menggelegar, penuh kebencian.Nadya terkejut. Hatinya mencelos mendengar ucapan kasar Maia padanya."Nyonya Maia, bukan aku—""DIAM!" Maia memotongnya kasar. "Aku tak ingin mendengar alasan konyolmu! Aku menyesal pernah menerimamu sebagai menantu! Seharusnya Jonathan menikah dengan Cindy sejak awal! Bukan dengan perempuan tak tahu diri sepertimu!"Nadya merasakan dadanya sesak. Ucapan Maia terasa bagai pisau yang menyayat hatinya. Air mata menggenang di pelupuk matanya, tapi ia menahan diri agar suaranya tetap stabil."Nyonya Maia, tolong dengarkan aku dulu. Aku tidak pern

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-16
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Tidak akan Lama

    Di ruang investigasi yang penuh dengan suasana tegang, Jonathan duduk di kursi logam yang dingin, tangan terlipat di atas meja.Wajahnya kaku, mata tajam menatap ke depan, tapi pikirannya melayang-layang, berusaha mencari jawaban atas situasi yang menjeratnya.Pintu terbuka dengan tiba-tiba, dan Maia melangkah masuk. Wajahnya memancarkan emosi yang campur aduk—kemarahan, kebingungan, dan ketidakpercayaan. Dia menatap putranya dengan tajam sebelum akhirnya menghela napas dan berbicara.“Jonathan, aku baru saja bicara dengan Nadya,” ucap Maia dengan suara datarnya.Jonathan mengangkat kepalanya, menunggu penjelasan lebih lanjut. “Apa?” tanyanya dengan suara lemasnya.Maia menghela napas kasar menatap Jonathan. “Dia bilang dia bukan orang yang melaporkanmu ke polisi. Entah kenapa dia berbicara seperti padaku.”Jonathan tetap diam sejenak, mencoba mencerna informasi itu. Maia menunggu reaksi darinya, tapi yang didapatinya hanyalah kebisuan. Ia kemudian menyipitkan mata, mencermati ekspres

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Aku Mau Menikah Denganmu

    "Apa?!" Mata Kalen sontak membola, dadanya bergejolak oleh amarah yang tertahan saat mendengar kabar bahwa Jonathan telah bebas.Hanya butuh waktu seminggu—terlampau cepat, terlampau mudah—dan pria licik itu sudah melenggang keluar dari jeruji besi, seolah tak pernah terjadi apa-apa.Yang lebih membuat darahnya mendidih, Jonathan hanya perlu membayar denda dengan alasan sepele: karena ia dan Nadya sudah bercerai.Laporan yang diajukannya pun mentah begitu saja, ditolak dengan alasan yang menurutnya tak masuk akal."Ini benar-benar gila. Aku tidak menyangka Jonathan kebal hukum dan dengan mudahnya dia keluar begitu saja?" Kalen menggeram, kepalan tangannya mengeras di sisi tubuhnya. Kebenciannya terhadap pria itu semakin dalam, merayap seperti belukar yang siap membakar dirinya dari dalam.Gery, yang sejak tadi berdiri di dekatnya, menghela napas panjang sebelum akhirnya menjawab dengan nada hati-hati."Kebetulan Jonathan bukan orang sembarangan, Tuan. Dia memiliki banyak koneksi, dan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Akan Meminta Maaf

    Kalen terpaku.Dunia seolah berhenti berputar dalam sekejap. Jantungnya berdegup lebih cepat, matanya menatap Nadya dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan.Pernyataan itu melayang di udara, mengisi ruangan dengan kehangatan yang tiba-tiba menyelimuti hati Kalen.Ia tak pernah menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Nadya. Tapi di saat yang sama, jauh di lubuk hatinya, ada sesuatu yang hangat perlahan tumbuh—harapan.“Ka—kau … kau tidak bercanda, kan?” Kalen menatap Nadya dengan mata melebar, suaranya bergetar penuh ketidakpercayaan. Jantungnya berdebar kencang, seolah ingin meledak oleh harapan yang tiba-tiba tumbuh begitu besar.Nadya hanya tersenyum, lalu menggeleng pelan. Matanya yang hangat menatap Kalen penuh keyakinan sebelum tangannya meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat. “Karena baik sekarang atau nanti, kita akan menikah, bukan?”Kalen hampir tidak bisa bernapas sejenak. Kata-kata Nadya terngiang di telinganya seperti melodi indah yang sudah lama ingin ia

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18
  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Rencana Balas Dendam

    Langit malam tampak kelam, seolah turut menyelimuti amarah yang kini berkobar dalam dada Jonathan.Baru saja ia menghirup udara kebebasan, tapi pikirannya sudah dipenuhi dengan satu tujuan—balas dendam.Di dalam ruang kerja pribadinya yang penuh dengan layar monitor dan beberapa pria berwajah dingin, Jonathan duduk dengan tangan mengepal kuat.Matanya menatap tajam ke arah salah satu layar yang memperlihatkan rekaman berita tentang kebebasannya.“Kalen…” desisnya penuh kebencian.Pria itu telah mempermalukannya. Memasukkannya ke dalam penjara, membuatnya kehilangan reputasi, dan kini berjalan bebas seolah ia adalah pahlawan yang membela kebenaran. Jonathan tidak akan membiarkan itu terjadi.Seorang pria berbadan kekar dengan bekas luka di pelipisnya berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Jonathan yang terlihat berang. “Sabar dulu, Boss. Kau baru saja keluar. Jangan gegabah.”Jonathan menoleh tajam, tatapannya menusuk. “Sabar?” suaranya terdengar penuh amarah.“Aku sudah cukup bersaba

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Ending Chapter~

    “Apa yang kau lakukan di sini? Jangan bunuh diri. Apa kau gila?” suara tegas itu terdengar diiringi genggaman kuat pada pergelangan tangannya.Wanita itu tersentak, lalu menoleh dengan wajah basah air mata. Seorang pria muda dengan jas dokter dan wajah cemas menatapnya tajam.Davian langsung menaruh kacamatanya di saku jas, lalu menarik wanita itu turun dari pagar dengan cermat dan cepat.Napasnya memburu. Ia menatap wanita yang kini terduduk di trotoar, menangis sesenggukan tanpa bisa menyembunyikan rasa hancurnya.“Di mana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang,” tanya Davian lembut, menekuk lutut di hadapan wanita itu.Namun, wanita itu menggeleng pelan. Ia menarik tangannya dari genggaman Davian dan menunduk.“Tidak perlu mengurusku. Bahkan orang tuaku saja ingin menjualku pada mucikari. Apa gunanya aku hidup di dunia ini jika orang tuaku saja membuangku begitu hinanya?”Kalimat itu menggema di telinga Davian, menusuk hatinya. Ia terdiam sejenak, tak menemukan kata.Matanya menatap

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Perkenalan Menyebalkan

    Ruang rapat utama di lantai tertinggi gedung KL’s Group hari itu penuh dengan petinggi perusahaan dan kepala divisi yang mengenakan setelan terbaik mereka.Mata-mata tertuju pada satu sosok muda yang berdiri di samping Kalen, CEO yang sudah memimpin selama lebih dari dua dekade. Kini, estafet itu akan diberikan kepada darah dagingnya sendiri.“Perkenalkan, Melvin,” ujar Kalen lantang, suaranya memenuhi ruang rapat dengan wibawa yang masih kuat meskipun usianya tak lagi muda.“Putra pertamaku yang akan menjabat sebagai CEO di kantor ini mulai hari ini. Aku akan tetap memantaunya selama beberapa bulan ke depan untuk melihat potensinya dengan baik.”Beberapa orang bertepuk tangan pelan, sementara sebagian lainnya saling pandang, mencoba menebak bagaimana kepemimpinan Melvin akan berjalan.Sebagian besar dari mereka tahu reputasi Melvin—brilian, tapi keras kepala. Pintar, tapi sering kali terlalu tajam dalam bicara. Sifat yang mewarisi Kalen, namun dengan ketidaksabaran khas anak muda.Ha

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Debat Ayah dan Anak

    Dua puluh dua tahun kemudian…Suasana ruang keluarga itu masih sama seperti bertahun-tahun lalu—hangat, luas, dan penuh kenangan.Namun kini, aroma kopi dan dokumen kantor menggantikan bau susu bayi dan tawa anak-anak. Waktu telah berjalan jauh, dan generasi baru telah tumbuh dewasa.“Melvin. Mulai besok kau masuk kantor dan bekerja seperti saat kau magang enam bulan yang lalu. Tidak ada penolakan apa pun kecuali kau mengalami diare,” kata Kalen tegas, tanpa basa-basi.Ia berdiri di depan rak buku dengan kemeja lengan panjang yang digulung hingga siku, memperlihatkan gurat-gurat usia dan ketegasan yang kian menguat.Melvin, yang kini berusia dua puluh lima tahun dengan tubuh tinggi tegap dan wajah tampan mirip ayahnya, hanya memutar bola matanya.Dengan malas ia mengempaskan tubuhnya ke sofa empuk berwarna krem dan menatap ayahnya dengan tatapan datar dan penuh protes.“Apa tidak bisa lusa saja? Besok aku masih harus bertemu dengan teman-temanku, Pa,” ucapnya beralasan, nada suaranya

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Davian Arlangga Reandra

    Kalen perlahan membuka matanya. Ia sempat kebingungan beberapa detik sebelum kesadarannya pulih sepenuhnya.Begitu melihat Nadya yang tengah menyusui, ia segera bangkit dan menghampiri dengan langkah pelan, khawatir mengganggu.Ia duduk di kursi dekat ranjang dan tersenyum melihat pemandangan indah di depannya. "Pemandangan paling indah di dunia," gumamnya.Nadya tersenyum kecil menatap suaminya. "Sudah kenyang tidurnya?"Kalen terkekeh pelan sambil mengusap wajahnya. "Sepertinya begitu. Tapi sepertinya aku melewatkan sesuatu?""Ya, sepertinya kau tidur terlalu pulas. Tadi Mama dan Papa datang menjenguk," jawab Nadya sambil memandangi bayi mereka.Kalen membelalakkan mata, lalu menatap Nadya dengan raut bersalah. "Apa? Serius? Aku bahkan tidak mendengar apa-apa… Maaf ya, Sayang. Aku benar-benar kelelahan."Nadya menggeleng pelan, wajahnya tetap lembut. "Tak apa, Kalen. Mama mengerti. Dia tahu kau begadang semalaman menemaniku."Kalen menghela napas lega dan mengangguk. Ia memandangi b

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Ada Pada Diri Kalen

    "Nadya..." pintu ruangan terbuka pelan. Eliza dan Ferdy melangkah masuk dengan langkah hati-hati. Mata Eliza langsung berkaca-kaca begitu melihat putrinya terbaring di ranjang rumah sakit.Eliza menghampiri dan memeluk anaknya dengan lembut. Ia mencium kening Nadya dengan penuh kasih. "Apa kau baik-baik saja, Sayang? Kata Kalen, kau terus menangis sepanjang persalinan."Nadya tersenyum lemah dan menoleh ke arah sofa, melihat Kalen yang tertidur dengan kepala bersandar ke sisi tangan sofa. "Apa Kalen yang menghubungi Mama dan Papa?" tanyanya pelan.Eliza mengangguk, wajahnya masih diliputi rasa khawatir. "Ya. Dia menangis saat menelepon kami... suaranya gemetar saat bilang kau terus menangis. Dia sangat mengkhawatirkanmu, Nadya. Ada apa sebenarnya?"Nadya terdiam sejenak, menatap kosong ke arah jendela. Ia menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan, seolah mencoba meredakan gejolak di dadanya."Aku hanya... teringat kejadian tiga tahun lalu," ucapnya akhirnya, suaranya berge

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Rintihan Tangis Haru Nadya

    Suara detak mesin monitor rumah sakit berdentang pelan di ruangan bersalin yang terasa dingin, meski udara di dalamnya cukup hangat.Malam itu langit mendung, hujan rintik-rintik turun membasahi jendela besar di sisi ruangan. Di atas ranjang bersalin, Nadya menggenggam erat seprai putih di bawah tubuhnya.Napasnya berat, bibirnya kering, dan wajahnya tampak pucat karena menahan rasa sakit luar biasa dari kontraksi yang terus datang bergelombang.Sembilan bulan sudah ia mengandung, dan kini saat itu telah tiba—waktu untuk melahirkan anak kedua.Rasa sakit itu begitu nyata, begitu kuat, mengingatkannya pada tiga tahun silam. Saat ia berjuang melahirkan bayinya yang telah tiada… seorang diri.Tak ada seorang pun dari keluarga mantan suaminya, Jonathan, yang menemani atau peduli. Ia merasa seperti bertarung sendirian antara hidup dan mati.Namun, kali ini berbeda. Di sisinya ada Kalen—pria yang kini menjadi suaminya, yang mencintainya dengan tulus, dan yang tak pernah lelah menemaninya se

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Kebahagiaan yang Tak Mau Dibagi

    Di bawah langit biru cerah dan hembusan angin laut yang sejuk, villa mewah di tepi pantai Spiaggia San Vito Lo Capo tampak bagaikan istana dalam dongeng.Laut yang tenang menjadi latar sempurna untuk pernikahan Julian dan Shopia. Hari itu, bukan hanya momen sakral untuk pasangan pengantin, tapi juga momen penuh haru dan sukacita bagi keluarga dan sahabat yang hadir.Musim semi menghiasi Italia dengan bunga-bunga yang bermekaran. Aroma lavender dan melati menyatu dengan garam laut, menciptakan atmosfer yang mendamaikan.Nadya yang tengah hamil lima bulan tampak anggun dengan gaun sifon berwarna pastel yang mengembang lembut di sekeliling tubuhnya.Ia berdiri di samping suaminya, Kalen, memandangi prosesi pemberkatan pernikahan sepupunya, Shopia, dengan mata berkaca-kaca.Usai prosesi, para tamu mulai memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Nadya dan Kalen melangkah mendekati Julian dan Shopia, bergabung dengan gelombang orang-orang yang memeluk dan menyalami mereka."Selamat,

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Hadiah untuk Kalen

    Kalen memutar bola matanya dan tertawa pelan. “Hanya dua menit, Sayang. Bukan dua jam.” Balasnya sambil mencondongkan tubuh, ingin menyentuh tangannya.Nadya mengerucutkan bibirnya, berpura-pura kesal sebelum senyum lebarnya merekah. “Karena hari ini aku sedang ingin memarahimu, jadi biarkan saja. Sekarang make a wish dulu dan tiup lilinnya.”Kalen tertawa pelan, lalu menatap kue ulang tahun di hadapannya. Cahaya lilin menari lembut di antara angin malam yang tenang. Ia menutup mata, dan dalam diam ia berdoa.Bukan untuk kesuksesan atau kekayaan, tapi untuk kebahagiaan sederhana yang ada di hadapannya malam itu—istri yang setia menantinya, anak yang tumbuh dalam cinta, dan hidup yang tak perlu sempurna, selama mereka saling memiliki.Lilin itu padam seiring doanya berhembus, dan Nadya langsung bertepuk tangan sambil tersenyum sumringah.“Selamat ulang tahun, Kalen. Semoga hanya aku yang bisa membuatmu bahagia dan selalu menjadi tempat ternyamanmu.”Nadya mengucapkan kalimat itu dengan

  • Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku   Kejutan untuk Kalen

    “Kau masih di mana, Kalen?” Suara Nadya terdengar pelan namun mengandung nada khawatir saat ia menghubungi Kalen.Tangannya sibuk merapikan taplak meja putih yang telah ia pilih dengan penuh pertimbangan pagi tadi.Di atasnya, dua buah piring porselen bermotif elegan telah tersusun rapi, disertai lilin kecil dan bunga mawar yang ia petik sendiri dari taman belakang rumah mereka.Malam itu bukan hari jadi pernikahan mereka, bukan ulang tahun, tapi Nadya ingin memberikan sesuatu yang sederhana namun bermakna—sebuah malam tenang hanya untuk mereka berdua.“Aku masih di kantor, Sayang. Baru saja selesai meeting dan evaluasi beberapa proyek yang hampir selesai,” jawab Kalen dari seberang telepon. Suaranya terdengar lelah namun tetap hangat.Nadya menatap langit yang mulai meredup, rona jingga senja perlahan memudar di antara dedaunan yang bergoyang pelan tertiup angin.“Tapi, kau tidak lupa, kan?” tanyanya pelan, ada sedikit ketakutan yang tak ia ucapkan—takut momen yang ia siapkan dengan

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status