Semua Bab Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku: Bab 91 - Bab 100

133 Bab

A Big Problem

Pagi yang seharusnya berjalan seperti biasa berubah menjadi bencana bagi Kalen. Langkahnya tergesa-gesa menuju kantor setelah menerima telepon dari Gery, asistennya. Suaranya di telepon terdengar panik, dan Kalen tahu sesuatu yang buruk telah terjadi.Begitu memasuki ruang kerjanya, Gery sudah berdiri menunggunya di depan pintu dengan wajah cemas."Apa yang terjadi?" tanya Kalen, suaranya tegang.Gery menelan ludah sebelum menjawab, "Database kita tiba-tiba hilang, Tuan. Saya sudah mencoba mengaksesnya berkali-kali, tapi semuanya kosong."Mata Kalen membola. Tanpa membuang waktu, ia segera duduk di depan komputer dan menyalakannya.Tangannya bergerak cepat di atas keyboard, mencoba membuka folder tempat mereka menyimpan seluruh proyek penting. Namun, kenyataan pahit menamparnya—semuanya hilang. Bersih tanpa jejak."Sial!" Kalen mengumpat, tangannya menjambak rambutnya sendiri.Napasnya memburu saat dia kembali mengetik, mencoba berbagai cara untuk memulihkan data yang hilang. "Ini tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Full Support dari Keluarga

Satu minggu telah berlalu.Nadya menggigit jarinya, berdiri di ambang pintu rumah dengan gelisah. Sudah tujuh hari Kalen tidak pulang, tidak ada kabar selain berita yang terus memberitakan kejatuhan saham KL’s Group.“Kau tidak mau pulang lagi, Kalen? Sudah satu minggu ini kau tidak ada kabar. Aku mencemaskanmu di sana.”Hatinya berdegup kencang, pikirannya kalut. Ia tak habis pikir bagaimana seseorang tega melakukan ini pada Kalen. Peretasan ini benar-benar menghancurkan segalanya dalam sekejap.Ia menatap ponselnya, layar penuh dengan berita yang terus mengabarkan penurunan saham KL’s Group. Sejak peretasan itu terjadi, saham perusahaan merosot tajam. Beberapa investor menarik diri, membuat situasi semakin buruk.“Astaga! Saham KL’s Group kian anjlok setiap harinya,” gumamnya dengan tangan gemetar.Nadya tahu betapa keras Kalen bekerja selama ini untuk membangun bisnisnya. Selama setahun terakhir, perusahaan itu berkembang pesat, menjadi salah satu yang terkuat di industrinya. Dan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Pertemuan Antar Klien

Suasana di ruang rapat terasa begitu tegang. Beberapa klien duduk dengan ekspresi serius, menunggu penjelasan dari Kalen dan tim hukumnya. Mereka merasa dirugikan akibat masalah yang sedang menimpa perusahaan Kalen.Kalen duduk di ujung meja panjang, ditemani Ferdy di sebelah kanannya serta beberapa kuasa hukum yang siap membantunya. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memulai pembicaraan.“Terima kasih telah datang ke sini. Saya tahu situasi ini menimbulkan banyak pertanyaan dan ketidaknyamanan bagi Anda semua,” kata Kalen dengan suara tegas namun tetap tenang.Seorang klien bernama Leonard menyandarkan tubuhnya di kursi, menatap Kalen tajam. “Bukan hanya ketidaknyamanan, Tuan Kalen. Kami mengalami kerugian besar. Pembatalan kontrak secara mendadak dan serentak seperti ini membuat bisnis kami kacau. Bagaimana Anda menjelaskan ini?”Kalen menatap mereka satu per satu sebelum menjawab. “Saya ingin menegaskan bahwa saya tidak pernah melakukan pembatalan kontrak secara mendadak. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Keluarga adalah Obat Mujarab

Malam itu, suara tawa kecil Melvin memenuhi ruang tamu. Nadya duduk di lantai, tersenyum lebar ketika melihat bayinya yang baru saja mulai belajar merangkak.Matanya berbinar penuh kebahagiaan, merasa bangga karena Melvin semakin tumbuh besar dan sehat.Di balik pintu, Kalen berdiri memandang pemandangan itu dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.Dua minggu penuh ia habiskan untuk mengurus perusahaannya, berusaha menyelesaikan kekacauan yang ditimbulkan oleh peretas sialan itu. Kini, akhirnya, ia bisa pulang.Wajahnya tampak berantakan—kumis dan jenggot sudah mulai tumbuh tipis, menandakan betapa kerasnya ia bekerja tanpa sempat memikirkan dirinya sendiri.Namun, semua rasa lelah itu seolah lenyap saat melihat keluarga kecilnya ada di sana, menunggunya pulang.“Nadya...” panggilnya lirih.Nadya menoleh dengan cepat, matanya langsung membulat saat melihat Kalen berdiri di sana. Tanpa berpikir panjang, ia langsung bangkit dan berlari ke arahnya.“Kalen!”Begitu sampai, Nadya langsung me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Ingin Segera Menikahi Nadya

Pagi itu, Kalen baru saja selesai menyesap kopi hitamnya ketika ponselnya berdering. Nama Ferdy tertera di layar. Ia segera mengangkat panggilan itu.“Ada kabar, Pa?” tanya Kalen tanpa basa-basi.Di seberang sana, suara Ferdy terdengar berat. “Aku baru saja mendapat laporan dari Robin. Hacker yang menyerang perusahaanmu ini bukan orang sembarangan. Sistem keamanannya sangat kuat, bahkan Robin pun kesulitan melacaknya.”Kalen memijat keningnya dan menghela napas panjang. Matanya menatap kosong ke arah jendela. “Aku sudah menduganya. Aku yakin orang yang melakukan ini adalah Jonathan. Dia pasti ingin balas dendam karena aku telah memasukkannya ke penjara.”“Tapi kau tidak punya bukti kuat, bukan?” sahut Ferdy, menebak pikiran Kalen.“Sayangnya, tidak,” Kalen mengakui dengan suara pelan.Keheningan menyelimuti percakapan mereka untuk beberapa saat. Lalu, terdengar suara tuts keyboard d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Ide Gila Jonathan

Di dalam ruangan yang penuh dengan layar monitor menyala, suasana tegang menyelimuti setiap orang yang ada di sana. Jonathan berdiri dengan wajah merah padam, kedua tangannya mengepal di atas meja kayu yang baru saja ia gebrak dengan penuh amarah.Napasnya memburu, dan matanya menatap tajam ke arah salah satu anak buahnya yang berdiri gemetar di hadapannya."APA KAU TIDAK MENGHAPUS PERMANEN DATA ITU?!" Jonathan menggeram, suaranya bergemuruh memenuhi ruangan.Pria di depannya menelan ludah, tubuhnya bergetar hebat. "S-sudah, Tuan Jonathan... Saya sudah menghapus semuanya, tak tersisa satu pun..."Jonathan menyipitkan mata. "Lalu kenapa Kalen berhasil mengakses data itu lagi?!" bentaknya lebih keras, tangannya hampir saja menggapai kerah baju pria itu.Pria itu hanya terdiam, tak sanggup berkata-kata. Ia sendiri sebenarnya tahu penyebabnya, namun jika ia mengungkapkannya, Jonathan pasti akan semakin marah kepadanya.Suasana hening sejenak, hingga suara lain terdengar dari sudut ruangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Harapan Kalen

"Jadi, Jonathan yang telah meretas data di perusahaanmu?" tanya Nadya, suaranya sarat dengan keterkejutan.Mata Nadya terpaku pada layar televisi di depannya. Wajah Jonathan terpampang jelas di sana, mengenakan seragam tahanan oranye dengan tangan terborgol. Berita tentang penangkapannya memenuhi layar, sementara suara reporter mengiringi tayangan itu.Kalen yang duduk di sampingnya mengangguk pelan. Matanya tajam menatap layar televisi, seolah memastikan bahwa Jonathan benar-benar telah tertangkap."Aku sudah mencurigainya sejak lama," ucapnya akhirnya. "Aku tahu dia punya motif untuk menghancurkanku. Aku sendiri yang membuatnya membenciku."Nadya mengalihkan pandangannya dari layar televisi ke wajah Kalen yang tegang. "Kau sengaja?" tanyanya, bingung.Kalen mengangguk lagi, kali ini dengan sorot mata yang lebih tajam. "Aku ingin dia lengah. Aku ingin dia berpikir bahwa dia bisa menang, bahwa dia bisa menjatuhkanku. Tapi aku selalu selangkah lebih maju darinya."Nadya menelan ludah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Kemarahan Amora

Amora berjalan cepat menuju ruang keluarga dengan wajah memerah menahan amarah.Matanya menajam saat melihat Eliza duduk tenang di sofa, menyeruput teh hangat tanpa beban. Tanpa ragu, Amora menghampiri ibunya dan berdiri di depannya dengan tangan terkepal."Mama! Kenapa Mama diam saja saat tahu Nadya dan Kalen bersama lagi?" suara Amora meninggi, nadanya dipenuhi amarah dan kekecewaan.Eliza perlahan menurunkan cangkir tehnya ke meja, lalu menatap Amora dengan ekspresi datar. "Mereka saling mencintai, Amora. Apa yang bisa Mama lakukan?" jawabnya tenang."Saling mencintai?" Amora tertawa sinis, lalu menggeleng tak percaya. "Mama tahu betul bagaimana perasaanku pada Kalen. Bagaimana aku telah berusaha selama ini! Lalu Mama membiarkan dia kembali ke pelukan Nadya begitu saja?"Eliza mengangkat bahu, seolah tak peduli dengan kemarahan putrinya. "Cinta bukan sesuatu yang bisa kita paksa, Amora. Kalau dua orang memang ditakdirkan bersama, tidak ada yang bisa menghalanginya.""Tidak! Aku tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Wedding Day

Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba, seperti kelopak mawar yang merekah di pagi hari, menghembuskan aroma kebahagiaan yang memenuhi udara.Gereja, dengan pilar-pilar kokohnya yang menjulang bak penjaga abadi, dipenuhi oleh para tamu yang duduk dengan anggun di bangku-bangku kayu berukir, menanti momen sakral yang akan mengikat dua hati dalam janji kekekalan.Semua mata tertuju ke pintu besar gereja yang perlahan terbuka, seperti gerbang surga yang mengizinkan seorang bidadari melangkah masuk.Di ambang pintu, berdiri sosok yang bagai terpahat dari cahaya bulan, Nadya, mengenakan gaun putih yang berkilauan bagaikan embun yang menangkap sinar fajar.Kain halusnya mengalir lembut di sepanjang lantai, seperti ombak yang mengusap pantai dengan kasih sayang tak berujung.Di sampingnya, Eliza, sosok yang setia bak bintang penuntun di malam yang pekat, melangkah dengan gemulai, mendampingi Nadya menuju altar.Wajah Nadya berseri-seri, meski jantungnya berdebar seperti burung kecil yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Our First Night

Akhirnya, resepsi pernikahan yang diadakan di dekat pantai itu selesai. Langit malam membentang luas, dihiasi bintang-bintang yang bersinar redup di atas laut yang berkilauan oleh cahaya rembulan.Deburan ombak yang lembut menjadi latar belakang sempurna untuk menutup hari istimewa itu.Nadya dan Kalen sudah berada di kamar hotel mereka, sementara Melvin, buah hati mereka, tidur bersama kakek dan neneknya.Nadya sudah mempersiapkan segala kebutuhan bayinya, termasuk ASI yang cukup untuk malam ini. Kini, hanya ada mereka berdua di dalam kamar yang diterangi cahaya lampu temaram.Kalen menatap Nadya dengan senyum lembut. Mata mereka saling bertemu dalam diam, namun dalam tatapan itu terdapat begitu banyak cerita.Seolah waktu berputar kembali ke lima tahun yang lalu, saat mereka masih bersama, saat Nadya pernah berkata bahwa ia menginginkan pernikahan di tepi pantai.“Terima kasih,” bisik Nadya, matanya berkaca-kaca. “Kau ingat keinginanku.”“Tentu saja,” jawab Kalen seraya menggenggam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status