“Apa maksudmu, Amora? Aku rasa, selama ini Mama sangat menyayangi Rania. Dan mungkin saat dia tahu Rania mencari tahu tentang Nadya, Mama kecewa padanya,” ucap Kalen, suaranya terdengar ragu.Kebingungan melintas di wajahnya, seperti seseorang yang baru saja disadarkan dari mimpi panjang yang menenangkan, namun kini dihadapkan pada kenyataan yang mengganggu.Amora tersenyum tipis, namun ada getir yang terselip di sana. “Dan kau berpikir bahwa ibumu menyayangi Rania layaknya mertua pada menantu?” Ia menggeleng pelan. “Kau salah besar, Kalen. Aku rasa, ibumu tidak tulus menyayangi kakakku.”Kalen terdiam, tubuhnya menegang. Kata-kata Amora menggema dalam benaknya, menciptakan celah dalam keyakinan yang selama ini ia pegang. “Aku tidak mengerti maksudmu, Amora,” katanya, suaranya lebih pelan, hampir seperti bisikan.Amora menghela napas panjang. Matanya menerawang, seperti sedang menggali kenangan yang dulu pernah ia abaikan. “Aku pernah melihat Rania menangis di pelukan Mama,” ucapnya l
Terakhir Diperbarui : 2025-04-02 Baca selengkapnya