Semua Bab Menjadi Ibu Susu Anak Mantanku: Bab 81 - Bab 90

133 Bab

Aku akan Melindungimu

Dua hari kemudian, Jonathan sedang sibuk bekerja di kantornya. Ia duduk di kursinya dengan wajah tegang, membaca laporan keuangan yang harus ia periksa.Namun, ketenangan pagi itu seketika buyar ketika suara langkah kaki beberapa orang terdengar mendekat ke ruangannya.Tiba-tiba, pintu terbuka lebar. Dua orang polisi berpakaian dinas masuk, diikuti oleh seorang pria berseragam sipil yang tampak membawa dokumen."Jonathan Alenski?" salah satu polisi bertanya dengan nada tegas.Jonathan mengangkat kepalanya, alisnya berkerut dalam kebingungan. "Ya, saya. Ada apa ini?" tanyanya dengan nada tajam."Kami dari kepolisian. Anda kami tangkap atas tuduhan melakukan kekerasan terhadap korban bernama Nadya," kata polisi itu seraya menunjukkan surat penangkapan.Wajah Jonathan seketika memerah. "Apa?! Itu bohong! Omong kosong! Saya tidak pernah melakukan itu!" bentaknya sambil berdiri dari kursinya. Matanya menatap polisi dengan penuh kemarahan."Kami memiliki bukti yang kuat. Sebaiknya Anda ikut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Tuduhan Gila Mantan Mertua

Benar saja. Setelah dua puluh empat jam penangkapan Jonathan, Nadya mendapat telepon dari mantan mertuanya—Maia.Suara Maia terdengar penuh amarah, begitu keras hingga Nadya harus menjauhkan ponselnya sejenak dari telinga."Kau benar-benar tidak tahu diuntung, Nadya! Dasar perempuan berengsek! Kami sudah membantumu, memberikan tempat di keluarga ini, tapi balasanmu? Kau menjebloskan Jonathan ke penjara?!" suara Maia menggelegar, penuh kebencian.Nadya terkejut. Hatinya mencelos mendengar ucapan kasar Maia padanya."Nyonya Maia, bukan aku—""DIAM!" Maia memotongnya kasar. "Aku tak ingin mendengar alasan konyolmu! Aku menyesal pernah menerimamu sebagai menantu! Seharusnya Jonathan menikah dengan Cindy sejak awal! Bukan dengan perempuan tak tahu diri sepertimu!"Nadya merasakan dadanya sesak. Ucapan Maia terasa bagai pisau yang menyayat hatinya. Air mata menggenang di pelupuk matanya, tapi ia menahan diri agar suaranya tetap stabil."Nyonya Maia, tolong dengarkan aku dulu. Aku tidak pern
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Tidak akan Lama

Di ruang investigasi yang penuh dengan suasana tegang, Jonathan duduk di kursi logam yang dingin, tangan terlipat di atas meja.Wajahnya kaku, mata tajam menatap ke depan, tapi pikirannya melayang-layang, berusaha mencari jawaban atas situasi yang menjeratnya.Pintu terbuka dengan tiba-tiba, dan Maia melangkah masuk. Wajahnya memancarkan emosi yang campur aduk—kemarahan, kebingungan, dan ketidakpercayaan. Dia menatap putranya dengan tajam sebelum akhirnya menghela napas dan berbicara.“Jonathan, aku baru saja bicara dengan Nadya,” ucap Maia dengan suara datarnya.Jonathan mengangkat kepalanya, menunggu penjelasan lebih lanjut. “Apa?” tanyanya dengan suara lemasnya.Maia menghela napas kasar menatap Jonathan. “Dia bilang dia bukan orang yang melaporkanmu ke polisi. Entah kenapa dia berbicara seperti padaku.”Jonathan tetap diam sejenak, mencoba mencerna informasi itu. Maia menunggu reaksi darinya, tapi yang didapatinya hanyalah kebisuan. Ia kemudian menyipitkan mata, mencermati ekspres
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Aku Mau Menikah Denganmu

"Apa?!" Mata Kalen sontak membola, dadanya bergejolak oleh amarah yang tertahan saat mendengar kabar bahwa Jonathan telah bebas.Hanya butuh waktu seminggu—terlampau cepat, terlampau mudah—dan pria licik itu sudah melenggang keluar dari jeruji besi, seolah tak pernah terjadi apa-apa.Yang lebih membuat darahnya mendidih, Jonathan hanya perlu membayar denda dengan alasan sepele: karena ia dan Nadya sudah bercerai.Laporan yang diajukannya pun mentah begitu saja, ditolak dengan alasan yang menurutnya tak masuk akal."Ini benar-benar gila. Aku tidak menyangka Jonathan kebal hukum dan dengan mudahnya dia keluar begitu saja?" Kalen menggeram, kepalan tangannya mengeras di sisi tubuhnya. Kebenciannya terhadap pria itu semakin dalam, merayap seperti belukar yang siap membakar dirinya dari dalam.Gery, yang sejak tadi berdiri di dekatnya, menghela napas panjang sebelum akhirnya menjawab dengan nada hati-hati."Kebetulan Jonathan bukan orang sembarangan, Tuan. Dia memiliki banyak koneksi, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Akan Meminta Maaf

Kalen terpaku.Dunia seolah berhenti berputar dalam sekejap. Jantungnya berdegup lebih cepat, matanya menatap Nadya dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan.Pernyataan itu melayang di udara, mengisi ruangan dengan kehangatan yang tiba-tiba menyelimuti hati Kalen.Ia tak pernah menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Nadya. Tapi di saat yang sama, jauh di lubuk hatinya, ada sesuatu yang hangat perlahan tumbuh—harapan.“Ka—kau … kau tidak bercanda, kan?” Kalen menatap Nadya dengan mata melebar, suaranya bergetar penuh ketidakpercayaan. Jantungnya berdebar kencang, seolah ingin meledak oleh harapan yang tiba-tiba tumbuh begitu besar.Nadya hanya tersenyum, lalu menggeleng pelan. Matanya yang hangat menatap Kalen penuh keyakinan sebelum tangannya meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat. “Karena baik sekarang atau nanti, kita akan menikah, bukan?”Kalen hampir tidak bisa bernapas sejenak. Kata-kata Nadya terngiang di telinganya seperti melodi indah yang sudah lama ingin ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Rencana Balas Dendam

Langit malam tampak kelam, seolah turut menyelimuti amarah yang kini berkobar dalam dada Jonathan.Baru saja ia menghirup udara kebebasan, tapi pikirannya sudah dipenuhi dengan satu tujuan—balas dendam.Di dalam ruang kerja pribadinya yang penuh dengan layar monitor dan beberapa pria berwajah dingin, Jonathan duduk dengan tangan mengepal kuat.Matanya menatap tajam ke arah salah satu layar yang memperlihatkan rekaman berita tentang kebebasannya.“Kalen…” desisnya penuh kebencian.Pria itu telah mempermalukannya. Memasukkannya ke dalam penjara, membuatnya kehilangan reputasi, dan kini berjalan bebas seolah ia adalah pahlawan yang membela kebenaran. Jonathan tidak akan membiarkan itu terjadi.Seorang pria berbadan kekar dengan bekas luka di pelipisnya berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Jonathan yang terlihat berang. “Sabar dulu, Boss. Kau baru saja keluar. Jangan gegabah.”Jonathan menoleh tajam, tatapannya menusuk. “Sabar?” suaranya terdengar penuh amarah.“Aku sudah cukup bersaba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Kemarahan Nala yang Tak Mendasar

Langkah tergesa-gesa terdengar di lorong kantor Kalen. Seorang wanita paruh baya dengan raut wajah tegang berjalan cepat, melewati beberapa karyawan yang hanya bisa saling berpandangan, tak berani menegurnya.Nala langsung membuka pintu ruang kerja Kalen tanpa mengetuk terlebih dahulu. Kalen yang tengah sibuk dengan pekerjaannya mengangkat kepala dengan ekspresi malas saat melihat ibunya datang tanpa pemberitahuan.Ia mendesah pelan, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. “Ada apa lagi kali ini?” tanyanya dengan nada bosan.Namun, Nala tidak peduli dengan ekspresi ataupun nada suara Kalen. Ia berjalan mendekat, lalu menatap tajam ke arah anaknya. “Apa kau dan Nadya menjalin hubungan lagi?” tanyanya dengan nada tajam, jelas menunjukkan ketidaksukaannya.Kalen menghela napas panjang. Ia tidak langsung menjawab, malah memilih untuk kembali fokus pada layar komputernya. Namun, ibunya tidak bisa dibiarkan menunggu terlalu lama.“Jawab, Kalen!” Nala berseru, kali ini suaranya lebih tegas, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Menentang Perintah Nala

Matahari sore bersinar lembut di halaman rumah, di mana Nadya duduk di atas rumput sambil menemani Melvin bermain. Bayi mungil itu tertawa riang, tangannya yang mungil meraih boneka mainannya di atas stroller.Nadya tersenyum hangat, menikmati momen kebersamaan mereka, sampai tiba-tiba suara langkah kaki yang tegas menghentikan kebahagiaannya.Saat Nadya menoleh, ia langsung melihat sosok Nala berdiri di pagar rumah. Wajah wanita itu penuh dengan ekspresi tak bersahabat, seakan kedatangannya membawa badai. Nadya mengerutkan keningnya, terkejut dengan kunjungan tak terduga tersebut.“Ada apa, Nyonya?” tanyanya dengan nada lembut, mencoba bersikap sopan.Namun, alih-alih membalas dengan ramah, Nala justru menatapnya tajam, penuh kebencian yang membara di matanya.“Aku ingin kau menolak pinangan Kalen!” ucap Nala dingin dan tajam, seolah itu adalah perintah yang tak bisa dibantah.Nadya mengerutkan keningnya, kebingungan dengan pernyataan itu. Ia tahu sejak awal Nala tidak menyukainya, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bukan Jalan Keluarnya

Nala melangkah dengan cepat memasuki kantor Jonathan. Wajahnya dipenuhi kemarahan, dan sorot matanya tajam menatap pria yang tengah duduk santai di kursinya, mengisap rokok dengan santai.“Jonathan!” bentak Nala, membuat pria itu menoleh dengan kening berkerut.Jonathan menghembuskan asap rokoknya sebelum meletakkan batangnya di asbak. “Ada apa kau datang ke sini dengan wajah beringas seperti itu?” tanyanya santai, meskipun jelas terlihat bahwa Nala sedang dalam keadaan marah besar.“Aku ingin bertanya, kenapa kau menceraikan Nadya?!” sergah Nala tanpa basa-basi.Jonathan mengerutkan keningnya, lalu terkekeh kecil. “Apa urusannya denganmu? Itu keputusanku, bukan keputusanmu, Nala.”Nala menggebrak meja di hadapan Jonathan, membuat beberapa benda di atasnya bergetar. “Karena kau menceraikan Nadya, sekarang Kalen akan menikahi wanita itu! Itu semua salahmu, Jonathan!”Mendengar ucapan itu, Jonathan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Lucu sekali. Jadi kau datang ke sini hanya untuk menge
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Memberi Kabar Baik

Jonathan menggelengkan kepalanya perlahan. “Tidak, Nala. Ini bukan kesalahan yang bisa dimaafkan begitu saja. Kalen telah mempermalukan aku, merusak reputasiku, dan membuangku seperti sampah.”Sorot mata Jonathan semakin kelam. “Sekarang giliranku yang akan membuangnya ke jurang kehancuran.”Nala merasakan tubuhnya melemas. Ia gemetar, matanya mulai memanas karena ketakutan yang begitu besar menyelimuti dirinya.“Tidak! Jangan lakukan ini, Jonathan! Aku tidak bisa membiarkan kau menghancurkan anakku!” suaranya bergetar, hampir menangis.Jonathan hanya menatapnya dengan tatapan dingin. “Salahkan saja Nadya.”Nala terperanjat. “Apa?”“Wanita itu pembawa sial dalam hidup Kalen.” Jonathan menyeringai. “Kalau saja dia tidak kembali dalam hidupnya, aku mungkin tidak akan sekejam ini. Dia melakukan itu karena Nadya.”Nala memejamkan matanya erat, mengutuk keberadaan Nadya dalam hati. Ia menggertakkan giginya sebelum membuka mata kembali.“Aku tidak akan membiarkanmu melakukan ini.” Nala berb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status