Semua Bab Pijatan Nikmat Sang CEO: Bab 51 - Bab 60

232 Bab

Bab 51: Bayang-Bayang Masa Lalu

Arissa duduk di meja kerjanya di klinik, matanya fokus pada tumpukan berkas yang harus diselesaikan. Hari-hari berjalan dengan cepat, dan meskipun ia merasa lebih tenang dibandingkan beberapa waktu lalu, ada sesuatu dalam dirinya yang terus mengganjal. Pekerjaan menjadi pelarian terbaik baginya, tapi ia tidak bisa menepis perasaan hampa yang terkadang muncul di tengah kesibukannya.Setiap kali seseorang berbicara tentang hubungan atau perasaan, hatinya terasa berat. Seakan-akan, ada sesuatu yang menahannya untuk benar-benar membuka diri kepada orang lain. Tidak ada satu pun yang tahu betapa dalam luka yang masih ia simpan, betapa ketakutan akan pengkhianatan yang terus membayanginya.Namun, meskipun ia berusaha keras untuk menekan perasaan itu, teman-temannya mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda pada Arissa. Lila, sahabat baiknya, adalah salah satu yang pertama kali merasakannya. Lila sudah lama mengenal Arissa, dan ia tahu betul bahwa ada sesuatu yang tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 52: Bayang-Bayang Masa Lalu

Arissa duduk di kamar tidurnya, menatap kosong ke luar jendela. Cahaya senja yang redup mengalir melalui tirai jendela, menerangi wajahnya dengan lembut. Tetapi meskipun pencahayaan itu menenangkan, bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya, menyelimutinya dengan kenangan yang sulit dilupakan. Saat itu, ia tidak sedang berada di klinik atau bersama teman-temannya. Ia sedang merenung, memikirkan kehidupan yang pernah ia jalani, dan bagaimana semuanya berubah begitu drastis dalam sekejap.Flashback itu datang tanpa diundang, kembali menghidupkan kenangan pahit yang seharusnya telah lama terlupakan. Arissa masih ingat betul bagaimana kehidupannya yang sebelumnya damai dan penuh kemewahan, hancur dalam sekejap mata.Dulu, keluarganya adalah keluarga yang dihormati dan sangat dihargai di kota. Ayahnya, seorang pengusaha sukses, memiliki banyak perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor. Ibunya adalah wanita yang sangat elegan, selalu tampil dengan sempurna, menjadi pus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 53: Kehampaan yang Tak Terelakkan

Nathaniel duduk di kursi kantornya yang besar, tangan terlipat di atas meja, menatap layar komputer yang berisi laporan-laporan bisnis yang tak kunjung selesai. Meski fisiknya berada di sana, pikirannya jauh. Tidak ada yang bisa mengalihkan perhatian atau memberikan rasa kepuasan yang biasa ia rasakan ketika fokus pada pekerjaan. Segala sesuatu terasa kosong.Selama bertahun-tahun, ia hidup dalam dunia yang dipenuhi kesuksesan dan kekuasaan, tempat di mana segalanya seharusnya bisa dibeli dengan uang dan pengaruh. Namun, sejak Arissa pergi, segala sesuatu tampak hampa. Kehidupannya yang dulunya padat dengan berbagai aktivitas, kini terasa seperti rutinitas yang tidak berarti. Meskipun ia mencoba untuk membenamkan dirinya dalam pekerjaan, hatinya terus tergerus oleh kekosongan yang semakin terasa setiap harinya.Nathaniel meremas ujung jari-jarinya, berusaha menenangkan diri. Pekerjaan memang bisa mengalihkan sebagian besar pikirannya, tetapi tidak bisa mengusir perasaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 54: Percakapan yang Menyentuh Hati

Suasana acara sosial itu penuh dengan kegembiraan dan canda tawa, tetapi bagi Nathaniel, semuanya terasa jauh. Ia berdiri di sudut ruang, memegang gelas anggur yang sudah hampir habis, sementara matanya berkeliling, menatap orang-orang yang tampak terlibat dalam percakapan yang riuh. Di tengah keramaian itu, hatinya tetap terperangkap dalam kehampaan yang sama, perasaan bersalah yang tak kunjung hilang setelah kepergian Arissa.Nathaniel tidak tahu bagaimana ia bisa terjebak dalam acara seperti ini. Biasanya, ia akan sangat menikmati kesempatan untuk bertemu dengan kolega dan orang-orang penting, tetapi kali ini, ia merasa asing di tengah kerumunan. Setiap percakapan yang terjadi di sekitarnya terdengar bising dan tak berarti. Pikirannya terus kembali pada Arissa, pada segala yang telah terjadi, dan pada rasa sakit yang ia rasakan setelah mengusir wanita yang sebenarnya begitu berarti baginya.Di tengah keramaian itu, matanya tertumbuk pada seseorang yang tidak ia duga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 55: Pesan yang Tidak Terjawab

Pagi itu, Nathaniel berdiri di luar klinik Arissa, matanya menatap pintu kaca yang tertutup rapat. Udara pagi yang segar terasa tak berarti di sekitarnya, seolah segala sesuatu di dunia ini menjadi kabur. Dalam beberapa minggu terakhir, ia telah berusaha sekuat tenaga untuk menebus kesalahan yang ia perbuat terhadap Arissa, dan kini, untuk pertama kalinya, ia berdiri di depan pintu tempat wanita itu bekerja, berharap mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengannya.Namun, meskipun hatinya penuh dengan niat baik, Nathaniel merasa ada sesuatu yang menghalangi dirinya untuk masuk. Rasa bersalah yang mendalam masih membebani langkahnya, dan ketidakpastian akan bagaimana Arissa akan menerima kehadirannya semakin membuatnya ragu.Ia menarik napas dalam-dalam dan melangkah mendekat ke meja resepsionis di depan pintu klinik. Seorang resepsionis yang ramah menyapanya, tetapi ada keraguan dalam matanya ketika ia menyadari siapa yang berdiri di sana. "Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, Tua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Bab 56: Menggali Masa Lalu

Nathaniel tidak bisa lagi menahan rasa penyesalannya. Setiap hari yang berlalu tanpa adanya kesempatan untuk berbicara dengan Arissa membuatnya semakin tenggelam dalam rasa bersalah yang tak terkatakan. Meskipun ia sudah mengirimkan pesan, dan meskipun ia sudah mencoba memberikan ruang, hatinya tetap merasa kosong dan tak lengkap tanpa adanya penjelasan darinya. Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain terus memikirkan segala yang telah terjadi.Satu hal yang terus mengganggu pikirannya adalah betapa sedikitnya ia tahu tentang masa lalu Arissa. Selama ini, ia hanya mengenalnya sebagai seorang wanita yang profesional dan sabar, seseorang yang selalu ada untuk membantu orang lain tanpa meminta balasan. Namun, ketika ia mulai merenung lebih dalam, Nathaniel sadar bahwa ia tahu hampir tidak ada tentang Arissa di luar pekerjaannya sebagai terapis.Dengan tekad yang bulat, Nathaniel memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang wanita yang telah begitu banyak memberinya bantuan—t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Bab 57: Membuktikan Kesungguhan

Nathaniel berdiri di balkon apartemennya, memandang keluar dengan tatapan kosong. Pikirannya masih dipenuhi dengan gambar-gambar Arissa—senyumnya yang lembut, cara dia mendengarkan setiap kata dengan penuh perhatian, dan bagaimana dia selalu tahu apa yang dibutuhkan orang lain. Namun, semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa tidak cukup. Ia telah melakukan kesalahan besar, meragukan Arissa pada saat-saat yang paling sulit dalam hidupnya. Ia harus memperbaiki semuanya, tetapi bagaimana? Kata-kata saja tak cukup. Ia tahu itu.Nathaniel merasa bahwa jika ia ingin benar-benar menunjukkan kesungguhannya, ia harus melakukan lebih dari sekadar meminta maaf. Ia perlu berbuat sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata kosong, sesuatu yang akan membuktikan bahwa ia peduli dengan lebih dalam dari sekadar diri dan egonya sendiri.Setelah berpikir cukup lama, Nathaniel mengambil keputusan yang berani. Ia harus melibatkan orang-orang yang dekat dengan Arissa, yang mengenalnya lebih baik, dan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Bab 58: Merenung di Antara Keraguan dan Harapan

 Arissa duduk di meja kerjanya di klinik, matanya fokus pada laporan yang ada di hadapannya, tetapi pikirannya tidak benar-benar berada di sana. Meski hari-harinya diisi dengan pertemuan pasien dan tugas-tugas yang membutuhkan perhatian penuh, pikirannya selalu kembali ke satu hal: Nathaniel.Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya dari rasa cemas yang mengganggu. Meski ia berusaha keras untuk melanjutkan hidup, untuk membiarkan semua yang terjadi antara dirinya dan Nathaniel menjadi bagian dari masa lalu, hatinya tidak pernah benar-benar bisa sepenuhnya melepaskan diri dari kenangan tentang pria itu.Nathaniel adalah pria yang sulit untuk dilupakan. Selama waktu mereka bekerja bersama, Arissa merasa seperti ia telah menemukan seseorang yang bisa benar-benar melihatnya—seluruhnya. Tidak hanya sebagai seorang terapis atau seorang wanita yang bekerja keras, tetapi sebagai seorang individu dengan semua kelemahan dan kekuatan yang ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 59: Kejutan untuk Arissa

Nathaniel berdiri di balkon apartemennya, memandangi langit senja yang berwarna oranye keemasan. Di sekelilingnya, suasana kota yang sibuk tampak begitu jauh, seakan ia berada di dunia yang terpisah dari realitas. Semua yang ia lakukan, semua yang ia usahakan, hanya untuk satu tujuan: memperbaiki kesalahan besar yang telah ia buat. Ia tidak tahu apakah Arissa akan memberinya kesempatan kedua, tetapi ia yakin bahwa jika ada satu hal yang harus ia lakukan, itu adalah menunjukkan dengan sepenuh hati betapa menyesalnya ia atas tindakannya. Arissa layak mendapatkannya.Semenjak ia meluncurkan program amal tentang kesehatan mental yang ia harapkan bisa menjadi simbol penyesalannya dan niat tulusnya untuk membantu dunia, Nathaniel merasa seakan ada sedikit harapan yang bersinar dalam dirinya. Namun, meski ia merasa bahwa ini adalah langkah yang benar, ia tahu bahwa tindakan tersebut bukanlah segalanya. Ia harus melakukan sesuatu yang lebih personal, sesuatu yang akan langsung menyen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 60: Sebuah Awal Baru

Suasana klinik Arissa tampak lebih tenang dari biasanya. Lampu-lampu lembut yang menggantung di langit-langit memancarkan cahaya hangat, menciptakan aura kedamaian yang menyelimuti setiap sudut ruangan. Di meja resepsionis, Lila duduk dengan senyum tipis di wajahnya, tampaknya menunggu sesuatu. Pada sudut ruangan lainnya, Arissa memandang beberapa catatan yang tersebar di atas meja kerjanya. Meskipun tampak fokus pada pekerjaannya, matanya sesekali melirik ke arah pintu masuk, tempat yang baru saja dilewati oleh Nathaniel beberapa menit lalu.Hari ini adalah hari yang penuh dengan ketegangan. Nathaniel telah meminta pertemuan ini, dengan niat untuk berbicara langsung kepada Arissa setelah berbulan-bulan penuh penyesalan dan keraguan. Dia tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki untuk menunjukkan kepada Arissa betapa dalam penyesalannya dan seberapa besar perubahannya sejak kejadian yang merusak hubungan mereka.Arissa duduk diam di kursinya, menggig
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status