Pagi itu, cahaya matahari pertama mulai menembus jendela bengkel Kemrick, menerangi ruangan dengan kehangatan yang lembut.Kiran sudah berada di depan paron, tangannya dengan terampil mulai menempa sebilah pedang. Keringat mulai membasahi dahinya, namun gerakannya tetap stabil dan fokus, seolah-olah ia telah melakukan ini selama bertahun-tahun.Tiba-tiba, langkah kaki Roric terdengar, memecah konsentrasi Kiran. Kiran menoleh, sedikit terkejut melihat ekspresi kurcaci itu berbeda dari kemarin—tidak lagi marah, melainkan serius namun bersahabat."Kau cukup terampil untuk manusia," gumam Roric, mengamati gerakan tangan Kiran, menilai kemampuannya.Kiran tersenyum tipis, merasa sedikit lega dengan perubahan sikap Roric. "Aku belajar cepat," jawabnya, nada bicaranya penuh percaya diri.Roric mendekati, memperhatikan pedang yang sedang Kiran tempa, matanya penuh minat. "Bagus. Karena aku punya tawaran untukmu.""Tawaran?" Kiran menghentikan pekerjaannya, menatap Roric penuh minat, menunggu
Terakhir Diperbarui : 2025-03-10 Baca selengkapnya