ホーム / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / チャプター 21 - チャプター 30

Kebangkitan Klan Phoenix のすべてのチャプター: チャプター 21 - チャプター 30

135 チャプター

Ladang Perang.

Sudah tujuh hari tujuh malam, kelompok lima itu menembus hutan. Kabut tebal masih menyelimuti pepohonan, dan udara terasa lembab serta dingin. Namun, tak ada serangan yang menghadang, baik dari makhluk gaib penghuni hutan, maupun pasukan Qingchang—para penunggang Galileon yang ditakuti.Keheningan hutan seolah menipu, membuat Nethon, yang selama ini selalu tampak khawatir, akhirnya mengeluarkan komentar. “Jika perjalanan tetap aman seperti ini, kita akan tiba di Gunung Rotos lebih cepat dari jadwal!” ujarnya, mencoba mencairkan ketegangan yang terasa di antara mereka.Pigenor menoleh, matanya yang tajam menatap Nethon dengan tatapan dingin.“Jangan terlalu berlega hati, anak muda,” ucapnya, suaranya rendah namun penuh peringatan. “Kita baru memasuki Hutan Yarcam, wilayah perbatasan Tengzhi dengan Chosa!”Justru sekaranglah saatnya kau meningkatkan kewaspadaan. Wilayah ini dikenal sebagai tempat yang berbahaya, bahkan bagi mereka yang sudah berpengalaman.”Nethon mendengus dingin, tida
last update最終更新日 : 2025-02-22
続きを読む

Priest.

Di depan mata mereka, dua kelompok pasukan saling baku hantam. Dari pakaian dan baju zirah yang mereka kenakan, Kiran menebak bahwa ini adalah pertempuran antara Tentara Aliansi Qingchang - Hersen melawan pasukan Chosa.Sekitar seribu tentara Aliansi beradu pedang dengan seribu pasukan Zolia. Sementara itu, dari balik bukit kecil di sisi Timur, pasukan Chosa melepaskan hujan anak panah. Setiap anak panah itu menyala dengan api, mengaum saat melesat di udara.“Panah sihir!” gumam Kiran pelan, matanya menyipit. “Sepertinya Aliansi tidak akan bertahan lama. Pasukan Chosa dengan peralatan tempur mereka yang canggih akan menang.”Kata-kata Kiran tidak ditanggapi. Semua orang tercekam, menyaksikan kecanggihan alat perang Chosa. Bukan hanya panah sihir, pasukan Chosa juga melepaskan tembakan dari senjata api berbahan mesiu. Suaranya bergemuruh, seperti mesin perang semi-modern yang mengancam.Dalam sekejap, pasukan Aliansi kocar-kacir.Bahkan kapal roh milik Qingchang yang melayang di udara
last update最終更新日 : 2025-02-22
続きを読む

Tameng Kristal.

“Chen!” teriak Kiran, suaranya menggelegar di tengah hiruk-pikuk medan perang. Tanpa peduli hujan anak panah sihir yang melesat atau dentuman senjata semi-modern yang meluluhlantakkan segala sesuatu di sekitarnya, Kiran melompat.WUSSH!Dengan gerakan gesit, Kiran melompati batu tinggi tempat mereka bersembunyi. Keempat kawannya hanya bisa melongo, menyaksikan Kiran melompat batu setinggi tiga meter dengan mudah, seperti seorang ahli.Meskipun kekuatan sihirnya terblokir oleh kalung kutukan, kemampuan fisik dan keterampilan tempurnya masih utuh. Skill Evasion—kelincahan yang telah ia latih sejak di akademi sihir — muncul seolah terbangunkan oleh naluri menyelamatkan Chen, sahabatnya sejak masa kecil di Institut Sihir Kota Shanggu.Kiran, Lila, Chen, dan Kenji adalah empat sahabat yang tak terpisahkan. Persahabatan mereka terjalin erat, seperti keluarga sendiri. Mereka pernah menghabiskan hari-hari panjang bersama, berlatih sihir, dan berbagi mimpi di bawah langit Kota Shanggu.Itulah
last update最終更新日 : 2025-02-23
続きを読む

Lubang Jarum.

Kiran dan kawan-kawannya menghilang dari arena perang dengan bantuan amulet sihir Elf yang dibawa Pigenor. Amulet itu berkilauan dengan cahaya kebiruan, memancarkan energi magis yang terasa hangat saat Pigenor melemparkannya ke udara.Seketika, portal sihir terbuka dengan suara gemuruh yang memecah udara. Cahaya putih kebiruan menyilaukan mata mereka saat mereka melangkah masuk ke dalam portal.Ruang dan waktu seolah terdistorsi, dan dalam sekejap, mereka muncul dua puluh kilometer dari arena perang.Udara di sekitar mereka terasa lebih dingin, dan keheningan hutan menggantikan kekacauan medan pertempuran.“Ayo, kita cari tempat untuk bersembunyi!” seru Pigenor, wajahnya tegang. “Meskipun kita jauh dari arena perang, bukan mustahil jika sihir pelacak lawan masih bisa mengidentifikasi ledakan portal tadi, lalu musuh akan mengejar kita.”Emma dan Nethon segera membuka selembar kertas besar yang mereka ambil dari dalam tas penyimpanan. Peta itu terlihat tua, dengan garis-garis yang sudah
last update最終更新日 : 2025-02-23
続きを読む

The Rune.

Kiran berhenti mengikuti instruksi penjaga kota. Namun, dia tetap menunduk, dengan hoodie yang menutupi sebagian wajahnya, mencoba menyembunyikan identitasnya sebaik mungkin.Suaranya terdengar rendah, hampir tertelan oleh kain hoodie yang berkibar mengikuti angin, menutupi mulutnya.Sejak melihat gerbang Kota Tengzhi dari jauh, bukan hanya Kiran dan kawan-kawannya yang menyamarkan diri dengan jubah berhoodie ala pengelana.Chen, yang sekarat di punggung Kiran, juga disamarkan dengan hoodie untuk menghindari kecurigaan. Saat ini, napas Chen terasa lemah, dan Kiran bisa merasakan betapa panas tubuh sahabatnya itu.“Tuan-tuan, ada yang ingin ditanyakan?” tanyanya, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang. Udara dingin malam menusuk kulitnya, dan bayangan kegelapan di sekitar gerbang kota menambah ketegangan.TSING!Suara gemerincing tombak terdengar ketika salah satu penjaga menunjuk ke arah sosok Chen yang digendong di punggung Kiran.“Tunjukkan apa
last update最終更新日 : 2025-02-24
続きを読む

Zayed Sang Pendongeng.

Namun, keterkejutan itu hanya sebentar menyelimuti hati Kiran. Terbiasa dengan kejutan demi kejutan dalam perjalanan mereka, dia langsung bergegas ke meja administrasi yang juga berfungsi sebagai bar.Kiran merasa sedikit cemas, mengingat kondisi Chen yang semakin lemah di punggungnya.Di sana, seorang pria berusia sekitar empat puluh lima tahun sedang sibuk bekerja. Dia berjanggut tebal, mengenakan busana musim semi dengan lengan baju tergulung hingga siku. Keringat menetes di keningnya, bertolak belakang dengan udara dingin di luar.Pria itu tampak sangat fokus, tangannya bergerak cepat menyiapkan minuman dengan keterampilan yang luar biasa. Beberapa minuman yang dia buat berwarna menakjubkan, seperti biru laut dan hijau zamrud.Jika tidak melihat sendiri, seseorang mungkin mengira minuman itu dibuat dengan sihir.“Tuan, ada kamar kosong? Kami butuh setidaknya empat kamar,” ujar Kiran. Dia menghitung: Emma harus mendapat kamar sendiri karena dia perempuan, dan Chen yang sedang sakit
last update最終更新日 : 2025-02-25
続きを読む

Cerita Sang Pemanggil Arwah.

Semua orang di dalam Pub The Rune terdiam, larut dalam dongeng dan cerita yang diperagakan Tuan Zayed. Suasana yang sebelumnya riuh rendah seketika berubah menjadi hening, seolah udara di ruangan itu ikut menahan napas.Pendongeng itu menceritakan kisah-kisah kedigdayaan tiga panglima perang dari Hersen.Suaranya bergema, penuh dengan intonasi yang menciptakan ketegangan. Setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti membawa bayangan kegelapan, membuat seisi pub terpaku dalam diam.Kelompok Kiran juga demikian. Mereka duduk dalam diam. Tak ada yang berbicara.Namun, dari ekspresi mereka, semua bisa menebak bahwa sosok Onimur, pengendara Mandrasath, datang ke dataran tengah dengan misi khusus.Kiran merasakan dingin menyelinap di tulang punggungnya, seolah bayangan Onimur sudah mengintai dari jauh.“Apakah yang dimaksud sosok yang diburu Onimur adalah aku?” gumam Kiran pelan, matanya menatap kosong ke arah panggung. Pikirannya berputar, membayangkan ia diburu oleh panglima perang sekal
last update最終更新日 : 2025-02-25
続きを読む

Malam Di Kaki Gunung Rotos.

Matahari baru terlihat berupa jejak cahaya kuning di langit Timur. Kota Tengzhi masih gelap, hanya diterangi oleh lampu-lampu minyak yang redup di sepanjang jalan.Sesekali, terlihat para pedagang yang melintas dengan barang bawaan, bersiap untuk berjualan di pasar kota. Suasana pagi yang sepi itu terasa menegangkan, seolah menyembunyikan bahaya yang belum terlihat.Kiran beserta empat kawannya berjalan keluar dari The Rune. Mereka menyusuri lorong kumuh yang kini sepi, sambil menuntun seekor keledai yang menarik gerobak kecil, seukuran satu tubuh manusia.Di atas gerobak itu, Chen masih terlelap, tubuhnya dibungkus selimut tebal untuk melindunginya dari udara pagi yang dingin. Meski belum sadar, rona wajah Chen sudah terlihat lebih sehat, berkat ramuan herbal dari Pigenor.Gerobak itu dipesan khusus oleh Kiran pada Volker, pemilik Bar dan Penginapan The Rune. Volker, dengan sikapnya yang ramah namun penuh rahasia, membantu mereka tanpa banyak bertanya, selama koin emas ada.Pigenor,
last update最終更新日 : 2025-02-26
続きを読む

Pagi Yang Terkoyak.

Kiran bersama Nethon mengendap-endap masuk ke sebuah hutan kecil di kaki Gunung Rotos, tak jauh dari tempat kelompok mereka menghangatkan tubuh di api unggun.Suasana hutan yang gelap dan sunyi membuat setiap langkah mereka berdua terasa lebih menegangkan. Sesekali terdengar suara dahan kering patah dan bunyi dedaunan yang diinjak, meski pelan.Kiran menatap Nethon, matanya berbinar penuh tantangan.“Ayo bertanding. Siapa yang berhasil menembak sasaran, hewan liar di depan sana,” ujarnya dengan suara rendah namun penuh semangat.Nethon tersenyum remeh, matanya menantang balik. “Siapa takut? Ayo kita bertanding...” jawabnya cepat, langsung mulai membentuk segel sihir, siap untuk memanggil api.Ekspresi Kiran langsung mencemooh. “Apa nikmatnya berburu menggunakan sihir api? Semua akan terasa mudah, bukan? Mengapa tidak menggunakan keterampilan fisik saja? Kamu punya belati, bukan?” ujarnya, mencoba memprovokasi Nethon dengan tatapan menghina.Nethon diam sejenak, tampak berpikir. Lalu K
last update最終更新日 : 2025-02-26
続きを読む

Persiapan Tempur.

Karena mereka berada di kaki Gunung Rotos yang lebih tinggi, kelompok Kiran dengan mudah mencari tempat berlindung sambil merancang serangan balik terhadap Krado dan kelompoknya.Suasana genting seketika menyelimuti mereka.Krado datang dengan sepuluh orang, sementara Kiran hanya berlima. Situasi ini sangat riskan, tetapi Kiran tak mau menunjukkan kelemahannya.“Pigenor dan Malven, kalian harus mengambil posisi lebih tinggi lagi, di atas tebing itu,” ujar Kiran, memindai medan perang di bawah dengan cermat. Dari kejauhan, tampak debu mengepul tinggi, pertanda Galileon sedang berpacu cepat. “Dari atas sana, kalian bisa melancarkan serangan anak panah, menyerang dari jarak jauh!” titahnya.Pigenor dan Malven mengangguk, wajah mereka serius.Tanpa bicara, mereka segera bergerak serempak, memanjat tebing tinggi di sekitarnya dengan gesit. Tak lama kemudian, mereka sudah berdiri di ketinggian, busur dan anak panah siap ditarik.Dari posisi itu, mereka bisa melihat seluruh medan perang, me
last update最終更新日 : 2025-02-27
続きを読む
前へ
123456
...
14
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status