Semua Bab Kebangkitan Klan Phoenix: Bab 31 - Bab 40

135 Bab

Krado dan Perapal Mantra

Jangan dikira bahwa dua anak panah yang ditembakkan oleh Pigenor dan Malven hanyalah anak panah biasa. Itu adalah anak panah sihir.Di kepala anak panah yang tajam, sudah terlilit mantra dan jampi-jampi khusus. Pemimpin Elf sendiri yang merapalkan mantra pada anak panah itu, memasukkan energi dahsyat ke dalamnya sehingga dampak yang dihasilkan bisa sangat mengerikan.Itulah sebabnya, ketika dua anak panah Pigenor dan Malven jatuh ke tanah, tak jauh dari kaki Galileon yang berlari kencang, efek ledakan langsung terjadi.BOOOM!Tanah bergetar hebat, bahkan beberapa bagiannya terlempar ke udara akibat ledakan eksplosif yang dahsyat. Dua penyihir yang berada di dekat lokasi ledakan terlempar dari punggung Galileon mereka.Keduanya terguling-guling di tanah, lalu menjerit kesakitan pada saat kaki Galileon yang lain yang berlari kencang menginjak-injak mereka hingga tewas seketika.“Terkutuk!” teriak Krado, wajahnya merah padam karena marah. “Kalian menggunakan panah sihir Elf! Ini tak akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Kejutan Tak terduga – Part I.

Kiran bersembunyi di balik pepohonan, terlindung oleh dahan-dahan rimbun dari pohon ek yang menjulang tinggi.Dari tempat persembunyiannya, Kiran mengamati tujuh perapal mantra yang tampak sibuk mengeluarkan kutukan agar tameng sihir mereka berfungsi menahan serangan anak panah dan tebasan pedang air.Para perapal mantra itu tampak berjuang dengan segenap tenaga untuk melemahkan serangan sihir elemen air yang dilontarkan oleh Emma, berbentuk pedang besar berkilau di udara.Setiap ayunan pedang air ciptaan Emma memancarkan kekuatan yang memukau, menebas udara dengan presisi yang mematikan.TRANG! TRANG!Tameng sihir yang dibuat perapal mantra berulang kali memercikkan api, membuat tangan tujuh orang itu gemetar. Mereka tampak kerepotan dan terdesak oleh serangan tebasan pedang air yang tak kunjung reda, ditambah hujaman anak panah dari atas tebing.“Hati-hati! Dia berbahaya!” teriak salah satu perapal mantra. “Kita tak bisa bergerak, dia dengan pedang sihir itu selalu menghalangi kami!
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Kejutan Tak terduga – Part II.

Ketujuh perapal mantra segera memacu Galileon mereka, berusaha mendekati posisi Emma dengan cepat, mengabaikan segala risiko yang mengintai.Namun, pada saat yang sama, dari atas pohon, sesosok bayangan berkelebat dengan gesit.Bayangan itu memegang sebilah pedang pendek yang berkilau, seolah itu adalah cahaya bintang. Dengan gerakan cepat dan terencana, sosok itu meluncur turun, jatuh tepat di atas Galileon perapal mantra yang bermulut kotor.Dengan sekali hujaman pedang yang mematikan, sosok yang ternyata adalah Kiran menusuk punggung perapal mantra bermulut cabul itu. “Mati kau!”“Kamu!” jerit perapal mantra itu, hanya sempat menoleh sejenak sebelum pedang bintang menembus punggungnya, langsung menuju jantung.Perapal mantra itu jatuh ke tanah dalam keadaan tak bernyawa, matanya melotot, menunjukkan ketidakpuasan akan kematiannya yang tiba-tiba dan tidak terduga.Kiran berdiri di atas tubuh lawan yang tak berdaya, merasakan adrenalin mengalir deras dalam dirinya.+++Di sisi lain,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Kebangkitan Sang Priest – Part I.

"Healing!""Buff!”“Debuff!"Kiran menatap ke arah gua yang jauh, di sana bayangan seseorang terlihat mengangkat tangan ke langit. Energi sihir pemulihan yang kuat membuat keadaan berubah drastis.Cahaya berwarna putih, seperti sinar bintang yang bersinar terang, melingkupi Kiran dan kawan-kawannya, memberikan mereka energi pengharapan.Keadaan yang mulanya genting dan mencekam kini bertransformasi dengan cepat. Semua orang yang bertarung dibuat tercengang oleh kejadian aneh ini.“Mengapa sinar itu tepat jatuh di atas kepala para penghianat?”“Apa arti Buff dan Debuff?” tanya salah satu perapal mantra lainnya, suaranya penuh kebingungan dan ketidakpastian.Tak ada yang bisa menjelaskan, hanya aura asing yang melayang di udara, membuat kelompok Krado menjadi gentar. Sebuah ketakutan yang tak terucapkan menyelimuti mereka, seolah-olah mereka sedang menghadapi kekuatan yang tidak dapat mereka kendalikan.Emma, yang tadinya sudah kehabisan energi spiritual, tiba-tiba merasakan lautan ener
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Kebangkitan Sang Priest – Part II.

Ancaman di depan mata semakin nyata."Kita berpencar. Buat mereka bingung!" teriak yang lainnya, berusaha menyusun rencana untuk menyelamatkan diri dari bencana yang mengancam.Ketika ketiga perapal mantra ini mencoba melarikan diri, tiba-tiba Kiran sudah berdiri di hadapan salah satu perapal mantra. Dia berdiri di atas Galileon jarahan. Pedang Bintang tampak berkilauan di tangan, memancarkan cahaya tajam yang menakutkan."Mau lari? Jangan mimpi!" ejek Kiran, suaranya penuh tantangan dan keberanian, menggema di tengah kegelapan yang menyelimuti medan pertempuran.Perapal mantra ini menatap Kiran dengan tatapan marah, lalu melepaskan kutukan sekali lagi, berusaha membuat Kiran menjadi kaku dan membatu, seolah-olah ia adalah patung yang tak berdaya.Namun, suara misterius dari atas bukit kembali terdengar..."Healing!!""Buff!""Debuff!"Seperti kejadian sebelumnya, cahaya berwarna putih itu jatuh menimpa Kiran dan kawan-kawannya.Energi pemulihan menyembuhkan mereka dengan cepat, dan e
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Chen Sang Priest.

"Chen... Anda baik-baik saja?" tanya Kiran, matanya menantang cahaya matahari senja yang membayangi Chen. Priest itu berdiri tegak di depan Kiran, meski tubuhnya tampak goyah.Di belakang Kiran, sahabat-sahabatnya—Emma, Nethon, Pigenor, dan Malven—mendaki tebing tinggi, berusaha secepat mungkin mencapai gua tempat Chen berdiri.Suara angin berdesir mengiringi gerakan gesit para petarung terlatih itu. Dalam sekejap, mereka sudah berdiri di samping Kiran, wajah mereka memancarkan keprihatinan yang mendalam saat menatap Chen."Tuan Priest... Terima kasih atas bantuan Anda," ucap Emma, suaranya lembut, menghangatkan suasana. Dia merasa lega melihat Chen masih berdiri di sana, meskipun jelas bahwa dia belum pulih sepenuhnya.Chen hanya memberikan senyuman tipis, senyum yang memancarkan keikhlasan meskipun wajahnya terlihat pucat. Dengan sikap hormat, dia membungkuk sambil memegang dadanya, tanda bahwa ia belum sepenuhnya pulih dari kelelahan yang dideritanya."Priest, Anda baik-baik saja?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Klan Grimbeard.

Keesokan hari, kelompok Kiran meninggalkan kaki gunung, bergerak menuju Puncak Rotos. Angin pagi bertiup lembut, membawa udara segar yang memenuhi paru-paru, menyegarkan semangat kelompok yang kini berjumlah enam orang."Beruntung kami mendapatkan Galileon peninggalan Krado dan kelompoknya. Perjalanan ini jadi lebih mudah..." teriak Kiran dengan ekspresi gembira, suara tawanya mengisi udara pagi yang sejuk.Galileon adalah makhluk tunggangan yang sangat cepat menyesuaikan diri. Meskipun ganas, begitu seseorang berhasil menaklukkan mereka, makhluk itu akan patuh sepenuhnya.Kiran dan kawan-kawannya harus berjuang selama satu jam untuk menaklukkan Galileon. Berulang kali mereka terjungkal, terhempas oleh kekuatan Galileon yang liar, sebelum akhirnya menaklukkannya."Dan kita akan lebih cepat mencapai puncak, lalu bertemu Kemrick sang penempa..." tambah Nethon dengan semangat yang menyala, membayangkan pertemuan yang indah dengan sang kurcaci legendaris."Ngomong-ngomong, seperti apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bintang Abadi Tursite.

Kiran dan kawan-kawannya tiba di Puncak Rotos ketika malam sudah sangat larut. Di puncak gunung, hanya terlihat pepohonan cemara yang bergoyang tertiup angin.Suara daun bergesek menimbulkan simfoni yang memberi kesan menyeramkan pada malam itu."Kita akan mencari pintu masuk ke Kota Ironhold di tiap tebing terjal. Nanti akan ada petunjuk," jelas Pigenor, mengambil alih kepemimpinan. Dalam hal ini, Pigenor lebih memiliki pengetahuan tentang Kaum Kurcaci. Jadi, alangkah bijak jika dia yang memimpin perjalanan menuju kota di perut bumi."Kita membagi kelompok menjadi dua. Kami ke barat dan kalian ke timur," teriak Pigenor kepada Kiran, Emma, dan Nethon. Dia sendiri sekelompok bersama Malven dan Chen."Baik!" balas Kiran, memisahkan diri.Kiran dengan kelompoknya bergerak menuju timur, menyusuri jalan setapak yang samar di bawah cahaya bintang.+++Malam semakin larut. Suara binatang malam sesekali terdengar menjawab langkah-langkah Pigenor, Malven, dan Chen, yang meraba-raba di tebing.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Gerbang Kota Ironhold – Part I.

"Kalian sudah diizinkan masuk. Silakan ikuti kurcaci ini!" ucap Skarfum, suaranya tegas dan jelas di tengah malam yang dingin."Akhirnya!" gumam semua orang dengan lega. Wajah mereka berseri-seri setelah kelompok itu disetujui untuk mengunjungi Kota Ironhold oleh Skarfum dan para kurcaci penjaga gerbang. Perasaan lega itu seperti beban berat yang terangkat dari pundak mereka."Di mana sesungguhnya letak pintu menuju Kota Ironhold?" tanya Kiran penasaran.Sejak awal ia dan kelompoknya mencarinya, namun tak juga menemukannya, seolah pintu itu tersembunyi oleh sihir yang kuat. Mereka telah mengelilingi tebing ini selama berjam-jam, memeriksa setiap celah dan retakan, namun tak ada tanda-tanda pintu.Alih-alih masuk ke dalam perut bumi, mereka malah diajak bertarung oleh kelompok kurcaci, sebuah sambutan yang tidak terduga."Kita lihat saja," bisik Pigenor, matanya mengamati setiap celah di tebing. "Aku yakin, pintu itu menggunakan sandi dan dikelola secara sihir. Hanya mereka yang tahu r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Gerbang Kota Ironhold – Part II.

"Ikuti aku!" ucap Skarfum, langsung mengambil alih kepemimpinan. Suaranya tegas, menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang percaya diri.Skarfum, bersama dua kurcaci yang badannya paling tinggi, membawa gada dan tameng, berjalan hati-hati di depan.Mereka tampak waspada, seolah siap menghadapi bahaya yang mungkin mengintai di setiap sudut lorong. Sikap mereka membuat semua orang bertanya-tanya. “Apakah yang harus diwaspadai para kurcaci? Bukankah ini jalan menuju tempat tinggal mereka?”Tentang hal ini, jawabannya akan ada belakangan.Saat itu, di belakang Skarfum, ada Kiran, Emma, Nethon, Chen, dan dua Elf mengikuti dengan langkah yang sama hati-hati. Pasukan kurcaci lainnya berbaris rapi di belakang, menjaga agar tidak ada yang tertinggal.Lorong itu panjang dan meliuk-liuk, menembus jauh ke dalam perut bumi. Saking heningnya, bahkan suara napas semua orang terdengar jelas, menambah kesan bahwa mereka benar-benar sendirian di tempat yang asing ini.Setelah berjalan kira-kira dua ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status