Share

Klan Grimbeard.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-04 19:26:31

Keesokan hari, kelompok Kiran meninggalkan kaki gunung, bergerak menuju Puncak Rotos. Angin pagi bertiup lembut, membawa udara segar yang memenuhi paru-paru, menyegarkan semangat kelompok yang kini berjumlah enam orang.

"Beruntung kami mendapatkan Galileon peninggalan Krado dan kelompoknya. Perjalanan ini jadi lebih mudah..." teriak Kiran dengan ekspresi gembira, suara tawanya mengisi udara pagi yang sejuk.

Galileon adalah makhluk tunggangan yang sangat cepat menyesuaikan diri. Meskipun ganas, begitu seseorang berhasil menaklukkan mereka, makhluk itu akan patuh sepenuhnya.

Kiran dan kawan-kawannya harus berjuang selama satu jam untuk menaklukkan Galileon. Berulang kali mereka terjungkal, terhempas oleh kekuatan Galileon yang liar, sebelum akhirnya menaklukkannya.

"Dan kita akan lebih cepat mencapai puncak, lalu bertemu Kemrick sang penempa..." tambah Nethon dengan semangat yang menyala, membayangkan pertemuan yang indah dengan sang kurcaci legendaris.

"Ngomong-ngomong, seperti apakah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Bintang Abadi Tursite.

    Kiran dan kawan-kawannya tiba di Puncak Rotos ketika malam sudah sangat larut. Di puncak gunung, hanya terlihat pepohonan cemara yang bergoyang tertiup angin.Suara daun bergesek menimbulkan simfoni yang memberi kesan menyeramkan pada malam itu."Kita akan mencari pintu masuk ke Kota Ironhold di tiap tebing terjal. Nanti akan ada petunjuk," jelas Pigenor, mengambil alih kepemimpinan. Dalam hal ini, Pigenor lebih memiliki pengetahuan tentang Kaum Kurcaci. Jadi, alangkah bijak jika dia yang memimpin perjalanan menuju kota di perut bumi."Kita membagi kelompok menjadi dua. Kami ke barat dan kalian ke timur," teriak Pigenor kepada Kiran, Emma, dan Nethon. Dia sendiri sekelompok bersama Malven dan Chen."Baik!" balas Kiran, memisahkan diri.Kiran dengan kelompoknya bergerak menuju timur, menyusuri jalan setapak yang samar di bawah cahaya bintang.+++Malam semakin larut. Suara binatang malam sesekali terdengar menjawab langkah-langkah Pigenor, Malven, dan Chen, yang meraba-raba di tebing.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Gerbang Kota Ironhold – Part I.

    "Kalian sudah diizinkan masuk. Silakan ikuti kurcaci ini!" ucap Skarfum, suaranya tegas dan jelas di tengah malam yang dingin."Akhirnya!" gumam semua orang dengan lega. Wajah mereka berseri-seri setelah kelompok itu disetujui untuk mengunjungi Kota Ironhold oleh Skarfum dan para kurcaci penjaga gerbang. Perasaan lega itu seperti beban berat yang terangkat dari pundak mereka."Di mana sesungguhnya letak pintu menuju Kota Ironhold?" tanya Kiran penasaran.Sejak awal ia dan kelompoknya mencarinya, namun tak juga menemukannya, seolah pintu itu tersembunyi oleh sihir yang kuat. Mereka telah mengelilingi tebing ini selama berjam-jam, memeriksa setiap celah dan retakan, namun tak ada tanda-tanda pintu.Alih-alih masuk ke dalam perut bumi, mereka malah diajak bertarung oleh kelompok kurcaci, sebuah sambutan yang tidak terduga."Kita lihat saja," bisik Pigenor, matanya mengamati setiap celah di tebing. "Aku yakin, pintu itu menggunakan sandi dan dikelola secara sihir. Hanya mereka yang tahu r

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Gerbang Kota Ironhold – Part II.

    "Ikuti aku!" ucap Skarfum, langsung mengambil alih kepemimpinan. Suaranya tegas, menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang percaya diri.Skarfum, bersama dua kurcaci yang badannya paling tinggi, membawa gada dan tameng, berjalan hati-hati di depan.Mereka tampak waspada, seolah siap menghadapi bahaya yang mungkin mengintai di setiap sudut lorong. Sikap mereka membuat semua orang bertanya-tanya. “Apakah yang harus diwaspadai para kurcaci? Bukankah ini jalan menuju tempat tinggal mereka?”Tentang hal ini, jawabannya akan ada belakangan.Saat itu, di belakang Skarfum, ada Kiran, Emma, Nethon, Chen, dan dua Elf mengikuti dengan langkah yang sama hati-hati. Pasukan kurcaci lainnya berbaris rapi di belakang, menjaga agar tidak ada yang tertinggal.Lorong itu panjang dan meliuk-liuk, menembus jauh ke dalam perut bumi. Saking heningnya, bahkan suara napas semua orang terdengar jelas, menambah kesan bahwa mereka benar-benar sendirian di tempat yang asing ini.Setelah berjalan kira-kira dua ja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Ring Of Iron.

    Memasuki Kota Ironhold, suara dentingan logam yang dipalu terdengar makin bertalu-talu, bercampur dengan bau logam panas dan asap yang memenuhi udara. Bukan hanya satu atau dua benturan saja, tapi ada banyak, menciptakan simfoni yang menggetarkan.Suara-suara itu berasal dari bengkel-bengkel penempa yang tersebar di seluruh kota, di mana para kurcaci sibuk mengerjakan senjata, perisai, dan perhiasan. Setiap pukulan palu seolah memiliki makna tersendiri, seperti bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh para kurcaci."Mari kita menghadap pemimpin klan terlebih dahulu. Tak usah memikirkan sarapan pagi. Aku yakin, kalian pasti akan dijamu di kediaman Pemimpin Gladgrik," ucap Skarfum, sambil memimpin kelompok Kiran melewati jalan berbatu-batu yang dipahat dengan halus. Tekstur batu yang dingin terasa di bawah kaki mereka, menambah kesan kuat dari kota ini.Kota Ironhold adalah tempat yang unik. Rumah-rumah penduduk semua terletak di sisi tebing, dipahat dengan seni tinggi sehingga mencer

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pemimpin Gladgrik.

    Aula di kediaman pemimpin Kurcaci terasa dingin, seolah suhu di dalam ruangan ini sengaja dijaga rendah untuk menciptakan suasana megah dan agung.Batu tebing yang dilapisi marmer khusus berkilau, memantulkan cahaya lampu minyak yang menggantung di dinding. Pantulan cahaya ini membuat semua orang mengeretakkan gigi, merasakan dinginnya udara yang menusuk tulang.Di tengah aula, seorang kurcaci bertubuh tambun duduk di singgasana megah.Janggutnya panjang, mencapai dada, dan terlihat terawat dengan baik. Dia mengenakan baju besi cemerlang, tampak dikerjakan oleh ahli terampil, memancarkan aura agung dan misterius sebagai simbol kekuasaannya.Topi ala bangsawan yang dia kenakan tampak dibuat dengan tangan trampil, menyerupai helm perang namun juga berkesan indah dan mewah. Semua perhiasan dan pakaiannya menunjukkan statusnya sebagai pemimpin yang dihormati."Tuanku, ini para tamu dari dunia atas. Mereka penyihir dan Elf. Tampaknya ingin mengungkapkan permintaan pada Klan Grimbeard kami.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Di Arena – Ring of Iron.

    Cahaya obor berkilauan memantul pada dinding batu kota Ironhold, menciptakan bayangan yang bergerak seiring dengan gemeretak api. Aula pertemuan yang tadinya hening kini menjadi mencekam saat Gladgrik, pemimpin Klan Grimbeard, menatap kalung di leher Kiran dengan pandangan tercengang."Kalung sihir buatan Walrock..." desisnya, kali ini dengan nada yang lebih serius. "Tahukah kau apa artinya ini, anak muda? Walrock hanya memberikan belenggu ini pada mereka yang dianggap ancaman terbesar bagi kekuasaannya."Kiran mengangguk pelan, membenarkan. "Itulah mengapa aku membutuhkan bantuan Penempa Kemrick. Aku dengar keterampilannya melampaui penempa mana pun di Benua Ayax ini."Gladgrik terdiam sejenak, masih membelai Bintang Abadi Tursite yang berkilau di tangannya. Matanya menyipit, seolah sedang menimbang sesuatu yang berat."Kemrick memang ahli dalam menempa spiritual, tapi..." ia berhenti sejenak, "dia tidak akan menolong sembarang orang. Terutama manusia dan penyihir.""Tapi kami sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kedai Gauntlet.

    Ring of Iron, Kota Ironhold.Pertarungan terus berlanjut dengan dahsyatnya. Kedua petarung berputar di arena, masing-masing mencari celah dalam pertahanan lawannya. Kurcaci itu mengandalkan kekuatan dan pertahanan baja zirahnya, sementara Kiran bergantung pada kelincahan dan kecepatannya untuk menghindar."Sebagai manusia... Kamu cukup tangguh untuk ukuran manusia," suara berat terdengar dari balik helm sang kurcaci."Dan Anda terlalu lambat untuk seorang petarung legendaris," balas Kiran, berusaha memancing emosi lawannya.Strategi itu berhasil. Dengan raungan marah, kurcaci itu menyerang membabi buta, mengayunkan gadanya dalam gerakan lebar yang kuat namun mudah dibaca. Kiran memanfaatkan celah ini, meluncur di bawah ayunan gada dan menebas ke arah tali pengikat helm sang kurcaci.CLING!Suara logam beradu terdengar nyaring. Tali helm terputus, namun kurcaci itu masih sempat memutar tubuhnya dan menghantam Kiran dengan sisi perisainya. Pukulan itu telak mengenai bahu Kiran, membuatn

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Roric.

    Cahaya obor redup memantul di dinding batu curam Kota Ironhold, menciptakan bayangan yang bergerak seiring langkah mereka.Udara dalam gua perut bumi terasa dingin dan lembab, tanpa embun, hanya hembusan angin bawah tanah yang membelai kulit. Suara langkah kaki menggema di lorong batu yang sempit, menciptakan irama yang menenangkan sekaligus mencekam.Skarfum dan Kiran berjalan menyusuri lorong batu yang berliku. Dinding-dinding bebatuan membentuk terowongan alami yang dimodifikasi oleh keahlian para kurcaci. Setiap langkah mereka menggema, seakan ada penghuni tak kasat mata di gua perut bumi ini sedang mengawasi setiap gerakan mereka."Bengkel Kemrick terletak di jantung kota bawah tanah," kata Skarfum, suaranya memantul di dinding batu. "Kamu akan segera melihat keajaiban para penempa terbaik Klan Grimbeard."Mereka lalu memasuki lorong yang semakin melebar, menampakkan tebing-tebing batu yang dipahat dengan keahlian luar biasa, menciptakan ruang-ruang kerja yang menyatu dengan alam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08

Bab terbaru

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Di Insiden di Pintu Tambang.

    Di depan pintu Tambang kuno bernama Tambang Tartaf, di Perbukitan Fatique...Burs, Imp budak Kiran tampak berdiri dan antri di barisan kelompok penyihir, knight dan pedagang.Saat itu, Burs menajamkan telinganya, menyerap setiap informasi yang bisa ia dapatkan. Paradox Colosseum? Juara Bertahan? Ini informasi baru yang mungkin berguna bagi Tuan Kiran.Saking antusiasnya, Burs menabrak sosok di depannya - penyihir tua berwajah tidak simpatik itu."Aduh! Hei... Kamu penyihir berjerawat. Mau apa kamu merapat di punggungku? Kau ini semacam stalker? Ingin mendengar informasi dariku, ha?" Penyihir tua itu memaki Burs. Adapun Knight, kawan bicara penyihir itu, ia sudah menggenggam pedangnya, siap menebas Burs jika diperlukan.Namun karena Burs menunjukkan ekspresi bodoh, dan minta dikasihani... Kedua orang itu tidak mempermasalahkannya lagi."Maafkan aku... Maafkan aku," ucap Burs membungkuk serendah-rendahnya, seperti orang yang berhati lembut. Sikapnya menimbulkan rasa iba penyihir tua ya

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Burs - Imp Mata-Mata.

    Angin dingin menerpa sayap kelelawar Burs yang mengepak cepat. Sudah hampir setengah hari ia terbang tanpa henti, menjauhi kelompok Kiran dan tuannya yang baru. Hutan White Parrot yang gelap dan misterius perlahan-lahan mulai menipis, digantikan oleh pepohonan yang lebih jarang dan langit yang lebih terbuka."Akhirnya," gumam Burs, menyeka keringat dari dahinya yang merah. "Tuan Kiran tidak tahu betapa jauhnya Tambang Tartaf itu. Untung aku bukan Imp biasa."Burs memang bukan Imp sembarangan. Di antara kaumnya, ia terkenal memiliki stamina terbang yang luar biasa dan kemampuan mengintai yang tajam. Itulah sebabnya Kazam memilihnya sebagai mata-mata pribadi. Namun sekarang, setelah kematian tuannya yang lama, ia harus melayani tuan baru—seorang penyihir manusia yang menurutnya hebat, mampu memanggil Merak Api Gurun Atulla.Saat matahari mulai condong ke barat, Burs akhirnya mencapai penghujung Hutan White Parrot. Di hadapannya terbentang pemandangan perbukitan berbatu yang gersang—P

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kontrak Dua Imp.

    Hutan White Parrot, setelah kematian Kazam yang Agung..."Jangan bunuh aku, jangan akhiri hidupku..." Tiba-tiba, Imp bernama Burs, makhluk kecil yang ketakutan, langsung bersujud di kaki Kiran, memohon belas kasihan."Aku mendukungmu, Tuan muda, aku akan menjadi pelayanmu," Ucap Burs si Imp, suaranya gemetar, yang langsung mencium kaki Kiran, menunjukkan kesetiaan.Melihat hal ini, ekspresi Imp yang satunya, Kon, berubah jelek, menunjukkan rasa iri. Wajahnya menjadi ungu, pertanda marah, ekspresi yang tak menyenangkan."Burs! Kamu sungguh tak punya malu, kamu menjijikkan. Seharusnya aku yang bersujud di kaki Tuan muda ini, aku yang pertama. Kamu yang pada awalnya sangat keras, mencaci kelompok Tuan muda Kiran, kini sudah lebih dahulu mencari muka, kamu munafik!"Tak mau kalah dengan Burs, Kon si Imp yang satunya ikut-ikutan bersujud di kaki Kiran, menunjukkan kesetiaan. Anehnya, mereka berdua kini sikut menyikut, saling dorong, bersikap seolah-olah takut tak diangkat sebagai master o

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Bab 60: Pertarungan Sihir Api Di Hutan White Parrot.

    Kazam berdiri, wajahnya memerah padam, dilanda amarah yang membara. Matanya menyipit, menatap tajam ke arah Emma yang baru saja menghajar dua Imp budaknya, sebuah tindakan yang tak terduga. Kedua makhluk kecil berwarna merah itu kini tergeletak di tanah, merintih kesakitan dengan suara melengking yang memekakkan telinga, sebuah pemandangan yang memuakkan."Beraninya kau menyentuh Burs dan Kon, beraninya kau melakukan itu!" desis Kazam, suaranya sarat akan kebencian, tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih, menunjukkan kemarahan yang memuncak."Tidak ada yang boleh menyentuh budak-budakku, tidak ada yang berani!"Burs, Imp yang lebih kecil dengan tanduk melengkung, perlahan bangkit, mencoba berdiri. Air mata buaya mengalir di pipinya yang merah, menunjukkan kepura-puraan. "Tuan Kazam... mereka menyerang kami tanpa alasan, mereka sangat kejam," rengeknya dengan suara yang dibuat-buat, mencoba mencari simpati. "Kami hanya bertanya arah, kami tidak melakukan apa-apa, ta

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Hutan White Parrot, Hutan yang Penuh Misteri

    Dua hari telah berlalu sejak mereka meninggalkan Lembah Mystral, tempat yang menyimpan kenangan pahit. Perjalanan mereka kini membawa Kiran dan kelompoknya memasuki kedalaman Hutan White Parrot, sebuah hutan pinus abadi yang menjulang tinggi ke langit, sebuah tempat yang penuh misteri.Pohon-pohon pinus raksasa dengan batang keperakan, seperti pilar-pilar yang menjulang, berdiri kokoh, menciptakan kanopi tebal yang hampir tidak meneruskan cahaya matahari ke tanah hutan, memberikan kesan yang mencekam.Udara di Hutan White Parrot terasa berbeda, sebuah perbedaan yang jelas. Lebih dingin, lebih pekat, seolah diselimuti kabut tipis yang tak kasat mata, memberikan kesan yang aneh. Aroma getah pinus yang kuat, seperti wewangian yang khas, bercampur dengan bau tanah lembab dan jamur hutan, menciptakan wewangian khas yang memenuhi setiap tarikan napas, memberikan kesan yang unik."Hutan ini terasa aneh, ada sesuatu yang berbeda," gumam Emma, matanya waspada mengamati sekeliling, mencoba mema

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Lembah Mystral - Kenangan dan Ancaman

    Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, seperti bola api yang memudar, menyisakan semburat jingga kemerahan yang memudar dengan cepat di langit, memberikan kesan waktu yang berlalu.Perjalanan dari Puncak Rotos menuju Lembah Mystral memakan waktu enam jam yang melelahkan.Bayangan panjang kelompok itu terbentuk di tanah saat cahaya terakhir matahari menerangi punggung mereka, menciptakan siluet empat penunggang yang bergerak menuju Tenggara, menuju bahaya yang tersembunyi.Ketika akhirnya kegelapan malam menyelimuti langit, seperti selubung yang tak kasat mata, mereka telah mencapai pinggiran Lembah Mystral, tempat yang tak terlupakan. Bulan sabit menggantung di langit, memberikan penerangan samar, seperti mata yang mengawasi, yang memperlihatkan hamparan luas ladang gandum dan sorgum yang bergoyang pelan ditiup angin malam, memberikan kesan keindahan yang menenangkan."Kita sudah sampai, kita telah kembali," kata Kiran pelan, suaranya penuh makna, menarik tali kekang Gallileonnya

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Perpisahan di Puncak Rotos

    Angin dingin berhembus kencang di Puncak Gunung Rotos, membelai wajah mereka dengan sentuhan es. Awan-awan kelabu bergerak cepat di langit, seperti kawanan serigala yang berlari, seolah terburu-buru menghindari badai yang akan datang, memberikan kesan yang mencekam.Di gerbang Pintu menuju Kota Ironhold, di tepi tebing yang menjulang, Kiran, Emma, Pigenor, dan Chen berdiri menghadap tiga kurcaci yang telah menemani mereka selama beberapa hari terakhir, menjadi saksi perpisahan.Skarfum, Roric, dan Gladgrik—tiga kurcaci dengan perawakan dan karakter berbeda, namun dipersatukan oleh satu harapan: kesuksesan misi pencarian Orchid Altaalaite, permata yang akan mengubah segalanya."Perjalanan ke Tambang Tartaf tidak akan mudah, kalian harus bersiap," kata Gladgrik, suaranya berat dan serius, seperti gema di pegunungan. Janggut panjangnya bergerak tertiup angin, memberikan kesan kebijaksanaan."Kalian harus melewati Lembah Mystral lagi, tempat di mana Onimur dan Mandrazath menyerang kawan

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Orchid Altaalaite

    Ketegangan perlahan mereda, seperti badai yang berlalu, meninggalkan langit yang lebih cerah. Emma menurunkan Pedang Air, senjata itu berubah menjadi butiran air yang jatuh ke lantai batu sebelum menghilang sepenuhnya, kembali ke wujud aslinya.Matanya masih menyiratkan kemarahan, namun kata-kata Kiran, yang penuh kebijaksanaan, telah menyadarkannya, menghentikan amarahnya."Bicaralah," kata Kiran kepada Roric, suaranya masih tegang, namun lebih terkendali, mencoba menenangkan diri. "Apa tujuanmu datang kemari, apa yang kau inginkan?"Roric menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri setelah nyaris kehilangan nyawa, sebuah pengalaman yang mengerikan. Ia melangkah masuk ke dalam ruangan dengan hati-hati, masih waspada terhadap Emma yang menatapnya tajam, penuh curiga."Aku datang dengan berita," ujar Roric, suaranya serius, "dan sebuah tawaran, sebuah kesempatan."Pigenor mengangkat alis, menunjukkan rasa ingin tahunya, tertarik dengan apa yang akan dikatakan Roric. "Berita ap

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Duka yang Membekas di Ironhold

    Malam semakin larut di Kota Ironhold, kegelapan merangkul lorong-lorong batu yang kokoh. Obor-obor di sepanjang jalan, yang biasanya menyala terang, kini mulai meredup, seolah ikut merasakan kesedihan yang mendalam. Kiran, Emma, Chen, dan Pigenor berjalan dalam diam, langkah mereka berat dan penuh kesedihan, melewati jalan-jalan yang kini sepi setelah upacara pemakaman yang menyayat hati di kedalaman Sungai Gibna, tersembunyi di perut bumi, tempat peristirahatan terakhir.Mereka tiba di penginapan, tempat mereka biasa berbagi tawa dan cerita. Ruangan itu terasa lebih luas sekarang, lebih kosong, tanpa kehadiran Nethon dan Malven, dua sahabat yang telah pergi. Dua tempat tidur di sudut ruangan masih rapi, selimutnya terlipat sempurna, seolah menunggu pemiliknya kembali, sebuah pengingat yang menyakitkan.Emma duduk di tepi tempat tidurnya, menatap kosong ke arah lantai batu yang dingin, pikirannya melayang jauh. Chen berdiri di dekat dinding, tubuhnya tegak namun pikirannya masih m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status